Part 1: Misunderstanding

Seorang wanita yang masih cantik dan muda seperti umur 20 an di umurnya yang sudah 38 tahun itu berjalan dengan panik memasuki kantor polisi di ikuti oleh ketiga anaknya.

Seorang gadis berumur 13 tahun yang manis a.k.a anak dari wanita tadi berjalan mengikuti ibunya itu dengan bosan, tidak sama seperti anak cowok berumur 11 tahun dan anak cewek yang berumur 9 tahun kedua adiknya yang juga panik seperti ibunya padahal mereka gak tau apa yang dipanikin.

'Firasat ku benar pindah ke sini amat buruk' batin si gadis.

"Maaf Pak saya mencari ruang interogasi di mana ya?" tanya ibu si gadis panik pada salah satu polisi.

'Lah ini langsung ke ruang interogasi ya' batin si gadis lagi bingung.

"Hm...mohon maaf sebelumnya ibu mau apa ke ruang interogasi?" tanya si polisi ikutan bingung.

"Ngapa ya? saya juga gak tau, tadi saya di telpon ke sini suruh langsung ke ruang interogasi, soalnya suami saya di tangkap, padahal nih ya Pak, suami saya itu baik banget jadi yah kami mau tau penjelasannya kalau suami saya benaran salah ya silahkan di tangkap aja," ujur si ibu membuat si gadis cengong mendengar ucapan ibunya itu.

"Ibu...Bu Khaina ya? Istri pak Elam?" tebak si polisi.

"Iya Pak," jawab si ibu seperti yang polisi tadi katakan namanya Khaina.

"Kok gak bilang dari tadi sih Bu kalau tadi Ibu bilang udah saya antar dari tadi," ucap si polisi.

'Kok mereka jadi aneh ya' batin si gadis memandang ibunya dan polisi itu aneh.

"Bunda, sebenarnya kita panik kenapa ya?" tanya si bungsu bernama Fani.

"Iya Bun, kita panik kenapa ya? Aim bingung deh, iya gak Kak," ucap si adik cowok bernama Baim.

"Lah, Kakak dari tadi santai doang gak kayak kalian gak tau apa yang di panikin malah ikutan panik lagi," ucap si gadis membuat kedua adiknya itu cengengesan.

"Ck, Om kami mau di tunjukin jalan ke ruang interogasi atau gimana sih? mau nunggu kami lumutan dulu?" tanya si gadis pada polisi itu.

"Oh, iya mari," ucap polisi itu meminta bu Khaina dan ketiga anaknya mengikutinya.

Di ruang interogasi....

Suasana ruang interogasi yang tak seperti ruang interogasi karena di sana ada suara ribut bukan ruangan yang beraura mengintimidasi.

"Permisi saya mengantarkan keluarga Pak Elam," ucap polisi yang mengantarkan Khaina dan ketiga anaknya tadi.

"Suruh masuk aja," ucap seorang polisi yang ada di dalam sana.

"Silakan masuk B-" ucap si polisi terpotong karena Khaina sudah masuk duluan.

"Mas Elam!"seru Khaina memeluk suaminya yang masih tampak muda, tampan dan gagah seperti berumur 27 tahun padahal usianya sudah mengijak umur 48 tahunan.

Setelah Khania masuk Baim dan Fani juga ikut masuk membiarkan polisi yang mengantar mereka tadi terdiam dengan pikirannya.

"Maklumin aja yang tadi Om!" seru si gadis pada polisi tersebut lalu masuk ke dalam ruangan itu juga.

"Saya pamit dulu," pamit si polisi tadi lalu berlalu pergi.

Si gadis memasang wajah datar dan kecewa melihat suasana di ruangan itu tidak sesuai dengan bayangannya, dia membayangkan ruangan itu sepi, mengintimidasi, dingin dan mencengkeramkan tapi di sana malah hanya ada keributan dan perdebatan antara polisi, detektif dan agen.

"Om Elam gak mungkin ngelakuin kejahatan itu Yon!" seru seorang detektif cewek berhijab bername tag Adira Azzahra kepada agent cowok bername tag Ryondi Afrezi.

