pelayan sombong

Keesokan harinya.

Seorang gadis tengah berdiam diri di depan jendela, ia melihat sinar matahari yang menebus masuk melalui jendelanya. Sepanjang malam ia berfikir. Apa yang ia harus lakukan dengan dunia asing ini? dirinya tidak memiliki siapa-siapa. Jika mengingat peraturan istana layaknya di film-film, jangankan salah besar. Masalah sepele pun main hukum.

"Hah, kenapa aku harus berada disini? sebenarnya apa saja dosa ku di masa lalu?" tanya nya mengingat segala macam apa yang di lakukannya. "Apa karna aku sering berbuat usil ya? apa karna aku sering menjodohkan teman ya?" Ava menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia frustasi memikirkan nasibnya.

krek

"Ava." Sapa seorang gadis masuk dan membawa sebuah nampan. Ia meletakkan nampan itu di atas meja lalu mendekat ke arah Ava.

"Sepanjang malam aku sudah memikirkannya, siapa pun kamu? kamu tetap teman ku, Ava." Ucapnya sambil memejamkan matanya. Dalam hatinya ia tidak terima Ava teman yang seperti saudara baginya. Meninggalkannya begitu saja.

Ava yang merasa tidak enak hati, bagaimana pun juga ini semua bukan salahnya. "Maaf ya, aku tidak tau apa pun." Lirihnya.

Auntum memandang Ava, ia menggenggam kedua tangan Ava. "Apa pun yang terjadi? kamu tetap Ava ku. Dan aku akan membantu mu keluar dari istana ini."

"O iya kapan aku bisa bertemu dengan Ayah ku? eh maaf maksudnya Ayah pemilik tubuh ini, " ujarnya tersenyum kikuk.

"Tenang saja, aku akan membantu mu. Agar bisa keluar dari istana ini. Tapi sekarang kita sarapan dulu." Ava menoleh dan menarik tangan Auntum agar mengikutinya.

Ava mengambil salah satu roti, kemudian di ikuti oleh Auntum. "Mulai sekarang jangan jauh-jauh dari ku. Kamu tidak tau kan istana ini."

"Ya, aku akan mengekori mu, kemana pun kamu pergi." Ava menguyah makanannya lalu meminum segelas susu.

"Ini susu apa? kenapa tidak manis?" tanya Ava sambil memutar segelas susu yang berada di tangan kanannya.

"Bukankah kamu sangat suka susu tawar,"

"Hah, mana mau aku susu seperti ini. Aku bukan Ava." Dengusnya kesal.

"Maaf, aku akan membawakan susu lain untuk mu." Lirihnya sambil mengelus pucuk kepala Ava yang di anggap adik baginya. Karna umur Ava yang masih 17 tahun. Sementara dirinya berumur 20 tahun.

Ava terdiam, ia merasa bersalah mengatakan hal itu. Seharusnya ia menjaga mulut embernya. Semenjak dulu mulutnya selalu ceplas ceplos.

15 menit kemudian..

Auntum membawa nampan, di atasnya terdapat segelas susu.

"Minumlah," Ava merasa enggan mengambilnya. Ia menatap Auntum.

"Tidak apa Ava, minumlah. Tidak ada yang akan marah." Ucap Auntum tersenyum. Padahal dirinya tadi di marahi oleh Ketua pelayan hanya karna mengambil gula. Wajar saja, gula hanya di peruntukkan untuk anggota istana karna harganya yang sangat mahal dan di dapatkan dari negara tetangga.

"Terimakasih." ucap Ava segera mengambil dan meminumnya.

"Em apa aku masih di hukum di sini?" tanya Ava, ia merasa tidak enak berada di ruangan itu. Melihat sekelilingnya saja, temboknya sudah retak.

"Aku tidak tau Ava, yang terpenting kamu cepat sembuh." ujar Auntum lembut.

Ava mengangguk, mungkin butuh beberapa hari lagi ia keluar dari tahanan yang membuatnya merasa di tempat angker.

Pintu kastil itu terbuka kembali, ia melihat seorang wanita yang seumuran dengan Auntum menuju ke arah mereka.

"Ava, hukuman mu telah berakhir. Cepat keluar dan bersihkan halaman depan." Perintahnya dengan nada angkuh.

"Tapi Ava baru saja sembuh." Timpal Auntum tidak terima. Ia sangat jijik melihat pelayan setia Permaisuri yang sangat sombong. Seakan-akan mereka yang berkuasa.

"Apa Permaisuri mau menambah hukuman mu, Ava? Jadi sebaiknya turuti saja." Bentaknya dan berlalu pergi.

"Ava sebaiknya kamu disini, jangan keluar. Biar aku saja yang menjelaskannya pada Permaisuri dan Yang Mulia Kaisar."

"Sialan ! apa mereka tidak bisa menghargai manusia. Mentang-mentang Penguasa seenak jidat mereka memerintah. Baiklah aku akan keluar." Ucap Ava menggeram marah. Jika bukan karna dirinya tak ingin membuat masalah dulu. Sudah sedari tadi ia merobek mulut pelayan itu.

"Aku tidak apa-apa, ayo kita keluar." Ava pun beranjak berdiri dan melangkah kan kakinya keluar kastil.

Aku ingin lihat seberapa cantik dan tampannya kedua orang sombong itu batinnya.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

semangat Ava.. taklukan hati kaisar yg lagi tersesat dlm belenggu kebodohan krn bucin..

2024-02-02

0

lorasha

lorasha

👍🏻

2023-04-28

0

momy ida

momy ida

baru jdi pelayan permausiri aja sombongnya sundul langit🥴🥴🥴gimana kalau tuh pelayan jdi nyonyahhhhhhhhhh😏😏😏

2022-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!