Lisa yang mendengar ada wanita memanggil Nathan dan berjalan menghampirinya. Langsung melepas tangan Nathan tapi Nathan tidak melepaskannya.
"Sayang kenapa kamu memegang tangan pelayan ini" ucap Diana yang melihat Nathan sedang memegang tangan Lisa.
Dengan segera Lisa melepas tangan Nathan dengan kasar.
"Oh ya pelayan ambilkan aku daftar menu ya, bayi yang ada di dalam perut aku sudah lapar" ucap Diana menyuruh Lisa.
*Baik nyonya tunggu sebentar" ucap Lisa dan pergi dari hadapan Nathan.
"Cih bagaimana aku akan memaafkanmu kamu saja memperlakukan semua wanita sama saja, tenang sayang kita akan bahagia tanpa si brengsek itu," gumam Lisa dalam hati, dan mengelus perutnya.
*Nathan sayang kamu mau kemana" ucap Diana yang melihat Nathan pergi.
Tapi tidak ada sahutan dari yang punya nama akhirnya Diana mengikuti kemana Nathan pergi.
Tidak ada yang tahu karena sedari tadi ada empat pasang mata dari dalam mobil yang selalu mengawasi Nathan.
"Tuan besar apa ini yang tuan mau?" Riza bertanya.
"Betul Lisa wanita yang patut dipertahankan untuk Nathan" Ucap Permana sambik tersenyum senang.
"Kamu suruh orang suruhan kamu untuk menyelidiki siapa Lisa sebenarnya tidak mungkin ada orang tua yang tega mengusir anaknya apalagi anak seperti Lisa."
"Baik tuan besar" jawab Riza tegas.
"Oh ya za bukankah pemilik caffe ini Andreas Steven?" tanya Permana.
"Betul tuan, saya akan mengatur waktu untuk tuan bertemu dengannya" ucap Riza tahu apa yang tuan besarnya inginkan.
"Bagus, dan satu lagi selalu awasi gerak gerik Antoniolexa" perintah Permana.
"Sudah tuan seperti apa yang tuan perintahkan."
"Antar aku pulang kerumah, aku ingin beristirahat kamu yang handle semua urusan dikantor aku tahu pasti Nathan tidak kembali kekantor" ucap Permana.
Riza hanya mengangguk dan langsung mengemudikan mobilnya.
Sementara itu di dalam caffe semua mata teman Lisa bekerja menatap kearah Lisa dengan pertanyaan masing masing di benaknya.
Raffa yang tahu situasinya akan seperti ini menyuruh Lisa untuk masuk keruangnya.
Raffa yang melihat Lisa sudah duduk dihadapkannya tidak sedikitpun melihat Lisa sedih yang dia lihat hanya kemarahan.
"Lis aku izinin kamu pulang lebih awal aku tidak mau kamu tertekan akan pertanyaan-pertanyaan yang pasti teman-teman akan tanyakan kepadamu biar aku yang urus semuanya" ucap Raffa.
"Terima kasih Fa aku selalu merepotkanmu."
"Jangan berkata seperti itu aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku sendiri" jelas Raffa.
Lisa tersenyum dan berpamitan.
"Mau aku antar kamu pulang Lis?" tanya Raffa.
"Tidak terima kasih, aku hanya ingin sendiri dulu" ucap Lisa dan keluar dari ruangan Raffa.
***
Taman kota.
Taman kota adalah tujuan favorit Lisa ketika ingin melepas penat Lisa belum habis pikir bertemu dengan Ibra hari ini dan mengetahui siapa Ibra sebenarnya, membuat pikiran Lisa dipenuhi dengan berbagi macam pikiran yang membuat hatinya lemah dan tidak terasa air matanya terjatuh.
"Ini" ibu paruh baya yang berpakaian sangat rapih dan yang dikenakan adalah barang-barang branded sudah pasti dari kalangan atas di depan Lisa monyodorkan sapu tangan.
"Terima kasih nyonya" ucap Lisa mengambil sapu tangan dan menghapus air matanya.
"Kalau ada masalah dengan pasangan harus di selesaikan dengan kepala dingin" ibu paruh baya yang sudah duduk di samping Lisa menasehatinya.
Lisa hanya tersenyum melihat kearah ibu paruh baya tersebut.
"Semua masalah pasti ada jalan keluarnya dan keputusan ada di diri kita sendiri karena kita yang akan menjalaninya" nasehatinya lagi.
"Baik terima kasih atas Nasehatnya nyonya" ucap Lisa.
"Boleh kita menangis untuk meluapkan emosi tapi pikiran hurus tetep fokus pada masalah yang sedang kita hadapi" ucap ibu paruh baya sambil menggenggam tangan Lisa.
Lisa kembali tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Kemudian ibu paruh baya mengangkat teleponnya yang bergetar dan melihat jam tangannya, membalas senyuman Lisa dan pergi meninggalkan Lisa.
"kenapa perasaanku menjadi lebih baik, andaikan saja ibuku sama dengan ibu itu pasti aku merasa nyaman dan tenang di dekatnya," Lisa bergumam dalam hati pandangannya masih menatap punggung wanita paruh baya yang telah memberikan nasihat kepadanya yang sudah jauh meninggalkan Lisa.
***
Caffe X.
"Akhirnya sampai juga bidadari papa* canda Bagus herlando yang melihat istrinya sudah datang ke caffe X, Untuk makan bersama dengan Ito juga yang sangat jarang di lakukan oleh keluarga Herlando.
Hanya di bales senyumnya oleh Silfiana.
" Kenapa mama lama apa mama ke taman kota lagi?" Tanya Ito.
"Ma kan sudah pa,,,,,,,," Bagus belum selesai bicara.
"Jangan melarang mama pa mama merasa tenang dan sangat dekat dengan Dita bila mama berada di taman kota" Ucap Silfiana memotong ucapan suaminya.
"Lain kali aku akan menemani mama bermain di taman kota" ucap Ito dan mengambil tangan mama Silfiana untuk menenangkannya.
"Sudah jangan suka berbohong kepada mama" ucap Silfiana.
"Mau makan bersama dengan anak mama saja susahnya minta ampun seperti ingin makan bersama presiden aja" seloroh mama Silfiana sambil tersenyum menutupi kesedihannya.
"Sudah lah ayo makan papa sudah sangat lapar, ini sudah jam berapa?" Ucap papa Bagus sambil melihat jam tangannya.
***
Club malam.
Tidak seperti biasanya yang ramai akan pengunjung malam ini club malam sepi tidak ada satupun pengunjung yang datang hanya ada para pelayan dan bartender yang sibuk menyiapkan minuman yang berkelas dan spesial.
"Ver sepi amat bisa pulang cepet nih" tanya Dini.
"Yang ada g bisa pulang sampai pagi" seloroh Vera.
"lo dari mana aja sih? *Tanya Vera.
" tadi manager brifing kalau malam ini club udah dibooking sama Jonathan Alwira yang seharian trending beritanya karena kabar pernikahannya dengan model sexy, Tapi gue heran kan dia mau menikah dengan model terkenal bukanya bahagia tapi tadi dia masuk terlihat sedih dah frustasi" ucap Vera lagi.
"Berarti dia sudah ada didalam ver?" tanya Dini.
"Sudah dari tadi ngapain lu nanya-nanya."
"Ya udah gw tinggal dulu" ucap Dini.
"Mau kemana lo? "tanya Vera.
Tapi Dini mengabaikan pertanyaan Vera dan pergi meninggalkannya, Dini tahu apa yang harus dia lakukan Setalah Raffa meneleponnya dan menceritakan kejadian siang tadi di caffe X.
Di dalam ruang VVIP sudah seperti kapal pecah, Nathan yang frustasi membanting gelas dan juga botol minuman yang ada dihadapkannya dengan membabi buta, Jery dan Tomi tidak pernah melihat Nathan semenakutkan seperti ini hanya diam tidak tahu apa yang sedang terjadi pada temannya itu.
Sedangkan Riza sudah tahu kalau ini pasti akan terjadi pada tuannya sehingga di mengikuti kemanapun tuannya pergi.
Pintu ruang VVIP terbuka di ikuti dengan suara tepuk tangan dan tawa dari seseorang.
Semua mata tertuju pada arah pintu kecuali Nathan yang masih duduk tertunduk dengan kedua tangannya memegang kepala.
Tomi dan Jery hanya saling pandang tidak percaya, mengetahui ada yang menertawakan Nathan saat Nathan sedang terpuruk.
Riza yang berdiri tepat di depan pintu masuk langsung mengetahui siapa yang masuk kedalam dan menahannya.
"Minggir" ucap Dini sambil menyingkirkan tangan Riza yang menahannya.
"Itu lah harga yang harus kamu bayar karena telah menyakiti hati Lisa Ibra Abraham oh maaf Jonathan Alwira" ucap Dini sinis menghampiri Nathan dan berdiri di depan Nathan.
Nathan yang mendengar nama Lisa disebut langsung mendongokan kepala dan melihat Dini.
"Kamu tidak pantas mendapatkan cinta Lisa dan tidak pantas mendapatkan anak yang sedang di kandungan oleh Lisa setelah apa yang kamu lakukan kepada Lisa" Seloroh Dini.
"Kamu tidak tahu perjuangan Lisa selama ini hanya untuk mencari seseorang yang tidak pantas untuk di perjuangan seperti kamu" ucap Dini lagi sambil menunjukan jari telunjuknya kearah Nathan.
"Terima kasih telah menjaga Lisa selama ini"ucap Nathan.
" Aku akan memperjuangkan untuk mendapatkan cinta Lisa lagi dan bersama dengan anak kami" Nathan berkata dan menghampiri Dini.
"Cih sampai kapanpun Lisa tidak akan pernah lagi membuka hatinya untukmu lagi aku pastikan itu Jonathan Alwira" ucap Dini tegas dan meninggalkan Nathan.
"Dan aku pastikan Lisa akan membuka hatinya untukku kembali suatu saat nanti" Nathan berkata dengan tegas.
Dini yang mendengar ucapan Nathan langsung menengok ke arah Nathan dengan tersenyum sinis dan langsung meninggalkan Nathan.
** **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘🥰🤩🤩🥰😘😍
2023-03-03
0
susi 2020
😎💘🤦♀️😍
2023-03-03
0
lina wati
bagus dini
2021-09-28
0