Banyak antrian ibu-ibu yang sedang hamil ditemani suaminya, ada juga yang ditemani kerabatnya, dan ada juga pasangan yang ingin berkonsultasi kedokter kandungan.
Disinilah Nathan berada tepat di depan ruang pemeriksaan menanyakan kepada suster tentang Lisa.
Dan banyak pasang mata yang melihatnya dengan takjub dengan ketampanan Nathan.
"Maaf tuan ibu Lisa sudah keluar sejak satu jam lalu" ucap suster di depan Nathan.
"Shitt,...." Umpat Nathan kesal padahal Nathan sudah memacu kendaraannya dengan kencang untuk sampai lebih cepat ke rumah sakit dimana Lisa memeriksakan kandunganya.
"Baik terima kasih sus" Ucap Nathan yang langsung meninggalkan rumah sakit.
Nathan mengambil ponsel dari dalam saku kemudian menempelkannya di telinga.
"Kenapa kamu bisa melupakan tanggung jawab yang aku berikan ucapnya Nathan kesal.
" Maaf tuan saya kira tugasnya sudah selesai karena nona Lisa sudah ditemukan" Riza menjawab dengan takut dari balik telepon.
"Sekarang suruh oranganmu menemukan Lisa dan selalu memantau kemanapun Lisa pergi" hardik Nathan dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
Shitt,,,, umpat Nathan sambil mengacak acak rambutnya frustasi,.
"Oh ya tempat tinggal Lisa," gumam Nathan dalam hati.
Nathan yang sudah berada di dalam mobilnya menelepon seseorang.
Cepet kamu kirim alamat tempat Lisa tinggal, ucap Nathan dalam telepon sekarang, hardik Nathan yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Riza yang menerima telepon dari tuannya merasa bingung belum sempat menjawab sudah dimatikan kemudian dengan segera mengirim pesan dimana tempat Lisa tinggal selama ini kepada Nathan.
Sudah hampir setengah jam Nathan berdiri di depan rumah sedarhana dan sudah ber puluh-puluh kali mengetuk pintu dan mengucap salam, tapi tidak ada jawaban dari dalam rumah.
"Sedang mencari siapa den" ucap ibu paruh baya tetangga Dini dan menghampiri Nathan.
"Oh ini buu" Nathan belum selesai bicara.
"Kalau jam segini dek Dini sudah berangkat kerja dan dek Lisa belum pulang bekerja" ibu paruh baya memotong ucapan Nathan,.
"Aden ini siapa ya? Saya tidak pernah melihat Aden kemari?" Tanya ibu paruh baya.
"Saya suami Lisa bu" ucap Nathan.
"Bukanya suami dek Lisa sudah meninggal" ucap ibu paruh baya dengan bingung.
Deg jantung Nathan serasa berhenti mendengar ucapan ibu paruh baya.
"Maaf kan aku Lisa," gumam Nathan dalam hati.
"Biasanya Lisa pulang jam berapa bu?" Tanya Nathan.
"Biasanya jam tujuh sudah dirumah den" ucap ibu paruh baya.
Nathan langsung melihat jam tangannya dan bergumam dalam hati.
"Masih sekitar dua jam baik Lisa aku akan menunggumu kembali Lisa."
Sudah satu jam lebih Nathan menunggu Lisa dengan setia rasanya Nathan ingin memeluk Lisa ketika Lisa sudah berada di dekatnya tidak tahu mengapa Nathan tidak ingin melepasnya lagi mendengar nama Lisa sudah membuat hatinya berdebar, tidak pernah Nathan merasakan perasaan seperti itu.
"Lisa aku tidak akan menyia-nyiakan kamu lagi kamu terlalu berharga untukku," gumam Nathan dalam hati.
Drt,,,, drtt,,,,,drtttt,,,,,, suara telepon Nathan membuyarkan lamunannya.
Iya halo pa, Nathan mengangkat telepon dan terkejut.
Apa pa dirumah sakit mana aku akan segera kesana, ucap Nathan dan langsung berlari menuju ke dalam mobilnya.
***
Taman kota.
Sudah hampir satu setengah jam Lisa duduk di taman kota setelah pulang dari rumah sakit dia langsung menuju ke taman kota. menikmati sore hari yang cerah ditemani suara anak-anak yang berlalu lalang bermain di taman kota bersama orang tuanya dan ada yang bersama pengasuhnya karena taman kota letaknya strategis dari apartemen yang berada di sekeliling taman.
Pemandangan yang menyayat hati Lisa, bagaimana nanti membesarkan anaknya tanpa seorang ayah, pasti banyak pertanyaan dari anaknya dan dari orang-orang disekeliling mereka.
Ya tuhan kuat kan lah diriku untuk menjalani semua ini, ucapnya lirih. Sambil memegang foto hasil usg.
Aku tidak boleh lemah aku bisa menjalani semua ini, Lisa berkata untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Tenang nak mama akan menjadi ayah sekaligus ibu untukmu sayang jangan kuatir mama akan selalu membuatmu bahagia bahagiamu diatas segalanya sayang," Lisa bergumam dalam hati sambil mengelus elus perutnya dan pergi meninggalkan taman.
***
"Dek Lisa baru pulang?" Tanya bu Lastri menghampiri Lisa yang akan masuk kedalaman rumah.
"Iya bu Lastri ada apa" Jawab Lisa memandang bu Lastri sambil tersenyum.
"Oh ya dek tadi ada yang nyariin dek Lisa" ucap bu Lastri.
"Siapa bu?"
"Dia bilang suami dek Lisa makanya saya bingung kan dek Lisa pernah bilang kalau suami dek Lisa sudah meninggal" jelas bu Lastri.
Deg,,, jantung Lisa berasa berhenti berdetak.
"apa jangan-jangan Ibra ya? ah tidak mungkin jangan berharap lebih Lisa," Lisa bergumam dalam hati.
"Dek dek Lisa kenapa bengong?" Ucap bu Lastri.
"Oh tidak bu, mungkin orang salah alamat saya masuk dulu bu" ucap Lisa dan berpamitan sambil tersenyum.
***
Rumah sakit pusat.
Disini Nathan berada sekarang bersama papa Permana dan juga Riza. Menunggu di ruang icu dimana mama Rosa sedang mendapat perawatan khusus.
"Kenapa mama bisa terserang serangan jantung pa?" tanya Nathan.
"Papa juga tidak mengerti sebelum mama kamu pingsan mama bilang kamu harus menikah secepatnya dengan Diana Alexa"Jawab papa Permana.
"Tidak bisa begitu pa aku mempunyai wanita yang aku cintai dan aku akan menikahinya" Ucap Nathan.
"Kapan kamu pernah serius dengan seorang wanita?" Tanya papa sambil tersenyum.
"Kita tunggu mama siuman dan di pindah ke ruang perawatan baru kita bicarakan lagi masalah pernikahan kamu" ucapnya Permana.
"Tidak bisa begitu pa tapi,,,,"
Belum selesai Nathan berbicara pintu ruang icu terbuka.
Papa Permana langsung menghampiri dokter yang diikuti oleh Nathan.
"Bagaimana dok dengan keadaan istri saya?"
"Syukurlah bapak segera membawanya kerumah sakit semua bisa langsung ditangani dengan baik dan Tidak ada masalah yang serius tapi harus ingat jangan membuat pasien syok dan stres sebentar lagi akan di bawa ke ruang perawatan" dokter menjelaskan.
"Terima kasih dok" ucap Nathan
Ruangan VVIP di rumah sakit pusat yang sekarang ditempati mama Rosa tidak satupun ada yang berbicara masih dengan pikirnya masing masing.
"Nathan" ucap mama Rosa memecah keheningan diruangan tersebut.
"Iya ma" Nathan langsung menghampiri mamanya.
"Kamu itu ya kalau kamu tidak ingin mempunyai anak kalau bercinta pake pengaman" hardik mama Rosa sambil memukul lengan Nathan.
"Mama ini sakit apa tidak sih kekuatannya seperti tukang bangunan" canda Nathan sambil memegang tangannya.
"Nathan mama tidak sedang bercanda"
"Kenapa mama bisa tahu kalau,,,,,," belum selesai Nathan mengucapkan kalimatnya.
"Bagaimana mama tidak tahu kalau Diana yang memberi tahu mama" ucap mama Rosa memotong ucapan Nathan.
"Diana tahu dari mana ma kalau aku akan menjadi seorang ayah ucap Nathan bangga."
"Tuh kan benar, papa bagaimana anakmu ini hal penting begini masih saja bercanda" ucap mama Rosa sambil melihat kearah suaminya.
"Namanya juga laki-laki harus bangga ma kalau senjatanya berfungsi dengan baik" ucap Permana sambil tersenyum lebar.
"Permana Alwira" bentak mama Rosa. "tidak ayah tidak anak sama saja kelakuanya" hardik mama Rosa kesal.
Dari sofa ruang tunggu yang berada di dalam ruangan, Riza hanya menggeleng gelengkan kepala sambil tersenyum mendengar percakapan unfaedah dari keluarga Alwira bila sudah berkumpul.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Arun AgamSalsabilla Shopp
dasar Casanova
2021-09-08
0
Har Tini
mungkin diana yg ngaku hamil
2021-08-14
0
Wienar Z
mama rosa bukanya mamanya malik y. yg dipenjara
2021-08-09
0