White Eagle atau yang bisa di singkat dengan WE. Siapa yang tak mengenal organisasi ini, organisasi agen yang menyebar di seluruh dunia.
Tak ada yang tau siapa yang membuatnya. Organisasi yang tak terikat pemerintah namun bekerja sama dengannya.
Semua anggotanya merupakan agen-agen hebat sebagian dari mereka merupakan anak-anak dari orang terkenal dan mendunia.
Pendirinya masih rahasia, pemimpinnya hanya di ketahui oleh para ketua WE yang menjaga di satu negara, itu pun mereka hanya tau suara dan namanya. Namun semua orang tau musuh bebuyutan mereka adalah DE organisasi kejahatan yang sangat kejam.
Hampir semua anggota WE di ketahui oleh dunia namun hanya satu, hanya satu orang yang identitasnya belum di ketahui selain pimpinan.
Hanya orang-orang tertentu saja, bahkan hacker terhebat DE saja tidak tau dan tidak bisa membobol data WE karenanya.
Ya siapa lagi kalau bukan Scarlett dengan kata lain Felicia, gadis itu benar-benar membuat dunia gempar setelah sebulan di WE.
Kenapa tidak jika seorang gadis 13 tahun bisa masuk dan menjadi anggota WE dan itu juga merupakan keuntungan tersendiri oleh organisasi itu.
Gadis yang bisa membobol data sebanyak ratusan selama satu jam, menyelesaikan kasus hanya beberapa hari saja dan paling khas darinya adalah memakai jaket bewarna gelap yang seperti hitam dengan masker hitam yang menutupi identitasnya.
Dan jangan lupa dengan Gemini yang merupakan asistenya, nama gadis itu juga terkenal setelah sepupunya, mereka adalah detective sekaligus agen muda yang di penuhi oleh segudang bakat.
Setiap melakukan misi mereka akan meninggalkan jejak S dan II yang di gabung menjadi satu.
Tapi selain itu semua akan ada yang lebih membuat dunia gempar kedepannya dan itu masih menjadi sebuah misteri yang tak di ketahui orang-orang.
...****...
Di WE ruangan tim RL....
"Hebat lo Fe ngarang ceritanya," puji Erland.
"Ya dong siapa dulu Fea gitu," ucap Felicia sombong.
"Alah sombong benar lo Ci," ucap Zain memandang malas adiknya itu.
"Biarin bwek, tapi ngomong-ngomong ceritanya asli loh," ucap Felicia, membuat yang lain tercengang.
"Jadi gimana caranya lo dapat cerita kayak gitu?" tanya Dylan.
"Ya di carilah," jawab Felicia dengan entengnya, membuat yang mendengar ucapannya itu menjadi kesal sendiri.
"Ci, orang yang kamu mau udah datang tuh," ucap Elyza pada Felicia.
"Hm...udah ya kalau gitu suruh keruanganku aja, Kak Bima sama Kak Fia ayo ikut Fea," ucap Felicia.
Selang beberapa detik sebelum mereka pergi seorang pria berbaju khas WE dengan logo timnya tentunya, menghampiri Felicia.
"Lo manggil gue Fe?" tanyanya.
"Oh, iya Kak Atha juga ayo," ajak Felicia pada pria bernama Atha tersebut.
Juna dan yang lain memandang Felicia, Fiana, Elyza, Bima dan Atha yang telah menghilang dari balik pintu ruangan Felicia bingung.
"Mereka mau ngapa?" tanya Abil heran.
"Rapat mungkin," jawab Alana asal.
Alan mendengus tak suka lalu berpikir sejenak dan mencoba menguping dari luar pintu ruangan dia penasaran.
"Percuma Lan ruangannya kedap suara," ucap Juna memberi tau.
"Kenapa gak bilang dari tad-," ucapan Alan terpotong tak kala saat pintu terbuka dan membuatnya masuk keruangan itu, Alan terjatuh ke dalam dan pintunya segera tertutup kembali.
"Gak baik loh Mas, nguping pembicaraan orang lain," ucap Felicia duduk dengan santai di kursinya sambil memandangi Alan yang mengaduh kesakitan.
"Kejam lo Fe, kalau buka pintu tuh bilang-bilang ngapa?" tanya Alan sambil berdiri.
"Yah salah sendiri yang nguping depan pintu siapa coba? Lagian ya Grandpa manggil kakak tuh pergi sana," ucap Felicia.
"Lo gak ikut?" tanya Alan.
