Tuk~
Tuk~
Tuk~
Tuk~
Ketukan irama meja terdengar Felicia terdiam sambil memandang lurus ke depan dengan datar.
'Kapan mobilnya selesai diperbaiki?' batinnya bertanya.
"Fe bisa diam gak sih lo! Lagian lo ngapain sih? Diam-diam tapi ngangu tau gak?!" kesal Arman yang ada di depan komputer.
Felicia hanya diam tak menghiraukan ucapan Arman sedangkan Ara, Ezar dan Ryon hanya mengelengkan kepala dan melanjutkan aktifitas mereka.
"Dari pada lo diam, boring di sana mending lo ngerjain dokumen yang numpuk di meja lo sana," saran Arman membuat Felicia mendengus.
"Kak Arman ganteng," ucap Felicia dengan nada yang di ramah-ramahkan.
"Geli gue dengarnya Fe," sahut Arman.
"Sialan! Di puji malah Fea yang di katain," ucap Felicia kesal.
"Dengar ya kak sehari ini aja, Fea gak mau nengok dokumen bikin punyeng," ucap Felicia.
"Yaudah serah lo lah asal jangan ngetuk meja aja jangan berisik," balas Arman.
Ting~
Bunyi notifikasi dari handphone Felicia. Felicia tersenyum misterius ketika melihat yang ada di handphonenya.
"Kakak-Kakak," panggil Felicia membuat Arman, Ryon, Ezar dan Ara memandangnya dengan bingung.
Dengan senyum misteriusnya mulut Felicia bergerak mengatakan sesuatu pada mereka.
"Permainan dimulai," gumamnya berdiri lalu melangkah pergi.
"Permainan mereka telah di mulai ya?" ucap Ryon mengembelakangkan poninya dengan tangan.
"Bukankah ini akan menarik," ucap Ara.
"Ya, saatnya kita berakting bukan?" ucap Ezar.
"Dan membuat permainannya semakin seru," seringai licik dari Arman.
Setidaknya tak ada orang yang lupa bahwa mereka adalah Tim RL tim hebat kebanggaan WE.
Cepat, kuat, tangkas, licik dan cerdas begitulah tim mereka di kenal apa lagi sejak kedatangan Felicia dan Elyza yang membuat tim itu menjadi lebih dan lebih terkenal lagi.
"Come on DE kita bermain," ucap Felicia sambil melangkah keluar.
Pintu ruangan terbuka tepat di depan Felicia. Juna, Faraz dan El juga ingin memasuki ruangan.
"Eh Fe, bukannya tadi lo di bawah y-, apa permainannya udah dimulai?" tanya El.
"Menurut kalian?" tanya Felicia.
"Gak sia-sia Juna marahin lo tadi karena minggu ini kita mendapat hal menarik," ucap Faraz membuat Felicia mendengus.
"Serahlah, 'dia' ada di bawahkan?" tanya Felicia diangguki Juna.
"Bagus, ayo kita mulai, siang ini hal seru akan di mulai," ucap Felicia lalu melangkah pergi menghilang di balik lorong-lorong.
Juna tersenyum miring. "Permainan ya? Berarti kita harus berakting."
...****...
Pintu ruangan tim RL kembali terbuka menampilkan sosok Felicia yang berwajah datar.
"Loh balik lagi Fe?" tanya Arman heran.
"Ya," jawab Felicia dengan datar.
Felicia berjalan memasuki ruangannya.
"Apa perintah anda?" tanya Aundric pada gadis yang duduk di kursi kebesaran Abra melihat monitor di depannya.
"Tidak ada hanya saja kita masih harus mengawasi,"ucap gadis itu.
"Audric, setidaknya siapkan untukku persedian peluru juga senjata untuk bertarung!" pinta gadis itu.
"Dan nanti kau harus pergi bersamaku," tambahnya.
Audric menganguk. "Siap laksanakan!"
"Nona anda di sini?" tanya Brienne kaget melihat gadis itu.
"Yes dan Brienne kau tidak pergi bersama tuanmu" tanya gadis itu.
"Tidak Sir Abra menyuruh saya untuk mengawasi DE di sini," jawab Brenne.
"Hm, Brinne, apa kau mau membantuku?" tanya gadis itu.
"Ucapan anda merupakan perintah Nona!" seru Brienne.
Gadis itu terkekeh. "Sepertinya tuan kalian harus memperbarui kalian agar tidak terlalu formal juga terlalu patuh."
"Kau juga ikut bersamaku nantinya bantu aku menjalankan rencana kali ini," ucap gadis itu
"Yes miss, siap lakasanakan!" seru Brienne.
"Oke nona jadi apa yang kau cari disana?" gumam gadis tadi sambil melihat monitor.
Di tempat lainnya....
Fiona, gusti, Akbar, Siska, Amdan dan Sita sedang berkumpul sambil membuat rencana.
"Ayolah ciptaanku saatnya beraksi~" ucap B-09 dengan seringainya.
"Ini akan menyenangkan!" seru B-10 dengan semangat.
"Ya tapi bagaimana dengan lukamu B-10?" tanya B-04.
"Oh ayolah ini hanya luka kecil, lagian ini akan lebih menyenangkan!"seru B-10.
"Benar, jadi kita akan menjebak tim RL kan? Aku tidak sabar untuk melawan Fox Lady!" seru B-07.
"Tenang sekarang saatnya, rencana dimulai!" seru B-09.
.
.
.
"hai, DE membuat masalah di sini dan seperti yang di katakan Fea korban korban dari kasus sebelumnya benar benar hidup bahkan oh astaga perdana menteri itu juga hidup!" seru Vina di sebrang sana dengan heboh.
"Baiklah kami akan segera kesana kirim kan alamat tempatmu berada dan hubungi yang lain!" pintah Arman.
"kalian yang terakhir yang aku hub-"
Arman mematikan sambungan handphonenya sebelum ucapan Vina selesai.
"bawel," gerutu Arman, "mereka menyerang."
"Ok saatnya kita bermain!" seru El.
"Fea jangan lupa hubungi Ely!" pinta Ryon yang hanya diangguki oleh Felicia.
"Ayo jangan lupa bawa senjata kalian," ucap Juna lalu mereka semua segera pergi.
"Semenyenangkan apa kira-kira kali ini ya?" tanya Ezar yang menyetir mobil.
"Yang pasti akan amat menyengkan," jawab Ara sambil tersenyum.
Sesampainya di tempat tujuan hanya satu kata yang ada di benak mereka berantakan, tempat itu benar-benar berantakan.
Ezar menggelengkan kepalanya. "Tempat ini sangat berantakan melebihi tempat Arman."
"Hei jangan ngina gue dong! lagian gue belum sempat beresin doang, banyak tugas yang gue lakuin," ucap Arman tak terima.
"Nunduk!" seru Faraz yang sontak saja membuat Ezar, Arman, Ryon, Ara, El, Felicia dan Juna menunduk.
Peluru melesat cepat mengenai dinding di belakang Ezar, jika saja Faraz tidak memberitahu mungkin kini pria itu telah tiada.
"Kalian gak papa kan?" tanya Dylan menghampiri mereka bersama Erland.
"Gak papa dengkulmu, nyawa gue hampir melayang nih!" seru Ezar.
"Makanya jangan buat ulah," ejek El padanya, membuat Ezar mendengus.
"Udah jangan kelahi kalian ikut gue cepat!" seru Erland berlari pergi duluan diikuti Dylan dan setelahnya di ikuti Juna dan yang lain.
"Jadi sebenarnya ada apa?" tanya Juna pada Vina ketika mereka sampai di sebuah rumah yang menjadi tempat persembunyian mereka sementara.
"Gak tau juga tiba-tiba mereka nyerang gitu padahalnya patutnya kita yang nyerang karena mereka mencuri permata itu," gerutu Vina masih fokus dengan tabnya.
