Perhatian Kaisar Cristoffer

Akhhh

Teriakan Ava menggema di ruangan itu, hidupnya akan bertambah sulit jika di cekal oleh Kaisar Cristoffer. Bagaimana pun juga, dia lah hanya burung yang ingin terbang bebas. Apa lagi di zaman asing ini, membuatnya tak pernah berhenti ingin kabur.

"Apa yang harus aku lakukan?" Ava menggigit bibir bawahnya. Ia tidak ingin membuat Ayahnya dalam bahaya jika berdekatan dengan Permaisuri Berlia.

"Baginda, tunggu." Teriak Ava menyusul langkah kaki Kaisar Cristoffer. Tanpa sadar, ia memegang lengan Kaisar Cristoffer.

"Bisakah Ayah tinggal di sini saja." Ujar Ava dengan nada memelas.

"Apa kamu sedang memohon pada ku? bagaimana jika kamu mengingkarinya?" tanya Kaisar Cristoffer memandang Ava lekat.

Kaisar Cristoffer memegang kedua pipi Ava, tersirat kejujuran di matanya. "Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada mu." Kaisar Cristoffer langsung memeluk Ava begitu erat.

"Leon, aku akan bermalam di sini." Perintah Kaisar Cristoffer seraya melepaskan pelukannya.

Ava dan Kaisar Cristoffer pun masuk kembali ke dalam. Setelahnya mereka duduk berhadapan. Kaisar Cristoffer duduk berjongkok, ia meraih kedua tangan Ava. Saat ini ia harus meyakinkan Ava jika hatinya benar-benar mencintai Ava.

"Aku mencintai mu Ava."

Ava menghela nafas, "Tidak semudah itu Baginda, hati tidak bisa jatuh cinta dalam waktu singkat." Kilah Ava yang tak ingin meneruskan perkataan Kaisar Cristoffer. Hatinya tidak akan menerima begitu saja kecuali Kaisar Cristoffer melakukan seribu keyakinan untuknya.

"Baiklah, terserah kamu mempercayainya atau tidak yang jelas aku menyayangi mu."

"Mencintai harus satu wanita, sementara Baginda memiliki wanita lain. Apa itu yang di namakan cinta? sudahlah, lain kali jangan membahas masalah ini." Ujar Ava beranjak pergi, ia menuju ke kamarnya dan memejamkan matanya. Hari ini begitu melelahkan baginya.

Kaisar Cristoffer duduk termenung, seharian dia memikirkan caranya agar lebih dekat dengan Ava. Menceraikan Permaisuri Berlia, tidak semudah itu. Wanita itu adalah Putri dari seorang Duke yang memiliki pengaruh yang besar serta kekuatan yang membantu kerajaannya. Kerajaan tidak akan berdiri tanpa ada dukungan dari bangsawan dan rakyatnya. Mau tidak mau, ia harus memikirkan cara lainnya.

"Baginda, makan malam untuk Baginda sudah siap." Ujar Leon.

"Aku tidak berselera makan Leon, apa Ava sudah makan?"

"Nona Ava belum keluar dari kamarnya Baginda. Sepertinya nona Ava sangat kelelahan."

"Siapkan makan malam untuk Ava dan bawa ke kamarnya. Biar aku yang membangunkannya." Ujar Kaisar Cristoffer beranjak keluar dari ruangan itu.

Tanpa ragu Kaisar Cristoffer membuka pintu kamar Ava. Ia mengedarkan pandangannya, kamar itu sangat sederhana hanya ada satu lemari dan meja serta kursi. Ranjangnya pun sangat kecil, jika tidur berdua tidak memungkinkan mencukupi.

Dengan hati-hati Kaisar Cristoffer mendekat ke arah ranjang. Sedetik saja berjauhan dengannya membuat hatinya rindu. Tampaknya dia tidak bisa jauh dari Ava.

Kaisar Cristoffer menggerakkan tangannya, mengelus pucuk kepala Ava. "Lisa." Gumamnya tersenyum kecil dan mendaratkan kecupan singkat di dahi Ava. "Bangunlah." Ujar Kaisar Cristoffer menepuk pelan pipi Ava.

"Emm." Lirih Ava, ia menepuk pelan pipi Ava.

"Aku masih ngantuk." Gumam Ava seraya membalikkan tubuhnya.

"Baginda." Sapa Auntum seraya menunduk sebagai tanda penghormatan.

Kaisar Cristoffer beralih ke sebuah nampan, "Taruh di meja. Aku akan membangunkannya dan satu lagi, jangan sampai ada orang yang masuk."

"Baik Baginda." Ujar Auntum dan Leon membungkuk hormat.

"Ava bangun, makanlah dulu walaupun sedikit." Kaisar Cristoffer membantu Ava duduk. Kaisar Cristoffer mengambil sepiring nasi itu dan menyuapinya ke mulut Ava, sedangkan Ava matanya masih terpenjam. Rasanya begitu berat membuka matanya.

"Buka mulut mu," Kaisar Cristoffer menyodorkan sendoknya. Ava pun mengunyah sesendok nasi itu.

"Makannya pelan-pelan Ava." Dengan lembut dan penuh perhatian Kaisar Cristoffer menyuapinya lagi dan lagi. Hingga piring itu ludes tanpa sisa sedikit pun.

Setelah selesai makan, Kaisar Cristoffer mengambil segelas air itu dan membantunya minum. "Sudah selesai, sekarang tidurlah."

Ava menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. Kaisar Cristoffer hanya menggelengkan kepalanya. Hatinya tenang dan nyaman saat memperlakukan Ava dengan lembut. Tidak bisa di pungkiri saat bersama dengan Permaisurinya. Hatinya hanya biasa saja dan kini ia merasakan hal beda saat bersama wanita di depannya. Entah setan apa yang merasukinya, ia mengecup singkat bibir Ava. Memintanya lebih dan lebih.

Ava membuka matanya, ia membulatkan matanya. Sentuhan Kaisar Cristoffer membuat darahnya memanas. Jujur saja tubuhnya menginginkan sentuhan itu lebih dan lebih. Namun ia segera menepis dan kembali ke akal sehatnya.

"Tidurlah." Ujar Kaisar Cristoffer mendengarkan suara seseorang yang ia kenal.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

si permaisuri menyusul..

2024-02-02

0

Rhenii RA

Rhenii RA

Apa sih?

2022-07-30

0

Lia Makka

Lia Makka

suara siap, ap permaisuri nyusul jg

2021-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!