"Nanti selesai ini, Fea mau buat struktur organisasi dulu," jawab Felicia, membuat Alan kesal padanya.
"Usulan buat organisasinya di terima dan lo gak ngabarin gue, gak adil lo Fe, padahalkan gue yang ngusulin," ucap Alan.
"Yaudah kalau gitu mau ikut juga? Nih Fea belum nemu nama yang cocok bagusnya apa?" tanya Felicia.
"Nah kebetulan nih gue ada nama yang pas gimana kalau Huriya," ucap Alan memberi pendapat.
"Huriya?" tanya Elyza angkat suara.
"Iya Huriya itu bahasa Arab dari kebebasan kan bagus tuh," jawab Alan.
"Iya ya Fe, kok gak kepikiran kita cari bahasa indonya terus nanti kita tukar ke bahasa lain," ucap Elyza.
"Oke Namanya udah siap sekarang tinggal pengelompokannya," ucap Felicia.
"Jadi Kak Bim, Kakak tau tempat yang cocok jadi markasnya?"tanya Felicia.
"Ya kayaknya sih, gue cuma nemu di Surabaya ada tanah luas disana di dekat hutan tanpa ada penghuni tempatnya cukup tersembunyi," jawab Bima.
"Yaudah kalau gitu, Kak Atha, Kakak mau gabung? Dan tentu jangan beri tau ini pada DE," ucap Felicia membuat Atha membulatkan mata kaget.
"Kok lo tau?!" tanya Atha panik serta kaget semua menjadi satu.
"Gimana gak tau kalau di perhatiin lagi di sini ada angka nih A-09," ucap Alan yang entah sejak kapan ada di dekat Atha dan menunjuk ke lehernya.
"Oi, ngagetin aja sih lo!" seru Atha kesal.
"Jadi mau gabung atau mati?" tanya Alan.
"Tapi...,"ucap Atha ragu.
"Gimana sih kak, si Tarsier bermata tajam yang pendiam ragu-ragu gini," ucap Alan.
"Enak aja lo gue di samain dengan Tarsier, nama gue di sini Red Moon tau!" seru Atha tak terima.
"Ya itu cuma usulan nama lagian Red Moon gak bagus bagus amat, Tarsier lebih cocok walau mata kakak gak sebesar mata dia," ucap Alan membuat Atha mendengus.
"Jadi gimana Kak, kalau Kakak gak terima Fea tuh sedih nantinya diakan mau balas budi untuk bokap kakak sekaligus ngebalas dendam untuk yang dilakuin DE sama keluarganya dan bokap kakak," ucap Alan membuat Atha benar benar terdiam.
"Kak Al mulutnya di jaga dong!" seru Elyza jadi kesal.
"Tapikan itu benar," ucap Alan.
"Fe lo benaran mau balesin dendam ayah gue kan?" tanya Atha.
"Maybe, pada awalnya Fea gak mau bales dendam karena itu hanya akan membuat masalah tambah rumit, yang Fea mau hanya keadilan dan mencari kebenaran, tapi untuk ayah kakak, Fea benar-benar mau balas budi dan pasti memberinya keadilan," ucap Felicia.
"Kalau gitu gue ikut, gue mau ketemu sama bokap gue," ucap Atha, " gue gak bisa membalas dendam bokap gue karena gue gabung sama mereka."
"Bagus dan sekarang selamat gabung," ucap Alan sambil menempelkan jari telunjuk dan tengahnya pada kode di leher Atha.
"Dari mana kakak dapat itu!" seru Felicia marah pada Alan.
"Kan lo yang ngasih Fe," ucap Alan dengan wajah sok polos.
"Buh sok polosan kak gak cocok tau," ucap Elyza.
"Sirik aja lo Ly, jadi ini Kak Bima gimana? Terus nih anak buah pertama lo sama kakaknya Faiyaz gimana?" tanya Alan pada Felicia sambil memandang Bima, Fiana juga Dino orang yang di tunggunya tadi.
"Gak gimana mana mereka gabung," ucap Felicia enteng.
"Hm Fe, gimana ya gue kan ada kerjaan kalau gabung tuh...hmm...," ucap Bima ragu.
"Fea udah bilang sama om Adib tuh katanya gak papa juga selagi bisa bantu, lagian ya kak, kakak cuma ngontrol data sama jalanin organisasi doang jadi tetap bisa pergi kerja," ucap Felicia.
"Dan untuk kak Fia sebagai tim penyelidiknya dan pelindung tapi tentu sebelum itu kakak harus sembuh total terlebih dahulu untuk itu Fea manggil kak Atha kesini, kakak Fea tunjuk untuk tim medis sekaligus penyerang, tugas pertama kakak adalah membantu nyembuhin kak Fia," ucap Felicia.
"Oke kalau gitu," ucap Atha.
"Dan terakhir Dino kamu saya percaya untuk ahli senjata juga perencana dan tentu mata-mata karena kamu masih bersama mereka dan belum di curigai sama sekali," ucap Felicia.
"Jika sempat kalian berdua tercurigai segera lapor pada Fea, Fea bakal ngasih markas aman sementara," ucap Felicia.
"Dan terakhir nama samaran kalian kami gak bakal ngasih nama kode tentunya yang mungkin membuat kalian lebih menjadi seperti robot, seperti namanya Huriya yang artinya kebebasan kalian di sini bebas namun tidak melanggar aturan dan menghianati," ucap Felicia.
"Dan tentu ini untuk Dino, Kak Bima sama Kak Fia doang," ucap Alan.
"Hei gue kok gak?!" tanya Atha berseru kesal.
"Kan kakak udah tadi Tarsier lagian udah masuk daftarnya ya kan Ly?" tanya Alan pada Elyza.
"Ya dan jangan salahkan Ely karena sepenuhnya itu salah kak Alan yang gambil tab Ely dan langsung memasukannya," ucap Elyza.
"Alan!" seru Atha dengan marah.
"Jadi kalian mau samaran apa?" tanya Felicia mengabaikan Alan dan Atha yang beradu mulut.
"Hua Mulan, yang mengantikan ayahnya yang sudah tua untuk berperang, menyamar sebagai laki-laki, memimpin pasukan dan memenangkan banyak pertarungan salah satu pahlawan cina yang paling di hormati hingga kini, aku...ingin menggunakan namanya," ucap Fiana tiba-tiba membuat semua orang menoleh padanya.
"Gak salah lo mau nama samaran lo Hua Mulan? Itu nama pahlawan lah gue kok nama hewan," ucap Atha memandang tajam kearah Alan.
"Hua Mulan? Bagus kok, Eza tandai!" pinta Felicia pada Elyza yang segera dilaksanakan oleh sepupunya itu.
"Sekarang kalian berdua," ucap Felicia pada Bima dan Dino.
"Gue sama dengan nama hacker gue ZerO bl4de," ucap Bima.
"Saya Creeping Snake," ucap Dino.
"Cukup bagus, ular ya? Cocok untuk yang ahli srategi," ucap Felicia diakhiri gumaman.
"Gue gak di tanya Fe?" tanya Alan pada Felicia.
"Lo cocoknya namanya katak Lan yang lompat sana lompat sini," ucap Atha.
"Sembarangan kalau gomong," ucap Alan tak terima.
"Yaudah jadi kakak mau yang mana?" tanya Felicia.
"Biar nemanin kak Atha yang nama samarannya binatang gue pilih Blue Dragon Ice," ucap Alan.
"Kekerenan gak cocok sama lo!" seru Atha tak terima.
"Za masuki aja ya," ucap Felicia pada Elyza,membuat Alan tersenyum kemenangan dengan Atha yang mendengus kesal.
"Jadi kak Alan, Firasat Fea ya sekolah kakak yang akan paling sering jadi sasaran mereka jadi karena itu intai daerah sekitar sekolah dan tempat tempat yang kakak kunjung," putus Felicia yang diangguki Alan.
"Ya sudah kita selesai cukup sampai di sini Dino kamu silakan kembali ke DE jangan sampai ada yang curiga!" pinta Felicia diangguki Dino yamg segera pergi dan menghilang lewat pintu rahasia yang di buat Felicia.
"Tapi Fe ngomong-ngomong masa anggota organisasinya cuma kita aja?" tanya Atha.
"Kak Atha yang pinter nama organisasi ini adalah kebebasan yang maknanya tentu untuk orang yang ingin bebas semua anggotanya memiliki tujuan masing-masing, contoh aja kakak yang ingin balas dendam ayah kakak, kak Fiana yang ingin saudara kembar bahagia dengan memenjarakan pelaku yang memutilasi saudaranya, Dino yang ingin keluarganya bahagia, dan kak Bima yang ingin membalaskan apa yang terjadi pada keluarganya," ucap Felicia.
