.
.
.
The gank.
.
.
.
mata pelajaran telah usai, seperti biasa semua murid tampak Riuh mempersiapkan hal-hal sebelum pulang, ada yang sudah berlarian di lapang, ada juga yang sudah keluar dari gerbang sekolah.
Termasuk Diana dan Siska, Primadona di sekolah itu nampak sedang berjalan beriringan di koridor. setelah bercerita ke Siska tadi pagi, keadaan Diana mulai membaik dia juga mulai tersenyum ramah kembali kepada orang-orang yang menyapanya. Diana sudah memutuskan, akan menjalani takdirnya dengan bahagia, dia akan berserah.
" gue ikut lah ke caffe lo ya, nongkrong dulu bentar." Ujar Siska.
" boleh!!, gue numpang mobil lo ya.."
" Siap.." Ucap Siska, kedua manusia itu langsung ke parkiran.
" motor lo kemana emang di??"
" mogok masih di bengkel..!!"
Siska dan Diana pergi menghampiri letak mobilnya.
" Di...!!! Diana.." seorang laki-laki yang sedikit berteriak memanggil Diana.
" duuuhhhh." Diana mendengus berat, siapa lagi kalau bukan The gank itu, malah sekarang tiga-tiganya sedang berjalan ke arahnya, Diana paling malas kalau ketemu mereka, mereka seperti tak bosan mengganggunya.
" di.. mau langsung ke mana..!!" tanya Fajar.
" mau ke caffe nongkrong, ngapa lu pada.?" tanya Siska ketus, dia memang tidak suka dengan ketiga laki-laki pengganggu itu.
" yee ka.. jangan ketus-ketus napa, cantik lo ilang nanti.." timpal Ruli.
" bodo.." Siska masih saja ketus.
" boleh gak kalau kita gabung, sebetulnya kita ingin bicara ke kalian." ujar Fadli. perkataan nya penuh pengharapan, mereka tau kedua perempuan itu memang sulit di taklukan, satunya lugu satunya galak dan cerewet, tapi keduanya sangat dekat.
" iya boleh dong ya!!, kan jadi rame-rame.." timpal Fajar.
" yaudah deh, ngonpoi aja." ujar Diana kemudian, setelah penuh pertimbangan. sebenarnya Diana tidak pernah berniat jutek atau menjauhi mereka, tapi karena mereka selalu menggangggu dirinya membuat Diana merasa harus menjauhi mereka.
mereka konpoi, dan ketiga laki-laki itu masih dengan motornya masing-masing mengikuti kemana mobil Siska pergi, sampai pada caffe milik Diana, dengan Apik dia memarkirkan mobilnya.
mereka semua masuk ke dalam caffe.
" selamat sore nona." ujar salah satu pelayan caffe.
" sore mba, manager kita udah pulang.??"tanya Diana ramah.
" sudah Nona.."
" emba tolong yah siapin tempat untuk teman-teman saya.."
" baik Nona."
Diana berlalu dari sana, dia ke ruang kantor seperti biasa untuk mengecek pembukuannya.
sementara semua laki-laki itu masih terbengong, antara percaya dan enggak percaya dengan apa yang mereka lihat, sementara Siska masih bersikap acuh, merasa enggan dekat dengan the gank itu, menurutnya ganteng juga percuma kalau nurunin harga diri ngemis-ngemis ke cewek, apalagi si ceweknya udah beberapa kali nolak mereka mentah-mentah.
setelah lama Diana membawa Nampan berisi minuman untuk teman-temannya, terdapat juga camilan kecil yang ia bawa.
" makasih Di, tau aja kalau gue haus." ujar Siska dan mulai meminum apa yang Diana bawa.
" iya sama-sama.!! kalian juga silahkan di minum." ujar Diana kepada tiga orang yang melihat nya tanpa berkedip sedikitpun.
" woy... " pekik Siska, tentu itu mengagetkan ketiga laki-laki itu.
" apa si ka.. ampun lo mah!!! jantung gua copot tau gak.." gerutu Ruli.
" habis ngapain coba bengong gitu."
" udah-udah.. di minum dulu." kata Diana lagi.
barulah ketiga laki-laki itu meminum apa yang sudah Diana bawakan.
