.
.
.
kesepakatan.
.
.
.
keheningan terjadi di antara mereka, Diana yang masih syok tiba-tiba di bawa masuk kedalam mobil padahal di dalam ada calon suami kulkasnya, Sedangkan Arion menatap tajam ke arah Elvano, kenapa tiba-tiba Elvano begitu peduli dengan perempuan itu.
Jukael yang biasa nya paling rese sekarang malah nampak terdiam, apa yang baru saja ia saksi belum di mengerti olehnya. Dia juga tak paham dengan sikap Elvano yang terlihat begitu marah ketika Diana mengobrol dengan laki-laki itu, Jukael tau selama ini Elvano memang sedikit pendiam, laki-laki itu tak pernah banyak bicara.
" gua gak ngerti ya!!, kenapa keadaannya jadi agak canggung ya!!" suara Elvano memekat di keheningan.
Elvano mengutuki kecerobohannya, lagi pula kenapa dia begitu semarah sekarang, dia hanya tak suka Diana mengobrol dengan laki-laki lain, entah dia marah karena Diana calon istri dari sahabatnya, atau karena perasaan nya, Entahlah Elvano belum bisa memastikan perasaannya. yang jelas sudah lama sekali perasaan seperti itu di dalam dirinya tak pernah ada, semenjak ia di tinggal meninggal oleh pacarnya dulu.
" seharus nya gua yang nanya gitu kali!!" tanya Jukael.
Elvano benar-benar kehilangan kata-kata untuk menjelaskan.
" jadi gini bro, kemaren gue sama jukael ngasih tumpangan sama lo ya di, motornya mogok, dan sekarang mungkin motornya belum di ambil." Elvano mulai menjelaskan.
" gue pikir Diana gak bisa ke sekolah gara-gara motornya belum ada, yaudah lah sekalian kan kita anterin.." jelas Elvano. dia berharap teman-temannya mengerti dengan semua alasannya.
" oh iya Di, motor lo belum di ambil ya, " tanya Jukael.
" belum.." ujar Diana sambil menggeleng pelan, jujur saja dia sangat gerogi sekarang. seperti keperegok selingkuh oleh pacar, eh lupa Diana kan gak pernah pacaran. entah kenapa pokonya sekarang dia sangat gugup, apalagi duduk berdampingan dengan calon suami kulkasnya.
" tau gak nguk!!,kemaren kita mampir loh ke caffe punya Diana.." kata Jukael, dia kembali mengingatkan bahwa kemaren mereka bahkan ngobrol lama.
" bodo amat.." jawab Dingin Arion, dia sama sekali tak tertarik dengan cerita mereka, Diana memberanikan diri menatap Arion, meskipun ia tak suka dengan sikap dingin Arion. tapi dia juga kasihan apalagi menyangkut dengan karir laki-laki itu.
" ada apa ngeliatin gua begitu.." tanya Arion, jelas dia tidak nyaman di tatap wanita yang bahkan dia benci. meskipun rasa bencinya tanpa alasan, tapi ia benar-benar benci dengan wanita itu.
" enggak ada.." jawab Diana, lalu dia memalingkan wajahnya ke depan lagi.
Diana menarik napas panjang, ngadepin laki-laki itu harus ekstra sabar menurutnya, ia harus mengambil keputusan agar tetap membuat karir laki-laki itu aman, dan Dia juga jauh dari gosip nantinya.
" jangan gitu lah bro,!! lu mah masih aja dingin.." ujar Jukael.
" diem nyet!! gua pusing nih!!.." Arion tetap memijit pelipisnya, kepalanya benar-benar pusing apalagi harus melihat Diana hari ini.
"Arion Devandra, gua peringatin ya sama lo, nikmatin masa-masa ini, banyak di luaran sana yang ingin ada di posisi lo.." jelas Jukael, dia tau Arion memang dingin. tapi dingin ke Diana berasa hatinya yang sakit.
" sok tahu lo nyet!!." takas Arion, dia tetap Acuh dan tak peduli.
" termasuk si Jukael mungkin bro.." timpal Elvano.
" ehhh lo juga kali." bantah Jukael.
kedua laki-laki itu terkekeh walaupun keadaannya begitu, jauh di lubuk hati keduanya memang benar mau ada di posisi Arion saat ini.
" cehhh..." Arion berdecak. merasa sesak seolah oksigen miliknya telah di ambil semua oleh wanita di sampingnya.
" dimana sekolah lu di, " tanya Elvaro.
" jln Ahmad yani, belok kanan. SMA 6 HARAPAN BANGSA."
"okey.."
keadaan kembali canggung, yang membuat keadaan seperti itu ya karena Arion, laki-laki dingin namun seringainya menyeramkan itu, memang mood-moodan. Jukael dan Elvaro paham perasaan sahabatnya.
" gue rasa kita harus ngobrol deh masalah kita.." ujar Diana, dia kembali menatap wajah Arion.
" apa lagi yang mau lo bahas, kemaren kan udah kelar!" jawab dingin Arion.
Diana tak habis akal, meskipun laki-laki dingin itu selalu membuat ia kehabisan kata-kata, tapi ia meyakinkan dirinya buat nyelesain semua nya sekarang.
" ya tapi ada yang belum kita bahas kak..!!"
Arion tetap bergeming, tangan nya masih pokus menekan pelipisnya.
" sebelum nya gua gak tau kalau lo itu aktor." ujar Diana polos.
" ffftttthhhhhh. " Jukael dan Elvano menahan tawanya, mengingat kemaren betapa terkejutnya Diana saat pertama kali tau, bahwa Arion adalah seorang aktor, bagi mereka wajah terkejut Diana malah sangat mengemaskan.
" diem lo nyet.." ujar Aron.
" bbbwaaahahaha.." bukannya diam kedua orang itu malah ketawa terbahak-bahak. bahkan mungkin Arion terkejut, kali ini ia baru tahu kalau ada orang yang tak tau dirinya.
" gua bilang diem nyet!!"
" kak sebentar ya, aku harus ngomong ini dulu.." ujar Diana meminta mereka diam, dia harus menyelesaikan semuanya, barulah keduanya diam menuruti omongan Diana.
" jadi maaf kalau soal aku gak paham masalah kak Arion sebelumnya.." ujar Diana tertahan.
" jadi gini kak, gue tau banget kalau kakak takut kan dengan pernikahan kita yang terkuak di fublik, satu sisi kakak gak bisa ngebantah permintaan kakek." Diana menarik napas panjang, Arion tak bergeming sama sekali, mungkin sekedar menatap wajahnya saja enggan.
" okey, gue ada ide kak.." kata Diana.
" apa itu." barulah Arion menjawab perkataan Diana.
" gimana kalau kita tetap pisah rumah setelah menikah.." kata Diana, bukannya ngebantu malah ngebuat Arion makin pusing.
" bbwaaaaahahahhaa..." kedua laki-laki itu kembali tertawa, bukan hanya lucu omongan Diana benar-benar tidak masuk akal menurut mereka.
" diem nyet!! gue pusing nih.."
" maaf kak, kalau memang gue bikin kakak pusing.." ujar Diana melemah.
" bukan salah lo kok." jawab Arion.
" tapi bener kak, hanya itu satu-satunya cara agar kakak tetap aman dan jauh dari gosip, kalau kita harus tinggal terpisah gak papa kok.."
" terus apa kata kakek gua nanti,??"
" ya kita sembunyi-sembunyi gitu, kan pernikahan nya juga buat tiga bulan doang, gak ada alasan buat kita tinggal bareng kan, kakak aman dan gue juga aman.."
Arion menarik napas panjang, apa yang di bicarakan Diana juga masuk akal, mereka hanya akan menikah tiga bulan, jadi tak ada alasan harus tinggal bareng..
" di lu jangan gila dong!!, dimana-mana kalau udah nikah harus tinggal bareng.." kata Jukael jelas dia tak bisa membenarkan saran itu, itu adalah adab pernikahan, meski tinggal di kamar yang terpisah tapi harus tetap satu rumah.
" hanya ini satu-satunya jalan, kak pikirkan apa yang gue bicarain ini.." ujar Diana.
" aku duluan ya semuanya, terimakasih buat tumpangannya.." Diana keluar dari mobil karena sudah sampai di depan sekolah Diana, lalu masuk ke sekolahnya.
Arion menyeringai, bisa-bisa nya bocah seperti dia sangat bijak. masih memikirkan karirnya.
.
.
.
.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments