..."Mie dalam mangkuk...
...Lezatnya kuah yang berkaldu...
...Suatu yang kecil itu adalah petunjuk...
...Yang akan menangkap sang pelaku"...
...-The littel detective - ...
...________________________________...
Tak sampai hitungan 5 menit Felicia, El, Elyza juga Ara telah sampai di SMA Harapan Bangsa sekolah Alan juga yang lainnya.
Tak jauh dari sana seorang gadis berpenampilan nerd berjalan mendekati gerbang dengan kesal karena dari tadi dia selalu diikuti oleh cowok cuek dan sayangnya tampan yang berada di belakangnya.
"Kenapa lo ngikutin gue mulu sih!" seru gadis itu kesal berbalik, membentak cowok itu.
"Suka hati gue," balas cowok tadi dengan acuh tak acuh.
Felicia dan Elyza menghampiri kedua orang itu sedangkan El dan Ara langsung pergi ke kafe menunggu di sana.
"Assalamualaikum, Faiyaz apa saya benar?" tanya Felicia pada gadis tadi yang ternyata adalah Faiyaz.
"Iya dan lo, oh astaga! Lo scarlett!" seru Faiyaz tak percaya dan berteriak girang.
"Nah ini dia orangnya! Fe, gue ikut ya! Bosan nih di sini," ucap Cowok tadi memeles pada Felicia.
"Maaf tuan muda Zaeem saya scarlett bukan Fea," ucap Felicia pada cowok itu Aka Zaeem.
"Ok scarlett gitukan? Gue ikut ya please!" pinta Zaeem memohon.
"Tidak dan tidak akan pernah, kembali ke kelas anda belajar yang baik atau saya laporkan anda ke orangtua anda," ucap Felicia dengan bahasa yang benar-benar formal.
"Ayo dong Fe, gue janji gak akan ganggu lo kok," ucap Zaeem dengan muka memelesnya, "Atau gak kayak gini aja lo izinin gue ikut, gue bakal bantu lo ngenjalanin kasus ini gimana?" saran Zaeem.
"Gue pastiin gue lebih berguna dari dua lintah penganggu itu, juga sama Faiyaz nih kami berdua akan bantu kalian," ucap Zaeem.
"Kami? Lo aja deh guekan cuma bantu aja dan agar kasus Kakak gue cepat selesai," ucap Faiyaz.
"Maka dari itu ayo kita bantu mereka sekali kali nyari pengalaman, lagian ini bakal seru nantinya!" seru Zaeem bersemangat.
"Prff-" suara tawa tertahan Felicia, "Kalian yakin mau ikut? Kalau iya kalian harus siap dengan kejadian kejadian yang mengejutkan, bagaimana?" tanya Felicia yang membuat Faiyaz menjadi tertarik.
"Kami siap, setuju kok!!"seru Faiyaz dan Zaeem kompak.
"Oke kalau gitu ayo kita keruangan kepala sekolah meminta izin dan jangan lupa nanti panggil saya Gemini," ucap Elyza angkat suara, lalu mereka berempat segera pergi menemui kepala sekolah untuk meminta izin.
Setelah mendapatkan izin, ke empatnya segera pergi ke kelas XII IPA 1 A, kelas Zaeem dan Faiyaz berada juga kelas yang di tempati oleh Zain dan Alan.
Tok Tok~
"Permisi, maaf menganggu waktu belajarnya tapi saya ingin meminta izin pada pak Dedy, benar?" tanya Felicia pada guru yang mengajar di kelas itu.
"Ya benar, Ada apa ya?" tanya guru bernama Dedy itu.
"Cia!" seru Zain dan Alan tak percaya melihat Felicia yang kini memandang dengan acuh tak acuh pada mereka.
"Saya ingin meminta izin bapak untuk membawa dua di antara anak murid bapak," ucap Felicia menghiraukan seruan Zain dan Alan.
Felicia memandang Zaeem dan Faiyaz menyuruh mereka masuk dan meminta izin juga mengambil tas mereka.
"Misi pak kami mau pamit dulu ada urusan pak tadi udah bilang langsung pada kepala sekolah," ucap Zaeem masuk lalu mengambil tasnya begitu juga dengan Faiyaz.
"Eh... Mau pergi kemana lo?" tanya Zain kepo.
"Mau ikut para detektif profesional mecahin kasus," jawab Zaeem.
"Setidaknya gue lebih berguna dari kalian, bye lintah penganggu," ucap Zaeem sambil menekan ucapan terakhirnya, membuat Zain dan Alan kesal.
"Ngomong lagi!" pinta Alan kesal.
"Apanya?" tanya Zaeem sok polos.
"Cepat ambil tasnya dan segera pergi saya tak punya waktu melihat pertengkaran remaja di tengah jam pelajaran gini! Urusan saya masih banyak!" seru Felicia kesal, membuat Alan menahan emosinya dengan Zaeem yang meledeknya.
Dor~
Suara itu membuat semua orang kaget dan melihat kearah luar, satu peluru dengan cepat meluncur hampir mengenai jidat Felicia kalau saja ia tak menangkap peluru itu.
Semua murid di kelas itu mamandang kaget beserta takjub dengan hal yang baru saja terjadi bagaimanapun Felicia baru saja menghentikan sebuah peluru yang sedang melaju cepat.
"Baj*ng*n mereka membuat masalah pada waktu yang tak tepat!" seru Felicia berlari dengan cepat menghampiri seorang pria yang sedang memegang pistol dari peluru tadi.
Felicia dengan cepat menendang kaki pria itu membuatnya tersungkut jatuh lalu melatakan ke dua tangan pria itu kebelakang membuatnya kesakitan.
"C-432 apa saya benar?" tanya Felicia dengan smirk kecil diwajahnya.
"Bagai-bagaimana bisa?" tanya pria itu tak percaya.
Felicia menarik kasar pria itu hingga berdiri lalu menenju perutnya membuat darah segar keluar dari mulutnya, Felicia mendorong kuat pria itu hingga tersungkut di dekat Elyza, membuat para murid baik di kelas Alan mau pun kelas sekitarnya melihat keluar dengan ngeri.
"Katakan siapa yang mengirim anda?" tanya Felicia.
"Tak akan pernah!" Seru pria itu lantang, Felicia menodongkan pistol yang di pegang C-432 tadi ke kepala pria tersebut.
"Saya tanya sekali lagi siapa yang mengirim anda!"seru Felicia dingin.
"Lebih baik gue mati dari pada bocorin!"seru C-432 teguh.
"heh, C-432, dino ardian 36 tahun memiliki seorang istri dan 2 orang anak, lahir tanggal 22 agustus xxxx apa saya benar?" tanya Felicia membuat C-432 memebelalakan mata kaget, Felicia menyeringai kecil lalu melanjukan, "bahkan aku tau lebih banyak tentang kalian."
"B-bagai ... mana... mu... mu... ng ...g ...k ...ki ..n?" tanya C-432 tak percaya juga takut.
Felicia hanya tersenyum meremeh kan lalu memandangnya dengan dingin.
'Dor
Felicia secara tiba-tiba menembakan peluru kearah belakangnya, dan bertepatan dengan itu sebuah perulu juga menuju arahnya tetapi meleset.
"Kena sesuai sasaran bukan? Saya bahkan belum menyelesaikan kasus ini dan kalian menambah yang lain, saya muak dengan kalian DE!" seru Felicia dingin.
"Jacky Jackson atau A-09 seorang ahli pembuat senjata di DE, bukan begitu?" tanya Felicia pada C-432 membuat pria itu gemetar ketakutan.
"Hm...hm...hm...gimana kalau kita beri C-432 ini kesempatan?" ucap Felicia bertanya yang membuat Elyza tak percaya.
"Scar, are you kidding?"ucap Elyza benar benar tidak percaya apa yang yang baru saja ia dengar.
"Not gemini, I'm serious." Jawab Felicia dengan wajah dingin juga waspada.
Felicia mengambil handphonenya melihat keadaan sekitar sekolah kalau kalau ada anggota DE lainnya setelah merasa aman, Felicia memegang leher pria tadi dan memegang tanda kodenya, membuat pria itu memejamkan matanya mengira bahwa Felicia akan mencekiknya.
Felicia melepaskan tangannya dari sana sambil bergumam kecil, "Semoga ini berhasil dan kau tidak akan menghianatiku Dino."
"Hm, oke, baiklah bagaimana jika begini saya biarkan anda pergi asal Anda menjadi mata mata saya," ucap Felicia dan melanjutkan dengan ekpresi serius, "saya akan melindungi anda."
Ucapan Felicia itu membuat pria bernama Dino itu menjadi ragu.
"Gue gak mau! Gue masih ingin hidup menghianati DE sama saja cari mati juga istri dan anak gue....," ucap Dino dengan lirih dengan ekspresi takut juga khawatir.
"Saya akan melindungi mereka dan well, bukankah yang memiliki niat untuk menghianati DE dia akan tersengat listrik kecil?" tanya Felicia membuat Dino menjadi tersadar dan bingung.
"Ap-apa yang baru aja lo lakuin?! " tanya Dino berseru kaget.
"Hanya mencoba alat yang saya buat dan anda baru saja menjadi kelinci percobaannya, jika anda ingin menghianati DE maka ikut dengan saya, saya akan melindungi anda juga keluarga anda,"ucap Felicia.
Matanya berubah menjadi warna abu-abu tak kala melanjutkan ucapannya, "Atau tetap di DE, saya tak akan mengangu keluarga anda namun anda ditangkap dengan rasa sakit karena pernah berniat menghianati DE."
"G-gue....,"ucap Dino dengan bingung.
"Cepatlah berpikir tuan waktu saya tidak banyak ada sekitar 6 orang yang harus saya interogasi juga satu Tkp yang belum saya periksa bukannya DE memberikan saya banyak tugas belum juga dengan naskah dan laporan yang akan di kirimkan ke luar negeri," ucap Felicia panjang lebar.
"Scar, kok malah curhat sih?" tanya Elyza bingung.
"Ya tapikan itu benar, jadi?" tanya Felicia.
"Ya saya setuju," jawab Dino mengubah ucapannya menjadi formal.
"Pilihan yang bijak tuan, ingat sekarang anda adalah anak buah Scarlett dan jangan pernah mencoba menghianati saya karna jika anda berhianat, maka anda akan mati ditempat saat itu juga, jangan pernah sampai informasi tentang saya bocor," ucap Felicia tersenyum tapi dengan aura menakutkan.
"Orang-orang saya di DE akan melindungi anda dan ingat bersikap biasalah disana namun jangan lupa kalau anda adalah salah satu orang orang saya juga jangan lupa selalu berikan saya informasi," ucap Felicia mengingatkan.
"Anda mengerti bukan?" tanya Felicia sambil tersenyum ceria yang membuat Dino takut.
"Y-ya," jawab Dino terbata.
"Kalau gitu sihlakan pergi dan beri tau atasan anda tentang yang tadi kecuali tentang anda yang pindah orang," ucap Felicia dengan menyakinkan dan percaya pada Dino membuat pria itu menjadi tenang dan percaya ada yang masih memberinya kepercayaan.
"Baik saya permisi Master S," ucap Dino dan segera pergi dengan cepat.
"Hehehe, Master S panggilannya lumayan juga," ucap Felicia terkekeh kecil.
"Selanjutnya, Tuan Zaeem, Nona Faiyaz apa kalian masih ingin ikut setelah melihat semua ini?" tanya Felicia pada Zaeem dan Faiyaz.
"Tentu pasti!"seru kedua remaja itu semangat dan yakin tanpa keraguan.
"Baiklah sepertinya ini akan menyenangkan, sangat bersemangat, sebaiknya kita bergegas Black wolf dan Fox lady sudah terlalu lama menunggu sepertinya," ucap Felicia.
"Ok kalau begitu let's go ayo pergi!" seru Elyza semangat dan pergi diikuti Zaeem dan Faiyaz.
"Sebaiknya kalian membawa para murid masuk bukan?" ucap Felicia pada guru disana membuat para guru menjadi tersadar dan segera menyuru semua murid memasuki kelas.
'Wah ini akan menyenangkan padahal gue mau ikut juga'
'Tampangnya setia, sepertinya dia tadi benar benar akan berguna nantinya sebagai penanggung jawab organisasi mungkin?'
'Ayo Zaeem semangat kita ikut memecahkan kasus ini!'
'Tunggu saja kak, Fai akan menemukan pelaku yang telah membunuh kakak'
'ck,ck, yang satu semangat yang satu penuh tekat tapi Cia anak itu, hehehe benar-benar hebat,'
'6 tersangka satu Tkp siapapun pelakunya walau terlihat baik ataupun jahat kalau ia melakukan sesuatu kejahatan tetap saja harus di tangkap! '
...* * * *...
"Jadi kita mau interogasi Mirza atau Fandi dulu?" tanya El saat mereka semua berada di dalam mobil karna telah selesai mengali informasi dari Faiyaz dan segera pergi ingin Menginterogasi para tersangka.
"Fandi dulu terus si Bima, Amy, Mirza dan terakhir si Fiana," ucap Felicia.
"Tentang satu lagi itu cuma dugaan bisa jadi dia bukan tersangka yang patut di tuduh," gumam Felicia kecil.
"Ok, sekarang ayo berangkat ke kafe di jalan xxxx," ucap Ara memberi arahan.
"Di kafe mulu deh kayaknya tempat interogasinya, kenapa gak ditaman kek atau rumah mereka kek lah ini di kafe," keluh El.
"Gak usah ngeluh kak, bawa aja mobilnya dengan bener," ucap Elyza.
"Iya iya," ucap El, lalu dengan kecepatan sedang mereka melaju ke tempat pertemuan yang dijanjikan.
Sesampainya di tempat tujuan Felicia masih juga diam memikirkan sesuatu seperti ada yang menganjal dibenaknya.
"Jadi yang ikut siapa aja nih?"tanya El tiba-tiba membuat Felicia tersadar.
"Kalau kak Fai dia udah kenal, jadi yang pergi cuma Fea, kak El sama Kak Zaeem aja Kak Ara, Kak Fai tunggu disini, Eza juga sambil mengawasi keadan sekitar kalau kalau nanti ada yang mencurigakan," ucap Felicia.
"Ok setuju!" seru Zaeem semangat.
"Yailah nih bocah semangat bener tapi ingat lo jangan ganggu sebelum kita minta ya," ucap El memperingati, Zaeem hanya mengangguk tanda mengerti sedangkan yang lain mengelengkan kepalanya.
Setelah peringatan dari El tadi, mereka keluar dari mobil dan memasuki kafe, melihat seorang pria yang memainkan handphonenya dengan khawatir, maybe?
Felicia segera menghampiri pria itu di ikuti Zaeem dan El.
"Permisi Fandi, apa saya benar?" tanya Felicia membuat pria itu menoleh dan tersenyum seperti tak memiliki kekhawatiran.
"Ya dengan saya sendiri kalian yang menghubungi saya tadi?" tanya pria bernama Fandi itu.
"Benar, baik kalau gitu saya tidak akan berbasa-basi, saya akan masuk keintinya saja apa anda mengenal seorang wanita bernama Fiona?" tanya Felicia yang langsung duduk di kursi yang ada disana begitu juga dengan El dan Zaeem.
Raut wajah Fandi sedikir berubah walau ia tampak masih dengan wajah ramahnya tapi Felicia dapat melihat raut wajahnya yang khawatir juga keringat dingin yang membasahi.
"Ya, dia mantan pacar saya apa ada sesuatu yang terjadi padanya?"tanya Fandi dengan khawatir.
'Hm dia khawatir dengan mantan pacarnya ternyata, makanya rautnya berubah gitu' batin El dengan santai juga maklum aja, berbeda dengan Felicia yang berpikir keras dan serius.
"Bagaimana hubungan anda dan Fiona terakhir kalinya sebelum putus?" tanya Felicia lagi.
"Kami baik-baik saja, tapi waktu itu dia minta putus sama saya, saya tanya alasannya di menjawab kalau dia sudah bosan, jadi dengan terpaksa saya memutuskan dia," jawab Fandi dengan nada yang agak berbeda terdengar oleh Felicia dari ucapan pria itu.
"Setelah itu entah mangapa dia menjadi aneh dan meminta untuk balikan," tambah Fandi.
"Terus kalian balikan?" tanya Zaeem penasaran sambil masih meminum citrus squash yang entah dari kapan dia pesan.
"Pstt itu citus squash dari mana tuh?" tanya El berbisik.
"Gue pesan lah kak," jawab Zaeem juga ikut berbisik.
Felicia memandang datar kedua orang itu ' kok aku ngebawa orang yang gak berguna kayak mereka sih?' batin Felicia, menyesal? mungkin saja.
"Jadi tentang pertanyaan tadi,"ucap El yang juga penasaran.
"Hm, gimana ya? Saya tidak balikan karena saya sudah di jodohkan oleh orangtua saya juga saat pertunangan saya, Fiona datang dan langsung menampar saya di depan banyak orang tanpa sebab," balas Fandi memberitahu.
"Dan waktu itu dia juga membawa seorang pria kayaknya atasan dia," tambah Fandi.
"Hm ya baik kalau gitu saya rasa cukup terima kasih atas infonya kami pamit dulu," ucap Felicia berdiri berpamitan.
Zaeem dan El masih saja duduk di kursi mereka dengan Zaeem yang masih meminum citus squashnya membuat Felicia menjadi kesal dan menarik baju belakang mereka.
"Ayo cepat! Tugas kita masih banyak!" seru Felicia.
"Eh tunggu pesanan gue!" seru El.
"Citrus squash gue!! " seru Zaeem.
Di mobil....
Felicia kembali dengan raut muka kesal dengan El yang santai sambil membawa minumannya juga Zaeem yang agak lesu membuat Elyza, Faiyaz dan Ara menjadi bingung.
"Nanti yang ikut aku cuma Kak Faiyaz selebihnya di mobil! "seru Felicia kesal.
"Gue gak diajak Fe? "tanya Zaeem.
"Gak yang ada nanti bikin rusuh lagi!" seru Felicia marah.
"Yah Fe gue ikut ya Fe, Fea cantik deh gue ikut ya,"ucap Zaeem memeles.
"Diam kalau dari sini sampai tunjuan nantinya kakak diam kakak boleh ikut, kalau gak di mobil aja gak usah ikutan! sekalian aja Fea kembaliin ke sekolah lagi!" seru Felicia marah membuat Zaeem diam seketika.
"Dan untuk Eza, info dan data para tersangka udah kamu carikan?" tanya Felicia.
"Udah kok, udah lengap nih" jawab Elyza masih dengan memegang tab ditangannya.
"Bagus sekarang ayo pergi ke alamat si ketuanya itu!" pinta Felicia.
"Siap bu boss!" seru El lalu melajukan mobilnya untuk sampai kealamat yang mereka tuju.
Mereka sampai di Perumahan yang lumayan mewah milik perusahan Adijaya yang disediakan untuk para karyawan kantor.
"Rumahnya yang ini kan ya?" tanya El ketika mereka sampai dan berhenti di sebuah rumah tingkat dua yang tidak terlalu mewah dengan perkarangan yang lumayan luas di depannya.
"Ya kayaknya memang yang ini sih," jawab Ara.
"memang yang ini kok," gumam Zaeem kecil takut nanti kalau dia ngomong dengan suara besar gak dibolehin ikut sama Felicia.