"Ok, sekarang kita buat rencana!" seru Tina.
"Pendapat lo gimana Jun?" tanya Nara pada Juna.
Juna mengangkat satu alisnya bingung. "Jadi, harus gue yang bikin rencananya?"
"Ya harus lo kan kaptennya," balas Hanif.
"Parah lo pada yang ini aja minta Juna yang bikin rencana," remeh El.
"Terus? Coba lo yang bikin bisa gak?!" tanya Dylan berseru.
"Bisa dong, pertama nih ya kita pergi ketempat lapang yang sepi yang penting jauh dari permukiman warga pokoknya biar jangan ada korban jiwa, terus kita serang mereka di sana tentu setelah mereka terpancing umpan," ucap El.
"Gimana baguskan rencana gue," bangga El.
"Iya iya suka hati lo lah," pasrah Ryon.
"Jadi gimana Jun?" tanya Ara.
"Yaudah kayak gitu," jawab Juna.
"Lumayan juga ternyata ide lo El," ucap Alma.
"Pasti dong!" seru El dengan sombong.
"Sekarang Ayo, kita bagi kelompok pertama gue, El, Ara, Arman, Nara, Dylan, dan Felicia bakal pergi duluan," ucap Juna memberi jeda.
"Dan Vina, Faraz, Ryon, Ezar, Hanif, Erland, Alma dan Tina kalian pergi setelah kami," lanjut Juna.
Setelahnya kelompok Juna segera pergi duluan seperti yang telah mereka rencanakan tadi.
Beberapa orang tampak sedang berjaga di sekitar, Juna mengaguk memberi kode pada El.
'Dor, Dor, Dor
Peluru melesat cepat mengenai angota DE yang berjaga, membuat mereka tumbang seketika, bukan hanya El, Felicia, dan Dylan juga menyerang.
"Ara lo udah dapat tempat yang aman untuk kita lalui?"tanya Juna.
"Udah, gue rasa jalan sebelah kiri lebih aman,"jawab Ara.
"Berapa yang berjaga di sana Man?" tanya Juna lagi yang kini di tunjukan untuk Arman.
"Lebih sedikit yang jaga gue rasa sana memang jalan yang aman," jawab Arman.
"Ok kalau gitu ayo gerak cepat!"seru Juna lalu berlari pergi diikuti yang lainnya.
Seperti yang di ucapkan Arman dan Ara jalan yang mereka lalui benar-benar aman, hanya sedikit anggota yang menjaga itu.
"Kok rasanya ada yang menganjal ya?" gumam Ara bertanya.
"Lo ngerasain jugakan? Seoalah-olah mereka tau kita akan ke sini dan mempermudah jalan kita agar kita masuk keperangkap mereka,"ucap El yang tiba-tiba saja berada di samping Ara.
"Iya, gue tau mereka mau jebak kita tapi gue gak nyangka mereka bisa memprediksikan kita bakal lewat sini," balas Ara.
Mereka berdua sudah sangat tertinggal jauh dengan Juna dan yang lainnya sehingga tidak ada yang mendengarkan mereka.
'Masuk perangkap!' batin Ara dan El sambil tersenyum dan bertos lalu segera mengejar Juna dan yang lainnya.
"Seperti biasa anggota tim RL, White Eagle memang cerdas," ucap B-09.
"Apalagi Fox Lady, ayo saatnya beraksi!" seru B-07 dengan semangat.
Sesampainya di lapangan lapang lebih tepatnya hutan karena di tempat itu di penuhi dengan pepohonan, tempat tujuan Juna dan yang lainnya.
'Dor
Suara tembakan terdengar, refleks membuat Juna menembakkan peluru kearah suara tembakan itu berasal dan tepat pada sasaran mengenai seseorang yang berada di balik pohon.
"Oke sekarang pencar dua-dua orang!" arahan Juna.
Ara dan El pergi kesisi kanan, Dylan dan Nara kesisi kiri dan Arman, Juna serta Felicia kearah selatan.
