Hukuman Ava.

"Cih, jangan terlalu sombong. Sementara nyawa mu ada di ambang kematian." Ucapnya ketus dan melanjutkan langkah kakinya.

Ava terus mengikuti langkah kaki pelayan sombong itu, tanpa sadar dari arah berlawanan mereka berpapasan dengan Kaisar Kristoffer.

Semua pelayan menundukkan kepalanya kecuali Ava yang masih mengingat wajah yang tak asing berhenti tepat di depannya. Ava memiringkan kepalanya, menatapnya begitu lekat.

"Ava." Pelayan sombong itu menyenggol lengan Ava agar menundukkan kepalanya.

"Ngajak gelut mulu lho." Ucap Ava dengan nada membentak.

"Ava, hormati Baginda Kaisar." Ucapnya dengan nada menekan.

"Hah," Ava melongo, ternyata laki-laki berwajah seram itu adalah Kaisar Kristoffer, orang yang pernah dia intip.

"Ah, kenapa harus bertemu dengannya." Gumam Ava menundukkan kepalanya, tetapi masih di dengarkan oleh Kaisar Kristoffer.

Hem

Kaisar Kristoffer pun tak ambil pusing, dia melanjutkan langkah kakinya menuju ruang kerjanya.

Sedangkan Ava dan yang lainnya melanjutkan ke kamar Permaisuri Belia. Saat sampai di sana Ava di suguhkan dengan pemandangan wanita sexi berdada balon udara. "Pantas saja wajah es itu tergila-gila. Body bohai gitu mah, wih gitar spanyol." Ucap Ava menatap wanita di depannya.

"Ava," Bentakan itu membuat Ava tersadar, "Serem amat," Gumam Ava.

"Beraninya kamu melukainya," Permaisuri Belia melangkahkan kakinya ke arah Ava, tanganya hendak menarik rambut Ava. Dengan sigap Ava lansung menghentikannya.

Sementara semua pelayan terkejut melihat keberanian Ava. Mereka tak menyangka Ava berani memegang tangan Permaisuri Belia yang tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.

"Beraninya kamu menyentuh tangan ku Ava." Ucapnya menatap tajam.

"Widih," Ava melepaskan tangannya, "Apa anda Permaisuri?" tanya Ava membuat Permaisuri Belia mengkerutkan dahinya.

"Ambilkan aku cambuk dan pegang dia." Perintahnya sambil berteriak.

Dengan sigap kedua pelayan itu langsung memegang kedua tangan Ava. "Heh, lepasin gak!" Ucap Ava sambil memberontak sambil melihat kanan kirinya.

"Wah kalian." Ava lansung menginjak kedua kaki pelayan itu dan membuat kedua pelayan itu melepaskan Ava sambil memegang kakinya yang berdenyut sakit.

Permaisuri Belia terkejut, dia tidak pernah melihat Ava seberani itu. Secepat mungkin dia menetralkan keterkejutannya. "Kenapa kalian diam, cepat pegang Ava." Perintah Permaisuri Belia melihat ke arah pelayan lainnya.

Lagi-lagi kedua pelayan menghampiri Ava. Sementara Ava sudah memasang kuda-kuda melindungi dirinya. Dia tidak ingin di hukum yang bukan kesalahannya.

"Seharusnya seorang Permaisuri menghukum yang salah bukan menghukum yang benar." Ucap Ava.

"Cepat panggil pengawal dan suruh memegangnya."

"Jika berani, bertarung saja. Satu lawan satu."

Sesaat kemudian Lili membawa lima pengawal dan kedua pengawal termasuk seorang kesatria. "Pegang dia." Perintah Permaisuri Belia.

Kedua pengawal maju, mereka hendak menangkap Ava. Namun dengan cepat Ava melayangkan kakinya ke arah junior mereka hingga mereka mengerang kesakitan sambil memegangnya.

"Mampus lho." Ucap Ava cekikikan.

Ctar

Permaisuri Belia tidak bisa lagi menahan emosinya, ia maju dan melayangkan cambuknya. Akan tetapi Ava menangkap cambuk itu dan tersenyum licik. "Beraninya kamu melawan ku." Permaisuri Belia menoleh ke arah kedua kesatria yang hanya membuka mulutnya dengan huruf O. Mereka juga sama-sama terkejut melihat keberanian Ava. Seumur hidup mereka tidak pernah melihat wanita seberani Ava.

"Ba, baik Permaisuri." Kedua Kesatria itu melangkah maju, saat Ava hendak menendang junior salah satu dari mereka. Dengan cepat Kesatria itu menghindar dan membuat Ava tertangkap.

"Wah kalian ngajak gelut juga." Ava memberontak, kali ini teganya kalah kuat. Dia tidak bisa memberontak seperti tadi.

Ctar

"Ah, sakit ! cambuknya pelan-pelan lah." Ucap Ava menatap tajam ke arah Permaisuri Belia.

"Masih berani menatap ku seperti itu." Permaisuri Belia kembali melayangkan cambuknya.

"Seorang Permaisuri adalah Ibu bagi negara dan rakyatnya. Seharusnya dia tau mana salah dan benar, tidak se enaknya menghukum orang dan mengancamnya karna memiliki sebuah kekuasaan." Ucap Ava menggertakkan kedua giginya. Kedua Kesatria itu bertambah terkejut, tidak ada yang berani menegur Permaisuri Belia kecuali dirinya.

Tiba-tiba seorang wanita masuk dan langsung bersujud di depan kaki Permaisuri Belia. "Hamba mohon Baginda Permaisuri. Ampuni Ava dia belum sembuh total. Hamba mohon kasihinalah Ava dan hamba." Ucap Auntum yang menangis tersedu-sedu.

"Mengampuninya, dia sudah berani melawan ku."

Ctar

Ava menggigit bibir bawahnya, dalam tiga cambukan membuat kakinya memerah dan keluar darah. Rasa perih dan sakit membuatnya bertambah marah.

"Untuk apa kamu memohon padanya? dia tidak pantas." Ucap Ava menatap tajam Auntum.

"Masih berani melawan ku, ingatlah Ayah mu yang sedang sakit Ava." Ucapnya tersenyum menyeringai.

Ava baru ingat, Ayah dari pemilik tubuh aslinya mempunyai seorang Ayah yang sedang sakit-sakitan. Kali ini ia hanya bisa mengepalkan tangannya.

"Lihat saja, aku akan balas dendam." Ucap Ava.

#maaf lama updte

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Ava.. be strong woman...

2024-02-02

0

Ike Susilawati

Ike Susilawati

lanjuuut

2021-11-20

1

Exxia Ling

Exxia Ling

🤣🤣🤣gitar spanyol,,,

2021-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!