Sudah tiga bulan semenjak Lisa memutuskan untuk bekerja.
Kehamilanya sudah memasuki bulan ke tujuh perutnya sudah terlihat membesar.
Namun Lisa masih lincah melakukan aktifitasnya termasuk bekerja di sebuah kaffe yang lumayan terkenal di ibukota.
Lisa bersyukur di kelilingi orang-orang yang sangat baik, Dini, Raffa dan orang-orang yang berada didekatnya.
Termasuk Defina teman baru di tempatnya bekerja, walaupun usianya lebih muda beberapa tahun dari Lisa tapi Fina memiliki pemikiran yang dewasa dan wawasanya sangat luas sehingga Lisa merasa cocok dengan Fina.
"Ka sudah waktunya istirahat ayo kita istirahat dulu ada tempat makan baru di dekat taman" ucap Fina.
"Oh ya? sebentar ya aku akan membereskan meja itu" Lisa berucap sambil menunjuk meja yang akan di bereskan.
"Siap aku tunggu di belakang ya ka."
Dan di jawab dengan anggukan oleh Lisa.
Taman kota pemandangan yang menyejukan mata di siang hari yang panas di ibukota.
Berada tidak jauh dari kaffe tempat Lisa bekerja hanya dengan berjalan kaki sekitar sepuluh menit tempat favorit para karyawan untuk menghabiskan waktu istirahat makan siangnya. Begitupun Lisa dan Fina yang sekarang sedang menikmati makan siangnya yang kebetulan mendapat waktu istirahat jam pertama.
"Ka nanti periksa kandungan jam berapa?" Tanya Fina sambil menyantap makanannya. "boleh kan aku menemani kaka ke dokter kandungan."
"Tidak usah" balas Lisa sambil tersenyum.
"Aku kedokter kandungan jam tiga dan Aku sudah meminta izin pada Raffa habis dari dokter langsung pulang kerumah nanti kalau kamu ikut gaji kamu bisa dipotong" ucap Lisa meledek Fina.
"He he he bisa aja kaka oh ya ka seandainya ayah bayi tiba-tiba muncul apa reaksi kaka?" tanya Fina takut Sambil mengucapkan maaf.
Lisa hanya tersenyum sambil mengucapkan "kalau sudah meninggal bagaimana?"
"Benar juga ya ka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tapi kalau masih hidup dan tiba-tiba muncul di depan kaka bagaimana?"
"Benar juga ya bagaimana kalau seandainya tiba-tiba Ibra datang apa yang akan aku lakukan ya tuhan, hati kecilku berharap dia datang tapi, ah tidak aku harus melupakannya harus,"
gumam Lisa dalam hati.
" Eh ka ko melamun ka" ucap Fina membuyarkan lamunan Lisa.
"Ah mustahil sampai kandungan aku tujuh bulan saja dia tidak kelihatan batang hidungnya Fin."
"Mungkin dia sedang mencari kaka seperti kaka dulu mencarinya kita kan tidak pernah tahu yang tahu hanya tuhan ka"
Lisa hanya tersenyum "sudah tidak perlu dibahas lagi ayo kita kembali ke Cafe waktu istirahat kita sudah hampir habis kasihan yang lainnya" ucap Lisa sambil beranjak dari tempat duduknya.
Dan diikuti oleh Fina.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang sudah dua hari mengikuti lisa kemanapun Lisa pergi dan melakukan aktifitasnya.
Tok tok tok Lisa mengetuk ruang kerja Raffa.
"Iya masuk eh kamu Lis ada apa?"
"Apa kamu lupa Fa aku kan sudah izin ingin pulang cepat mau kedokter kandungan."
"Oh ya aku lupa ya suudah kamu boleh pulang sekarang."
"Terima kasih Fa aku pulang dulu ya" pamit Lisa.
"Eh tunggu lis biar aku antar kamu kedokter kandungan."
"Terima kasih atas tawaranya tapi tidak perlu" Lisa menjawabnya sambil tersenyum dan meninggalkan ruangan Raffa.
"Kalau begitu hati-hati dijalan Lis"ucap Raffa.
Lisa hanya tersenyum dan mengangkat tangannya membentuk lambang ok.
Bruk" Lisa yang baru keluar dari caffe sambil merapikan pakainya tiba-tiba menabrak seseorang.
"Maaf" ucap Lisa sambil melihat orang yang di tabraknya.
"Oh lagi-lagi kamu" ucap orang yang di tabrak Lisa.
"Maaf tuan saya tidak sengaja"
"Kalau terjadi sesuatu dengan perut kamu yang buncit jangan salahkan aku ceroboh sekali jadi orang" hardik pria didepan Lisa.
"Terima kasih tuan sudah peduli" Lisa berucap sambil tersenyum dan meninggalkan pria tersebut.
"Aneh sekali" ucap Ito.
"Anda tidak apa apa tuan?" tanya Jaka asisten Ito.
Ito hanya menggelengkan kepala. "apa clien kita sudah datang?"
"Sudah tuan mereka sudah menunggu di dalam."
"Ayo kita masuk" ucap Ito sambil masuk ke caffe tempat Lisa bekerja di ikuti Jaka asistennya.
***
Perusahaan Alwira.
"Tuan saya sudah mengetahui keberadaan orang yang tuan cari, orang suruhan saya sudah mengetahui keberadaanya" ucap Riza sambil memberikan tablet kehadapan Nathan.
"Ceritakan semuanya" ucap Nathan sambil mengambil tablet dan melihatnya alangkah terkejutnya Nathan melihat foto Lisa yang sedang hamil besar.
"Orang suruhan saya bilang nona Lisa sudah tiga bulan bekerja di caffe X, nona Lisa tinggal berdua dengan teman wanitanya, tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja tuan."
"Naik apa dia ketempat kerja?" Tanya Nathan.
"Nona Lisa kadang di antar jemput seorang pria tapi lebih sering mengunakan kendaraan umun tuan"
"Siapa ayah dari bayi yang dikandunganya?" Tanya Nathan kembali.
Belum tahu tuan orang suruhan saya sedang mengikuti nona Lisa kerumah sakit kebetulan hari ini jadwal nona Lisa periksa kandungan tuan."
" Beri tahu saya siapa ayah dari bayi yang dikandunganya secepat mungkin" ucap Nathan kembali.
"Baik tuan, sebentar tuan orang suruhan saya menelepon saya angkat dulu tuan" ucap Riza sambil mengangkat telepon.
Hanya di jawab dengan anggukan oleh Nathan.
Setelah selesai menelepon Riza kembali mendekat ke Nathan.
"Tuan orang suruhan saya sudah mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandung oleh nona Lisa tuan."
"Siapa?" Ucap Nathan antusias.
"Dari dokter yang memeriksa nona Lisa tidak sekalipun nona Lisa pernah membawa suaminya untuk menemaninya memeriksakan kandungannya tuan."
"Riza! itu bukan jawaban dari pertanyaanku" bentak Nathan.
"Maaf tuan, tapi di buku periksa nona Lisa di tulis kalau nama suaminya Ibra Abraham tuan" ujar Riza.
"Apa!" Nathan yang terkejut langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Dirumah sakit mana dia memeriksakan kandungan sekarang?"
"Di rumah sakit keluarga tuan."
Tidak menunggu lama Nathan bergegas mengambil kunci mobilnya dan hendak keluar dari ruangannya.
"Tuan biar saya,,,,,," belum selesai Riza bicara Nathan sudah menjawab.
"tidak perlu kamu mengantarku kamu selesaikan saja pekerjaan yang belum selesai" kemudian Nathan keluar dari ruang kerjanya.
Baik tuan saya,,,,," belum selesai Riza berkata Nathan sudah meninggalkan ruangnya.
Ada apa denganmu tuan Nathan, memang kau pernah bercerita kepadaku pernah tidur bersamanya tapi ayah dari anak yang dikandunganya bukan kau tuan tapi Ibra Abraham.
Apa ada yang tidak kau ceritakan kepadaku tuan.
Riza berbicara sendiri diruangan Nathan sambil merapikan berkas-berkas di meja tuannya dengan segala pemikiran tentang Nathan.
Sebelum pintu ruangan diketuk oleh putri sekretaris Nathan.
"Ada apa? Kamu kan tahu tuan Nathan keluar" ucap Riza.
"Iya tuan tapi didepan ada tunangan tuan Nathan dia tidak percaya klo tuan Nathan tidak berada disini" ucap Putri sekretaris Nathan.
Menghembuska nafasnya dengan berat Riza berkata dalam hati kapan aku terbebas dari masalah masalahmu tuan cassanova semoga engkau lekas bertaubat tuan, yang satu belum kelar yang satu datang sambil menepuk jidatnya Dan bergegas keluar ruangan.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yuriko Hime
ceritanya bagus..sayang penulisannya..yg terjadi ane as a reader hrs berimprovisasi sendiri 😣😣..n kadang hrs d baca lagi berulang-ulang 😔
2022-07-30
0
Arun AgamSalsabilla Shopp
bakalan ketemu nggak ya
2021-09-08
0
Har Tini
semoga ibra bisa bertemu lisa
2021-08-14
0