"Iya Yon! Ara benar kita udah kenal lama dengan Om Elam dia gak mungkin ngelakukan itu!" seru polisi cowok bername tag Abdiel Justin Gilbert pada agen cowok bernama Ryon tadi.

"Mungkin kalian kenal tapi bisa jadikan, kita gak tau," ucap Ryon.

"Lo gimana sih Yon! dari ujung sana ke ujung sini dari Sabang sampai Maroke kita jelasin lo gak ngerti ngerti! Kami udah dari kecil kenal Om Elam dia tuh baik gak mungkin dia jalanin kejahatan kayak gini!" ucap Adira ngegas pada Ryon.

"Ya, walau kalian kenal sama pak Elam tetap ajakan kalian tuh harus Profesional! Ingat Profesional!" seru Ryon menekan kata terakhirnya dan setelahnya terjadi keributan lagi yang membuat si gadis yang dari tadi menonton jadi pusing.

'Ya Allah ini ruang interogasi atau pasar sih ribut amat dah. Jadi tambah pusing bagus gak ikut aja tadi kan enak tidur di rumah di kasur empuk yang luas' batin si gadis.

Saat salah satu polisi ingin menghentikan pertengkaran Ryon, Adira dan Abdiel namun si gadis segera memotong.

"DIAM!" bentak si gadis membuat ruangan itu diam seketika sambil memandang si gadis, heran.

"El, sejak kapan di sini ada anak kecil?" tanya Ryon pada Abdiel.

"Iya ya sejak kapan?" tanya Adira yang juga kebingungan.

"Hei Bocah! Ini kantor polisi bukan hutan di mana kamu bisa teriak-terik!" seru Abdiel kesal pada gadis itu.

"Saya juga tau ini kantor polisi bukan pasar di mana Om sama Tante bisa ribut!" seru si gadis tak kalah kesal membuat Abdiel, Adira dan Ryon melotot tak terima pada si gadis.

"Hei Bocah, umur kita semua yang ada di ruangan ini masih dua puluan kali!" seru Ryon protes pada si gadis

"Masa? Saya sama adik saya masih belasan dan satuan, ayah dan bunda saya udah 30-an 40-an gak semua dua puluhan tuh," ucap si gadis ketus.

"Cia!" seru khaina melihat tingkah anak gadisnya itu.

"Kenapa Bun, Cia benarkan?"ucap gadis bernama lengkap Felicia Amirah Lashira A pada Khaina.

"Iya Bun Kak Cia benar loh!" seru Baim membenarkan ucapan Felicia membuat Khaina melotot menyuruh diam.

"Tan, kayak nya anak Tante perlu diajarin lagi deh," ucap Abdiel pada Khaina sambil memandang Felicia kesal yang di balas dengan tatapan yang sama kesalnya oleh Felicia.

"Kayak nya Om deh yang perlu diajarin lagi," ketus Felicia.

"Jangan manggil 'Om'!" seru Abdiel

"Terus saya harus panggil apa?" tanya Felicia.

"Kakak kek apa kek asal jangan Om sama Kakek aja," ucap abdiel.

"Ya udah Mas-"

"Kok Mas sih!" seru Abdiel memotong ucapan Felicia sambil memandangnya protes.

"Yaelah di panggil Om gak mau, Kakek gak mau sekarang di panggil Mas juga gak mau sebenarnya mau di panggil apasih ?" tanya Felicia kesal.

"panggil Kakak aja susah amat, manggil Mas lagi emang lo kira gue Mas Mas apa?" tanya Abdiel kesal.

"Memang."

"Prfff"

Jawaban Felicia membuat beberapa orang menahan tawa dan membuat Abdiel tambah kesal.

'Wah parah nih bocah El kita ganteng klinclong brondong gini di katain Mas Mas hajar aja tuh bocah El biar tau rasa!' bisik setan di samping kiri Abdiel.

'Jangan El walau nyebelin gitu, tuh bocah anak Om Elam sabar aja!' bisik malaikat di samping kanan Abdiel.

'Yaudah benar kata si malaikat, gue kudu sabar, sabar El sabar dia masih bocah' batin Abdiel.

"Ck, yaudah deh saya ngalah lagian aneh benar deh, udah tua gak mau ngalah lagi," ucap Felicia pasrah.

"HEI!" seru Abdiel.

"DIEM!" bentak Felicia lagi membuat Abdiel dan semua orang di ruangan itu diam seketika.

"Lagian ngapain tadi hei, hei segala mau bilang Hai tayo basi tau," ucap Felicia kesal pada Abdiel.

"Saya bosan di sini, buang-buang waktu gini aja kakak-kakak kenapa kalian nangkap Ayah saya?" tanya Felicia.

"Ya karena Ayah kamu salah lah pake nanya," ucap Ryon dengan menghilangkah sikap ke profesionalan nya dan juga yang lainnya karena berhadapan dengan anak kecil mungkin? Entahlah.

"Yang nyuruh kakak nyahut siapa lagian dapat kesimpulan dari mana? Ayah saya orang baik kok," ucap Felicia sambil melirik orang-orang disana sambil memastikan, lalu menemukan seseorang yang mencurigakan.

"Anak kecil kayak kamu tau apa? Menurut kamu ayah kamu baik tapi bisa aja gak," ucap orang mencurigakan tadi.

"Saya perasaan nanya kesimpulan aja deh kok andanya jawab kaya gitu," ucap Felicia sambil menatap tajam orang itu.

"Lagian bisa jadi juga saya tau, kita gak tau kan," ucap Felicia sinis lalu memanggil adiknya.

"Baim! Fani!" panggil Felicia, Baim dan Fani segera mendekat pada sang kakak.

   Felicia segera membisikan sesuatu pada Baim dan Fani membuat orang-orang yang ada di ruangan itu bingung.

"Ngertikan?" tanya Felicia setelah berbisik yang dijawab anggukan oleh kedua adiknya itu.

"Kalau gitu laksanakan!" seru Felicia membuat orang kaget dan memandangnya bingung.

"Aye ye kapten!" seru Baim dan Fani kompak lalu pergi ntah kemana membuat orang bingung karena tak melihat mereka lagi.

"Khem, jadi alasanmu apa untuk menyakinkan kami kalau ayah kamu gak salah?" tanya salah satu polisi yang ada di samping Elam (ayah Felicia).

"Juna!!" seru Abdiel dan Adira bersamaan protes akan ucapan polisi itu.

  Felicia melihat kearah polisi bername tag Arjuna Kenzie Azraqi R yang di yakininya sebagai orang yang pangkatnya lebih tinggi diantara orang-orang yang ada di sana.

"Gini ka-"

"Kok waktu ngomong sama Juna lo manggil Kakak sama gue lo manggil Om sama Mas!" seru Abdiel protes memotong ucapan Felicia.

"Nanti kalau saya manggil Om dianya marah lagi, kayak Kakak tadi nanti ribet+buang-buang waktu jadi lebih baik saya menghindari dari hal ribet yang ngebuang waktu saya," ucap Felicia kesal.

"Iya juga sih kalau dia yang marah agak seram," gumam Abdiel, "Yaudah, lanjut lagi omangan kamu tadi!"

"Gini, saya dan keluarga baru pindah kesini 2 hari yang lalu-" ucapan Felicia lagi-lagi dipotong oleh Abdiel.

"Kalau mau curhat tuh jangan di sini kami mau dengar penjelasan kamu bukan curhatan kamu," ucap Abdiel yang membuat Felicia emosian.

"MAKANYA DIAM DULU! SAYA BELUM SELESAI NGOMONG!" bentak Felicia membuat semua orang terkejut, Felicia menghembuskan napasnya kasar.

"Saya pindah kesini dua hari yang lalu dari Yogyakarta jadi kalau benar Ayah saya salah mana mungkin dia mau pindah dari Yogyakarta ke jakarta, kalau mau pindah pasti dia akan membawa kami ke kota atau negara lain bukan? jadi terbukti kalau Ayah saya gak salah," jelas Felicia.

"Hanya itu saja? Bisa jadi dia menjebakkan? Dengan menyerahkan diri," ucap orang mencurigakan tadi.

"Nah itu dia pernah gak kalian mengalami kejadian penjahat nyerahin diri sendiri kepolisi?" tanya Felicia membuat orang di ruangan itu menggeleng.

