"Selamat sore nona Lisa" sapa Jaka yang sudah berada didepan Lisa.
"Sore, ada apa ya pak Jaka?" tanya Lisa.
"Tuan Ito ingin bertemu dengan nona Lisa ini tentang pekerjaan yang harus anda selesaikan secepatnya"
"Tapi ini,,,,,,,,"
"Ini perintah nona dan ini juga di hitung lembur kerja mari ikut saya nona" ucap Jaka memotong perkataan Lisa dan mengajak Lisa menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat Lisa berdiri.
Lisa yang juga ingin menghindar dari Kevin yang sejak tadi masih berada disampingnya, bergegas mengikuti Jaka.
"Silahkan nona" Jaka membuka pintu penumpang menyuruh Lisa untuk masuk.
"Maaf pak Jaka saya duduk di depan saja" Lisa menolak karena Lisa tahu di kursi belakang ada Ito.
"Silahkan nona" Jaka tidak memperdulikan perkataan Lisa dan tetap dengan pendiriannya.
Lisa yang sudah malas berdebat karena akan memakan waktu akhirnya duduk di kursi belakang bersama Ito.
"Maaf tuan pekerjaan apa yang harus saya selesaikan?" Tanya Lisa memberanikan diri bertanya dan memecah keheningan di dalam mobil yang melaju pelan di jalanan ibukota yang begitu padat dengan kendaraan.
"Eeeee, saya lupa berkasnya tertinggal di kantor" Ito berbohong dengan jantung yang berdetak tidak beraturan apalagi dengan duduk bersebalah dengan Lisa Ito sendiri tidak tahu mengapa dirinya menjadi seperti sekarang ini.
"oh tuhan perasaan apa ini," gumam Ito dalam hati sambil melihat keluar jendela.
"Baik lah pak Jaka boleh turunkan saya didepan" Lisa berkata sambil menunjuk halte.
"Maaf nona, biar saya antar nona Lisa sampai apartemen saja arah kita kebetulan sama" ucap Jaka. Karena jaka tidak mau menurunkan Lisa, dengan susah payah dia membuat rencana dengan membuat pak Budi pulang terlebih dahulu agar Lisa bisa pulang bersama dengan Ito.
"maaf nona tidak semudah itu bisa sia-sia rencanaku kalau aku harus menurunkan anda," Jaka berkata dalam hati dengan tersenyum.
"apa ini semua rencanamu, awas kau nanti telah membuat aku susah bernafas," gumam Ito dalam hati yang melihat senyum Jaka dari spion mobil.
"Maaf pak Jaka saya tidak ingin merepotkan biarkan saja saya turun" pinta Lisa.
"Maaf nona percuma nona turun nanti sampai apartemen malah semakin larut dengan jalanan yang macet seperti ini"
Lisa yang tidak punya pilihan lain akhirnya tetap mengikuti saran Jaka dan duduk dengan melihat keluar jendela.
"Maaf nona Lisa apa nona sudah menghubungi manajemen band yang akan mengisi acara untuk gethering minggu depan?" tanya Jaka memecah keheningan yang sedari tadi hanya alunan musik yang terdengar di dalam mobil.
"Sudah pak"
Shittt,,,,,,,, tiba-tiba mobil yang di kendarai Jaka berhenti mendadak tepat di depan sebuah restoran.
"Ada apa?" tanya Ito yang terkejut karena mobilnya berhenti mendadak.
"Saya tidak tahu tuan, coba saya cek dulu" Jaka berkata sambil keluar dari mobil.
"Maaf tuan sepertinya mobilnya ada masalah" ucap Jaka mendongokan kepalanya kedalam mobil. "sebaiknya tuan dan nona Lisa menunggu saja di dalam" ucap Jaka sambil menunjuk restoran yang berapa tepat dimana mobilnya sekarang berhenti. "biar saya panggil tukang bengkel kesini" ucapnya lagi sambil mengambil ponsel.
Lisa yang mendengar mobilnya ada masalah langsung keluar mobil dan memanggil tukang ojek yang tidak terlalu jauh dari tempatnya.
"Sebentar ya pak tunggu disini dulu" ucap Lisa ketika tukang ojek sudah mendekat kearahnya.
"Maaf tuan Ito saya pulang naik ojek saja" ucap Lisa yang langsung menghampiri tukang ojek, tidak mendengar apa yang akan Ito katakan.
Jaka yang melihat Lisa sudah menaiki ojek hanya menghembuskan nafasnya kasar, sia-sia juga akhirnya ucapnya lirih dan masuk kedalam mobil.
"Tuan sepertinya anda harus lebih berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan nona Lisa" Jaka berkata sambil melajukan mobilnya lagi.
"Loh kamu bilang mobilnya ada masalah kenapa bisa jalan" Ito berkata sambil mengangkat satu alisnya. "apa ini semua akal-akalanmu saja biar aku bisa dekat dengan Lisa begitu?"
"Maaf tuan aku kira akan berhasil, tapi nyatanya sia-sia saja setelah apa yang sudah aku lakukan" ucap Jaka.
"Aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuanmu mengerti"
"Berarti tuan memang sudah jatuh cinta pada nona Lisa?"
Ito hanya tersenyum melihat keluar jendela tanpa menjawab pertanyaan dari Jaka.
***
Apartemen Lisa.
"Amera sayang jangan lupa ya habis makan langsung sikat gigi" perintah Lisa ketika Amera sudah selesai dengan makan malamnya.
"Siap mamah" Amera langsung beranjak dari tempat duduknya menuju kamar mandi Lisa yang sudah hafal kebiasaan Amera tersenyum bahagia mempunyai anak yang sangat pintar tapi Lisa juga merasa bersalah kepada Amera karena akhir-akhir ini Amera sering menanyakan sosok seorang ayah yang membuat Lisa selalu berbohong menjawab pertanyaan anaknya.
Masih teringat oleh Lisa saat Amera menanyakan tentang papahnya, Lisa yang tidak mempunyai jawaban lain hanya bisa berbohong kalau papah Amera sudah berada di surga meninggalkan dirinya dan juga Amera.
"ya tuhan maafkanlah diriku yang selalu berbohong kepada Amera, aku tahu ini salah tapi inilah hidup yang harus aku jalani, maaf," gumam Lisa dalam hati.
"Hei melamun saja kerjaannya apa tidak punya kerjaan lain" Dini datang mengagetkan Lisa dan langsung duduk disamping Lisa.
"Sejak kapan kamu kadang?"
"Sudah dari tadi aku berada disini kamunya saja yang masih sibuk melamun" ucap Dini sambil menekuk wajahnya masam.
"Ada apa denganmu wah wah wah sepertinya aku tidak bisa tidur malam ini" ledek Lisa yang sudah paham kebiasaan Dini kalau sedang ada masalah. "apa ada kaitannya dengan Raffa?"
"Diam,,, aku lapar mau makan dulu" Dini berkata dan langsung mengambil makanan yang berada di meja makan dan langsung memakannya dengan rakus Lisa yang sudah tahu kebiasaan Dini hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Wah ada tante Dini selamat malam tante kapan tante datang?" tanya Amera yang baru kembali dari kamar mandi,.
Dini hanya menatap Amera dengan senyum.
"Tante Dini tidak boleh makan seperti itu tidak baik untuk kesehatan tante nanti kalau tante tersendak bagaimana* ucap Amera lagi saat melihat Dini makan dengan terburu-buru.
" Maaf sayang tante tidak akan mengulanginya lagi"
"Baiklah Mera tunggu tante di depan ya, mamah ayo kita bermain dulu di sofa sambil menunggu tante Dini menghabiskan makanannya" ajak Amera yang langsung berlari menuju ruang tamu.
"Lis aku pinjam carger kamu baterai ponselku habis" Dini menghampiri Lisa dan Amera yang sedang sibuk bermain dan belajar.
"Ok tante biar Mera yang mengambilkannya, mamah taruh mana cargernya?" tanya Amera.
"Mamah taruh di dalam laci nakas sayang"
"Ok" Amera langsung berlari masuk kedalam kamar.
"Ada masalah apa denganmu Din?" tanya Lisa Setalah Amera sudah pergi menuju kamarnya.
"Biasa Lis orang tua Raffa"
"Apa dia masih tidak menyukaimu?"
"Ya begitulah aku rasanya ingin mengakhiri hubunganku dengan Raffa, aku tidak ingin memiliki hubungan tanpa adanya restu dari orang tua" Raffa.
"Apa tidak kamu pikir,,,,,,,,,"
"Mamah,,," Amera berlari menghampiri Lisa dan memotong perkataan Lisa kepada Dini.
"Ada apa sayang?" tanya Lisa.
"Apa ini papah Mera mah" ucap Amera sambil menunjukan foto yang dibawanya.
Deg,,,,, jantung Lisa serasa berhenti, saat Amera membawa foto Nathan di tangannya kenapa dirinya bisa lupa menaruh foto Nathan di laci nakas yang selama ini dia simpan rapih dan tidak ada siapapun yang mengetahuinya.
"Bukan sayang ini bukan foto papah Amera, mamah juga tidak tahu ini foto siapa" Lisa berbohong.
"Kenapa ada di laci kamar mamah?"
"Oh ya mamah lupa kemarin mamah menemukan foto itu di depan apartemen kita mamah belum menanyakan ke tetangga kita jadi mamah simpan dulu di dalam laci" bohong Lisa.
"Benarkah mah, ini Mera kembalikan jangan lupa besok mamah kembalikan ke pada tetangga kita siapa tahu meraka sedang mencarinya"
"Baik sayang sekarang Amera masuk kamar bersama bu Lastri besok kita mau pergi ke taman kan?"
"Oh ya Mera lupa, ya sudah Mera masuk kamar dulu ya mah" Amera mencium dan memeluk Lisa kemudian masuk kedalam kamarnya.
Tidak berselang lama Lisa juga masuk kedalam kamarnya dengan di ikuti Dini.
"Jadi ini alasan kamu Lis belum bisa membuka hati untuk laki-laki lain?" tanya Dini penuh selidik ketika sudah berada di dalam kamar Lisa.
Lisa yang di tanya hanya diam membisu sambil terus memandang foto Nathan.
"Lisa,,,, jawab aku" bentak Dini.
"Aku akan mencoba"
"Dari dulu kamu berkata seperti itu terus tapi apa nyatanya sudah banyak sekali Laki-laki yang ingin serius denganmu tapi kamu tolak mentah-mentah"
"Apa aku egois????"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
mahda ilvi
trs ini anaknya udah gede aja gmna cerita nathannya kok GK dibahas ya
2023-04-16
0
Arin
udh Lisa...move'on dong,ngpin orng Kya gtu msih di inget
2022-05-06
0
Arun AgamSalsabilla Shopp
move on atuh lisa
2021-09-08
0