.
.
.
persiapan
.
.
.
setelah melakukan pembayaran dan mengucapkan banyak terimakasih kepada pelayan di butik, Arion Dan Diana keluar lalu masuk ke mobilnya.
" sebelum gua antar pulang, ke rumah Kakek dulu ya.!!" kata Arion, Dia memandangi Diana, entah kenapa dia sangat lembut, untuk kasar pun rasanya sangat kasihan dengan gadis lugu itu.
" untuk apa ke rumah kakek?" tanya Diana
" udah gak usah banyak tanya!!, ikut aja.." kata Arion ketus.
Diana kembali berdelik, rupanya harus ektra sabar ngadepin laki-laki itu, udah jutek, dingin, entah apalagi kekurangannya, percuma saja tampan, kalau tak bisa bersikap lembut, Diana merasa heran kenapa laki-laki seperti dirinya banyak di gemari, dia tau mereka yang di luaran sana, hanya mengagumi ketampanannya saja. sayang sekali tak ada yang tulus benar-benar mengagumi dirinya.
Akhirnya mereka berkalut dalam keheningan kembali, tak ada yang mau berbicara atau memulai pembicaraan, keduanya sibuk dengan pikiran masing.
.
.
.
Diana dengan Arion masuk ke kediaman kakek Wira, rupanya disana sudah banyak orang, acara pernikahan mereka akan di gelar besok di rumah itu. pantas saja kakek Wira sudah menyiapkan segalanya. meskipun pernikahan nya akan di laksanakan secara agama saja, karena Diana belum cukup umur untuk menikah.
disana juga sudah terlihat Elvano dan Jukael, kedua laki-laki itu ikut andil dalam persiapan nikahan. Diana baru tahu persiapannya sampai seheboh ini, meski pun yang datang hanya dari pihak keluarga kakek Wira saja, karena Diana sama sekali tak punya keluarga satu pun. selama ini dia di sibukan dengan persiapan ujian sampai selesai ujian, dan dia gak tau akan serame ini di rumah kakek Wira.
" nak sini lohh!!." ujar Kakek Wira meminta Diana gabung sama semua sanak saudara dari Arion. dengan ragu Diana menghampiri keluarga itu, dan duduk di antara mereka.
" ini loh Diana!, calon nya Arion, gimana cantik kan???" ujar kakek Wira memperkenalkan Diana, sementara Diana tersenyum kikuk merasa malu di perkenalkan seperti itu.
" Di ini bude dan pakde nya Cucuk Kakek.." ujar Kakek Wira memperkenalkan mereka semua kepada Diana.
" hallo bude, pakde.." Diana juga dengan sopan menyalami mereka, tak lupa juga ia selipkan senyum.
" hallo, ternyata bener kata papah ya!!, cantik sekali Diana ini.." ujar Bude Laksmi. terlihat Kakek Wira tertawa dengan bangga nya akan mendapat menantu secantik Diana.
" bude terimakasih.. " kata Diana ramah.
mereka juga berkalut dengan obrolan masing-masing, membicarakan soal Arion dan di mana mereka akan tinggal Nantinya.
perlu di ketahui, rumah Kakek Wira tak pernah terekspose oleh media, jadi saat mengadakan acara ini, Arion aman dari wartawan.
merasa tak enak, Diana melenggang dari kumpulan orang-orang itu, dia pergi untuk mengambil air minum, rasa gugupnya telah membuat tenggorokannya kering.
" ekhemmm" Elvano berdehem. laki-laki itu telah menghampiri Diana disana.
" eh!! hai kak.." ujar Diana menyapa Elvano.
" hai.." jawab Elvano dia matap Diana, dan mengerti arti dari kecemasan wajahnya, wanita di depannya sedang gugup.
" kakak di sini juga.." tanya Diana.
" iya bantuin dikit-dikit lah, tau kan si Arion mana peduli.." kata Elvano, kedua pengantin ini memang sama-sama aneh, dia tau bagaimana perasaan dari keduanya.
" emm gitu!! iya kak, apa yang perlu di bantu.?" tanya Diana, jujur saja dia gugup, apalagi sendirian seperti ini.
" enggak ada,!! gabung yu.." ajak Elvano, dia merasa kasihan pastilah Diana kebingungan, karena dia tak mengenal siapapun di rumah ini kecuali dirinya dan kedua temannya. tapi malah Calon suaminya bersikap cuek, tak perduli sama sekali, bucin tau rasa nanti.
Diana mau tak mau mengikuti Elvano, dia ikut duduk di antara ketiga laki-laki itu.
" hai di!, Sehat kan?" tanya Jukael ketika Diana sudah gabung di sana.
" alhamdulillah sehat kak."
" gimana ujiannya lancan kan!!" tanya Jukael lagi
" lancar kak."
" gimana, gugup pasti kan?, secara besok mau jadi istri.." ledek Jukael, Diana hanya tersenyum kikuk, dia malu sekaligus gugup, entah kenapa perasaannya campur aduk.
" iya Kak, gue gugup.." jawab jujur Diana.
" ceehhhhh." Arion berdecak, tapi matanya tetap menatap ke layar handphone, Diana tau Arion sangat membenci pernikahan ini, makanya dia memaklumi sikap dingin Arion selama ini.
" di!! masalah yang lalu itu, yang lo bahas soal tempat tinggal kalian" kata Elvano, memang sebelumnya dia sudah membahas ini dengan teman-temanya.
" iya kak! gimana?"
" kalian akan tetap tinggal bersama"
" tapi kak." bantah Diana dia memelas, bagaimana mungkin dia tetap tinggal bersama, perasaannya selalu tak karuan jika berdekatan dengan laki-laki kulkas itu.
" ini demi kebaikan kalian di!! sebelumnya sudah kami bahas.." ujar Elvano lagi, dia tau Diana keberatan, tapi jika mereka tinggal terpisah, keluarga akan sangat marah jika mereka tau, Diana terlihat pasrah.
" lagian ya di!!, emang salah tinggal bareng? lama juga terbiasa kok, siapa tau keterusan.." ujar Jukael, dia sengaja menggoda sepasang calon suami istri itu.
" jangan ngaco loh nyet!!." timpal Arion, dia sudah menatap Jukael sinis, berani-benarinya dia bilang akan terbiasa, selama ini mereka tau, Arion paling anti ada perempuan di tempat tinggalnya.
" loh emang benerkan!!, hati-hati lo nguk, benci sama cinta beda tipis.! "
" tai luhh.." Arion mendengus kesal, emang dasarnya ini rencana mereka, Diana akan tinggal di apartemennya selama tiga bulan. sungguh berat untuk dia, selama ini belum pernah ada perempuan tinggal bahkan satu malam pun di apartemennya.
Elvano hanya tersenyum kecut menanggapi ledekan-ledekan dari Jukael yang justru membuat Arion makin kesal, tentu sebagai sahabat dia ingin yang terbaik untuk sahabatnya, dan menurutnya Diana sangatlah baik untuk Arion. bahkan jika harus jujur, dia jatuh cinta dengan perempuan pemilik mata indah itu saat pandangan pertama. jika harus egois, dia ingin pernikahan ini tidak terjadi, dia ingin mencintai dan memiliki Diana seutuhnya.
namun mereka memang sudah terikat perjodohan, yang mungkin sudah terjadi semenjak mereka masih kecil.
" di kalau nanti si Arion macam-macam bilangin gua ya, biar gua yang nampol palanya.." ujar Jukael, justru malah membuat Diana terkekeh lucu.
" diem lu nyet!! dari tadi ngomong mulu.." takas Arion, si Jukael memang di mana-mana selalu membuatnya pusing.
" whhahaahaa..santai dong lo, marah-marah, tensi naik woy.." Jukael tak henti tertawa, baginya meledek Arion sangat lah menyenangkan.
" udah ah kak jukael ini, bencandanya jangan kelewatan emang nya ngapa-ngapain coba?" tanya Polos Diana.
" bwahahahhaa." Justru itu mengundang tawa dari Elvano dan Jukael, Diana ini polosnya kebangetan, tak mengerti pula apa yang Jukael bicarain.
" lo pada kenapa si.." Arion mendengus kesal, kepalanya sangat pusing di tambah guyonan mereka yang membuat Arion semakin tersiksa.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments