Keberanian Ava

"Baginda." Panggil seorang wanita yang berlari kecil ke arah Kaisar Kristoffer. "Ampuni hamba, Baginda."

Kaisar Kristoffer diam, ia masih memalingkan wajahnya. "Aku tidak ingin terjadi yang kedua kalinya Permaisuri." Seru Kaisar Kristoffer datar.

"Hamba tau, hamba salah Baginda. Maka dari itu, ampuni hamba Baginda." Permaisuri Berlia menatap Kaisar Kristoffer berkaca-kaca. "Hamba hanya ingin menanyakan, apa Baginda tertarik padanya? hamba tau, hamba lancang menanyakannya. Apa dia bisa menerima Baginda? setelah tau kondisi Baginda?" Permaisuri Berlia tersenyum licik.

"Apa Baginda sadar? apa yang Baginda lakukan? semua itu menyakiti hati hamba. Bukankah Baginda selalu mengatakan akan mencintai hamba seumur hidup Baginda, Baginda juga selalu mengatakan, Baginda akan memanjakan hamba." Lirih Permaisuri Berlia menangis tersedu-sedu.

Kaisar Kristoffer menunduk, benar dia tidak pernah memikirkan ke arah sana. Selama ini Permaisuri Berlia lah yang tau rahasianya dan menerimanya dengan tulus. Apa mungkin wanita yang ia inginkan juga sama dengan Permaisuri Berlia. Kaisar Kristoffer mengabaikan pertanyaan Permaisuri Berlia.

Sedangkan Ava, mendengarkan semuanya. Awalnya ia ingin keluar menuju ke istana timur. Tanpa sengaja ia mendengarkan perkataan Permaisuri Berlia. Karna penasaran, ia menguping pembicaraan mereka.

"Sebenarnya apa yang di rahasiakan oleh Baginda?" tanya Ava. Ia ingin mengingat kehidupan masa lalu Ava, tapi sayang ia tidak menemukan apa pun kecuali perjanjian itu.

Di lain sisi.

Kaisar Kristoffer membuang semua berkas di ruangannya, pikirannya kacau, hatinya pun tidak tenang.

"Baginda." Seru Kesatria Leon.

"Apa sebaiknya Baginda mengetesnya dulu?"

Kaisar Kristoffer, "Apa aku hanya obsesi saja pada dirinya?" tanya Kaisar Kristoffer, ia jadi tidak tega menyakiti hati Permaisuri Berlia.

"Apa Baginda akan melepaskannya?"

"Diam lah! dirimu juga belum tentu tau namanya cinta."

Aku memang orang jomblo Baginda, tapi jomblo berkelas, itu pun hanya laki-laki yang mau pada ku batin Leon mengelus dadanya.

"Tapi aku menginginkannya, aku juga tidak ingin menyakiti Permaisuri Berlia."

"Berbuatlah adil Baginda, tapi rasanya sulit memasukkan nona Ava ke dalam istana.

"Percuma, dia tidak mungkin menyukai ku." Balas Kaisar Kristoffer mengingat tamparan Ava saat pertama kalinya Ava menamparnya.

"Yuhu.. salju.." Teriak Ava yang kegirangan, baru pertama kalinya dia menikmati salju, tidak perlu tiket tidak perlu uang, semuanya pun gratis tis tis. Ya, hidupnya akan mewah tanpa barang diskon.

"Lihatlah, inilah yang aku suka darinya. Aku bukan hanya obsesi padanya, tapi aku mencintainya. Dada ini berdetak lebih kencang saat bersamanya. Saat dia ingin mengatakan lebih baik pulang. Aku marah, aku tidak ingin melepaskannya."

"Tapi bagaimana dengan Permaisuri, Baginda? Tentu Permaisuri tidak akan tinggal diam."

"Aku hanya perlu penerimaannya dan pengakuannya. Aku tidak bisa jauh dari Ava. Apapun akan aku lakukan agar bisa menahan Ava. Walaupun yang aku lakukan di anggap gila, aku akan melakukannya."

"Maaf Baginda, apa Baginda sadar yang Baginda ucapkan. Tolong yakinkan dulu hati Baginda."

"Aku tidak tau, kapan rasa itu datang? tapi aku menginginkannya."

Kesatria Leon menghela nafas, kali ini benar bukan hanya obsesi. Secara perinci ia menduga Kaisar Kristoffer akan memilih Ava dari pada Permaisuri Berlia.

"Kita masih membutuhkan kekuasaan Duke, ayah dari Permaisuri Berlia. Hamba takut,"

"Aku akan menemukan jalannya, aku akan berusaha melindungi Ava." Ucap Kaisar Kristoffer dengan mantap. "Lihatlah, dia wanita pemberani. Dia akan mengeluarkan tanduknya ketika ada orang yang mengusiknya. Lisa." Kaisar Kristoffer mengetuk kaca jendela di depannya. Melihat Ava yang berdecak pinggang ke arah Permaisuri Berlia.

"Dasar perempuan murahan, beraninya kamu menggoda Baginda. Kamu tidak pantas bersanding dengannya."

Ava mengelus pucuk hidungnya, "Apa Permaisuri Berlia juga pantas untuknya? aku rasa tidak, Permaisuri tidak pantas untuknya." Balas Ava.

"Beraninya kamu.."

Permaisuri Berlia melayangkan tanganya, dengan sigap Ava menahan tangan Permaisuri Berlia dan meremasnya di iringi senyuman licik.

"Ingin menamparku lagi, sebaiknya Permaisuri berhati-hati. Aku bisa saja melengserkan Permaisuri." Ava menunjuk ke dada Permaisuri Berlia. "Hatinya telah aku sentuh." Ucap Ava berlalu pergi.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

agak terusik dgn monolog Leon.. ada yg janggal dan sedikit aneh.... hak... gak lucu.. aktris gagah tp melenceng..

2024-02-02

0

Puspita Sari

Puspita Sari

wkwkwkkw...si Leo gay yak hahahhaha

2024-01-05

0

Renata Maharani

Renata Maharani

nah loh mksudnya dia gay?

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!