Hari senin adalah hari dimana orang-orang harus memulai aktifitasnya kembali, tak terkecuali dengan Lisa yang sekarang sedang sibuk dengan Amera yang akan berangkat kesekolah.
"Mamah nanti tidak usah jemput Mera pulang ya biar Mera pulang sama bu Lastri dan juga pak Budi" Ucap Amera yang sekarang sudah berada di dalam mobil menuju kesekolah.
"Memang kenapa mamah tidak boleh jemput Mera"
"Karena Mera mau main dulu sama Jessi di taman sekolah"
"Oh pantas saja mamah tidak boleh menjemput Amera" ucap Lisa sambil membelai pipi Amera.
"Boleh kan mah" Amera tersenyum.
"Boleh tapi tidak boleh lama-lama cukup satu jam ok."
"Ok mamah terima kasih" Amera berkata sambil mencium pipi Lisa.
Seperti biasa Amera datang lebih awal ke sekolah dan langsung menuju kelas untuk menaruh tasnya.
"Amera sama bu Lastri ya, nanti mama bisa telat masuk kerjanya" ucap Lisa.
"Iya mamah tidak apa-apa mamah hati-hati yah" Amera berkata sambil memeluk dan mencium Lisa yang sedang mengsejajarkan tubuhnya didepan Amera.
Lisa membalasnya dan berdiri meninggalkan Amera, ketika Lisa sedang terburu-buru keluar dari sekolah tidak di sengaja Lisa menabrak seseorang.
"Kalau jalan lihat-lihat dong punya mata tidak sih?" ucap orang yang di tabrak Lisa.
"Maaf nona saya tidak sengaja" Lisa berkata sambil memandang orang tersebut yang kecantikannya sungguh luar biasa.
"Hai tante" sapa Jessica melambaikan tangan ke arah Lisa.
"Hai juga sayang" Lisa menjawab dan baru Lisa sadari ternyata Jessica sedang menggandeng wanita yang telah di tabraknya.
Ketika Lisa akan menyapanya wanita tersebut sudah menarik tangan Jessica dan menjauh dari Lisa.
"Seperti pernah melihatnya tapi dimana ya, ah sudahlah mungkin aku salah lihat," gumam Lisa dalam hati dan Lisa langsung masuk kedalam mobilnya.
***
Perusahaan Herlando
Lisa yang baru sampai di kantor terburu-buru ketika berjalan di loby karena jam sudah hampir menunjukan jam masuk kerjanya.
"Selamat pagi Lisa" sapa Kevin mengsejajarkan langkahnya dengan Lisa.
"Pagi" ucap Lisa singkat dan terus berjalan dan berhenti di depan lift.
"Kamu menolakku hanya karena aku bukan bos, betul Lisa?" Tanya Kevin.
"Maaf pak Kevin saya tidak tahu apa yang anda katakan permisi" ucap Lisa dan masuk kedalam lift yang sudah terbuka dan di ikuti oleh Kevin.
Karena didalam lift bnyak orang akhirnya Kevin tidak meneruskan percakapanya dengan Lisa, hanya memandang Lisa dengan tatapan dan senyum sinis.
"Maaf nona Lisa" Jaka asisten pribadi menghampiri Lisa ketika Lisa sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Iya ada yang bisa saya bantu pak Jaka?"
"Tidak saya hanya menyampaikan nona Lisa disuruh menghubungi tuan Ronald, untuk meeting dengan tuan Ito, di caffe X jam sebelas" Jelas Jaka.
"Baik pak Jaka"Lisa tersenyum ramah.
" Oh ya satu lagi, nona Lisa sebagai sekretaris utama juga harus ikut dan membawa berkas-berkas yang di perlukan"
"Baik" jawab Lisa singkat.
***
Caffe X
Tidak terasa meeting berjalan tidak terlalu lama jam dua belas kurang sedah selesai dan sekarang semua sedang menikmati makan siangnya tidak terkecuali dengan Lisa.
"Lisa" sapa Raffa menghampiri Lisa.
Lisa yang sudah hafal dengan suara Raffa langsung berdiri dan berpamitan kepada Ito untuk duduk dimeja lain, karena takut mengganggu tuannya dan cliennya.
Lisa yang sudah duduk tidak jauh dari tempatnya tadi, sedang menikmati makan siangnya bersama Raffa.
"Lama ya Lis kita tidak bertemu" Raffa memulai percakapan.
Lisa yang sedang mengunyah makanannya, hanya mengangguk.
"Kamu ya dari dulu tidak berubah, kalau sedang makan tidak menghiraukan orang yang sedang berbicara" ucap Raffa sambil menyodorkan minuman ke depan lisa dan langsung meminumnya.
"Terima kasih, oh ya Fa kamu ko tidak pernah main keapartemenku bersama dengan Dini, kalian tidak ada masalah kan?" Tanya Lisa serius.
"Bagaimana aku mau main Dini saja sekarang tidak pernah mengajakku untuk bertemu Amera"
"Oh ya Fa sekarang kamu terlihat lebih keren" puji Lisa.
"Oh ya terima kasih, kamu jangan naksir ntar Dini cemburu" ledek Raffa.
Hahahaha Lisa tertawa sambil memukul lengan Raffa. "mana mungkin aku naksir selera aku tuh lebih tinggi darimu"
Raffa juga tertawa "iya juga yah" Raffa menghentikan perkataannya melihat Lisa sudah melotot kearahnya.
"Jangan bicara masa lalu" Lisa berkata sambil cemberut.
"Maaf Lis, tapi sampai kapan kamu akan menutup diri dari seorang pria?" tanya Raffa serius.
Lisa hanya mengangkat kedua bahunya.
"Lis Amera butuh seorang ayah, kamu tidak bisa egois begitu kasihan Amera"
"Aku masih belum bisa menerima seseorang di hidupku Fa, rasanya hatiku masih sakit Fa, Terkadang juga aku memikirkan untuk membuka hatiku untuk orang lain tapi rasanya hatiku menjadi hampa" ucap Lisa sambil menghembuskan nafasnya.
"Tidak bisakah kamu mencobanya sekali saja, untuk Amera bukan untukmu"
"Mungkin aku akan mencobanya suatu saat nanti"
"Baguslah" ucab Raffa sambil memegang lengan Lisa, "Udah sana balik kemejamu dari tadi ada yang memandangmu, apa itu bosmu?" Tanya Raffa sambil mengangkat dagunya menunjuk merah Ito.
"Iya" jawab Lisa singkat.
"Sepertinya dia menyukaimu Lis, dari tatapannya sudah terlihat"
"Sok tahu kamu, aku yang tidak mau bersamanya" jelas Lisa.
"Ok kalau begitu kapan-kapan main ya keapartemenku bersama Dini, Amera selalu menanyakanmu" Lisa berkata dan berdiri dari tempat duduknya.
"Ok siap" ucap Raffa.
"kenapa Lisa bisa tertawa lepas bersamanya, belum pernah aku melihat Lisa di kantor tertawa lepas dengan seorang laki-laki, ada hubungan apa Lisa dengannya," gumam Ito dalam hati.
Yang terus memandang kearah Lisa selepas Lisa berpindah meja, yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berada.
" Hey bro" ucap Ronald clien dan juga sahabat Ito, sambil memukul lengan Ito.
"Oh ya ada apa" Ito terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Ada apa dengan kau kawan, sedari tadi aku memperhatikanmu terus memandang ke arah sekretarismu" ucap Ronald.
"Oh tidak kamu salah lihat kali aku dari tadi melihat ke luar" elak Ito.
"Jaka ada apa dengan bosmu ini, tidak bisanya dia salah tingkah bila sedang membicarakan wanita" tanya Ronald sambil mengedipkan matanya.
Jaka yang mendengar pertanyaan Ronald hanya tersenyum lebar dan mengangkat kedua bahunya.
"Hey kawan sudah saatnya kamu memiliki kekasih, kamu tidak bisa terus membujang, dan ya sepertinya sekretaris kamu sangat menarik, cerdas pula, bukanya itu tipe dirimu kawan" ucap Ronald.
"Sudah lah tidak perlu di bahas lagi, tidak penting" Ito berkata sambil menyesap kopinya.
"Oh ya kalau kamu tidak mau boleh lah aku mendekatinya" pancing Ronald.
"Apa,,,,,,," pekik Ito.
Ronald dan Jaka tertawa bersama karena Ito terpancing oleh perkataan Ronald.
"Bukan begitu, maksudku,,,,," Ito menghentikan perkataannya saat Lisa kembali ke tempat duduknya.
"Maaf tuan saya lama" ucap lisa.
"Ya sudah ayo pulang" ajak Ito beranjak dari tempat duduknya yang di ikuti Jaka dan Lisa.
Ronald yang masih ditempat duduknya hanya menggelengkan kepala dan tersenyum, melihat Ito yang salah tingkat terhadap perempuan, dan akhirnya temannya mau membuka hatinya untuk perempuan walaupun belum mau mengatakannya secara langsung kepadanya.
"Lisa dimana sekolah Amera?" Tanya Ito memecah keheningan di dalam mobil yang sedang melaju.
"Maksud tuan?" Tanya Lisa yang tidak mengerti kenapa Ito bertanya sekolah Amera.
"Bukanya kamu harus menjemput Amera Ini kan sudah jam dua belas lewat" Ito berkata sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
"biar sekalian jemput Amera"
"Oh maaf tuan hari ini saya tidak menjemput Amera" jelas Lisa.
Ito yang mendengar perkataan Lisa hanya diam dan tidak berkata apa-apa.
"Oh ya tuan terima kasih semalam sudah mengantar kami pulang" ucap Lisa menengok ke kursi belakang dimana Ito duduk.
Ito hanya mengangguk tanpa melihat Lisa yang duduk di depan dekat Jaka yang mengendarai mobil.
Jaka yang sedang mengendarai mobil melihat tuannya dari kaca spion, hanya tersenyum melihat tuannya yang salah tingkah.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Arin
hemm kbar si Nathan gmna ya,kok Kya hilang di telan bumi....🤔
2022-05-06
0
Arun AgamSalsabilla Shopp
Nathan kmna
2021-09-08
0
Halimah Chaniago Auteugh
si nathan/ibra kok ga pernah muncul lgi siihh
2021-08-20
0