penolakan Ava

Sesampainya di halaman depan rumah yang sederhana itu. Kaisar Cristoffer mengedarkan pandangannya. Rumah sederhana hanya satu lantai itu terlihat sepi. Memang dirinya lah yang hanya menempatkan satu pelayan untuk menjaga Ayah Ava dan dua pelayan dapur. Dia tidak memberikan pengawalan apa pun.

Kaisar Cristoffer membuka pintu itu, sementara Leon memberikan hormat untuk mengecek Ava di dalam.

Sekian detik Leon mencari Ava di setiap sudut rumah itu, Namun tidak ada batang hidung Ava dan temannya. Sepertinya Ava tidak ke rumah Ayahnya.

"Ada apa tuan Kesatria?" tanya pria paruh baya itu di atas kursi roda.

"Apa Ava ada di sini?"

Ketiga pelayan itu saling menatap, "Maaf Baginda, hamba tidak melihat nona Ava sama sekali."

Pria paruh baya di depannya hanya diam ketakutan, dia takut Ava membuat kesalahan hingga nyawanya terancam. "Maaf Baginda jika putri hamba membuat masalah. Hamba saja yang menerima hukumannya."

"Leon cari Ava sampai ketemu, jika perlu kerahkan semua kesatria." Teriak Kaisar Cristoffer menggema di ruang itu.

"Ya, iyalah aku kan.." pintu sederhana itu terbuka memperlihatkan kedua wanita yang saling tertawa. Setelah melihat ke arahnya, ke dua wanita itu langsung merubah wajahnya. Yang satunya ketakutan dan satunya acuh tak acuh.

Kaisar Cristoffer yang melihat kehadiran Ava sangat geram, ia menarik lengan Ava ke dalam kamar Ava dan mendorong tubuhnya ke atas kasur. Kaisar Cristoffer pun menidih tubuh Ava.

"Ma-mau apa kau?" tanya Ava yang berubah panik.

Kaisar Cristoffer memejamkan matanya sejenak, ia harus bisa mengendalikan amarahnya agar tidak melukai Ava. "Kamu dari mana saja Ava? aku mencari mu kemana-mana."

Ava mendorong Kaisar Cristoffer. Namun tenaganya kalah, dorongan Ava tak membuat Kaisar Cristoffer meminggirkan tubuhnya. "Minggir gak, aku capek mau tidur." Ucap Ava meronta-ronta.

Kaisar Cristoffer memegang lengan Ava, "Aku tanya, kamu dari mana saja Ava?"

"Aku jalan-jalan di Ibu Kota.

Kaisar Cristoffer menghembuskan nafas kasarnya, "Kenapa kamu tidak bilang Ava? seharusnya tadi kamu memanggil ku." Kaisar Cristoffer bangun dari tubuh Ava, ia duduk di tepi ranjang.

"Mana hamba tau, Baginda mencari ku. Ya sudahlah, hamba capek Baginda mau tidur. Sebaiknya Baginda pulang saja, aku tidak ingin ribut dengan Permaisuri." Jelas Ava beranjak berdiri.

bruk

"Aaa.." Ava mengusap pelan dahinya, "Ini dada apa beton sih?" gerutu Ava merasakan dahinya berdenyut.

Dengan sigap Kaisar Cristoffer melihat dahi Ava yang memerah, ia merasa bersalah membuat Ava kesakitan. Tadinya dia hanya ingin Ava jatuh ke dalam pelukannya. "Maaf," serunya sambil meniup dahi yang memerah itu.

"Ah, tidak masalah." Ava beranjak berdiri. Akan tetapi Kaisar Cristoffer menarik lengannya kembali sampai Ava duduk di atas pahanya.

"Lain kaki jangan membuat ku khawatir lagi Ava." Kaisar Cristoffer menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Ava. "Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada mu Ava."

"Jangan seperti ini, Baginda itu harus menjaga perasaan Permaisuri."

"Dengar Ava ! aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersama mu saja. Tolong mengertilah Ava, apa yang kamu lihat tadi bukan kebenarannya. Aku tadi hanya ingin menenangkannya saja."

Ava menaikkan salah satu alisnya, sepertinya dia tidak menyinggung Kaisar Cristoffer atau membuatnya tersinggung. "Yang Mana? jika hanya berpelukan dengan Permaisuri tidak masalah lagi pula siapa diri ku dan siapa diri mu?"

Ternyata aku tidak ada di dalam hati mu Ava, sebegitukah kamu tidak menginginkan aku Ava.

"Apa kamu tidak mencintai ku Ava?"

Ava berdiri, ia memandang Kaisar Cristoffer begitu lekat, pemuda di depannya memang tampan tapi sayang, hatinya berkelok.

"Maaf Baginda. Hamba tidak mencintai Baginda." Ujar Ava jujur. Memang benar hatinya tadi sedikit tersentuh, tapi setelah melihatnya berpelukan Ava meragukan perkataan Kaisar Cristoffer. Baginya laki-laki di dunia ini sama saja bermuka dua.

"Ava !" Bentak Kaisar Cristoffer tidak terima Ava menolak perasaannya. "Apa kamu tau menolak ku hukuman mati, Ava?"

"Perasaan itu harus di jawab jujur Baginda. Tidak perlu di bohongi supaya tidak menderita." Cerocos Ava.

"Aku tidak mau menerima penolakan mu Ava, besok Ayah mu akan mulai tinggal di istana." Ucap Kaisar Cristoffer dengan tegas dan berlalu pergi. Sepanjang perjalanan tadi, ia memikirkan bagaimana caranya mengikat Ava di istananya. Hingga ia memiliki ide membawa ayah Ava ke istana.

#maaf authornya masih sibuk

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kok maksa....!!

2024-02-02

0

Sukma Supriatna

Sukma Supriatna

balik aja ke indo va di indo lagi musim duren 😀

2021-06-07

2

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

tp biasanya sang kaisar kn punya bnyk selir

2021-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!