pilihan

Pada malam harinya..

Ava membuka matanya yang terasa panas, tenggorokannya kering. Air liurnya terasa pahit, ia mencoba bangun. Tanpa sadar kain kecil di dahinya terjatuh. Ava mengambil kain itu dan menoleh, melihat seorang laki-laki yang duduk di kursi dengan mata terpenjam.

"Apa dia yang merawat ku?" tanya Ava memperhatikan wajah Kaisar Kristoffer begitu lekat.

"Bulu matanya panjang dan lentik, hidungnya mancung, bibirnya kecil dan merah, tapi sayang suka mencium wanita." Gumam Ava.

Ava perlahan turun dari ranjangnya, saat kakinya menyentuh lantai. Kepalanya berputar, ia jatuh terhuyung dan tanpa sengaja memegang bahu Kaisar Kristoffer sampai ia terbangun karna terkejut.

"Ava." Ucap Kaisar Kristoffer langsung memegang kedua tangan Ava, ia membantu Ava duduk di tepi ranjang.

"Kamu mau apa Ava?" tanya Kaisar Kristoffer.

"Hamba hanya ingin kembali ke istana timur Baginda," lirih Ava lemah.

"Tidak perlu, malam ini kamu tidur di kamar ku Ava." Sahut Kaisar Kristoffer seraya mengambil air di atas nakas di sampingnya itu.

Ava masih diam, ia tersenyum. Di balik sifat garang dan kejamnya masih terselip perhatiannya. "Permaisuri pasti mengatain hamba segala macam."

Ava mengambil segelas air di tangan Kaisar Kristoffer. Namun segera Kaisar Kristoffer memegang tangan Ava lalu menyodorkan air minum itu ke mulut Ava. Ava meminum air di gelas itu hanya tersisa setengahnya saja.

"Kenapa gak di habisin? kamu lapar,"

"Tidak enak Baginda, percuma saja makan."

"Leon," Seru Kaisar Kristoffer.

Dari arah pintu muncul seorang laki-laki dengan berjalan gagahnya."Hamba Baginda," Jawab Leon membungkuk hormat.

"Suruh ketua pelayan membuatkan bubur." Perintahnya.

"Baik Baginda."

"Kenapa Baginda perhatian? pasti semua orang akan salah paham. Permaisuri juga tidak akan melepaskan diri ku."

"Aku menyukai mu Ava." Ucap Kaisar Kristoffer dengan wajah memerah, baru kali ini dia mengatakan menyukai seseorang dengan tubuh panas dingin dan jantung yang seakan meledak kapan saja.

Sama halnya dengan Ava, detak jantungnya berdetak begitu cepat. Ia tidak bisa mengatur nafasnya sama sekali. Seumur hidup, baru kali ini dirinya mendapatkan cinta. Ava menggeleng tidak mungkin Kaisar Kristoffer mencintai Lisa, tapi dia mencintai Ava yang asli.

"Tidak, Baginda. Hamba tidak mencintai Baginda. Hamba tidak cocok berada di istana."

"Apa kamu takut dengan Permaisuri? tenang saja Ava setelah kekuasan Duke jatuh ke tangan ku. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan." Ucap Kaisar Kristoffer memegang kedua tangan Ava. "Aku yakin, aku menyukai mu."

"Berhentilah Baginda, dulu juga Baginda mengatakan menyukai Permaisuri. Apa setelah hamba melahirkan Baginda juga akan mengatakan aku mencintai Permaisuri. Aku tidak ingin membahasnya Baginda, aku tidak pernah percaya dengan cinta." Ucap Ava seraya memainkan kukunya.

"Mungkin kamu butuh waktu Ava, tidak mudah bagi ku. Mengatakan semua ini."

"Baginda tidak bisa membedakan mana cinta dan mana mengasihi. Baginda hanya mengasihi hamba saja."

Kaisar Kristoffer berjongkok, ia memegang kedua pipi Ava. "Tatap mata ku Ava, apa aku berbohong."

Ava memalingkan wajahnya, percuma dia tidak akan percaya yang namanya cinta. Apa lagi saat mengingat alasan kedua orang tuanya berpisah hanya karna masalah orang ketiga, papanya tega mengkhianati mamanya den dirinya.

"Apa Baginda bisa memilih ku dan Permaisuri Berlia?" tanya Ava membuat Kaisar Kristoffer bungkam seribu bahasa.

"Tidak bisa menjawab kan, maka jangan pernah mengatakan namanya cinta dan cinta." Ucap Ava.

tok

tok

tok

"Baginda, bubur untuk nona Ava sudah siap." Ujar Leon yang berada di luar pintu bersama ketua pelayan dan satu pelayan.

"Bawa masuk," Ucap Kaisar Kristoffer berlalu pergi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***