"Jadi anggota nantinya kalau memang mereka orang DE yang ingin kebebasan mereka tetap akan masuk?" tanya Bima.
"tentu saja, selama mereka ingin mencari kebenaran, keadilan dan kebebasan, mereka boleh bergabung dengan syarat patuh dengan aturan dan tidak berhianat," jawab Felicia.
"Dan kita adalah Tim khusus yang ditunjuk untuk membantu WE di belakang, tidak ada satupun anggota WE yang tau kecuali pimpinan," ucap Elyza.
"kalian bertiga boleh keluar, tunggu aja Fea mentar di luar dan jangan bilang hal hal yang kita omongin di sini dari awal sampai akhir, dari sebelum mulai maupun sesudahnya," peringatan dari Felicia.
"Dan kak Atha sebaiknya kakak mulai menyembuhkan kak Fia selagi menunggu," ucap Felicia diangguki oleh Atha.
Ruangan Felicia terbuka Atha, Fiana dan Bima berjalan keluar lalu pintu kembali tertutup meninggalkan Alan, Felicia dan Elyza.
"Udah ayo kalau kelamaan Grandpa marah," ajak Elyza.
"Iya kalian kelamaan!" seru Abra yang entah sejak kapan bersandar di dinding.
"Eh Grandpa baru aja kami mau nyamperin loh," ucap Felicia membuat Abra mendengus kesal.
"Udah ah Ci Grandpa gak mau lama-lama, siap ini mau pergi ke Jerman Grandmamu rewel karena Bunda sama Ayah kamu," ucap Abra dan tak lama setelahnya handphone Abra berbunyi.
"Nih dia baru aja di omongin udah nelpon aja," gerutu Abra.
Elyza langsung mengambil handphone Abra melihat nama 'My Queen' yang terpampang jelas disana.
"Ciah Grandpa sama Grandma tua tua masih romantis juga," ucap Felicia mengejek.
"Cepatan angkat Grandma mu bakal marah kalau lama ngangkatnya," ucap Abra, tanpa berkata Elyza segera mengangkat telponnya dan membesarkan volume suara.
"Ngangkatnya lama," suara seorang wanita disebrang sana walau kesal namun terdengar merdu.
'elah buset gue punya cucu kok gini amat kirain ngambil untuk ngejawab rupanya untuk nguping doang' batin Abra kesal pada cucunya.
"Iya maaf lagiankan juga kerja," jawab Abra membalas sang istri.
"Alasan doang, Mas Ra cepatan ke sininya, lama-lama aku keki sama anak kamu coba ya bayangin mantu kesayangan aku baru mentar di sini udah diambil aja, nanyain cucu bilang tinggal di rumah, bayangin aja dia ninggalin cucu kita di rumah besar sendirian gitu, memang mirip sama kamu banget," omel nyonya Zea Azucena Abqary ya Grandmanya Felicia.
"Ya Queen dia mirip dengan ku dia anak aku," ucap Abra pasrah pada sang istri.
"Memang lagian Mas cepatan Aku mau bulan madu juga kayak Elam sama Khaina," rengek manja Zea pada sang suami yang kalau dia tau Felicia, Elyza beserta Alan yang berada di sana mendengarnya ia pasti sangat malu.
"Iya, iya mentar lagi urusan Mas disini selesai ini mau nyamperin Cia nanti siap ini langsung kesana," ucap Abra.
"janji ya!" ucap Zea.
"Iya janji kapan sih Mas bohong sama kamu, udah ya tutup dulu ya Assalamualaikum" ucap Abra.
"Wa'alai- tut- tut-,"
Elyza langsung memutus sambungan telponnya sebelum Zea sempat membalas ucapan Abra, Abra mengambil kembali handphonenya yang ada pada Elyza dengan kesal.
"Kamu ya, kalau Grandmamu marah karena dia belum selesai ngomong gitu gimana sasarannya pasti Grandpa," ucap Abra kesal.
"Ya itukan masalah Grandpa," balas Elyza enteng.
"Iya betul lagian Grandpa mau ngomong apa?" tanya Felicia.
"Bukan apa-apa cuma tentang sekolah Alan yang harus diawasi lebih ketat sasaran mereka setelahnya disana," jawab Abra.
"Tanpa dibilang pun Alan juga mau ngelakuin udah ada perintah tadinya dari Master S," balas Alan.