Dan tepat saat itu Ryon, Ezar, Faraz, Vina, Hanif, Erland, Alma dan Tina tiba disana juga berpencar dengan cepat.
Dor
Dor
Serangan demi serangan dilancarkan oleh musuh, namun dengan tangkas mereka semua bisa membalasnya.
Dor
Dor
"Cih sial banget pelurunya pake habis lagi!" seru Ara.
Dor
"Ara awas!" seru El dengan cepat memeluk wanita itu menghidar dengan cepat dan saat itu pula suara tembakan mengema dengan peluru yang menancap di pohon tempat Ara berada tadi.
Napas Ara memburu, jantungnya berdetak lebih cepat dengan muka yang entah mengapa memerah.
"Lo baik-baik ajakan?"tanya El khawatir.
"Yes, I am fine," balas Ara.
"Hm....El lo bisa awaskan sekarang kita ada disituasi genting loh kalau lo lupa," ucap Ara membuat El tersadar.
"Oh sorry," ucap El melepaskan pelukannya.
"ya gak papa ngomong-ngomong lo masih ada pelurukan? Peluru gue habis nih," ucap Ara yang dibalas anggukan dari El sebagai jawaban.
"Wah wah gak nyangka ya di situasi kayak gini kalian malah pacaran," ucap B-07 yang tiba-tiba datang menghampiri mereka sebelum El sempat memberi peluru pada Ara.
"B-07," desis Ara.
"Hai Fox lady apa kabar?" tanya B-07 tersenyum dengan ceria namun memiliki kilatan amarah di matanya.
"Dan tentu juga Black wolf," lanjut B-07 yang mendapat tatapan tajam yang datar serta dingin dari El.
"Bengis seperti biasa ya," ucap B-07.
"Gak usah basa basi lo mau apa?" tanya Ara.
"Mau apa? Udah jelaskan mau bunuh lo!"seru B-07 tanpa aba-aba langsung menyerang Ara.
Dengan cepat Ara menangkis serangan itu dan menyerang balik, El yang tak ingin diam juga segera ingin membantu Ara.
"Wih bro lawan lo yang ini nih gue, biarin yang cewek nyelesain urusan mereka," ucap seorang pria menghentikan aksi El yang ingin membantu Ara.
"Heh, A-08 gue gak nyangka lo ikut juga,"ucap El dengan dingin.
"Tadinya gue gak mau ikut tapi gue ingat lo, kayaknya seru ya gue ikut deh," balas A-08, "jadi, sekarang siap-siap untuk ketemu sama ajal lo!"
A-08 menyerang El, dengan gesit pria itu menghindari serangan musuh dan balas menyerang A-08.
"Ucapan lo salah patutnya lo yang harus siap-siap untuk ketemu sama ajal lo!" seru El.
Bukan hanya El dan Ara yang di serang oleh anggota tertinggi DE, di sisi lain Dylan dan Nara diserang oleh B-10 dan B-04.
Ryon dan Vina berhadapan dengan A-09 dan A-10, Ezar dan Tina berhadapan dengan C-09 dan C-05 juga Faraz dan Hanif yang berhadapan dengan A-07 dan D-08 dan terakhir Erland dan Alma yang menghadapi D-04 dan C-07.
Dan terakhir Juna, Arman dan Felicia yang kini berhadapan dengan duplikat korban juga B-09.
"Sial mereka hanya duplikat dari korban yang tak bersalah bagaimana mereka bisa sekuat ini!" seru Arman.
"Hahahah bagaimana? Bukankah ciptaanku hebat di buat dari bagian tubuh korban yang dimutilasi B-08 dan ditambah darah Scarlett, mereka benar-benar menjadi lebih kuat," ucap B-09 dengan senang.
"Jadi untuk itu B-10, B-06, C-07 dan C-09 kemarin nyerang aku,"ucap Felicia tersenyum miring.
"Cerdas bagaimana jika kita sudahi saja, permainan ini!" seru B-09.
"Ini akan menyenangkan," ucap A-10 yang sudah memojokkan Vina juga Ryon membuat mereka berkumpul dengan Juna, Arman dan Felicia.
Bukan hanya Vina dan Ryon. El, Ara dan yang lainnya juga di pojokan membuat mereka berkumpul membentuk lingkaran dengan keadaan siap siaga.
"Kalian masuk perangkap bukan," ucap B-04 tersenyum licik.
"lihat siapa kini yang lebih licik Fox lady," ucap B-07.
"Kalian semua meninggalkan markas dan dengan gegabah menyerang kami hanya demi permata indah yang kami ambil ini," ucap A-09 dengan memegang sebuah permata ditangannya.
"Dan dengan mudahnya kalian masuk kedalam jebakan, dimana kini tim Red Light yang terkenal akan kecerdasan juga kelicikannya?"tanya A-10.
"Hahahahaha, Nokaut kemarilah!" seru B-08.
Dengan otomatisnya Felicia berjalan kearah B-08 dengan tunduk dan hormat, "Nokaut siap menjalani perintah tuan,"
"Nokaut?!"seru Dylan bertanya dengan kaget.
"Hahahaha iya apa kalian terkejut?" tanya B-04.
"Kalian kira ngapa gue kemarin nyerang Scarlett kalau bukan untuk ini,"ucap B-10.
"Dan ini yang kami maksud dengan kalian yang masuk perangkap," ucap B-07.
"Hehehe gak salah ya?" tanya Ara sambil terkekeh kecil membuat B-07 dan yang lainnya menjadi heran.
"Kenapa kalian terlihat santai? Gak kaget?" tanya C-09 heran.
"Ya kenapa kalian terlihat santai? Tidak seperti Black Shadow," ucap B-04 heran.
"Jangan salah sangka ya, gue kaget dengan nama yang kalian berikan, itu doang," balas Dylan.
"Dan kalian harus ingat, kalian berhadapan dengan tim RL,"ucap Arman.
"Kami punya dua anggota lagi dan salah satunya sedang menjaga markas," tambah Vina.
"Dan kami tidak masuk jebakan melainkan menjebak kalian!" seru El
'Dor
Suara tembakan terdengar, satu peluru dengan cepat melesat mengenai A-07.
"Sial! Siapa yang nembak gue!"seru A-07 kesal, memandang tempat suara tembakan itu berasal.
"Tepat sasaran!" seru mereka dengan kompak.
"Kalian memberi dua pilihan Menjebak atau dijebak maka kami lebih memilih menjebak, kalian memberi pilihan menipu atau ditipu maka kami akan memilih menipu," ucap gadis yang sedang duduk di atas pohon tempat suara tembakan tadi berasal sambil mengayunkan kakinya.
"Nokaut merupakan kata dari bahasa Azerbaijani yang artinya tiruan, huh benar benar nama yang buruk," ucap gadis itu dengan senyum licik di wajahnya.
"Jadi kini Fooled Or Cheated?"
^^^Bersambung.... ^^^
28 Oktober 2019
27 Desember 2020
Assalamualaikum Wr. Wb
Hai semua apa kabar?
Moga semua sehat selalu ya....
Terima kasih yang udah baca cerita ini juga yang udah memberi vote, saya sungguh berterima kasih untuk sebesar-besarnya.
Mohon maaf jika masih banyak typo juga part kali ini yang mungkin ceritanya kacau
Tolong maklumin karena idenya lagi hilang susah mikir ide,
Ya saya rasa hanya itu saja yang mau saya sampaikan.
Mohon maaf jika ada kesalahan terimakasih yang sudah baca.
Jangan lupa Comment dan votenya
Next part semua
Wassalamualaikum
See you bye...
Sampai ketemu senin depan....
TTD
Alya Ciya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Aimmatul Wasilah
sumpah seru banget ceritanya bgus lanjut thor
2021-01-09
0