"Jadi mana mungkin Ayah saya salah dan satu lagi ngapa dari tadi Anda seperti memojok ayah saya agar semua orang merasa dia bersalah?" tanya Felicia pada orang tadi membuat orang-orang curiga padanya.

   Orang itu hanya gelagapan bingung mau membalas ucapan Felicia, Felicia tersenyum sinis.

"Kak Juna kasih saya catatan kasusnya!" pintah Felicia pada Juna.

"Hei bocah! kami udah hampir 6 bulan jalanin kasus ini tapi gak selesai-selesai, lalu untuk apa kami kasih ke kamu mau kamu selesaikan sekarang juga?" remeh Ryon pada Felicia.

"Ya kalau saya bisa gimana? Saya harap setelahnya Kakak tidak ngeremehin saya lagi," ucap Felecia tersenyum miring.

"Cia...," panggil Khaina lirih, khawatir.

"Sstt lihat aja lanjutannya biari dulu," ucap Elam menenangkan Khaina.

"Tapi kan-"

"Dia bisa kok yakin aja lebih baik kamu duduk sini aja," ucap Elam membawa Khaina duduk di pangkuannya.

"Arman ambil catatan kasusnya!" pinta Juna pada salah satu polisi di sana.

"Tunggu dulu Man," ucap Ryon memberhentikan Arman, "Juna masa lo percayasih mau ngasih catatan kasusnya sama bocah," ucap Ryon tak terima Felicia memandang Ryon kesal.

"Saya punya nama dan nama saya bukan bocah," ucap Felicia kesal.

"Ya kan saya gak tau nama kamu," balas Ryon, "Lagian boc-"

"Felicia," ucap Felicia memotong ucapan Ryon, Ryon memandang Felicia bingung.

"Panggil Felicia jangan bocah," ucap Felicia.

"Yaudah Felicia lo emang bisa apa?" tanya Ryon pasrah.

"Saya bisa semuanya," jawab Felicia tegas lalu berucap dengan yakin, "Percaya aja sama saya."

"Man ambil aja catatannya," ucap Abdiel pada Arman, Arman langsung pergi mengambil catatan kasus itu.

"El, lo yakin mau nyerahin kasus ini kebocah kayak itu," ucap Ryon menunjuk Felicia.

"Felicia Om Felicia, "ucap Felicia kesal.

"Kakak panggil juga gue Kakak," Ucap Ryon tak kalah kesal.

"Udah Yon coba aja kasih ke bo- eh maksudnya Felicia mungkin dia bisakan, coba percaya dulu," ucap Abdiel, membuat Felicia mengangguk menyetujui.

"Ini catatannya Jun, El," ucap Arman yang datang membawa empat dokumen lalu memberikannya pada Juna.

Juna memberi dokumen itu pada Felicia, Felicia langsung mengambilnya lalu meletakkannya di meja membuka ke 4 dokumen itu dan membacanya sekaligus mengamati secara bersamaan.

"Itu langsung 4 dokumen dibaca sekaligus emang nanti ngerti,"  batin Ryon sinis.

"Kayaknya nih bocah memang bisa semuanya,"  batin Abdiel takjub.

"Sama kayak om Elam, tapi kayaknya skilnya lebih hebat kita lihat saja nanti," batin Juna.

"Mayan juga nih bocah, kayaknya kasus ini bisa selesai cepat gara dia,"  batin Arman.

"Satu kata yang bisa di sebutkan untuk Cia, profesional,"  batin adira.

"Khem, ok pertama tama saya mau tanya sama kakak kakak yang ada disini," ucap Felicia membuat semua mata tertuju padanya.

"Dari ke 4 kasus ini kesimpulannya semua berhubungan pertanyaannya menurut kalian kasus mana yang menjadi awal?" tanya Felicia.

"Menurut kami memulainya korupsi lalu penculikan bank, pembunuhan dan terakhir pemerkosaan," jawab Adira.

"Menurut kamu gimana?" tanya Adira lembut sekaligus penasaran pada jawaban Felicia.

"Menurut saya di mulai dari pemerkosaan yang sebenarnya bukan pemerkosaan."

BERSAMBUNG…

Sabtu, 20 April 2019

Noveltoon : 22 Desember 2020

Jangan lupa vote dan commen, follow juga

Sampai jumpa di part berikutnya see bye

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

next

2021-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Part 1: Misunderstanding
3 Part 2: Something Is Odd
4 Part 3 : Bully And Join
5 Part 4 : Gem Tears
6 Part 5 : Scarlett
7 Part 6 : Who Exactly Is The Protagonist?
8 Part 7 : New mission
9 Part 8 : The Secret Room In WE
10 Part 9 : Plan
11 Part 10 : Relax For A Moment Before Starting
12 Part 11 : Investigation
13 Part 12 : Get information
14 Part 13 :Interrogate The Suspect
15 Part 14 : The Last Crime Scene
16 Part 15 : Complete Friend \ Foe Case
17 Part 16 : WE And Huriya Organizations
18 Part 17 : Shoot! Shoot! And Shoot!
19 Part 18 : A Plan And A Strategy?
20 Part 19 : Fooled Or Cheated (1)
21 Part 20 : Fooled And Cheated (Last)
22 Part 21 : Mesked Women
23 Part 22 : Masked Women (2)
24 Part 23 : Maskes Women (3)
25 Part 24 : Do Not Cry anymore
26 Part 25 : Secret Of The Flower Field
27 Part 26 : Power And Start
28 Part 27 : Masked Women (Last)
29 Part 28 : Finish And Start
30 Part 29 : River Of Blood ( 1 )
31 Part 30 : River Of Blood ( 2 )
32 Part 31 : River Of Blood ( 3 )
33 Part 32 : River Of Blood ( Last )
34 Part 33 : Hallo Berlin, deutschland
35 Part 34 : Mission Mit Oma
36 Part 35 : Bienvenue En France
37 Part 36: Collana Di Pietre Preziose Rubino
38 Part 37 : The story of the past
39 Part 38 : End?
40 Part 39 : Surprise!
41 Part 40 : Treining
42 Part 41 : Matual Desier
43 Part 42 : Meeting (1)
44 Part 43 : Meeting ( Last )
45 Part 44 : Fight
46 Part 45 : Last Fight
47 Part 46 : End? Is It True
48 Epilogue
49 bonus Cerita
50 PENTING!!!
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prologue
2
Part 1: Misunderstanding
3
Part 2: Something Is Odd
4
Part 3 : Bully And Join
5
Part 4 : Gem Tears
6
Part 5 : Scarlett
7
Part 6 : Who Exactly Is The Protagonist?
8
Part 7 : New mission
9
Part 8 : The Secret Room In WE
10
Part 9 : Plan
11
Part 10 : Relax For A Moment Before Starting
12
Part 11 : Investigation
13
Part 12 : Get information
14
Part 13 :Interrogate The Suspect
15
Part 14 : The Last Crime Scene
16
Part 15 : Complete Friend \ Foe Case
17
Part 16 : WE And Huriya Organizations
18
Part 17 : Shoot! Shoot! And Shoot!
19
Part 18 : A Plan And A Strategy?
20
Part 19 : Fooled Or Cheated (1)
21
Part 20 : Fooled And Cheated (Last)
22
Part 21 : Mesked Women
23
Part 22 : Masked Women (2)
24
Part 23 : Maskes Women (3)
25
Part 24 : Do Not Cry anymore
26
Part 25 : Secret Of The Flower Field
27
Part 26 : Power And Start
28
Part 27 : Masked Women (Last)
29
Part 28 : Finish And Start
30
Part 29 : River Of Blood ( 1 )
31
Part 30 : River Of Blood ( 2 )
32
Part 31 : River Of Blood ( 3 )
33
Part 32 : River Of Blood ( Last )
34
Part 33 : Hallo Berlin, deutschland
35
Part 34 : Mission Mit Oma
36
Part 35 : Bienvenue En France
37
Part 36: Collana Di Pietre Preziose Rubino
38
Part 37 : The story of the past
39
Part 38 : End?
40
Part 39 : Surprise!
41
Part 40 : Treining
42
Part 41 : Matual Desier
43
Part 42 : Meeting (1)
44
Part 43 : Meeting ( Last )
45
Part 44 : Fight
46
Part 45 : Last Fight
47
Part 46 : End? Is It True
48
Epilogue
49
bonus Cerita
50
PENTING!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!