"Bagus kalau kalian tanggap gitu, jangan lupa kasih berkas tentang organisasi kalian nantinya dan untuk kamu Ci laporan kamu harus siap besok," ucap Abra.
"Iya iya," balas Felicia dengan malas.
"Jangan lupa juga Za hasil rentasan kamu juga kirimin nantinya," ingat Abra pada Elyza.
"Yaudah kalau gitu Grandpa pergi dulu," pamit Abra.
"Grandpa jangan lupa oleh olehnya ya!" seru Alan dan juga Elyza.
"Jangan lupa juga gaji sama upah Cia di naikin," ucap Felicia membuat Abra melotot padanya.
"Ck, kalau kamu minta hadiah mah gak papa ini uang Aneh kamu Ci," ucap Abra.
"Kalau gak aneh bukan cucu Grandpa dong," ucap Felicia dengan muka polos membuat Abra mendengus.
"Gak anak, gak cucu sama aja sama sama bikin keki dan kesal," gerutu Abra lalu segera pergi.
"Aku salah ngomong ya?" tanya Felicia yang mendapat angkatan bahu dari Alan dan juga Elyza.
Mata Felicia terarah kearah dua tumpukan berkas yang ada di mejanya, membuatnya menjadi kesal.
"Gini nih kalau punya Ayah sama Grandpa kayak gini bawaannya stress mulu," ucap Felicia kesal sambil keluar dari ruangannya.
Alan dan Elyza saling pandang binggung, lalu juga mengikuti Felicia.
Felicia menghempaskan tubuhnya di sofa ruangan itu membuat yang ada di sana menoleh padanya binggung.
Juna memandang kearah Alan seakan bertanya pada adiknya itu dengan telepati, Alan hanya mengeleng tanda dia juga gak tau.
"Akh kesal! Pokoknya nanti Cia bakal ngambek sama Bunda-Ayah!!" seru Felicia berteriak kesal.
Zain memandang adiknya itu aneh juga bingung, kenapa sang adik itu kesal dan berteriak marah pada Ayah-Bundannya.
"kamu kenapa sih Ci?" tanyanya heran.
"Bang!" seru Felicia membuat Zain kaget.
"paan dah!" seru Zain balik.
"Abang kesal gak kalau di tinggalin sama Ayah-Bunda seminggu terus di kasih berkas segunung marah gak? Apa lagi ditambah tugas yang sama banyaknya," ucap Felicia.
"Yah marah lah," jawab Zain.
"Ya sama kayak gitu rasanya, masa ya Ayah sama Bunda pergi seminggu ini padahal kerja mereka sehari aja bisa selesai disana malah setelahnya pergi bulan madu meninggalkan anak-anaknya di rumah besar yang gelap, sunyi dan hampa," ucap Felicia diakhiri dengan puitisi.
"Jangan mulai deh Ci, lagian kamu tau Ayah-Bunda honeymoon dari mana?" tanya Zain.
"Koneksi Cia banyak ya tentu tau dong!" seru Felicia.
"Liat aja kalau pulang nanti gak bawain adek Cia pokoknya ngambek," ucap Felicia.
"Ci minta jangan aneh-aneh," ucap Elyza.
"Biarin aja, Bang Za," rengek Manja Felicia pada Zain.
"Apa lagi Cia," ucap Zain gemas sendiri.
"Pulang," ucap Felicia.
"Yaudah ayo! Berdiri," ajak Zain.
"Gendong!" pinta Felicia, membuat Zain menghela napas kasar.
"Gini nih jadinya kalau dia kesal sama Ayah-Bunda gue mulu kena sasarannya," omel Zain bergumam kesal.
"Yaudah ayo!" ucap Zain menghadapkan punggungnya ke Felicia.
Felicia tersenyum lebar lalu melompat kepunggung abangnya tersebut.
Zain lalu berjalan membiarkan Felicia yang membenamkan kepala di leher abangnya tersebut dan dengan cepat tertidur.
"Eh Bang Zain tungguin Ely!" seru Elyza berlari mengejar Zain dan Felicia.
"Udah kita pulang juga yuk!" ajak Nuri yang diangguki Rafan, Abil dan Ray.
Keempat remaja itu pergi meninggalkan juna dan yang lainnya diruangan tersebut bersama Alan, Zaeem dan Alana.
Gimana Faiyaz, Fiana dan Bima? Mereka udah pergi dari tadi.
"Lan pulang yuk!" ajak Alana.
"Yaudah ayo!" ajak Alan lalu keduanya pergi di ikuti oleh Zaeem.
"Syukur deh para pengganggu udah pergi," ucap Arman sambil pergi ke tempatnya.
Begitu juga yang lain yang kini sibuk dengan urusannya masing masing.
...****...
"Prff ini rencana lo yang keberapa kalinya yang gagal B-08?" tanya seorang wanita pada B-08.
"Tutup mulut lo B-10!" seru B-08 pada wanita itu.
"Jadi harus berapa rencana yang harus lo susun agar berhasil?" tanya seorang pria memandang B-08 datar, B-02.
"Ntahlah gue rasa gue harus istirahat sejenak, B-09 yang akan beraksi berikutnya, lagian gue juga mau cari informasi tentang Scarlett, gue penasaran sama bocah satu ini udah satu bulan gue buat puluhan rencana dan selalu gagal semua gara gara tuh bocah," ucap B-08 kesal.
"Tapi ngomong-ngomong dimana B-09?" tanya B-10 bingung.
"Gue di sini!" seru seorang pria yang tak lain adalah B-09.
"Apa rencana lo untuk permainan berikut ini?" tanya wanita berambut pirang,B-07.
"Rencana yang luar biasa dan ngomong-ngomong B-08 bagian dari korban-korban lo sempurna, liat aja apa yang akan gue lakuin nantinya," ucap B-09.
"Hai, hai aku mau membukaan untuk permainan ini boleh ya!" pinta B-10.
"Ya sedikit permainan kejar-kejaran," tambah pria berambut kepirangan B-06.
"Ya lakukan apa yang kalian suka, gue mau nyempurnain alat main gue sebelum permainan gue," ucap B-09 berlalu pergi.
B-10 dan B-06 bertos ria lalu segera pergi, salah satu pria yang merupakan rekan mereka keluar dari ruangan tersebut B-05.
"Siapa sebenarnya Scarlett? Gue harus ngelaporin ini pada Master," gumam B-02 lalu pergi dengan segera.
Sementara itu B-05, C-01, Dino berkumpul diruangan B-01.
"Mereka membuat rencana baru kali ini B-09 yang akan turun tapi sebelumnya B-10 dan B-06 akan menjadi pembukaan," ucap B-05 memberi tau.
"Baiklah aku mengerti Creeping Snake bukan kah itu nama panggilanmu kini?" tanya B-01 yang diangguki Dino.
"Baiklah beritau ini pada Master S, dia harus tau rencana mereka," ucap B-01.
"Ya dan B-05 lo yakin gak mau ketemu dengan Master S?" tanya Dino pada B-05.
"Gue rasa belum saatnya, lepas dari ikatan dengan DE aja gue udah syukur, saat ini gue hanya bisa bantu kayak gini doang, mungkin setelah permainan yang ini gue bakal ketemu sama Master S," ucap B-05.
"Ok baiklah semua ayo bubar jangan sampai ada yang curiga, setidaknya Master mengira kita membuat rencana untuk mengalakan WE," ucap B-01.
"Ya dan sebentar lagi aku benar-benar akan mengakhiri ikatan dengan DE mengingat aku akan segera bertemu dengan Master S," ucap C-01.
"Ya dan usaha kita tak akan sia-sia."
^^^Bersambung.... ^^^
07 Oktober 2019
26 Desember 2020
Next part....
CASE 5
B-09 membuat tiruan dari korban-korban B-08 untuk melakukan permainan. Di awal sebelum permainan itu dimulai B-06 dan B-10 melakukan permainan kejar kejaran gak bisa dibilang begitu juga karena ini menyangkut nyawa dari aksi tembak tembakan berujung dengan teka-teki membingungkan.
Fiona kembali hidup?! Bagaimana mungkin! Tapi nyatanya memang begitu atau mungkin tidak melainkan hanya sebuah tipuan semata? Kita tidak tau bukan?!
"pilihan kita ada 2 di tipu atau menipu. Maka, aku akan lebih memilih menipu!"-Felia(Master S, Scarlett)
"C-Ci, Cia itu! Itu gustikan!?"-Zain
"Sialan Zain, libur gak ngajak-ngajak gue!"-Alan
"Gila aja mereka main tembak-tembakan di jalan gini"-Felicia
" Lo bawa pistol di tas!?"
"Ini mobil Ayah?!"-Zain & Felicia
"Hai Scarlett akhirnya kita bertemu~" B-06 dan B-10
...Sampai jumpa di part selanjutnya🤗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments