.
.
.
.......
kebetulan.
.
.
.
pagi menjelang, burung-burung berkicau dengan riangnya, matahari terbit dari upuk timur, menampilkan cahaya yang terang menyinari seorang gadis berparas cantik, cahayanya tampak kontras dengan kulitnya yang putih, pagi itu sangatlah cerah.
Diana Maharani tampak berjalan seorang diri di trotoar lengkap dengan seragam SMAnya, pagi itu ia memutus kan berjalan dari rumahnya sampai ke halte bus untuk membawanya sampai ke sekolah, apalah daya motor bebek kesayangan nya masih di bengkel, dan sayangnya bengkel itu sangat jauh dari rumahnya, Elvano yang membuat Diana harus jauh dengan motor kesayangannya itu. sebenarnya dia juga masih ada mobil peninggalan sang kakek, namun Diana sangat malas membawa mobil ke sekolah, apalagi dia yang sudah terbiasa membawa motor.
Diana termenung seorang diri di halte bus, sengaja ia berangkat pagi agar tidak terlambat kesekolah. dia masih memikirkan perkataan kedua laki-laki yang kemarin sore bersamanya, mereka mengatakan bahwa calon suaminya adalah aktor terkenal, apa kata dunia nanti. dan kalau sampai pernikahan nya suatu saat terbongkar oleh media, bisa mati dia. selain dia akan di amuk oleh pans panatik dari Arion, nama baik laki-laki itu juga akan buruk mengenai dia menikahi gadis di bawah umur seperti dirinya, dia juga jadi tau mungkin ini alasan Arion sangat dingin waktu itu, Diana mendengus berat memikirkan hal itu saja membuat ia tak bisa tidur semalaman.
Diana masih termenung, bus angkutan yang akan membawanya ke sekolah belum ada yang datang, akhirnya dengan sabar dia masih menunggu.
ada sebuah motor terparkir apik menghampirinya di halte, laki-laki itu memakai seragam SMA yang sama dengan Diana. dia adalah fadli, salah satu anggota the gank cowok terpopuler di sekolah, dia menghampiri Diana yang sedang termenung seorang diri.
" di... mau bareng gua gak..!!" ajak Fadli. Diana mendengus berat, kenapa harus bertemu dia si sepagi ini.
" Aduh.. gak usah deh makasih ya, gue lagi nunggu bus." tolak Diana, dia tetap menolaknya secara halus.
" beneran gua mah kan kita searah, !!dari pada lo panas-panas kan nungguin bus.."
" Fadli tolong yah, gue gak bisa beneran."
terlihat Fadli mendengus sangat berat, susah sekali untuk mendapatkan wanita di hadapannya ini, padahal dia dan kedua temannya selalu saja berusaha, tapi hasilnya tetap nihil. lagi pula kenapa juga dia gak mau pacaran, padahal Fadli dan ketiga temannya sangat populer di sekolah, kalau di antara mereka ada yang berhasil mendapatkan Diana, pasti akan menjadi pasangan terfavorit di sekolahnya, secara Diana si primadona dengan cowok terpopuler. tapi selalu saja Diana menolak mereka mentah-mentah.
" Di.. lo kenapa sih, kek nya takut banget gitu," Fadli melihat Diana, wanita itu terlihat gemetaran.
" gue gerogi deket cowok ganteng.." ucap Diana ngasal. memang benar Fadly sangat tampan dengan kulit exotisnya.
" serius lo bilang gua ganteng." Mata Fadli berbinar, baru kali ini Diana bilang kalau dirinya tampan, tentu dia sangat senang.
" gue gak buta kali lo emang ganteng."
" tapi kenapa lo selalu nolak gue.."
Diana bernapas berat mendapatkan pertanyaan seperti itu.
" Fadli gue mau ngomong sama lo, orang suka sama lo bukan harus melihat tampang lo doang, gue selalu nolak lo, karena memang gue gak mau pacaran.." jelas Diana.
sudah beberapa kali dia menjelaskan ke mereka, tapi mereka tidak ada yang mau mendengarkannya.
.
.
" udah si nyet!!, gak usah lah lo pikirin.." ujar elvano, dia melihat sahabatnya itu tak henti memijit pelipisnya, pagi-pagi sekali Arion menghubungi kedua temannya itu, dia meminta mereka menemaninya ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya.
mungkin Arion sedikit kecapean di tambah dengan beban pikiran yang berat, Arion drop sampai-sampai hari ini dia cuti dari shooting.
" nih ya nguk!!, lebih baik lo nikmatin aja tuh.. dari pada di pikirin kan, jadi sakit begini." timpal Jukael. mereka sedikit iba dengan Arion, mungkin mereka juga akan merasakan hal yang sama jika posisi nya seperti Arion.
mereka membayangkan perjuangan Arion menjadi aktor seperti sekarang bukan hal yang mudah, sebetulnya keluarga dia cukup kaya, tapi menjadi aktor adalah salah satu impiannya dari dia SMP dulu, mereka juga merasakan betapa bingungnya ia saat ini.
" kita juga paham nguk!!, jangan di jadiin beban napa!!" kata Jukael lagi.
" mending lo nikmatin aja lah,!! anggap saja ini takdir lo.." timpal Elvano.
Arion semakin menarik napas panjang, mungkin kata tenang mudah di ucapkan, tapi baginya sangat sulit di jalankan, tau apa mereka soal kegelisahannya, sampai-sampai mudah sekali memintanya menikmati semuanya.
" udahlah kalian itu gak akan ngerti.." Arion berucap sambil menarik napas panjang.
" sue lu nguk!! nganggep apa selama ini ama kita ni!!" gerutu Jukael.
" kita itu ngerti apa yang lo rasain nguk!!." ujar Elvano.
" ngerti apa??, palingan juga buat ngeledekin gua.!!" ujar Arion, benar saja kedua manusia menyebalkan itu malah tertawa setelah dia berkata begitu.
" nguk denger ya!!, kita emang rese, tapi menyangkut perasaan temen kita paling paham, makanya kita bilang gitu, karena gak ada pilihan lain selain menikmati takdir lo.." ujar Jukael.
Arion semakin menarik napas berat, memang tak ada yang bisa mengerti perasaannya, bahkan kakek nya sendiri juga tak mengerti keinginannya.
Elvano melihat Diana sedang berbincang dengan seorang lelaki yang memakai seragam yang sama dengannya, entah kenapa dia gak suka, darahnya mendidih sampai ke ubun-ubun, dia memarkirkan mobil itu kesembarang tempat dan keluar dari sana, tentu itu membuat Jukael dan Arion heran di buatnya, mereka melongo kenapa si Elvano menginjak remnya mendadak begitu. bukan hanya itu Mereka kembali di kagetkan dengan melihat dia menghampiri Diana.
" apa-apaan sih si El.." gerutu Arion dia benar-benar tak habis pikir, sedangkan Jukael menatap Adegan itu takjub.
.
Elvano menghampiri Diana dan Fadli, dia menatap Fadli dengan tatapan tak suka, sorot matanya seperti pembunuh yang siap menerkam mangsanya.
" siapa.." tanya Elvano, dia tetap menatap Fadli dengan sorot mata tajamnya. entah kenapa dia tak suka Diana se akrab itu dengan cowok lain, bukankah yang seharusnya marah adalah Arion disini.
" lo yang siapa.." Ujar Fadli dia sedikit menantang Elvano.
" gua kakak nya Diana, alangkah bagus nya lo gak usah gangguin adek gua lagi.." dia menarik tangan Diana, meninggalkan Fadli yang masih tertegun dengan ucapan Elvano.
tanpa berkata apapun Diana di bukakan pintu di kursi penumpang, mau tak mau Diana masuk. kaget tentu disana ada calon suami kulkas nya dan jukael yang duduk di depan.
setelah Elvano kembali masuk dia baru melajukan mobilnya lagi tanpa bersuara apapu.
.
.
.
terimakasih yang suka dengan cerita ini
jangan lupa like dan vote nya ya kakak😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments