ternyata nama mu adalah Lisa

"Baginda sebaiknya hukum sekarang saja, biar hamba yang menghukumnya." Ucap Permaisuri Belia seraya meraba dada bidang Kaisar Kristoffer.

"Sudah, jangan membahasnya lagi. Aku masih banyak pekerjaan." Ucap Kaisar Kristoffer tersenyum lalu mencium kening Permaisuri Belia.

"Em, baiklah." Permaisuri Belia sekilas mencium bibir Kaisar Kristoffer dan berlalu pergi.

Kaisar Kristoffer mengelus dagu, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Tatapan Ava, sikap Ava terasa asing baginya. Apa benar Ava berubah menjadi sosok yang lain untuk menarik perhatiannya, Kaisar Kristoffer menggeleng, tidak mungkin Ava selalu mencari celah menghindari jika itu motivasinya untuk menarik.

Kaisar Kristoffer kembali ke halaman belakang, tempat semula ia bertemu Ava.

"Kemana dia?" Kaisar Kristoffer melihat ke atas pohon. Ternyata wanita yang ia cari tidak ada.

"Ava ..." teriak seseorang.

Kaisar Kristoffer langsung menoleh, ia mencari sumber suara tersebut. Ia kira Ava ternyata bukan, malah Auntum yang sepertinya mencari keberadaan Ava.

"Aku kira dia." Kaisar Kristoffer hendak pergi. Namun langkahnya berhenti ketika mendengarkan suara itu.

"Ya, ada apa? aku ada di sini. Hais,"

Kaisar Kristoffer kembali membalikkan badannya, ia melihat Ava dan Auntum yang sedang berbicara berdua. Nampak jelas wajah Auntum yang menahan amarahnya.

"Kamu kemana saja Ava? bagaimana jika kamu bertemu dengan Permaisuri Belia lagi? aku sangat yakin, pasti kamu mencari masalah lagi dengannya."

Ava melipatkan kedua tanganya, menyandarkan punggungnya ke tembok. Ava tersenyum sambil melirik Auntum yang ingin menelannya hidup-hidup.

"Aku memang sudah bertemu dengannya,"

Dengan sigap Auntum memeriksa semua tubuh Ava, "Apa Permaisuri Belia melakukan sesuatu pada mu?" tanya Auntum khawatir.

"Tentu saja tidak, mungkin dia akan memakan ku."

"Lisa, kali ini aku serius. Tolong jaga tubuh Ava dengan baik." Auntum memegang kedua pipi Ava. "Dengar, aku menganggap mu sebagai Ava, sebagai Adik ku. Bukan orang lain, walaupun jiwa mu Lisa, tapi kamu tetaplah Adik ku." Lisa menunduk, ada rasa malu di hatinya. Tidak seharusnya Auntum menyayanginya sebagai Ava. "Tapi aku berbeda, aku Lisa bukan Ava. Maksud ku, sifat ku, perkataan ku, kesukaan ku. Semuanya akan berbeda tidak sama seperti Ava." lirih Lisa.

"Aku tau, terserah kamu mau melakukan apa. Asalkan jangan berhadapan dengan Permaisuri. Baginda Kaisar sangat menyayangi Permaisuri, aku tidak ingin Baginda Kaisar turun sendiri. Aku akan mencoba membuat mu pergi dari sini. Aku akan meyakinkan Permaisuri agar mencari wanita lain." Ucap Auntum langsung memeluk Ava.

"Tenang saja, aku akan memikirkan caranya. Aku juga tidak ingin di sini."

Sementara Kaisar Kristoffer yang mendengarkan semuanya, hanya menganga. Dugaannya benar, ia merasa asing dengan Ava dan ternyata kebenarannya terungkap di tubuh Ava ada jiwa lain. Jika semua orang tau, sudah pasti Ava di bunuh karna dirinya pasti di anggap seorang penyihir.

"Gadis bar-bar, ternyata nama mu adalah Lisa. Sepertinya semakin menarik." Ucap Kaisar Kristoffer meninggalkan tempat itu.

Keesokan harinya.

Terlihat 5 pelayan yang sedang menyapu di halaman samping. Ketiga pelayan itu saling melirik ke arah Ava dengan tatapan tidak suka. Ava pun hanya diam, mengabaikan lirikannya hingga dirinya merasa tidak tahan lagi dan menoleh, menatap ke tiga pelayan itu.

"Apa liat-liat? mau ku congkel mata mu, hah."

"Jangan sok sombong, aku tau kamu seperti itu hanya menarik simpati Baginda Kaisar. Heh, jangan mimpi seorang pelayan bisa menjadi phoenix hanya Permaisuri yang pantas bersanding dengan Baginda Kaisar. Pelayan rendahan seperti mu, tidak pantas di bandingkan Permaisuri yang keturunan bangsawan."

Ava menjatuhkan sapunya, ia melangkahkan kakinya menuju ke pelayan itu dan

Plak

Tamparan keras melayang ke pipi kanannya, "Apa kamu bilang? pelayan rendahan. Terus kamu apa? cacing rendahan. Jika sama-sama pelayan tidak usah menghina." Bentak Ava berdecak pinggang.

"Aku akan mengadukan mu pada Permaisuri,"

"Oh, jadi kamu mata-mata Permaisuri. Sana adukan." Teriak Ava. Benar, hidupnya tidak akan pernah tenang selama dirinya berada di istana.

"Hormat hamba, Baginda Kaisar." Ucap ketiga pelayan di depan Ava membungkuk hormat.

"Jiaha, ingin mengikuti ku. Tidak akan mempan."

Ekhem

Derheman itu membuat sekujur tubuh Ava merinding. Ava meraba tengkuknya, "Busyet kenapa ada suara singa." Gumam Ava seraya membalikkan badannya.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Lusa.. haish... beneran deh.. bar-bar mu itu bikin aku suka

2024-02-02

0

Stefania

Stefania

HAHAHAAA singaa 🦁🦁🦁🤣🤣🤣

2022-02-11

0

yuhuwww

yuhuwww

,

2022-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!