.
.
.
di kamar yang sama
.
.
.
Arion sedikit bernapas berat, dia duduk di antara teman-temannya.
" kenapa lo nyet?, hari bahagia ini, jangan di tekuk napa muka lo.." ujar Elvano saat Arion sudah gabung bersamanya.
" hari bahagia kata lo." dengus Arion.
" fftthhhhh." Elvano dan Jukael menahan tawanya.
" berenti ngeledekin gua nyet, kalian kayaknya seneng deh kalau ngeliat gua menderita.."
" bwahahahahha..." tawa Jukael dan Elvano menggelak, tentu Arion sangat kesal dengan kedua temannya, Arion hanya mendengus berat, membiarkan teman-temannya mentertawakan dirinya sampai mereka puas.
" oke-oke, apa yang membuat seorang Arion ini menderita.." kata Jukael, dia sudah selesai tertawa, baginya sangat puas jika meledek Arion itu, tapi sepertinya Arion benar-benar sedang down sekarang.
" kakek gua men!!, dia minta si Diana tidur sama gua malam ini." jelas Arion, Dia bernapas sangat berat.
" lo gimana si,!! emang seharusnya begitu kan, karena memang kalian udah nikah.." ujar Jukael, aneh sekali Arion ini bukannya senang malah kesal, padahal Diana memang istri sahnya sekarang, mau ngapa-ngapain juga kan udah haknnya.
" lo pada gak ngerti si!!, kalian tau sendiri lah, gimana kalau gua gak bisa menahan diri..!!"
" ya itu lebih bagus dong bro..!!" timpal Elvano, Semenjak Diana sudah sah menjadi istri Arion, mereka sudah ikhlas, dengan mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya.
" kalian emang gak ngerti?" ujar Arion, rasa kesal dan khawatir bercampur menjadi satu, dia takut kalau dia tidak bisa menahan diri, janji nya kepada Diana tak boleh di ingkari.
" nikmatilah Arion, kata orang berhubungan dengan yang muhkrim itu akan jauh lebih nikmat.." Jukael menepuk-nepuk punggung Arion.
" Gila.." Dengus Arion, ia beranjak dari kedua temannya, bisa-bisa nya mereka berpikir seperti itu, sedangkan Elvano dan Jukael tertawa puas karena berhasil meledek temannya itu.
.
.
.
Diana sedang menikmati mandinya di kamar milik Arion, sesekali ia berpikir bagaimana caranya ia bisa tidur dengan laki-laki kulkas itu, Diana lupa kalau dia sekarang ada di rumah kakek, itu artinya mereka harus satu kamar, untuk membuktikan kepada mereka, kalau pernikahannya memang bukan pura-pura.
Diana menyelesaikan mandinya, kemudian ia melihat-lihat kesembarang arah, lagi-lagi dia mengutuki kecerobohannya, mana bisa dia tak membawa piyama tidurnya.
" Aduhh gimana dong." pekik Diana, mau tak mau dia harus ke luar, untuk mengambil baju. Diana sedikit membuka pintu kamar mandi, dan melihat-lihat kalau Arion memang belum masuk ke kamar itu, setelah merasa aman baru lah Diana keluar kamar mandi, dan membuka covernya untuk mengambil baju di sana.
ceklekkk tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan Arion masuk ke kamar, tentu dia mendapati Diana yang hanya di balut handuk, Arion tertegun melihat Kaki jenjang milik Diana.
" aahhhhhhhhhhh.." Diana menjerit, mendapati Arion masuk ke kamar itu, Diana sedikit menutup daerah dadanya. dengan panik Arion menutu pintu dan menghampiri Diana, menutup mulutnya supaya perempuan itu berhenti berteriak.
" berhenti teriak, orang-orang akan berpikir yang macem-macem.!!" ujar Arion,dia juga kaget mendengar tiba-tiba Diana berteriak, Diana mulai mencoba tenang, napasnya terengah-engah dia sangat ketakutan, bisa-bisanya dia ceroboh, sampai-sampai Arion harus melihat setengah dari tubuh polosnya. setelah Diana tidak berteriak lagi, Arion baru menyadari bahwa tubuhnya menempel dengan tubuh Diana, dia sedikit terpaku, menatap tubuh Diana yang sangat indah, sebagai laki-laki normal, tentu darah kelaki-lakiannya berdesir, apalagi melihat tubuh putih bersih milik Diana, serta bau sabun yang memekat membuat Arion semakin tergoda.
Arion mencoba tenang dan melepaskan tubuh Diana perlahan, Setelah itu Diana lari ke kamar mandi dengan membawa baju piyama tidurnya, Diana bahkan tak bisa menatap wajah laki-laki itu dia terlalu takut.
Diana sedikit mengatur napas nya perlahan-perlahan, jantung nya kenapa bisa berdetak se kencang itu si.
" it's oke di!!, lo harus tenang!!" ujar Diana kepada dirinya sendiri. setelah tenang baru lah ia memakai pakaiannya.
sedangkan Arion masih termenung, tubuhnya sedikit panas, dia menginginkan Diana, tubuh wanita itu begitu sangat menggodanya, darah kelaki-lakian nya terus berdesir, saat memikirkan kemolekan tubuh itu. saat sedang terpaku, dia melihat Diana sudah keluar dari kamar mandi, wajah Diana tertunduk dia terlalu malu menatap Arion, tanpa berkata sepatah kata pun Arion melengos masuk juga ke kamar mandi, dia juga harus membersihkan dirinya sendiri.
Diana begitu merasa kikuk, sekarang dia ada di kamar laki-laki itu, seperti masuk dalam kandang singa, bagaimana pun melindungi kesuciannya adalah no satu sekarang, buru-buru Diana mengambil satu selimut di lemari dan membaringkan tubuhnya di kursi, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tanpa satu celah pun yang terlihat.
Arion berpacu dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya wanita itu dengan mudah membuat dirinya tergoda, Arion menginginkan itu tapi ia sudah terikat dengan janji, alhasil mau tak mau dia harus bermain solo, Agar hasratnya terpenuhi.
setelah menyelesaikan aksinya, dan membersihkan seluruh tubuhnya Arion kembali keluar dari kamar mandi, ia melihat Diana sudah terbaring di kursi.
dengan santai dia melenggang mengambil kaos oblong dan boxer untuk ia pakai tidur, setelah selesai Arion berbaring di ranjang, dia masih bergelut dengan handphonenya melihat-lihat komentar dari netizen, yang kebanyakan dari mereka memuji ketampanannya.
Arion juga membaca pesan dari manager nya kalau besok sore dia harus mulai shooting kembali setelah cuti dua hari.
Arion bedecak padahal ia masih ingin bersantai tapi malah harus mengahiri masa cutinya, dia melihat Diana yang terbaring tampa pergerakan.
" sudah tidur kah dia.." Arion bertanya pada dirinya sendiri.
Arion beranjak dan menghampiri Diana.
" ampe di tutup ama mukanya!!, emang gak kepanasan ya.." Arion perlahan membuka selimut yang menutup wajah Diana, benar saja wanita itu sudah terlelap, wajah polos nya begitu sangat menawan. Entah kenapa tangannya malah beranjak mengelus pipi mulus milik Diana, di waktu yang sama Arion mengutuki dirinya sendiri, kenapa malah dia yang terpesona.
Arion perlahan mengangkat tubuh mungil Diana, ia bermaksud akan memindahkan wanita itu ke ranjang, biar dia yang tidur di kursi.
perlahan ia membaringkan tubuh itu, dia kembali memandangi Diana. masih belum percaya saja, bahwa wanita itu adalah istrinya sekarang.
" emmmmm.." Diana mengerang, perlahan ia membuka matanya, Tentu Diana terkejut saat matanya berhadapan langsung dengan mata Arion. mulutnya menganga, kenapa laki-laki itu ada di hadapan nya sekarang.
" ss-sorry, gua hanya mindahin lo doang, bb-biar gue yang tidur di kursi.." ujar Arion gugup, dia langsung beranjak meninggalkan Diana yang masih kebingungan..
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments