Setelah Bryan berangkat ke kantor, Shea kembali disibukan dengan bermain dengan dua bayi. Namun, saat menunggui Al dan El, dia mendengar ada suara mobil terparkir di depan rumahnya. Sesaat kemudian suara bel rumah terdengar.
Mendengar bel rumahnya, dia meminta Asisten rumah tangga untuk membukakan pintu dan mempersilakan tamunya untuk masuk.
"Kak Regan," ucap Shea yang melihat Regan masuk ke dalam rumah.
"Hai," sapa Regan. Matanya beralih pada dua bayi yang sedang tertidur di playmat berbentuk gajah. Senyumnya tertarik saat melihat jagoan kecilnya sedang bersama dengan sepupunya. "Apa Bryan sudah berangkat?"
"Iya, dia sudah berangkat."
"Pantas mobilnya sudah tidak ada." Regan ikut bersimpuh bersama Shea dan melihat dua bayi kecil yang saling beradu tangan. Rasanya senang sekali melihat anaknya yang tampak sehat. "Maaf kemarin aku belum sempat kemari," ucap Regan menatap Shea.
"Tidak apa-apa," jawab Shea, "Kakak tidak ke kantor?" lanjutnya bertanya.
"Aku ingin mengambil baju untuk nanti sore, jadi aku mampir kemari." Sesaat setelah menjawab pertanyaan Shea, matanya beralih pada anaknya. Tangannya langsung meraih tubuh kecil itu dan menggendongnya. Satu kecupan mendarat di pipi kenyal yang begitu lembut itu. Rasanya sangat menenangkan saat mencium bayi kecilnya itu. "Terima kasih untuk foto dan vidionya kemarin." Dengan masih menggendong Al dia berkata pada Shea.
"Sama-sama, Kak."
"Kamu sepertinya tambah gemuk." Regan mendaratkan kecupan lagi di pipi yang begitu membuatnya gemas itu. Sehari kemarin Regan memang tidak sempat berkunjung. Jadi hari ini, dia begitu merindukan buah cintanya bersama istrinya itu. Kemarin dia disibukkan dengan beberapa pekerjaan yang sudah dia tinggal beberapa hari, jadi dia tidak bisa menjenguk anaknya. Namun, rencananya setiap pagi dia akan mengunjungi anaknya. Membagi waktunya untuk anak dan istri di Rumah sakit.
Shea yang melihat pun tersenyum. Dia ikut senang saat ayah dan anak itu bertemu. Membayangkan jika seorang ayah harus berpisah pasti sangat berat.
"Aku akan kemari setiap pagi, apa kamu keberatan?" tanya Regan ragu-ragu.
"Tentu saja tidak, justru aku akan sangat senang mendengar rencana itu." Shea pikir jika Regan bertemu dengan anaknya, akan membuat kedekatan dengan anaknya. Karena anak-anak biasanya akan sangat takut, jika bertemu dengan orang asing. Jadi jika Al sering bertemu dengan daddy-nya pasti dia akan mudah mengenali.
Regan menyempatkan untuk bermain dengan baby Al. Tidak dengan baby Al saja, dia juga bermain dengan baby El. Menggoyangkan rattle dia membuat para bayi itu mencari suara 'krincing-krincing' itu. Senyum Regan pun tergambar di wajahnya saat melihat dua bayi sibuk menatap rattle yang dipegangnya.
Melihat senyum Regan, Shea merasa senang. Dia tahu jika pria yang pernah menjadi atasannya itu, masih sangat sedih karena istrinya masih berbaring koma. Jadi anaknya menjadi hiburan tersendiri untuknya.
"Apa kak Selly belum ada perkembangan, Kak?" tanya Shea dan mendapat gelengan kepala dari Regan.
"Rencananya besok dokter teman Erix akan datang mengecek kondisi Selly." Sejauh ini Regan masih pada rencananya, dia akan tetap berusaha menyembuhkan di Rumah sakit dalam negeri.
"Semoga Kak Selly cepat sadar." Tak ada yang bisa diharapkan Shea selain kesembuhan kakak iparnya itu.
Regan mengangguk, dan melanjutkan bermain dengan anaknya. Saat dirasa sudah cukup bermain dengan anaknya, dia pun berpamitan pada Shea, dan melanjutkan kegiatannya untuk bekerja
Melajukan mobilnya, Regan menuju ke kantor. Sesampainya di kantor, dia menuju ruangannya dan bersiap melakukan pekerjaannya. Namun, saat di depan ruangannya, dia bertemu dengan Jessie yang mengatakan jika Bryan ada di kantornya.
Masuk ke dalam ruangannya dia menghampiri adik iparnya yang sudah menunggunya di dalam ruangannya. "Kamu sudah lama?" tanya Regan seraya ikut duduk di sofa bersama Bryan.
"Ya ... lumayan."
"Kenapa tidak mengabari padaku jika kamu akan kemari?" tanya Regan, "padahal tadi aku ke rumahmu."
"Kakak ke rumah?" tanya Bryan memastikan.
"Tadi aku ingin mengambil baju, jadi aku sempatkan untuk mampir, dan Shea bilang kamu baru saja berangkat." Regan menjelaskan bagaimana tadi dirinya ke rumah adik iparnya itu.