"Yaudah ayo kak Fai, kak Zae," ajak Felicia yang telah deluan keluar mobil.
"Gue juga Fe?" tanya Zaeem memastikan.
"Yah kalau mau tinggal sih gak papa," ucap Felicia santai.
"Eh gak gak kok gue ikut!" seru Zaeem semangat.
"Eza awasi selalu sekitar ya dan coba lacak dan ketahui apa yang mereka lakukan!" pinta Felicia agak berbisik pada Elyza, Elyza menganguk sebagai jawaban.
Setelah Faiyaz dan Zaeem turun ketiga orang itu segera pergi menuju rumah tadi.
Ding dong~
Ding dong~
Bel rumah tersebut berbunyi tak kala saat Felicia menekannya.
"Kok bunyi belnya kek seram gitu ya?" tanya Zaeem membuat Faiyaz menyikut perutnya kesal.
Tak lama setelah itu pintu rumah terbuka memperlihatkan Bima yang memakai baju santainya.
"Oh udah datang, masuk aja," ucap Bima mempersilakan mereka masuk.
Felicia, Faiyaz dan Zaeem memasuki rumah itu dan duduk di sofa ruang tamu, tak lama setelah itu seorang pembantu masuk membawakan minuman dan makan kecil.
"Ini boleh dimakan kan kak?" tanya Zaeem yang membuat Faiyaz langsung menginjak kakinya membuat cowok itu meringis kesakitan.
"Ah, gak usah repot-repot loh kak," ucap Faiyaz tersenyum segan pada Bima.
"Gak papa kok makan aja," ucap Bima mempersilakan
"Tuh gak papa juga," ucap Zaeem yang langsung di beri pelototan oleh Faiyaz.
"Maaf sebelumnya kami tidak akan lama disini jadi, kita langsung keintinya saja," ucap Felicia dengan nada formal.
"Ya gue tau itu tapi sebelumnya bisa kita berbicara santai? You know? nada bicara formal lo itu buat gue jadi terintimidasi," ucap Bima membuat Felicia menghela napas.
"Tapi memang itu tujuanku, sepertinya kamu bukan tersangka yang patut di tuduh karena bisa jadi kamu itu adalah saksi mata? Maybe," ucapan Felicia tersebut membuat Bima menjadi diam seribu bahasa.
"Oke baik pertama tama kamu pasti tau tentang penculikan yang dialami Fiona bukan tuan Jasper?" tanya Felicia yang malah membuat Faiyaz dan Zaeem yang sedang memakan kue tersedak.
"Jasper!!" seru kedua remaja itu kompak, Bima menghebuskan napasnya kasar.
"Kak lo kok gak pernah bilang gue sih!"seru Zaeem protes.
"Sorry Zaeem, tapi itu kenyataannya, gue dihukum bokap gue, tapi setidaknya sekarang gue berubah," ucap Bima sambil tersenyum.
"Sekarang, apa yang lo mau ketahui Scarlett?"tanya Bima.
"Hm setidaknya jangan panggil aku kayak gitu, kalau kak Zaeem percaya sama kakak sepertinya aku juga harus, panggil aja Fea dan semoga kakak bisa membantu kedepannya," ucap Felicia membuka masker dan tersenyum ramah.
Bima tersenyum tak kala mengetahui identitas Felicia,Felicia tersenyum sambil berucap, "setidaknya kakak satu satunya orang luar yang tau identitas asli Scarlett."
"Hehe sepertinya ya," Balas Bima sambil terkekeh.
"Oke kalau gitu kak Bima sepertinya kakak dekat dengan Fiona bukan?"tanya Felicia.
"Ya, gue memang dekat dengan Fio bahkan gue juga tau masalah masalahnya dan juga tentang yang mengantikannya selama dia hilang adalah kembarannya Fiana,"ucap Bima.
"Kakak dekat dengan kak Fia juga?" tanya Faiyaz.
"Hm lumayan sih tapi selama di kantor dia lebih dekat dengan Amy," jawab Bima.
"Dan juga tentang obat yang dimiliki Fio....,"ucap Bima yang sengaja ia potong.
"Ya kami tau itu ganja bukan?" tanya Felicia membuat Faiyaz kaget bukan main mendengar fakta kalau kakaknya pengguna, Faiyaz memandang kearah Bima ingin mendengar jawaban dari pria itu, yang kini hanya menganguk sebagai jawaban darinya.
"T-tapi gue gak tau kalau selama ini k-kak F-Fio p-pengguna," ucap Faiyaz menjadi terbata.
"Ya tak akan ada yang menyangka kalau wanita seceria dia adalah pengguna bukan dan bisa saja pelakunya juga pengguna,"ucap Felicia.
"Pertanyaan terakhir sebelum kami pergi walau sebenarnya masih banyak pertanyaan lain yang mungkin enggan kakak jawab jadi ya yang terakhir,"ucap Felicia.
"Dimana terakhir kali kak Fiona nongkrong sebelum ia di culik?" tanya Felicia.
"Entahlah aku juga kurang yakin tapi beberapa hari sebelum itu ia pergi ke tempat praktek temannya juga setelahnya ke klub yang sering dia datangi di jalan xxxx," ucap Bima memberi tau.
"Baiklah terima kasih atas infonya Kak dan jika masih ada yang ingin aku tanyakan aku akan segera menghubungi Kakak, aku berharap kakak selalu stay ditempat," ucap Felicia.
"Tenang aja gue selalu stay kok jangan sungkan bertanya," balas Bima.
"Ya sudah kalau gitu kami pamit dulu assalamualaikum," ucap Felicia membuat Zaeem langsung mengambil kue di piring dan memakannya cepat.
"Yaudah kak Bim kami pergi dulu assalamualaikum," ucap Zaeem berpamitan begitu juga dengan Faiyaz lalu mereka bertiga kembali kemobil.
"Wa'alaikumsalam," balas Bima.
"kamu bukan tersangka yang patut di tuduh bisa jadi kamu adalah saksi matakan? Maybe ,"
Ucapan Felicia yang masih tergiang di pikiran Bima, pria itu mendengus, "Heh, seorang saksi mata ya mungkin saja, dan semoga pelakunya cepat tertangkap."
'Gue meletakkan keyakinan dengan lo Scarlett,' batin Bima penuh harapan lalu menutup pintu rumah dan berjalan menuju kamarnya.
'Setidaknya gue akan membantu sebisa gue'
...****...
"Oke, jadi kita sekarang mau kemana?" tanya El ketika Felicia, Zaeem dan Faiyaz telah memasuki mobil.
"Sedikit perubahan rencana kita terlebih dahulu akan ke tempat praktek teman korban di jalan xxxx, lalu ketempat Ami, tempat Mirza yang aku yakini berada di klub yang biasa korban datangi di jalan xxxx dan terakhir baru kerumah keluarga Urmila menemui kak Fiana," ucap Felicia memberi taukan rencananya.
"Baiklah siap-siap, ini akan jadi perjalanan yang panjang dan pertama kalinya menjadi kasus yang menyenangkan bagi gue," ucap El lalu segera melajukan mobilnya.
"Les't go! Kita pecahkan kasusnya!"seru Elyza dengan semangat penuh.
'Harapan dan kepercayaan mereka akan aku kabulkan'
...'Genangan darah bewarna nyala...
...Membasahi bumi, mencemari lautan...
...Ada satu hal yang aku yakini tak ada Kasus yang tak dapat di selesaikan'...
...-scarlett-...
...Part 13 : Interrogate The Suspect ...
...(Selesai) ...
...Next part...
...Part 14 : The Last Crime Scene...
^^^BERSAMBUNG.... ^^^
16 September 2019
Noveltoon : 26 Desember 2020
Next part ya 😊 ~
Sampai sini ada yang bisa nebak bagaimana kelanjutannya?
Jangan lupa vote dan commennya karena itu sangat di butuhkan disini 😉
See bye~👐
Sampai jumpa senin depan💕~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments