.
.
Pertemuan Pertama
.
.
.
" whaatt... nikah, lo gak salah.." pekik Siska, dia merasa salah dengarkan, masa tiba-tiba Diana bilang Dirinya mau menikah.
Diana hanya bernapas sangat berat, temannya pun sangat menganggap ini tidak logis. dia baru menginjak kelas dua SMA bukan kah terlalu dini untuk menikah.
" ka.. jangan kenceng-kenceng dong!!!, Nanti orang denger gimana,??"
" bentar-bentar.. gue belum ngerti nih, apa yang lo bilang semua nya benar!!, gue pikir hanya salah dengar." kata Siska, jujur saja dia syok dengan pernyataan dari sahabatnya itu.
" beneran Ka.!! gue harus gimana dong??" Diana benar-benar kebingungan.
" ya. lo ngomong dong kalau gak mau, jangan diem mulu napa,." pekik Siska jujur jadi dia yang kesal, pasalnya Diana ini selalu saja pasrah.
" dengerin gue, nikah itu bukan hal yang main-main di, lo harus tegas dong, " Siska tersulut emosi.
" kok jadi gue yang kesel ya.." Siska merasa bingung dengan sikapnya.
" tapi intinya gitu lah,!! lo berhak nentuin masa depan lo harus gimana. " tambah Siska lagi.
Diana hanya diam, apa yang Siska katakan ada benarnya juga. di umur yang sangat muda dia masih harus menikmati hidupnya, jika dia menikah pasti Diana akan terkekang. belum lagi kalau punya suami Diana harus memenuhi kebutuhan biologis suaminya, membayangkan nya saja ia sudah brigidig ngeri. pasalnya ia belum siap sama sekali.
" tapi apakah gue berhak nolak." ujar Diana.
" duhh gini nih kalau lugu nya kelewatan, ya boleh lah, mereka tidak bisa mengambil masa depan lo gitu aja kan." gerutu Siska, dia sedikit kesal dengan Diana yang tak mengerti kalau kehidupan nya ada di tangan dia bukan di tangan orang lain.
" ka, gue ngerti makanya gue bingung, sebenarnya ini permintaan kakek gue sebelum dia meninggal, ini yang gue bingung ka.."
" duhh, iya juga ya, kalau ini permintaan kakek lu bakal berabe juga, "
" makanya itu.."
tiba-tiba handphone Diana berbunyi, dan Diana melihat itu no baru, awalnya dia menghiraukan tapi lagi-lagi no itu menghubunginya. takut ada yang penting mau tak mau ia mengangkatnya.
" hallo.." ucapnya.
" ehh..iya.eehhhhhh hay." Diana sedikit mengernyitkan alisnya, dia tak mengenal siapa orang yang menghubunginya itu.
" siapa.." tanya nya.
" gua calon suami lo, eh maksud gua, orang yang mau di jodohin sama lo.." ucap Arion terbata, dia juga mengutuki omongannya, kenapa juga dia harus bilang kalau dia calon suaminya. begitu pun dengan Diana dia terpaku, tak percaya akan mendapat telepon dari orang itu.
" dari mana punya no telepon saya kak" tanya Diana.
" dari kakek, gua sebenarnya mau bahas soal kita, lo bisa dateng gak ke apartemen gua." kata Arion.
" hahh apartemen." Diana keheranan.
" lo tenang aja, disini ada temen gua kok. lo gak usah takut." jelas Arion.
" iya udah kapan kak.."
" kalau bisa sekarang, lo gak sibuk kan.." tanya Arion.
" enggak kak.."
" yaudah gua kirim alamat apartemen gua, dan lo kesini. inget jangan bawa siapa-siapa. " ancam Arion, bahaya juga kalau perempuan itu bawa orang ke apartemennya, bisa ke bongkar persembunyian nya selama ini.
" iya kak.."
Diana menutup Sambungan teleponnya.
" siapa. " tanya Siska.
" ka.. gue, mau ke caffe ya. ada urusan ini soal karyawan disana, gak papa yah gue tinggal, besok kita cerita lagi okey.." Ujar Diana, buru-buru dia keluar dari kelas tanpa mendengar kan lagi teriakan Siska. yang kaget dengan Diana yang pergi secara tiba-tiba.
di parkiran Diana harus di pertemukan dengan Pajar, padahal dia mati-matian menghindari ketiga laki-laki yang selalu mengganggunya itu.
" di... kebetulan banget nih, jalan yu.." ujar Pajar.
" enggak bisa, gue buru-buru nih."
" kalau gitu gue anterin lo pulang.." Pajar memberikan tumpangan.
" Pajar maaf banget ya!!!, bukannya gue gak mau, tapi beneran gue ada urusan di luar. lain kali ya.." ujar Diana, hanya itu yang bisa ia katakan, supaya Pajar mengerti.
" yaudah deh, hati-hati ya di.."
Diana tersenyum menanggapi pajar, lalu dia melajutan sepeda motor bebeknya keluar dari parkiran sekolah, sudah menjauh dari Pajar membuat Diana lega, tumben sekali si Pajar langsung memperbolehkan Diana pergi, padahal biasanya mereka selalu memaksa, sampai-Sampai Diana merasa jengah di buatnya.
.
.
.
Arion mendengus kasar, terpaksa dia menelpon perempuan itu duluan, dan apa itu?kenapa dia harus gugup, bagus lah mereka akan ketemu sekarang. dan membicarakan ini agar mereka cepat menyelesaikan urusan yang membuatnya sangat pusing itu.
" ciee!! ketemu calon istri." ledek Jukael. dan berhasil mendapat lemparan bantal dari Arion.
" diem luhh, gak usah ya ledekin gua begitu, lagian juga ini buat sementara, biar kakek gua puas dulu." dengus kesal Arion.
" kembang woy, manfaatin lah." ujar Jukael.
" ah elu kel, kalau soal cewek ya, ampun gua mah.!!" timpal Elvano, dia sedikit menjitak kepala Jukael, agar laki-laki itu sadar dari sipat b*jingan nya.
" berenti lo jadi playboy." ujar Arion, dia memetikan Rokoknya dan menghisapnya dalam-dalam.
" woooo santai bro, kalian kayak gak pernah ngerasain aja, gonta ganti cewek itu enak bro.." tegas Jukael, dia memang paling playboy dari kedua temannya, baginya sangat bangga jika harus gonta-ganti cewek.
" gua rasa udah gila temen lo Ari."
" cehhh.." Arion berdecak, dia tetap menghisap rokoknya dalam-dalam.
" temen lo kali.." uujarnya.
" sue ya kalian berdua ama gua, awas aja ya kalau butuh saran dari gua lagi gak bakal gua Kasih." Jukael merajuk kepada kedua temannya itu.
" wooo santai kita mah hanya bercanda aja!! jangan lo masukin ati lah.." ujar Elvano, dia mengaitkan tangan nya ke leher Jukael, dan keduanya tersungkur bersama, lalu mereka tertawa bersama-sama
" ccceeehhh.." Arion Berdecak.
Begitulah persahabatan mereka, bahkan hal kecil pun akan menjadi membahagiakan untuk mereka, termasuk meledek teman sendiri.
.
.
.
Diana sampai di apartemen yang orang itu kirim alamatnya, ia memarkirkan motor bebeknya rapih berjejer dengan motor-motor yang lain.
dia sedikit mengernyitkan Alisnya,melihat tepat tinggal orang yang mengaku calon suaminya itu, pas saat di lobby dia tak langsung naik ke lantai enam belas sesuai yang orang itu katakan, dia menenangkan perasaannya terlebih dahulu, dan setelah agak tenang dia mulai naik ke lantai enam belas menggunakan lift.
Diana memberanikan diri menekan bell, seperti dugaannya pintu itu langsung terbuka.
" Sia.. ppaaaa.." ujar Elvano, dia sungguh terpana dengan perempuan di hadapannya, gadis cantik memakai seragam SMA itu terlihat sangat menggelitik di matanya.
" siapa.." ujar Arion menghampiri Elvano untuk melihat tamu yang datang, kemudian ia juga melihat gadis itu yang tersenyum ramah ke arahnya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
😍ITSHU❤JCW😍
jatuh cinta tuh teman2nya arion
2021-03-01
1
Leni Martina
gue baca jukael jd israiel malaikat Israel🤣🤣🤣🤣
2021-02-25
1