menghilang

"Hachi.." Ava menyumpat kedua lubang hidungnya. Sungguh sial hidupnya, baru saja tau rasanya main salju sudah flu.

"Nona kami sudah menyiapkan perapian untuk nona." Ujar salah satu pelayan Kaisar Kristoffer.

"Baiklah, bantu aku berdiri." Ujar Ava seraya menuju ke ruang perapian. Ava duduk di atas kursi, api unggun pelan-pelan menghangatkan tubuh Ava. "Dimana dia? apa aku salah bicara tadi ya? tapi kan memang benar sebagai laki-laki harus memiliki satu pasangan. Ah, masa bodoh tidak ada urusannya dengan ku lagi." Gerutu Ava, ia berdiri ke arah jendela. Melihat halaman istana yang lumayan tebal di tutupi salju.

Tanpa sadar kedua ekor matanya, menangkap dua sosok orang yang saling berpelukan di bawahnya salju. Ada rasa sakit menjalar di hati Ava. "Ternyata laki-laki tidak akan bisa di percaya." Ucap Ava tak pernah menghentikan pandangannya.

Pelayan Kaisar Kristoffer mengikuti pandangan Ava, orang yang di maksud Ava adalah junjungannya dengan Permaisuri Berlia yang sedang berpelukan.

Ava membuka pakaian hangatnya, ia tidak butuh penghangat itu. Hatinya sudah merasakan terbakar. "Auntum ayo kita ke istana timur."

"Biar aku membantu nona." Ujar pelayan itu.

"Tidak usah, tubuh ku sudah mendingan. Ada Ava yang menjaga ku."

Auntum hanya mengangguk, mengikuti keinginan Ava. Dia hanya berjaga agar Ava tidak terhuyung ke belakang.

Ava menerobos jalan di tengah-tengah tumpukan salju. Dia menoleh, langkah kakinya yang dalam memberikan jejak.

Ava berlari secepat mungkin, Auntum langsung berteriak nama Ava. Dia tidak ingin Ava terjatuh.

Ava menyandarkan punggungnya ke pohon. Dia melihat Auntum yang berjalan tertatih-tatih di mengejarnya. "Semangat Auntum." Teriak Ava.

Disisi lain.

Kaisar Kristoffer dan Permaisuri Berlia masih bercanda bersama. Tadinya dia ingin keruangannya, akan tetapi setelah melihat Permaisuri Berlia di bawah salju, ia memutuskan menghampirinya. Dia tidak menyangka membawa Ava ke kamarnya membuat Permaisurinya bersedih. Ada rasa bersalah di hatinya, tetapi hatinya masih dilanda kebingungan. Kali ini dirinya harus memikirkan matang-matang.

"Baginda, bisakah Baginda tidak mengubah hati Baginda. Apa karna hamba tidak cantik lagi, apa pun yang Baginda minta. Hamba akan melakukan semuanya."

"Aku tidak ingin membahasnya, aku bingung dengan hati ku."

"Baginda, Baginda tidak mencintainya. Baginda hanya kasihan padanya." Kekeh Permaisuri Berlia.

Kaisar Kristoffer mengusap lembut kepala Permaisuri Berlia, ia tersenyum. "Aku tidak ingin membahasnya." Kaisar Kristoffer berlalu pergi menuju ke kamarnya. Entah karna apa? ada rasa tidak enak di hatinya.

"Dimana Ava?" Kaisar Kristoffer tidak menemukan apa pun, dia mencari Ava ke ruang perapian. Mungkin saja ada di sana. Saat membuka ruangan itu, hanya ada api unggun dan pakaian hangat yang ia berikan pada Ava di kursi dekat perapian itu.

"Hormat hamba, Baginda. Nona Ava sudah pindah ke istana timur."

"Kenapa kamu tidak bilang? tubuhnya masih lemah." Bentak Kaisar Kristoffer.

"Nona Ava pergi setelah melihat Baginda berpelukan dengan Permaisuri." Seru pelayan itu.

"Apa?" Kaisar Kristoffer mendekat ke arah jendela. Benar, jendela itu dekat. Pasti Ava salah paham padanya.

"Apa Ava mengatakan hal lainnya?" tanya Kaisar Kristoffer dengan tatapan penuh selidik.

"Nona Ava hanya bilang laki-laki tidak bisa di percaya."

"Ah, sial. Ava pasti memberikan jarak lagi pada ku." Ucap Kaisar Kristoffer seraya memukul kaca jendela itu, darah segar mulai keluar di tangannya. Leon dan pelayan wanita itu panik.

"Baginda, cepat panggil dokter istana."

"Tidak perlu, aku ingin menumui Ava." Ucap Kaisar Kristoffer.

brak

Pintu istana timur itu terbuka, namun tidak ada siapa pun. Kaisar Kristoffer terus menelusuri istana kecil itu. Dia berlari mencari sekeliling istana itu.

"Ava !" teriak Kaisar Kristoffer.

"Cepat cari Ava." perintah Kaisar Kristoffer dengan tegas.

"Baginda kami sudah mencari nona Ava di mana-mana, tetapi tidak menemukannya." Ujar Leon dengan perasaan takut.

"Ava di mana kamu?" Kaisar Kristoffer mondar-mandir memikirkan keberadaan Ava. "Apa mungkin dia ke rumah Ayahnya?"

"Cepat siapkan kuda,"

"Baik Baginda."

Kuda hitam itu pun melaju dengan kencangnya. Kaisar Kristoffer tidak peduli dengan para rakyatnya yang memberikan hormat. Kedua pria itu berjalan begitu cepat. Hatinya terasa berat setelah mengetahui Ava menghilang dari istananya.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

gak semua laki² sih.. Kristoffer aja kok yg labil dan gak bisa konsisten dgn ucapannya..

2024-02-02

1

Ike Susilawati

Ike Susilawati

emang,laki laki ga bisa dipercaya

2021-11-20

0

Ida Blado

Ida Blado

sukurin,berharaonya sih ketemunya setelah berbulan2. tpi syg authornya terlalu baik ma kaisar kristhoper

2021-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!