Part 9 : Plan

Pratogonis 1

Mereka bergerak

Pratogonis 2

Lawan atau kawan, pelakunya adalah orang yang tak terduga

'pelaku orang yang tak terduga sebenarnya si pelaku siapanya korban? '

****

Ruangan tim RL tampak ramai bukan hanya karena anggotanya tetapi juga karena 4 remaja yang entah ngapa nyasar kesana.

"Arg berhenti ngabisin cemilan gue!" seru Arman kesal pada keempat remaja itu.

"Yaaelah pelit amat dah Kak," ucap cowok berambut hitam dan mata bewarna amber itu dengan santai sambil memakan cemilan yang ada di tangan cowok berambut hitam dengan mata segelap malam dan ya dua orang itu adalah Zain dan Alan.

"Betul tuh lagian kamikan best," ucap cowok yang ada disamping alan temannya dan Zain, Rayyan namanya yang kerap dipanggil Ray oleh mereka.

"Lagian kami juga udah sering kesini juga," ucap cowok disamping Zain, Abil namanya teman mereka juga.

"Tetap aja kali, kalian itu disini ganggu gak ada enaknya kalau kalian ada disini," ucap Ezar.

  Diantara keenam orang yang ribut itu Juna, El, Ryon juga Faraz memandang mereka bosan.

   Dylan tidur, Ara, Alma dan Tina pada ngosip, Vina nge-hack sesuatu, Nara memeriksa barang bukti bersama Hanif dan terakhir Erland yang sedang memainkan handphonenya.

"Jun Fea masih lama ya?" tanya Faraz yang mulai bosan.

"Katanya mentar lagi," ucap Juna.

"Mentar, mentar, mentar dari tadi mentar mulu gue capek nih," keluh Ryon.

"Mentar lagi juga nyampai," ucap El yang memandang kearah Ara, Tina dan Alma, entah siapa yang dia pandangi.

"Assalamualaikum!!" seru dua gadis itu dengan semangat membara melangkahkan kaki memasuki ruangan tersebut yang dibalas kompak semua orang yang ada diruangan itu dengan 4 orang yang memandang mereka kaget.

"Lo berdua kok disini!!!!" seru Zain, Abil dan Ray kompak.

"Yang nanya patutnya kita ngapain kalian berempat ada disini?!" tanya Elyza beseru kesal.

"Ya kan kita main lah lo berdua ngapa?" tanya Abil.

"Masih kecil juga," tambah Ray.

"Kami anggota ngapa emang?" tanya Elyza galak plus sombong.

"Loh kok?!" ucap Zain dan Alan kompak kaget begitu juga dengan Ray dan Abil.

"Gue tau kalau Fea anggotanya tapi lo... Juga?" tanya Alan.

"Iyalah!" seru Elyza sombong.

"Buktinya mana?" tanya Zain, Elyza mengambil kartu anggota juga handphonenya yang mengeluarkan data keanggotaan membuktikan kalau dia benar anggota WE sebagai jawaban.

"Gak mungkin gak gak!" seru Ray tak percaya.

"Betul tuh itu pasti palsu!" seru Abil menambah.

"Gak itu benar loh," ucap arman membenarkan.

"Jadi, lo yang jadi asistennya Fea?" tanya Juna dibalas anggukan dari Elyza sebagai jawaban.

"Dan sekarang Fe- eh Fea mana perasaan ada disamping lo tadi kan Ly?" tanya Ezar ketika tak menemukan Felicia disamping Elyza.

"Iya ya cepat amat dah tuh anak," gumam Elyza.

"Jadi, ditisu itu kalian cuma nemuin darah korban?" suara tanya Felicia terdengar membuat Elyza, Arman, Ezar, Juna, Abil, Ray, Alan dan Zain menoleh memandang kearah sumber suara.

Mereka melihat Felicia yang sedang bertanya dengan Nara dan Hanif dan disampingnya ada El, Ryon, Faraz begitu juga Dylan, Erland, Tina, Alma, Ara dan Vina.

Tak mau ketinggalan info nantinya delapan orang itu juga pergi mendekat kearah Felicia.

"Terus tes medis, tersangka dan simbol anehnya?" tanya Felicia.

"Tes medis yang kami temukan itu palsu," jawab nara.

"Hm dan simbol aneh yang terdapat pada kertas juga itu simbol DE," tambah Alma.

"Dan tentang tersangka gak ada yang spesial dia bilang kalau korban adalah teman terbaiknya sahabat dekat," ucap Nara.

"Juga saat ditanya tentang simbol DE dia bilang korban di teror oleh oramg yang memiliki simbol itu," tambah Alma.

Felicia menyeringai kecil dengan satu tangan dilipat didada dan satu lagi memegang dagunya.

"Bodoh, lemot dan lembek," hina Felicia membuat Hanif, Nara, Alma juga yang lainnya kesal.

"Eh, bocah kami udah meriksa juga dapatnya cuma segini gak ada dapat yang lain!" seru Hanif kesal.

"Makanya Fea bilang kalian bodoh! Lemot! Juga lembek!" seru Felicia, "dan satu lagi lambat."

"Ya teserah pendapat lo gimana tapi jangan ngina gitu dong Fe!" seru nara ikutan kesal.

"Tapi kenyataannya gitu," ucap Felicia.

"Kalau gitu bilang kenapa lo bilang kita gitu, emang apa perbuatan kami yang bikin lo berkomentar gitu?!" tanya Alma berseru kesal.

"Yang pertama kalian bodoh karena menemukan tisu yang kalian bilang hanya ada darah korban padahal Fea dengan ngelihat aja udah dapat pastiin ada darah orang lain disana," ucap Felicia.

"Oh ya kalau gitu coba ada darah siapa disini kami cuma nemu darah korban A+," ucap Hanif.

"Dan Fea bisa ngelihat ada darah B disana coba aja periksa," ucap Felicia.

"Fine, gue periksa awas kalau gak ada," ucap Hanif.

"Nara periksa sana!" pinta Hanif pada Nara.

"Loh kok gue sih katanya lo mau meriksa!" seru Nara protes.

"Oh? Masa gue gak ngerasa ya? periksa sana, nanti gue yang ngajar nih anak kalau dia salah," ucap Hanif yang membuat Nara kesal setengah mati dan mau tak mau dia yang memeriksa tisu itu.

Tak lama setelah itu Nara menemukan hasil yang membuatnya terkejut dan membatu.

"Nar, hasilnya apa? yang dikatakan Fea salahkan?" tanya Hanif yang tak disahuti oleh Nara.

"Nar? Nar...Nara!" seru hanif membuat Nara sadar.

"Maaf nif tapi yang di bilang Fea benar," ucap Nara membuat Hanif dan yang lain tercengang sedangkan Felicia tersenyum kemenangan.

"Hah?! masa gue gak percaya!" seru Hanif tak percaya.

"Yaudah tengok aja sendiri," ucap Nara dengan cepat Hanif menengok hasilnya dan sama seperti Nara tadi dia membatu.

"Jadi, gimana?" tanya Felicia membuat Hanif sadar.

"Ok lo benar tapi gue masih gak terima di kata katai," ucap Hanif.

"Yaudah lanjut yang kedua kalian itu lemot salah satu yang membuat kasus yang kalian jalani yang patutnya mudah menjadi rumit selain kurang teliti adalah kalian terlalu lembek dan lambat," ucal Felicia memberi jeda.

"Kalau menurut Fea keadaan hubungan korban dengan tersangka memang sahabat tapi mereka sepertinya ada sedikit pertengkaran kalian lembek dan lemot karena kalian belum sepenuhnya mendapat banyak bukti atau informasi dari tersangka pertama," lanjut Felicia.

"Bukannya tentang teror juga informasi ya?" tanya Adira.

"Iya tapi itu kesalahan kalian satu lagi agak naif bukan dengan satu info aja kalian udah aja dengan tersangka pertama tapi kalian harus mengali info lagi agar kita bisa dengan cepat menangkap pelaku dan bisa menemukan tersangka lagi," ucap Felicia.

"Dan untuk tes medis yang palsu tadi itu juga sebuah informasi bahwa itu ada kaitannya dengan korban satu hal yang harus kalian pelajari berakting tidak tau apa-apa saat menghadapi tersangka karena diantara tersangka pasti ada pelaku," lanjut Felicia.

"Dan bisa jadi asumsi awalan kita salah," ucap elyza tiba-tiba.

"Yap karena pelaku adalah orang yang tak terduga," tambah Felicia membuat mereka bingung.

"Maksudnya apaan Fe?" tanya Ryon bingung.

"Kalian akan tau. Jadi, diawal penyelidikan siapa yang mau ikut dengan Fea minimal satu orang maksimal dua," ucap Felicia.

Ara dan El dengan cepat mengangkat tangan, "gue ikut!!" seru mereka berdua kompak membuat semua mata memandang kemereka.

"Khm khm kerongkongan gue kering nih kayaknya," ucap Ray pura-pura batuk.

"khuk gue juga kayaknya flu deh," ucap Juna begitu juga yang lain membuat Ara merona dengan El yang pipinya sedikit memerah.

"Eh, Ra pipi lo kok merona gitu?" tanya Tina pura-pura kaget.

"Eh hm apanya," ucap Ara kaget memegang pipinya dengan gugup membuat Felicia tersenyum.

"Yaudah berarti besok Kak El sama Kak Ara ikut Fea sama Ea untuk mencari bukti di tkp," ucap Felicia menghilangkan kecanggungan antara El dan Ara dengan semua orang yang fokus padanya.

"Dan yang lain, Fea harap kalian bisa stay disini menunggu informasi dan kalau ada sesuatu nantinya kalian udah siap," ucap Felicia membuat semua yang ada disana mengangguk minus Alan, Zain, Ray juga Abil karena mereka cuma dengar doang.

"Hm Ci," panggil Zain pada adiknya itu tapi tak di hiraukan oleh Felicia yang kini sedang fokus melihat kertas dengan simbol DE disana.

"Ci masih marah ya? Padahal Abang punya info penting tentang Bunda sama Ayah," ucap Zain membuat Felicia akhirnya menoleh kearahnya.

"Info apa?" tanya Felicia cuek.

"Tapi pakai syarat ya," ucap Zain.

"Yaudah apa syaratnya? Jangan aneh aneh loh," ucap Felicia memperingati.

"Iya cuma minta dimasakin makan malam doang," ucap Zain.

"Ok infonya?" tanya Felicia.

"Ayah sama Bunda gak dirumah itu aja," ucap Zain.

"Mereka kemana? Berapa hari?" tanya Felicia.

"Dih kan Abang ngasih info yang tadi doang yang itu gak terima," ucap Zain yang membuat Felicia menyeringai.

"Serius gak mau kasih tau? Gimana kalau nanti motor kesayangan Abang disita ya pulang malam ternyata ikut... Hm ikut apa ya?" ucap Felicia pura-pura tak tau yang malah membuat Zain mematung.

"Gak tau juga ikut apa tapi kalau Ayah tau gimana jadinya?" tanya Felicia dengan nada menduga-duga.

"Kasih tau atau Cia bilang sama Ayah apa yang Abang lakuin sesuatu, ya taulahkan," ucap Felicia membuat Zain menelan ludahnya kasar.

'Senjata makan tuanmah ini namanya' batin Zain.

  Alan yang melihat itu hanya bisa menahan tawa begitu pula yang lainnya.

"Ok, ok Abang gak tau mereka kemana tapi mereka pergi selama seminggu, udahkan jangan kasih tau Ayah ya!" pintah Zain memohon.

"Ya ya tapi serius mereka pergi seminggu?" tanya Felicia senang.

"Dua rius malah," ucap Zain.

"Yes! Yes! Yes! Berarti besok bisa gak sekolah dong! Eza besok kita nyelidiki kasus gak usah sekolah aja," ucap Felicia senang.

"Emang boleh?" tanya Elyza.

"Boleh aja iya kan pak Erlangga bilangin kami izin ya!" seru Felicia pada Erland membuat Erland menghembuskan napas gusar.

"Ya serah aja," jawab Erland malas plus pasrah.

"Yes besok bakal gak ketemu sama si brengsek dan si bangsat dong!" seru Felicia senang yang membuat Elyza tertawa mendengar ucapannya tadi.

"Hahahaha jadi kamu manggil Kak Irsyad sama Zafran brengsek dan bangsat hahahaha cocok," ucap Elyza disela tawanya.

"Pastilah," ucap Felicia sambil terkekeh.

"Kalau mereka tau pasti patah hati baget," ucap Elyza.

"Kalau gitu biarin aja mereka tau muak kali digangguin gitu ngikutin kemana pergi rugi kalau dekat mereka," ucap Felicia menjadikesal mengingatnya.

"Zafran dan...Irsyad?" tanya zain dengan aura tak menyenangkan yang mengelilinginya.

"Mereka siapa?" tanya Alan menambah dengan tatapan tajam dan dingin.

"Bukan siapa siapa cuma ketua kelas bodoh dan kakel songong," jawab Felicia santai.

"Zafran itu yang manggil kakak ipar ke gue sama El ya? Wajahnya lumayan sih, tapi memang diakan?" tanya Ryon membuat Alan dan Zain melotot tak percaya.

"Kakak ipar?!" seru mereka berdua kompak.

"Hahahaha gue gak nyangka rupanya lo populer juga ya Fe," ucap Abil sambil tertawa.

"A plus untuk lo deh Fe," ucap Ray bertepuk tangan membuat Felicia memutar mata bosan dengan Zain dan Alan yang melotot pada kedua temannya itu.

"Jangan dipuji!" seru Alan dingin.

"Ngapain itu harus dipuji!" seru Zain tak kalah dingin.

"Oh, ok tapi mohon di kondisikan tatapannya, jangan tajam gitu dong," ucap Ray.

"Iya satu lagi tolong suhunya diturunin di sini udah dingin gak perlu aura es kalian," ucap abil menambah.

"Jadi benaran dia?" tanya El mengabaikan keempat remaja itu.

"Yap dia orangnya si ketua kelas pintar dan tampan namun bego," jawab Elyza.

"Terus si Irsyad itu?" tanya Juna.

"Hm gimana ya kalau gue kasih tau sih lo pasti gak tau Jun tapi lo tau keluarga Jaffran kan?" tanya Erland diangguki Juna bukan Juna ajasih tetapi semua yang ada diruangan itu.

"Dia putra pertama keluarga Jaffran," ucap Erland, "dan satu info lagi dia pacar Fea," ucap Erland membuat semua mata melotot kaget.

"What?! Pacar!" seru mereka semua kompak karena kaget kecuali Elyza, Felicia dan Erland.

"Khm lebih tepatnya yang ngaku-ngaku," ucap Felicia memberi penjelasan.

"Kak E l ingatkan cowok yang kemarin itu yang dua minggu lalu pergi dengan sombong itu, kan?" tanya Felicia.

"Yang lo tolak mentah-mentah di depan banyak murid itu, kan?" tanya El balik diangguki oleh Felicia.

"Dan duduk di samping lo di kantin tadi?" tanya Ryon yang di jawab anggukan oleh Felicia.

"Dan orang yang selalu membuat Cia kesal," tambah Elyza.

"Jadi cerita yang sampai buat dia ngaku ngaku apa?" tanya Ray.

"Ya gak tau cuma waktu itu Fea perna ngerjai dia dengan nyiram air pel di kepalanya," ucap Felicia sontak membuat orang yang diruangan itu tertawa.

"Prff apa? Lo nyiram dia dengan air pel?" tanya Hanif menahan tawa.

"Hahahaha lo hebat Fe," ucap Dylan di tengah tawanya.

"Ya lagian waktu itu ada cewek nembak dia-"

"Terus lo cemburu?" tanya Alan memotong ucapan Felicia dengan nada kesal.

"Idih ngapain? Lagian Fea belum selesai ngomong Kakak," ucap Felicia gemas pada Alan.

"Yaudah lanjutin," ucap Alan bersikap senormal mungkin.

"Terus dia nolak cewek itu sambil bilang ya 'gue nolak lo karena lo gak pantas untuk gue level kita beda jauh lo dibawah sedangkan gue diatas' gitu," ucap Felicia yang membuat yang ada diruangan itu kesal sendiri.

"Wah parah tuh bocah songong bener," ucap Ezar.

"Ya iya bener tapi enak ya Ci besok libur," ucap Elyza senang.

"Ya dan nanti kamu nginap dirumah ya Za nyari sesuatu gitu nanti," ucap Felicia.

"Sip, aku yakin kasus ini selesai 2 hari," ucap Elyza yakin.

"Gak tiga hari," ucap Felicia membantah ucapan Elyza.

"Dua," ucap Elyza ngotot lalu keduanya jadi adu mulut.

"Akukan bosnya," ucap Felicia keras kepala.

"Ya terus salahnya apa aku kakaknya kamu," balas Elyza tak mau kalah.

"Cuma sepupu dan beda beberapa bulan kok," ucap Felicia membela lalu mereka beradu lagi membuat yang ada disana menjadi pusing.

"Eh, udah jangan berantem lagi lebih baik kalian pulang istirahat, besok baru nyelidikin kasusnya ya," ucap Juna menghentikan perdebatan mereka dan mengusir dua orang itu secara halus.

"Iya sih lebih baik kita pulang," ucap Elyza.

"Kak El antarin!" seru Felicia memerintah.

"Loh kok gue?!" tanya El beseru bingung.

"Kan Kakak yang bawa kita kes sini," ucap Elyza diangguki Felicia.

"Tapikan bukan gue aja Ryon sama Erland juga dan lagi tuh 4 orang tuh ada yang mau ngantar kalian," balas El.

"Gak mau, mereka berempat nyebelin," ucap Felicia.

"Eh, Fe maafin kita dong yang kemarin," ucap Ray memohon.

"Iya kita salah," tambah abil.

"Udah Fea maafin tapi Fea gak mau sama kalian," ucap Felicia keras kepala.

  Alan memutar bola matanya bosan lalu mendekat kearah Felicia sambil membisikan sesuatu membuat mata Felicia besinar ceria.

"Fea mau yaudah ayo pergi!" seru Felicia sambil menarik Alan.

"Udah dulu ya Kakak-kakak Fea balik sama Kak Alan dulu Eza sama Bang Zain aja siap ganti baju langsung kerumah ya assalamualaikum," pamit Felicia dengan cepat berjalan pergi sambil memegang tangan Alan.

"Alan bisikin apa sih sama Fea kok ceria amat," ucap abil heran.

"Tau ah," ucap Ray.

"Sialan bawa Adek gue sembarangan aja," ucap Zain kesal.

"Gak sopan," ucap Elyza ikutan kesal.

"Eh yaudah kita nyusul aja," usul Ray.

"Harus! Yaudah Za ayo pergi," ucap Zain lalu keempat orang itu tanpa salam tanpa pamit langsung pergi.

"Parah tuh bocah sopan santunnya mana!" seru Faraz kesal sendiri dibuatnya.

"Tau ah jadi kerja kita udah selesaikan?" tanya Dylan.

"Belum," jawab Vina.

"Ada lagi?" tanya Erland bingung.

"Ya gue bingung ini maksudnya apa dan gue lupa nanya sama Fea," ucap Vina menunjukan tabnya.

'Dari rumah ke kantor pergi ke gudang, mencari sesuatu bercucuran darah, memberi mayat pada si penjahat, si korban hilang entah kemana, lorong sempit tempat yang sempurna.'

   Tulisan yang ada di tab itu membuat mereka semua berpikir.

"Itu kayak petunjuk tapi petunjuk apa?" tanya Arman.

"Dari pada bigung mending tanyain Felicia aja kirim pesan sama dia," usul Ryon.

"Ide bagus," ucap yang lain lalu salah satu dari mereka segera menghubungi Felicia.

****

"Ini mengerikan bagaimana kalau para agen itu tau" gumam seorang wanita yang meringkuk di sudut kamarnya.

Tes~

Tes~

Darah itu menetes gang sunyi itu menjadi bau

"Uh bau baget ini mah, gimana caranya buang sampah kalau kayak gini?" keluh pak Dimas salah satu ob di perusahaan Adijaya.

"Mending di tarok disini aja kali ya?" ucap Pak Dimas meletakan sampah diujung lorong, "udah selesai pergi aja lagi lagian horor juga," ucap dimas berangsur pergi sambil berlari.

Bersambung...

Senin, 19 Agustus 2019

Noveltoon : Kamis, 24 Desember 2020

Hai hai semua assalamualaikum

Jumpa lagi dengan saya ya walau sebentar sih

Nah besok mulai menyelidiki ya? Terus ada apa di gang yang dikasih petunjuk sama tempat sibapak ob tadi membuang sampah?

Juga wanita yang ketakutan tadi? Ada yang penasaran gak?

Kalau penasaran ya tunggu part selanjutnya ya

Dan terima kasih atas dukungannya

Jangan lupa commen dan votenya

See yo bye

Sampai jumpa senin depan

Wassalamualaikum

Salam

Alyaciya

Episodes
1 Prologue
2 Part 1: Misunderstanding
3 Part 2: Something Is Odd
4 Part 3 : Bully And Join
5 Part 4 : Gem Tears
6 Part 5 : Scarlett
7 Part 6 : Who Exactly Is The Protagonist?
8 Part 7 : New mission
9 Part 8 : The Secret Room In WE
10 Part 9 : Plan
11 Part 10 : Relax For A Moment Before Starting
12 Part 11 : Investigation
13 Part 12 : Get information
14 Part 13 :Interrogate The Suspect
15 Part 14 : The Last Crime Scene
16 Part 15 : Complete Friend \ Foe Case
17 Part 16 : WE And Huriya Organizations
18 Part 17 : Shoot! Shoot! And Shoot!
19 Part 18 : A Plan And A Strategy?
20 Part 19 : Fooled Or Cheated (1)
21 Part 20 : Fooled And Cheated (Last)
22 Part 21 : Mesked Women
23 Part 22 : Masked Women (2)
24 Part 23 : Maskes Women (3)
25 Part 24 : Do Not Cry anymore
26 Part 25 : Secret Of The Flower Field
27 Part 26 : Power And Start
28 Part 27 : Masked Women (Last)
29 Part 28 : Finish And Start
30 Part 29 : River Of Blood ( 1 )
31 Part 30 : River Of Blood ( 2 )
32 Part 31 : River Of Blood ( 3 )
33 Part 32 : River Of Blood ( Last )
34 Part 33 : Hallo Berlin, deutschland
35 Part 34 : Mission Mit Oma
36 Part 35 : Bienvenue En France
37 Part 36: Collana Di Pietre Preziose Rubino
38 Part 37 : The story of the past
39 Part 38 : End?
40 Part 39 : Surprise!
41 Part 40 : Treining
42 Part 41 : Matual Desier
43 Part 42 : Meeting (1)
44 Part 43 : Meeting ( Last )
45 Part 44 : Fight
46 Part 45 : Last Fight
47 Part 46 : End? Is It True
48 Epilogue
49 bonus Cerita
50 PENTING!!!
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prologue
2
Part 1: Misunderstanding
3
Part 2: Something Is Odd
4
Part 3 : Bully And Join
5
Part 4 : Gem Tears
6
Part 5 : Scarlett
7
Part 6 : Who Exactly Is The Protagonist?
8
Part 7 : New mission
9
Part 8 : The Secret Room In WE
10
Part 9 : Plan
11
Part 10 : Relax For A Moment Before Starting
12
Part 11 : Investigation
13
Part 12 : Get information
14
Part 13 :Interrogate The Suspect
15
Part 14 : The Last Crime Scene
16
Part 15 : Complete Friend \ Foe Case
17
Part 16 : WE And Huriya Organizations
18
Part 17 : Shoot! Shoot! And Shoot!
19
Part 18 : A Plan And A Strategy?
20
Part 19 : Fooled Or Cheated (1)
21
Part 20 : Fooled And Cheated (Last)
22
Part 21 : Mesked Women
23
Part 22 : Masked Women (2)
24
Part 23 : Maskes Women (3)
25
Part 24 : Do Not Cry anymore
26
Part 25 : Secret Of The Flower Field
27
Part 26 : Power And Start
28
Part 27 : Masked Women (Last)
29
Part 28 : Finish And Start
30
Part 29 : River Of Blood ( 1 )
31
Part 30 : River Of Blood ( 2 )
32
Part 31 : River Of Blood ( 3 )
33
Part 32 : River Of Blood ( Last )
34
Part 33 : Hallo Berlin, deutschland
35
Part 34 : Mission Mit Oma
36
Part 35 : Bienvenue En France
37
Part 36: Collana Di Pietre Preziose Rubino
38
Part 37 : The story of the past
39
Part 38 : End?
40
Part 39 : Surprise!
41
Part 40 : Treining
42
Part 41 : Matual Desier
43
Part 42 : Meeting (1)
44
Part 43 : Meeting ( Last )
45
Part 44 : Fight
46
Part 45 : Last Fight
47
Part 46 : End? Is It True
48
Epilogue
49
bonus Cerita
50
PENTING!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!