.
.
ke butik
.
.
.
dua minggu telah berlalu, Diana bersama seluruh siswa sangat bersemangat akhirnya sekarang Diana telah naik kelas dengan nilai yang sangat memuaskan tentunya.
dalam waktu dua minggu itu ia gunakan untuk semua masa ujiannya, sementara untuk pernikahanya ia serahkan seluruhnya kepada Arion. pernah beberapa kali bertemu dengan laki-laki itu tak membuat sikap nya berubah, Arion tetap dingin kepada Dirinya.
" di!! selamat ya, gue gak pernah ragu dengan nilai lo.." ujar siska, perempuan itu juga memeluk erat, ikut bahagia dengan pencapaian Diana yang selalu memuaskan itu.
" makasih ya ka!"
" emmm.. semoga gue bisa pinter kek lo deh.."
Diana terkekeh bagaimana tidak, pinter itu bukan hanya bisa di minta, tapi dengan belajar. memang kalau soal belajar Siska sangat malas, itu yang membuat nilai mereka sangat jauh berbeda.
" ka!!, makanya belajar dong..!!"
" emmm tau sendiri kan gue mah malesan," Siska mendengus berat.
" hehe.. gimana mau pintar atuh."
terdengar gelak tawa dari mereka, Diana juga sangat gemas dengan temannya, meskipun sikap mereka berbeda sangat jauh, tapi pertemanan mereka bisa saling melengkapi.
seperti biasa mereka pergi keparkiran, Diana juga akan pulang memakai motor kesayangannya.
Handphone Diana berbunyi, Dia melihat nama yang tertera di layar handphone nya" COWOK KULKAS" Diana berdecak, ngapain si orang itu menghubunginya.
" iya ada apa.." jawab Diana.
" gua nungguin lo di depan gerbang.." Ujar Arion Dingin.
" hahhhh.." Diana benar-benar panik, ngapain si kulkas itu ke sekolahnya, bisa berabe kalau anak-anak sekolah tau.
" ka.. gue duluan ya.." Diana sudah berlari meninggalkan Siska yang bahkan nampak kebingungan.
" di motor luh.." pekik Siska, namun Diana tak menghiraukan sama sekali. dia terus berlari melewati siswa yang berlalu lalang, sampai hilang dari pandangan Siska.
" kebiasaan deh tu anak, motornya mau di tinggal di sekolah gitu.." ujar Siska dia menggeleng kepalanya, merasa tak mengerti dengan teman satu-satunya itu.
.
.
.
Diana tampak panik, ketika sudah sampai gerbang sekolah dia melihat ke semua arah, benar saja mobil si Kulkas itu sudah terparkir apik di sana.
tanpa basa basi dia masuk ke mobil itu, dan mendapati Arion di sana, napas nya tersengal-sengal lelah setelah berlari, perasaan panik dan takut bercampur aduk di dirinya.
" kan gue udah bilang!!, ada apa-apa tinggal telepon aja gak usah ke sekolah gini!, bahaya tau.." Diana sama sekali tak habis pikir, bagaimana pola pikir Arion sebenarnya, kan ini demi kebaikan dia juga, kenapa malah Ngebahayain diri sendiri dengan datang ke sekolah.
" lo pikir ini kemauan gua, kakek yang nyuruh!!" Arion juga sedikit kesal dengan kakeknya, seperti sengaja saja tuh si kakek, kemudian dia bernapas panjang mau tak mau memang ke inginannya harus di turutin.
" yaudah terus mau kemana?" tanya Diana, dia juga sudah pasrah, toh mau bagaimana lagi kan.
" ke butik, nyari kebaya pengantin.." jawab datar Arion.
Diana memilih diam daripada terus mengobrol dengan orang yang sama sekali tak ada gairah mengobrol dengannya, dia Harus sabar ini hanya untuk tiga bulan kedepan, selepas tiga bulan keadaan ini akan berakhir.
Arion mulai melajukan mobilnya membelah jalanan jakarta yang sedikit ramai dari pengendara, di antara keduanya hanya ada keheningan, tidak ada yang ingin memulai berbicara, kedua nya sangat enggan. bahkan mungkin keduanya juga saling membenci satu sama lain, meskipun tanpa alasan, namun ikatan yang di paksakan ini telah membuat keduanya sama-sama terbebani, hingga perasaan itu pun muncul di diri masing-masing.
sampai di butik tempat mereka akan membeli kebaya nikahan, kedua sama-sama turun, tapi tetap tanpa suara.
satu lagi meski pun keduanya enggan melakukan pernikahan ini, meskipun pernikahan ini hanya untuk tiga bulan, tapi tetap saja pernikahan adalah hal yang sakral, itu adalah sebabnya mereka mempersiapkan ini dengan sungguh-sungguh, keduanya bahkan sudah berencana akan menikmati pernikahan singkat mereka, tentu itu hanya mereka simpan di diri masing-masing.
Diana mencoba satu kebaya yang menurutnya sangat indah, itupun juga atas Pilihan Arion. dia berkaca dan menampilkan tubuhnya yang di balut kebaya indah bahkan sangat pas di tubuhnya, Diana masih terpaku melihat dirinya sendiri.
benarkan ini pernikahannya, benarkah dia akan menikah sekarang. Akhirnya setelah sekian lama, Diana baru meneteskan air matanya. seharusnya di pernikahan ini ada orang-orang terdekat yang menyaksikannya, seharusnya ada keluarga seenggaknya yang menyaksikan hari bahagianya, bahkan setelah ini setelah perceraian terjadi, Diana gak yakin bisa menikah lagi, siapa yang akan menerima dirinya yang punya status janda.
Arion masuk ke ruangan ganti, ia tertegun melihat Diana yang begitu cantik memakai kebaya itu, tubuhnya yang ramping dan tinggi membuat kebayanya melekat indah di tubuh Diana.
sesaat kemudian ia mengembalikan kesadaraan nya, sampai-sampai mengutuki dirinya sendiri, kenapa juga dia harus memuji Diana, ya memang wanita itu terlihat sangat cantik sekarang, tapi dirinya tak boleh terpikat. baginya semua ini hanya sementara dan untuk sesaat.
" ngapain bengong, buruan napa!!" ujar Arion, membuyarkan Diana yang memang sedang melamun.
" eh i-iya.." Jawab Diana kikuk.
" gimana gaunnya, bagus gak kak.?" tanya Diana, dia ingin mendengar pendapat dari Arion.
" udah bagus..!" jawab ketus Arion, bahkan lebih dari bagus menurutnya, kebaya itu terlihat sangat cantik ketika melekat di tubuh Diana, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, tapi tidak mungkin dia jujur dengan apa yang di rasakan, bisa-bisa Diana kegeeran lagi.
" kalau gitu aku pilih yang ini aja ya!!." kata Diana dia tersenyum bahagia. meski ini pernikahan sementara baginya, tapi ia berjanji akan menikmatinya masa sebagai istri dari seorang aktor tampan itu.
" Aku.??" Arion sedikit mengernyitkan alisnya, sejak kapan perempuan itu mulai memakai kata itu.
" iya, meskipun pernikahan ini sementara, tidak ada salahnya bersikap sopan kepada suami sendiri!!, aku benar kan kak?" Diana tersenyum menatap lekat wajah Arion, tak bisa di pungkiri bahwa laki-laki itu sangat tampan. Diana sedikit terpesona, apalagi sekarang Arion memakai jas begitu sangat tampan menurut Diana.
Arion sedikit tertegun mendengar apa yang baru saja Diana katakan.
" tapi gua gak bisa ya, gua maunya ya kaya gini aja," kata Arion, jujur saja dia sedikit gugup, entah perasaan dari mana itu.
" terserah kakak, tapi aku maunnya kayak gitu." Diana keluar dari ruangan ganti meninggalkan Arion yang masih tertegun.
Diana menarik napas berat, berduaan lama dengan Arion membuat jantungnya tak karuan, perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. apa-apaan ini, apa yang dia rasakan sungguh Diana pun tidak mengerti, setelah menikah saran yang dia usulkan sebelumnya harus terjadi, kalau tidak sangat bahaya untuk dirinya sendiri.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments