meminta maaf

Setelah kejadian itu, setiap kali Ava bertemu dengan Kaisar Kristoffer ia selalu menghindar. Tidak ingin melihat wajahnya, ada rasa jijik dan benci di hati Ava.

Kaisar Kristoffer pun pikirannya kalang kabut, ada rasa bersalah di hatinya. Dia ingin meminta maaf akan tetapi Ava selalu menghindarinya.

Dan pagi ini Kaisar Kristoffer menemukan Ava membersihkan ruang kerjanya. Ava hanya melirik, kemudian mempercepat pekerjaannya, ia ingin segera cepat selesai. Padahal tadinya ia berharap tidak bertemu dengan Kaisar Kristoffer dan menolak membersihkan ruang kerjanya, tapi karna ketua pelayan sialan itu membuatnya mau tidak mau mengikuti perintahnya.

Ava bernapas lega, akhirnya pekerjaannya selesai dan buru-buru pergi.

"Ava," Kaisar Kristoffer memegang lengan Ava. Sedari tadi ia mencari celah agar bisa berbicara dengan Ava.

"Aku minta maaf." Ujar Kaisar Kristoffer gugup, seumur hidup baru kali ini ia meminta maaf pada orang lain. Dalam hidupnya, ia tidak akan pernah meminta maaf, karna dirinya selalu merasa benar.

Sementara sang Kesatria yang mendengarkannya, memasang telinga lebar-lebar, apa dunia sudah berbalik atau telinganya yang banyak kotorannya. Tidak mungkin Kaisar Kristoffer yang angkuh dan kejam itu meminta maaf.

"Tidak perlu Baginda, hamba sudah melupakannya. Anggap saja semua itu tidak pernah terjadi." Ujar Ava melepaskan tangan Kaisar Kristoffer dan meninggalkannya.

Kaisar Kristoffer mengacak rambutnya, pikirannya langsung frustasi. Seharusnya dia tidak meminta maaf jika jawabannya seperti.

"Seharusnya dia menjawab, tidak apa Baginda. Ciuman Baginda membuat hamba senang." Ucap Kaisar Kristoffer seraya melirik ke arah sang Kesatria. "Anggap saja kamu tadi tidak mendengarkan atau pun melihat." Pekik Kaisar Kristoffer.

Seorang wanita tiba-tiba masuk, ia langsung memeluk Kaisar Kristoffer dari belakang. Sementara sang Kesatria menunduk hormat, membiarkan kedua orang itu berbicara.

"Baginda, hamba sangat merindukan Baginda." Ujarnya manja. "Tadi malam Baginda tidak mendatangi ku." sambungnya lagi.

"Maaf Permaisuri, aku sibuk." Balas Kaisar Kristoffer berbohong, sebenarnya tadi malam ia memikirkan cara untuk minta maaf pada Ava. Ia selalu menepis pikirannya, namun pikirannya dan hatinya merasa bersalah pada Ava.

"Bagaimana jika Baginda ke mencari wanita lain lagi."

Kaisar Kristoffer memijat pelipisnya, lagi-lagi perkataan itu yang muncul dari mulut Permaisurinya. Entah mengapa? ia tidak ingin membahasnya mencari wanita lain sebagai penerusnya. Ada rasa berat di hatinya.

"Bagaimana dengan Ava? aku saja hanya dua kali berhubungan dengannya." Ujar Kaisar Kristoffer, di hatinya tidak ingin Ava di gantikan oleh orang lain.

"Tapi Baginda,"

"Sudah lah Permaisuri, aku sedang pusing masalah pekerjaan." Seru Kaisar Kristoffer berlalu pergi.

"Baginda, maafkan hamba." Permaisuri Berlia hendak mengejar Kaisar Kristoffer namun di hentikan oleh Kesatrianya.

"Maaf Permaisuri, Baginda butuh waktu." Ucapnya membungkuk hormat.

Permaisuri Berlia merasa bersalah, tidak seharusnya dia memikirkan keturunan atau wanita lain. Karna dia yakin Kaisar Kristoffer sangat mencintainya dan tidak ingin berpaling darinya.

Sedangkan Kaisar Kristoffer, tanpa sadar langkahnya berhenti di depan istana timur.

"Kenapa aku bisa kesini?" tanya Kaisar Kristoffer yang baru saja sadar saat melihat sekelilingnya.

"Hamba kira, Baginda ingin kesini." Seru Kesatria.

"Ingin mati ya," Pekik Kaisar Kristoffer.

"Lisa kamu mau kemana?" teriak seseorang.

Kaisar Kristoffer mencari asal suara itu, ia mengintip di balik pepohonan yang tak jauh dari kedua wanita yang saling berdebat.

"Aku akan menemui Baginda, aku ingin pergi dari sini."

"Lisa tenanglah, Baginda tidak akan mengijinkan mu. Lagi pula aku yang akan berbicara dengan Baginda." Seru Auntum, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Ava atau Lisa.

"Aku hanya mengkhawatirkan Ayah pemilik tubuh ini." Ujar Ava.

"Baginda kenapa Auntum memanggil Lisa bukan Ava?"

"Diamlah, tutup telinga mu. Aku sudah tau, ada jiwa lain di tubuh Ava. Jangan pernah katakan pada siapa pun." Ucap Kaisar Kristoffer dengan tegas.

"Apa karna dia berubah Baginda tertarik padanya?"

Kaisar Kristoffer tersenyum lalu menepuk bahunya. Kini dia yakin Kaisar Kristoffer menyimpan rasa suka pada Ava.

"Aku akan mengijinkan mu keluar Ava,"

Kedua wanita itu menoleh, Auntum ketakutan semoga saja Kaisar Kristoffer tidak mendengarkan pembicaraan dirinya saat memanggil nama Lisa.

"Aku akan mengijinkan mu," Kaisar Kristoffer mengacak lembut pucuk kepala Ava.

Auntum melirik ke arah Kaisar Kristoffer, ia merasa Kaisar Kristoffer menyimpan ketertarikan pada Lisa. Bagaimana jika dia tau, di tubuh Ava ada jiwa lain. Ia takut Ava terjadi sesuatu pada Ava.

"Beneran, tidak bohong kah."

Kaisar Kristoffer terkekeh, "Benar aku yang akan mengantarkan mu kesana."

"Leon, siapkan kereta kuda kita akan berangkat kesana." perintah Kaisar Kristoffer membuat Ava memamerkan deretan giginya yang putih dan rapi.

Semoga saja, cara ini membuatnya memaafkan diri ku batinnya

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Kristoffer masih samar.. belum bisa di tebak..

2024-02-02

0

Ike Susilawati

Ike Susilawati

mulai bucin kaisar

2021-11-20

0

Anonymous

Anonymous

penasaran dengan sikap n perlakuan Kaisar apa yg blm pernah dtampakkan pada Permaisuri tp ddapatkan oleh Ava/Lisa...

2021-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!