"Oh ... tadi di jalan Felix memberitahuku tentang pembangunan properti di luar negeri itu."
"Kenapa memangnya?" tanya Regan ingin tahu.
"Kakak belum pernah mengecek ke sana," ucap Bryan ragu-ragu. Sebenarnya dia bingung untuk mengatakan hal ini pada kakak iparnya itu, karena kemungkinan kakak iparnya itu tidak akan bisa pergi.
Regan memijat pelipisnya. Merasa dilema antara banyak hal yang dihadapinya. Sekarang saja bertemu anaknya terasa sulit disela-sela menunggu Selly dan bekerja. Namun, sekarang dia harus dihadapkan dengan rencana keluar negeri untuk mengecek proyek pembangunan properti kerjasamanya dengan pihak Adion milik Bryan.
"Maaf, Kak, bukan bermaksud menambah pikiran, Kak Regan." Bryan merasa menyesal dengan apa yang dilakukannya. Dia tahu jika ini bukan waktu yang pas untuk mengatakan pada kakak iparnya, tapi dia harus memberitahu hal ini pada kakak iparnya.
Inilah yang membuat Bryan tadi sengaja memutuskan untuk mengatakan secara langsung pada Regan dibanding melalui telepon. Karena dengan menemui langsung, akan lebih enak untuk berbicara dari hati.
"Tidak masalah, aku akan pikirkan untuk ke sana, tetapi sepertinya tidak dalam waktu dekat."
"Iya, aku tahu. Aku hanya mengatakan jauh-jauh hari agar Kak Regan bersiap."
"Iya, terima kasih." Regan menepuk bahu Bryan yang tampak bersalah saat memberitahunya.
"Kalau begitu aku pamit dulu." Bryan berdiri dan bersiap untuk kembali ke kantor.
"Baiklah." Regan pun ikut berdiri dan mengantarkan Bryan untuk keluar di dari ruangannya. Namun, saat mengantarkan Bryan, dia mengingat satu hal. "Bry, rencananya aku akan bertemu Al setiap pagi, jadi aku ingin meminta izinmu ke rumah setiap pagi."
"Silakan, Kak, aku akan sangat senang jika kakak mau datang untuk Al." Bagi Bryan tidak ada alasan melarang, jika itu untuk kebaikan keponakannya itu.
"Terima kasih."
"Sama-sama." Bryan langsung keluar dari ruangan Regan dan kembali ke kantornya.
Saat di dalam lift Bryan mendengar bisik-bisik dari dua seorang karyawan Regan yang menceritakan jika istri CEO mereka sedang di rawat di Rumah sakit. Dua karyawan itu tampaknya baru, karena mereka tidak mengenali Bryan. Seringnya Bryan datang ke kantor Regan, membuat banyak karyawan sudah tahu jika, dia adalah adik ipar Regan.
Mata Bryan menajam. Kilatan kemarahan terlihat dari sorot matanya, saat mendengar jika dua karyawan itu sedang membicarakan Regan yang akan segera menjadi duda karena ditinggal oleh istrinya. Mereka tampak senang dan menanti akan hal itu.
"Boleh, menghadap kemari!" pinta Bryan. Dengan gerakan cepat Bryan memfoto dua karyawan itu.
"Kenapa Bapak memfoto kami tanpa izin!" seru salah satu karyawan.
Bryan mengabaikan mereka dan sibuk dengan ponselnya. Dia mengirim foto kedua karyawan itu pada Regan, dan memintanya untuk memecat mereka karena sudah bergunjing menceritakan kakaknya. Bryan juga menambahkan jika kedua karyawan itu tampak senang saat menceritakan kakaknya yang sedang koma.
Tanpa menjawab Bryan keluar dari lift meninggalkan dua wanita yang merupakan karyawan di kantor kakak iparnya itu.
Regan hanya menggeleng saat mendapati pesan singkat di ponselnya dari Bryan. Dia tahu, adiknya bukan orang yang suka ikut campur urusan orang. Dengan gerakan cepat Regan menghubungi HRD. Dia juga meminta rekaman CCTV di dalam lift untuk memastikan jika yang dikatakan Bryan benar. Dia pun juga tidak mau, istrinya yang sedang koma dibuat untuk bahan bercanda.
Di kantor kabar jika istri CEO mereka sudah merebak ke penjuru kantor. Namun, sayangnya tidak ada yang berani bergunjing. Anggap saja dua karyawan itu sedang kurang beruntung karena bergunjing dan didengar adik ipar CEO mereka.
.
.
.
.
.
...Mumpung belum banyak bab-nya Like...
...Scroll lagi siapa tahu keasikan baca lupa like...
...Jangan lupa vote juga ha...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Win
Itulah gunanya menjaga lisan, menghindari hal2 buruk yg terjadi akibat lisan kita!
2023-02-19
1
。.。:∞♡*♥
кαѕιαη ʝυgα яєgαη
2022-10-29
0
Just Rara
nah hati kalian klu ngomong,bisa kehilangan kerjaan ntar😏😏
2022-10-04
0