" Di ini caffe lo.." tanya Fadli, itu yang sedari tadi ia ingin tanyakan.
" iya.. warisan kakek.." jawab Diana.
dan mereka mengangguk mengerti.
" apa nih yang mau kalian omongin." Selidik Diana kepada laki-laki itu.
" di soal tadi pagi itu beneran kakak lo.." tanya Fadli sejujurnya dia benar-benar tidak enak hati karena sudah bersikap tidak sopan dengan laki-laki itu.
" ffttthhhhh.. bwahahahaa, sejak kapan Diana punya kakak pea.." pekik Siska, tawanya terdengar memekat di telinga laki-laki itu.
" loh orang gua bener kok, tadi pagi Diana di anter kakak nay, bener kan di.." bahkan Indra pendengarannya tidak Rusak, jelas-jelas dia mendengar laki-laki itu bilang Diana adalah adiknya.
" iya Dia adalah kakak sepupu gue.." jawab Diana, tentu dia berbohong, takutnya mereka berpikir yang aneh-aneh, masa dia harus bilang kalau laki-laki itu adalah teman calon suaminya, kan gak mungkin.
" di.. sejak kapan lo punya kakak sepupu, bukannya lo udah gak punya sodara lagi." tanya Siska, tentu dia heran dengan pernyataan itu.
" ada kok, sepupuh jauh.." Diana tersenyum kikuk, berbohong bukan lah bakatnya, dia juga mengutuki diirnya. bagaimana kalau ketiga laki-laki itu curiga perihal dirinya.
" iya deh itu gak penting, tapi bilangin maaf gua ya udah gak sopan sama dia.." ujar fadli.
" okey.. Nanti gue bilangin."
Siska menyelidik sesuatu, dia tau Kalau Diana sedang berbohong. berteman lama dengan Diana membuat ia paham kalau perempuan itu tak pandai berbohong.
" cuma mau ngobrolin itu doang " tanya Diana.
" tau ah kalian!!, gak asik." gerutu Siska, dia memang paling bete sama mereka.
" gak laku luh nanti!!, ngomong sama cowok!, lembut dikit kek." timpal Ruli.
" BODO AMAT yakk ." Siska menekan kata-katanya. kalau udah bete ya bete menurutnya.
" sebenarnya masih ada, yang ingin kami tanyakan di, tapi lo janji jangan marah ya!!" kata Fadli dia menatap wajah cantik Diana, dan Diana mengangguk tersenyum.
" kita pengen tau alasannya, kenapa lo selalu nolak kita,"
Diana sedikit terkekeh menanggapi pertanyaan itu.
" perlu banget gue jawab.." dan ketiga laki-laki itu mengangguk.
" sebenarnya kalian bukan mencintai gue, tapi terobsesi dengan gue. sekarang gue tanya sama kalian, kalau gue nerima pernyataan cinta salah satu dari kalian, apa perasaan kalian nanti.???" tanya Diana, dia manatap ketiga laki-laki itu.
" ya mungkin kami akan menerima dengan lapang, dan ngedukung hubungannya, karena kami memang sahabatan kan." kata Fajar.
Diana terkekeh, dia merasa heran dengan ketiga laki-laki itu, cinta bukan soal permainan, siapa duluan yang memiliki maka dia yang dapat.
" itulah sebab kenapa gue menolak kalian, tidak ada cinta yang seperti itu, kalian bukan merasakan cinta. kalian hanya terobsesi dengan gue, sekedar ingin milikin gue bukan mencintai gue.." jelas Diana. dia berharap ketiga laki-laki itu mengerti.
" gue harap kalian mengerti, karena gue gak mau hubungan yang sementara..." tambahnya.
" kalau gitu kita bisa kan jadi temen loh.." ujar Ruli, kedua teman laki-lakinya menatap Ruli, apa yang baru saja dia katakan.
" teman..?" Diana sedikit mengernyitkan Alisnya.
" ya teman!!, gua sadar dari awal akan sulit ngedapatin lo di, jadi bertemanlah dengan kami.." Ujar Ruli, ia menatap Diana berharap banyak agar perempuan itu mau nerteman dengan nya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments