.
.
Bikin rencana.
.
.
.
Elvano dan Jukael masuk ke apartement sahabatnya, setelah pagi-pagi di mintai datang ke apartementnya. biasanya si Arion lagi punya masalah berat jika sudah memanggil mereka, dan teman-temannya di haruskan datang.
" hay bro.." ujar Elvano, ketika melihat sahabatnya termenung sambil meminum wine, Arion terlihat sangat berantakan. benar dugaan mereka, Arion lagi ada masalah. mereka bergantian melakukan tos dengan Arion sebagai tanda pertemuan.
" ngapa luh??, banyak masalah kek nyah!!." tanya jukael.
mereka ikut gabung dan meminum wine yang ada di meja tanpa sungkan.
" berat banget men masalah gue.." tekas nya, Arion sedikit memijit pelipisnya yang sedikit sakit. karena masalah ini juga dia tidak bisa tidur, masalah yang sangat berat menurutnya.
" masalah apa coba.??!!" tanya elvano, dia sedikit heran saja, dan tak biasa melihat Arion bersikap seperti itu.
" gua di suruh nikah sama kakek gua, gila gak luhh.." ujar Arion, Dia mendengus kesal. memikirkan kehidupannya yang sangat konyol.
"ffffttthhhhhh.." kedua laki-laki itu menahan tawa.
" tai lo pada.." dengus Arion.
" bbhahhaaaaaaa..." kedua laki-laki itu tertawa terpingkal-pingkal, bagaimana tidak seorang Arion yang tak percaya adanya Cinta harus menikah, mereka merasa terhibur dengan ucapan nya itu. bahkan bagi seorang Arion, tidak perlu menikah untuk mendapatkan perempuan, bahkan banyak perempuan di luaran sana yang suka rela menyerahkan dirinya untuk Arion. kakek Arion memang hebat, bisa dengan mudah membuat cucunya tak bisa berkutik.
" tai memang kalian ini, " Arion mendengus kesal melihat tanggapan dari teman-temannya, mereka malah tertawa seolah meledeknya. dia melemparkan satu buah bantal kepada teman-temannya,
" nyesel gue cerita ke kalian..." Arion mendengus kesal, masalah serius nya malah di bikin guyonan oleh teman-temannya.
" kakek loh hebat, mau nikah sama siapa loh, pacar aja kagak punya hahaha.." ujar jukael. dia tak henti-henti nya ketawa.
" berenti napa ketawa!!, gua serius nih..." pekik Arion, sedikit kesal dengan mereka, rasanya pengen memberi pelajaran sama teman-temannya itu.
" iya.. iya kita diam.." kata Alveno.
" fffftthhhhh." mereka masih menahan tawanya.
" diem kagak gue serius ya.." tegas Arion, dia sudah benar-benar marah.
" ya iya.. kita serius.." ujar Jukael.
" awas aja lu ketawa, gua tonjok kalian."
" slow bos..!!" ujar kedua laki-laki itu, keadaan pun mulai serius.
" jadi gua dia suruh kakek nikah sama cewek yang masih SMA, gila gak kakek gue..." jelasnya.
" jadi kakek lo udah nyiapin calon buat lo.." tanya Jukael.
" ya.. lebih tepat nya begitu, gua sih bukan masalah nikahnya, image gua men gimana.!!" ujar Arion, dia mendengus kesal, keadaan sekarang sangat membuatnya bingung. teman-temannya pun mengerti, sebagai aktor seperti Arion memang sangat sulit terlebih dia terus di pantau oleh media, jangan kan kehidupan pribadinya, pasti ada saja hal yang membuat dia sewaktu-waktu menjadi bahan gosip.
" coba lah lo ngomong baik-baik ama kakek luh, secara gitu!! yang dewasaan dikit kek, ini mah bocah SMA, " ujar Elvano.
" tapi gak papa si kalau cantik ya kan!! ibarat bunga baru mekar, pasti nikmat tuh kalau malam pertama." ujar Jukael, yang langsung dapat jitakan dari Elvano. dan Arion menatap laki-laki itu dengan aura membunuh, mereka bukannya ngebantu malah semakin membuatnya bingung.
" serius dikit kek gitu, bantuin gua.." pekik Arion, jujur saja dia sudah benar-benar kehabisan akal.
" udah lu tolak belum. " tanya Jukael.
" lu tau sendiri lah kakek gua, orang yang gak bisa di bantah.."
mereka kembali terdiam, memikir kan cara bagaimana membuat kakek nya Arion tak kecewa, dan menjaga Image Arion tetap baik.
" gua punya ide bagus.." ujar Jukael memecahkan keheningan.
" apa luh ah. Awas aja kalau main-main lagi.." tegas Arion, dia sudah cukup kesal di buat mereka.
" sekarang lu hubungin dia, dan ajak dia ketemu.." ujar Jukael.
" lu gila yah, paparaji ada di mana-mana dan lu minta gua ketemu sama dia, "
" ya lu pake otak dong bro!!, ganteng kok lemot sih..!!" gerutu Jukael.
" sekarang gini deh, apa maksud loh ngajakin cewek itu ketemu. bukan nya nolong kan malah bikin suasana mengkeru.." timbal Elvano, emang nih si Jukael agak rada-rada, teman lagi kesusahan malah di buat bingung.
" maksud gua gini, kakek loh gak bisa di bantah kan!!, nah gimana kalau loh terima aja pernikahan ini.." tiba-tiba Elvano sudah menjitak kepala Jukael, merasa jengah dengan teman satunya ini.
" sakit njir gua belum selesai ngomong ya.." pekik Jukael, Arion sudah malas mendengarkan Jukael, yang sama sekali tidak membantunya.
" nah loh minta sama kakek lu nikah sama dia secara diam-diam, sementara loh buat perjanjian sama cewek yang di nikahin sama loh, kalau pernikahan ini jangan sampai bocor ke tangan publik, dan lo harus punya surat perjanjian yang bertanda tangan di atas kertas, biar dia gak bisa ngelanggar, terserah loh tuh kalau udah nikah, mau tiga bulan kek batasnya, yang penting loh nikah atas kemauan kakek loh.." jelas Jukael. Dan benar saja Arion kembali mendapatkan solusi berkat temannya itu.
" ahh tumben loh pinter.." ujar Elvano, sambil ngerangkul temannya itu.
" dari dulu gua pinter,!! kemana aja loh.." tegas nya. dia sedikit kesal dengan teman yang meragukan kemampuan nya
" gimana bro ide gua??" tanya Jukael.
" gue gak tau mau ngomong apa,!! tapi ide lo bagus banget men.." saking senangnya Arion merangkul teman yang sebenarnya tidak terlalu pintar, tapi kali ini dia benar-benar membantunya.
" thankz yah men."
" sama-sama bro.."
.
.
.
.
pelajaran telah usai, seperti mahasiswa lainnya Diana juga merapihkan buku-bukunya.
" ka.. jangan dulu pulang ya, gue mau cerita dulu bentar.." ujar Diana kepada Siska.
" oke deh, roman-roman nya kayaknya penting nih!!." selidik Siska, ia menelisik sesuatu dari wajah sahabatnya itu.
" penting banget ini masalah hidup gue.." jawab Diana.
" aduuhh gue jadi ngeri ya!!"
" tenang aja ka, gue bukan mau minta makan ama luh."
" hahaha becanda gue." Diana menggeleng dan ikut terkekeh karena ulah Siska.
Diana menunggu semua teman-temannya keluar dari kelas, setelah memastikan bahwa mereka benar-benar berdua barulah Diana mulai bercerita.
" ada apa sih Di, kayaknya penting banget ya, sampe-sampe harus berdua seperti ini." selidik Siska.
" sebenarnya gue hanya ingin meminta pendapat sama loh.." Diana tidak punya siapa-siapa lagi, dia akan meminta pendapat hanya kepada sahabatnya. di tengah kebingungannya tak ada seorang pun yang bisa di ajaknya bicara sein Siska.
" lo janji dulu sama gue, lo jangan kaget kalau gue cerita.."
" iya gue janji sama lo, apaan sih gue jadi penasaran deh."
Diana menarik napas panjang, dia harus bisa menceritakan kebingungan ini di depan sahabatnya.
.
.
.
Happy reading.
🌺🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments