Felicia dan elyza yang was-was melangkah masuk kedalam ruangan itu. Elyza melirik kearah Felicia dengan waspada, Felicia yang mengetahui itu hanya tertawa dalam hati.
Mereka berhenti saat ada sebuah hologram yang muncul di depan mereka Felicia meletakkan tangannya di hologram tersebut untuk memberi tahu identitasnya lalu sebuah pintu tidak lebih tepatnya lift mereka berdua masuk kedalam lift itu lalu Felicia menekan tombol tombol yang tak di mengerti oleh elyza.
Kalau biasanya di tombol lift ada angka atau sebagainya ini tidak dia memakai sebuah simbol seperti segitiga, lingkaran, kotak bahkan sampai ada tombol dengan lambang bunga.
Elyza masih memandang Felicia waspada dengan bermacam pikiran buruk yang menghampiri, Felicia tersenyum geli melihat tingkah sepupunya itu.
"Kamu mau bawa aku kemana?" tanya Elyza yang tidak ditanggapi Felicia.
"Ka-kamu bukan Ciakan? Dimana Cia!" seru Elyza membuat Felicia memandangnya jahil.
"Hahhaha ketahuan ya?" ucap Felicia berakting kalau dia adalah penjahat.
"Tenang kau tak akan ku apa apakan cuma aku akan membawamu kehadapan bosku," ucap Felicia sambil menahan tertawa di dalam hati melihat wajah Elyza yang ketakutan.
"B-bos B-bos t terus Cia m-mana?" tanya Elyza gagap.
"Kau mau tau?" tanya Felicia membuat Elyza menganguk.
Felicia mendekat kearah Elyza, membuat Elyza mundur sampai menempel di dinding.
"Dia sudah mati," bisik Felicia tepat di telinga Elyza dengan nada menyeramkan membuat Elyza gemetar ketakutan.
Ting
Bertepatan dengan itu pintu lift yang mereka naiki terbuka disambut tawa Felicia yang mengema membuat wajah Elyza menjadi datar seketika.
Ya kali kalau Felicia ketawa jahat mungkin Elyza tambah ketakutan, nah ini dia ketawa geli membuat Elyza sadar bahwa dia baru saja di jahili.
Felicia keluar dari lift itu masih dengan tawannya di ikuti Elyza yang berjalan dengan wajah datar.
"Prff- khm Neng marah ya?" tanya Felicia menahan tawa sambil menyoel dagu Elyza yang segera di tepis oleh gadis bermata biru itu.
"Gak!" seru Elyza galak yang dibalas tawa oleh Felicia.
"Nona Felicia," sapa suara pria yang terdengar kaku.
Kedua gadis itu menoleh keasal suara disana mereka melihat seorang pria berpakaian rapi yang tampan memandang kedua gadis itu dengan hormat.
"Oh hai Audric," sapa Felicia pada pria robot itu, dia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ci siapa tuh? Ganteng baget," bisik Elyza pada Felicia.
"Namanya Audric dia yang jaga tempat ini," balas Felicia juga berbisik yang dibalas o an ria dari Elyza.
"Dan satu info lagi dia robot," lanjut Felicia berbisik.
"What!? He is robot?!" teriak Elyza kaget.
"Santai dong Neng gak usah teriak-teriak," ucap Felicia santai.
"Ci kamu bohong kan?" tanya Elyza masih tak percaya.
"Gak, kalau masih gak percaya tanya aja sendiri," ucap Felicia.
"Hm k-kamu beneran robot?" tanya Elyza agak gugup.
"Ya," jawab Audric dengan kaku.
"Benarkah?! Siapa yang membuat mu?" tanya Elyza dengan antusias yang dibalas tatapan datar oleh Audric.
"Kenapa kamu nanyain itu?" tanya Felicia memandang Elyza bingung.
"Mau minta buatin," jawab Elyza polos.
"Gila! Kamu kira buat robot kayak gitu mudah?!" tanya Felicia berseru kesal.
"Ya kan bisa aja," ucap Elyza enteng.
"Ya ya serah deh Audric apakah pembuatmu ada?" tanya Felicia.
"Tuan? Tuan ada di tempat biasa," jawab Audric.
"yasudah baiklah terima kasih Audric, Eza ayo!" seru Felicia menarik tangan Elyza agar mengikutinnya.
Setelah beberapa menit kedua gadis itu sampai di depan pintu mewah yang besar, lalu setelahnya keluar sebuah hologram yang meminta Felicia menempelkan tangannya disana.
'Nona Felicia selamat datang kembali,' ucap hologram itu ketika pintu itu terbuka.
Felicia dan elyza memasuki ruangan itu berjalan sambil melihat lihat barang barang canggih disana elyza aja sih kan Felicia udah lumayan sering lihat soalnya udah beberapa kali kesana. Kalau Elyza kini sedang melihat dengan kagum beda lagi dengan Felicia yang berjalan mengendap-endap menuju orang yang kini duduk membelakangi mereka sibuk dengan layar transparan besar di depannya.
'satu...dua...ti...ga,' batin Felicia menghitung.
"Gak usah kayak gitu kali Ci udah tahu," ucap pria yang duduk di kursi kebesarannya itu yang masih fokus dengan hologram didepannya.
"Ya kok tau sih padahal Grandpa fokus gitu," ucap Felicia mengerutu kesal.
"Tahu aja," balas pria itu yang tak lain adalah grandpa Felicia, Abra.
Felicia memandang abra yang masih fokus dengan hologram di depannya dengan kesal sedangkan Elyza memandang kearah Felicia bingung dan penasaran siapa orang yang ada duduk di kursi itu.
"Ngapa kesini?" tanya Abra acuh.
"Gak kesini dia ngubungin dengan kesal suruh kesini pas disini di suruh pergi," ucap Felicia kesal dibalas kekehan oleh Abra, "tuh asisten Cia, Cia bawa kesini biar langsung di proses."
Abra berbalik menghadap kedepan melihat Elyza yang kini sedang membelalakkan matanya karena kaget melihat Abra.
"Biasa aja mandangnya kali Za kayak ngeliat hantu aja," ucap Felicia yang entah sejak kapan ada di samping Elyza.
"T-tapi i-itu G-randpa kamu tau dari kapan Ci?!" tanya Elyza.
"Dua minggu yang lalu," jawab Felicia.
"Dan kamu gak ngasih tau Om Elam kalau Grandpa ada di sini kamu gimana sih!" seru Elyza kesal pada Felicia yang dibalas dengan putaran mata malas oleh adik sepupunya itu.
Elyza segera mengambil handphone disakunya dan menyari sesuatu disana Felicia segera mengambil handphone Elyza dan melihat apa yang di lakukan olehnya.
"Kamu mau nelpon Ayah!" seru Felicia kesal.
"Iya harus Om Elam udah lama nyari Grandpa dan kamu nyembunyiin fakta ini," ucap Elyza juga kesal.
"Kalau aku ngasih tau Ayah yang ada aku gak boleh ke sini lagi dong kan gak enak ini salah satu jalan supaya bisa balik ke Yogyakarta lagi!" seru Felicia.
"Ya tapikan ih kembalikan handphoneku!" seru Elyza kesal.
"Gak gak akan pernah nanti kamu ngasih tau Ayah," ucap Felicia keras kepala memati dayakan handphone Elyza dan menjauhkan handphone itu dari pemiliknya.
Abra memandang kedua cucunya itu dengan pandangan bosan lalu berjalan menuju mereka dan berdiri tepat di tengah kedua gadis yang sedang mengadu mulut itu.
Abra mengambil handphone yang ada di tangan Felicia melihat handphone itu lalu beralih kearah kedua cucunya yang sedang memandangnya kaget.
"Gak usah kaget gitu," ucap Abra lalu berjalan kembali ketempatnya dan duduk di kursi kebesaranya dengan handphone Elyza yang di letakkannya di mejanya tepat disamping tangannya.
"Jadi? Gak mungkinkan kalian kesini untuk kelahi doang kan?" tanya Abra dibalas gelengan oleh kedua gadis itu.
"Ke sini duduk!" pinta Abra menyuruh kedua cucunya itu duduk di kursi yang entah sejak kapan ada di depan mejanya.
Felicia dan elyza berjalan mendekat dan duduk di depan Abra tak lama setelahnya Audric datang sambil membawa teh dengan aroma lembut dan menenangkan di dalam cangkir teh tersebut juga terdapat bunga kecil sebagai penghias mungkin?
"Kali ini teh chamomile?" tanya Felicia sambil menyesap teh itu.
"Ini teh chamomile? Kok kamu tau Ci?" tanya Elyza
"Kan ada bunganya disini," ucap Felicia.
"Jadi bunga ini bukan penghiasnya?" tanya Elyza dibalas angkatan bahu oleh Felicia.
"Emang kamu gak pernah nyoba?" tanya Felicia masih menyesap teh itu.
"Gak tapi aku pernah lihat Mama minum sih baunya kayak obat tapi ini kok gak ya," ucap Elyza diakhiri gumaman.
"Kamu pernah nyoba Ci?" tanya Elyza.
"Pernah waktu lagi cemas atau lagi ketakutan Bunda ngasih teh ini entah ngapa mereka kepikiran teh ini tapi rasa takut dan cemasku cepat hilang sih," ucap Felicia.
"Oke cukup anak-anak jadi Ely kamu yakin mau bantu Cia?" tanya Abra.
"Hah?! Bantu Cia? Bantu apa? Terus siapa yang mau?" tanya Elyza.
"Bantuan jalani kasus yang secara tak langsung membantu melawan DE," ucap Abra.
"Hm gak tuh gak tertarik emang siapa bilang?" tanya Elyza, Abra memandang tajam Felicia sedangkan Felicia pura-pura tak tau apa yang terjadi.
"Jadi Eza kalau sekarang Grandpa tawarin kamu mau gak?" tanya Abra membuat Elyza berpikir.
"Pstt Za iyain aja lagian kalau ikut kamu tau keuntungannya apa?" tanya Felicia berbisik.
"Emang keuntungannya apa?" tanya Elyza juga berbisik.
"Bisa diajarin bela diri, senjata, nangkap penjahat, nge-hack dan lainnya," bisik Felicia membuat Elyza berbinar.
"Jadi?" tanya Abra melihat kedua cucunya itu dengan bosan.
"Eza mau!" seru Elyza dengan semangat.
"Oke tunggu sebentar," ucap Abra mengetik sesuatu di layar transparan yang entah sejak kapan ada di sampingnya.
"Eza nama apa yang kamu inginkan untuk identitasmu?" tanya Abra.
"Gemini," ucap Elyza setelah berpikir sejenak membuat Abra mengangkat alisnya bingung.
"Kenapa kau memilih nama bintang?" tanya Abra.
"Karena itu bintang bulan lahir Eza," bukan Elyza yanf menjawab melainkan Felicia.
"Bukan karena itu!" seru Elyza.
"Lah terus?" tanya Felicia.
"Karena gemini artinyakan anak kembar tu-," ucapan Elyza terpotong karena seruan Felicia.
"Jadi Eza punya kembaran!" tanya Felicia kaget.
"Gak dan aku belum selesai ngomong," ucap Elyza memandang Felicia dengan tatapan tajam.
"Oo gitu yaudah silakan lanjutkan," ucap Felicia enteng tanpa merasa salah sedikitpun.
"Ya jadi Eza milih Gemini pertama karena artinya anak kembar, gemini juga dapat diartikan dengan muka duakan dengan kata lain ini mirip dengan agen juga bagaimana dia menyamar dengan kepalsuan di depan sedangkan di belakang dia sedang menjalankan misi," ucap Elyza.
"Dan dengan kata lain berakting dan kamu juga bisa bermuka dua dalam artian baik," ucap Felicia diangguki elyza.
"Oke kalau gitu siap," ucap Abra lalu memberikan kartu pada Elyza, "ini tanda pengenalmu letakkan saja di laptopmu dia akan menyatu dengan data yang ada."
"Gimana dengan posisi?" tanya Felicia.
"posisimu hacker dan nyamar juga menjadi asisten Cia," ucap Abra diangguki oleh kedua gadis itu.
"Dan data tentangmu seluruh anggota WE sudah mendapatkannya," lanjut Abra.
"Oke jadi kenapa Grandpa ada di sini?" tanya Elyza sebelum Abra bisa menjawab pertanyaan itu Felicia telah lebih dulu menjawabnya.
"Karena Grandpa adalah pemimpinnya," jawab Felicia membuat Abra mendengus kesal.
"Lah kok bisa?" tanya Elyza.
"Ya bisa aja," jawab Felicia dengan enteng.
"Sudahlah kalau kamu mau tau ceritanya tanyain aja sama Cia dan ingat semua yang kamu ketahui adalah rahasia Gemini," ucap Abra memperingati Elyza.
"Baik," jawab Elyza.
"Jadi siapa yang memilih misi di RL?" tanya Abra
"Siapa lagi kalau bukan Cia!" seru Felicia semangat.
"Oh pantes aja," ucap Abra maklum.
"Yaudah sana pergi," ucap Abra mengusir dua gadis itu.
"Dih kan gitu awas kalau nyuruh kesini Cia gak mau," ucap Felicia.
"Gak papa lagian kalau kamu ada perlu kesini juga nantinya, lagian tempat latihan disini lengkap juga ada yang ngajarin," ucap Abra dengan santainya.
"Yaudah Za ayo pergi!" seru Felicia kesal memandang Abra tajam.
"Eh hmm," gumam Elyza membuat Felicia dan Abra memandang kearahnya.
"Kenapa? Ada masalah mau Grandpa bantuin?" tanya Abra menawarkan
"Iya itu handphone Eza," ucap Elyza
"Oh iya ini," ucap Abra memberikan handphone itu pada Elyza.
"Yaudah kalau gitu Grandpa jangan lupa ngasih Cia informasi harus bagi bagi info loh! Gak boleh pelit," ucap Felicia.
"Kalau gak Cia bilang sama Ayah Grandpa ada disini," ancam Felicia berbisik di telinga Abra.
"Iya iya sana Grandpa masih banyak urusan," ucap Abra mengusir.
"Yaudah kalau gitu dah Grandpa assalamualaikum," ucap Felicia mencium pipi Abra begitu juga dengan Elyza lalu keduan gadis itu segera pergi.
"Wa'alaikumsalam," gumam Abra lalu kembali memandang kehologram di belakangnya.
misi tim Rocket Light
victim's Name :Fiona putri kamila
date of birth : Jakarta, 7 November xxxx
gender : famale
age : 24 tahun
citizenship : indonesia
address :jl xxxx no xx jakarta barat
phone number : +628xx-xxxx-xxxx
Information : has been missing for two weeks, last seen by closest friends after returning from of office(disappear after going home from work)
"Ini akan sedikit sulit, B-08 heh psikopat gila itu," gumam Abra.
"Audric!" panggil Abra.
"Ya Tuan," ucap Audric hormat.
"Panggilkan Brienne, Bovrik dan Veta!" pintah Abra diangguki oleh Audric.
Audric pergi memanggil orang yang disuruh tuannya itu.
Abra masih memandang kearah hologram tadi tak lama setelahnya Audric datang bersama seorang pria dan dua orang wanita di belakangnya.
"Anda memanggil kami Tuan," ucap ketiga orang itu kompak.
"Ya aku ada misi untuk kalian," ucap Abra berbalik dan memandang mereka bertiga.
"Brienne berjaga jaga laporkan tentang pergerakan DE!" pinta Abra pada wanita bermata hitam dengan rambut panjang berwarna serupa.
"Bovrik mata-matai B-08!" pinta Abra lagi pada pria yang mengunakan topeng yang diangguki oleh pria bernama Bovrika itu.
"Dan Veta cari informasi kekacauan yang telah dilakukan DE dan yang sedang mereka lakukan juga data-data anggota mereka!" pinta Abra pada wanita berambut coklat yang disanggul, diangguki oleh Wanita tersebut.
"Laksanakan!" seru Abra.
"Yes Sir!" seru ketiganya kompak lalu menghilang.
"Sir," panggil Audric.
"Aku juga punya tambahan misi untukmu Audric," ucap Abra
"Jaga dan lindungi Cia juga Eza untukku dan awasi WE jika kau mendapatkan penghianat beri tau aku atau bunuh saja!" pinta Abra lalu berdiri dan melangkah pergi.
"Yes Sir!" seru Aundric sambil memandang punggung Abra yang menjauh lalu menghilang.
"Ini kewajibanku dia yang membuatku," gumam Audric lalu memandang kearah tempat Abra duduk tadi juga hologram besar tadi
Penyempurnaan
Audric 70% - 99 %
"Sir" ucap Audric dengan wajah datar walau begitu hatinya kini sedang tersenyum "terima kasih," ucap audric berbisik.
"Ya mereka bawahanku dan mereka harus sempurna untuk melindungiku juga keluarga besar dan paling penting Cia dan permata Scarlet," gumam Abra melihat kearah kota yang sudah modern tersebut.
****
Tring~
Tring~
Tring~
Kak juna
Fe cepatan kesini alma sama nara
Udah sampai
Me
Ok bentar
Pratogonis 1
Mereka bergerak
Pratogonis 2
Lawan atau kawan, pelakunya adalah orang yang tak terduga
'pelaku orang yang tak terduga sebenarnya si pelaku siapanya korban? '
Bersambung...
Lawan atau kawan
Dia sebenarnya yang terdekat atau kenalan?
Yang patut dianggap kawan
Atau
Lawan?
Bukti yang terkumpul tak seberapa tapi petunjuk selalu ada
Senin, 12 agustus 2019
Noveltoon : Kamis, 24 Desember 2020
Elyza juga bergabung? Pelaku musuh atau kawan? Bagaimana akhirnya?
ikuti terus kisahnya Felicia si detektif cilik!
tunggu part selanjutnya ya!
jangan lupa vote dan commennya yang sangat di tunggu dan dinanti nanti
see you bye
wassalamualaikum...
salam dari
alyaciya
untuk semua
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments