Di Pagi hari yang cerah dengan suara berisik dari kendaraan yang lalu lalang di depan rumah Dini, Lisa sedang duduk di meja makan sambil meminum susu hamil dan memakan roti untuk sarapan paginya.
"Mas Ibra dimana kamu sekarang berada? Aku percaya dan yakin kamu pasti bertanggung jawab atas kehamilan aku ini," gumam Lisa dalam hati sambil memegang perutnya yang masih belum terlihat buncit sambil meteskan air matanya.
"Kamu sudah bangun lis?" Tanya Dini membuyarkan kesedihan Lisa.
"Sudah Din" sambil menghapus air matanya dan menoleh kearah Dini. "ayo sini sarapan dulu" Lisa mengalihkan perhatian Dini agar Dini tidak melihat dirinya menangis.
"Aku tahu kamu sedang menangis Lis, jangan pernah kamu tutupi kesedihanmu dariku Lis aku tahu kamu wanita yang kuat tapi aku tahu kamu juga sedang dilema aku selalu ada untuk kamu dan aku akan menemanimu untuk mencari Ibra" ucap Dini dan langsung duduk di depan Lisa "dan satu lagi kamu tidak boleh bersedih kasihan anak kamu mengerti" ucap Dini lagi sambil tersenyum untuk menyemangati Lisa.
"Baik terima kasih Din, aku sangat berhutang budi kepadamu* sambung Lisa sambil memegang tangan Dini.
Hanya di balas senyuman oleh Dini.
***
Di dalam sebuah tempat hiburan yang berlalu lalang orang-orang yang sedang menghabiskan waktu bersama orang terkasih dimana sekarang Lisa berada di temani Dini dan juga Raffa, sudah hampir setengah hari dan sudah ada puluhan tempat hiburan yang telah di datangi tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ibra berada.
Sungguh membuat hati Dini merasa sangat iba melihat sahabatnya masih tetap semangat mencari keberadaan Ibra walaupun terasa sangat mustahil mencari keberadaan orang di kota metropolitan yang sangat luas seperti pepatah mengatakan bagai mencari jarum di tumpukan jerami.
Tapi Dini tetap selalu tersenyum untuk menyemangati Lisa dan mendukungnya.
"Bila aku menjadi kamu Lis pasti aku sudah menyerah dan memulai hidupku sendiri dan membesarkan anakku sendiri kamu orang yang kuat aku tau itu Lis kamu pasti bisa," gumam Dini dalam hati sambil memandangi Lisa yang duduk didepanya sedang lahap memakan makanannya.
Ya walaupun Lisa sedang hamil muda dia tidak mengalami kendala dalam kehamilannya seperti wanita hamil pada umumnya Itu yang membuat Dini bersyukur memiliki sahabat yang kuat fisik dan juga mentalnya seperti Lisa. Dini tau Lisa dari kecil sudah bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri walaupun masih memiliki orang tua. Dan orangtuanya tidak mempedulikanya tapi Lisa tetep semangat menjalani hidupnya. Itulah yang membuat Dini bangga pada Lisa temannya.
"Orang hamil harus makan yang banyak biar debay nya sehat" ucap Raffa sambil mengambilkan makanan untuk Lisa lagi dan mengalihkan pikiran Dini.
"Yupppps betul betul betul" sahut Dini menirukan gaya bicara tokoh animasi yang di gemari anak anak sambil tertawa.
"Terima kasih Fa,Din dan terima kasih juga sudah menemaniku berkeliling ibukota mencari keberadaan Ibra walaupun terlihat mustahil" ucapnya Lisa sambil menghembuskan nafas frustasi.
Dini langsung memegang tangan Lisa untuk menyemangati.
"untuk hari ini sampai disini saja ya Lis kamu dan anakmu kan butuh istirahat sekarang kita pulang ya? besok kita cari lagi ketempat lain yang belum kita datangi."
"Betul itu dengan senang hati aku akan menemani bidadari bidadari cantik" sahut Raffa.
"Gombal aja lu Fa, lu baru sadar klo gw cantik kaya bidadari kemana aja lu selama ini" Dini tertawa membalas ucapan Raffa.
"Ha ha ha bukan lu kali mencubit pipi Dini gemas."
Lisa hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua, Lisa tau Raffa sangat menyukai Dini tapi Dini hanya menganggap Raffa sebagai temannya, Dini sadar betul dengan profesinya yang bekerja di club malam dan belum mau membuka hati untuk lawan jenis tapi tidak untuk Raffa yang tidak mempermasalahkan profesinya, Raffa tau Dini selalu menjaga kehormatannya Itu lah yang membuat Lisa bangga pada sahabatnya itu.
***
"Lis aku berangkat kerja dulu ya jaga diri baik-baik dirumah" ucap Dini sambil melambaikan tangan.
"Hati-hati di jalan" sahut Lisa balas melambaikan tangannya.
Setelah Dini berangkat Lisa beranjak ke tempat tidur merebahkan tubuhnya untuk beristirahat walaupun dia dan Dini sudah sampai rumah beberapa jam yang lalu tapi Lisa masih merasa kelelahan.
Tidak Lisa sadari air mata pun keluar menetes dari sudut matanya, walaupun Lisa terlihat kuat tapi tidak dengan hati dan fikirannya.
Dimana kamu mas Ibra tidaklah kamu merindukanku? Aku dan anakmu sangat merindukanmu, lisa berkata sambil mengelus elus perutnya.
"ya tuhan pertemukanlah aku dengan mas Ibra ya tuhan" gumam Lisa dalam hati.
Sudah hampir setengah jam Lisa dikamar dan memandangi foto Ibra tapi Lisa belum merasa mengantuk kemudian dia beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil tas kecil dia ingin pergi ke taman kota tidak jauh dari kediaman Dini untuk menghilangkan kejenuhannya.
Lisa bukanya orang yang tidak berpengalaman Lisa sudah tidak asing lagi dengan ibu kota metropolitan sebelum Lisa menetap dikampung bekerja sebagai pelayan restoran, Lisa sudah hafal daerah ibu kota tempatnya mencari rezeki dari pelayan kafe, pelayan minimarket hingga office girl sudah pernah dilakukannya di ibu kota metropolitan.
***
Kerlap kerlip lampu menghiasi seluruh penjuru taman kota, terlihat indah karena cahayanya terpantul ke air danau yang berada di tengah taman kota hilir mudik pasangan muda mudi memandu kasih dan semakin larut semakin banyak pengunjung untuk melihat live musik band-band lokal yang selalu tampil jika malam minggu seperti sekarang.
Sudah hampir satu jam lebih Lisa berada disini untuk menghibur diri lewat lantunan lagu yang di nyanyian band-band lokal dan menikmati taman kota yang sekarang jauh lebih indah dan tertata rapih dibanding beberapa tahun silam terakhir Lisa mengunjunginya.
Ayo sayang sudah saatnya kita pulang angin malam tidak bagus untuk kamu, Lisa berkata sambil memegang perutnya dan beranjak pergi meninggalkan taman kota.
Stttt ssstttttt sstttt………… Suara dari ban mobil yang mengerem mendadak tepat di depan Lisa yang akan menyebrang jalanan bukanya Lisa menghindar Lisa malah menutup matanya karena silau dari lampu mobil dan terkejut tubuh Lisa mendadak lemas dan berjongkok tepat hanya beberapa centil dari depan mobil yang sudah berhenti.
"Hai nona" seseorang menepuk pundak Lisa mengagetkan Lisa dan membuat Lisa berdiri dan mencari arah suara.
Lisa yang masih syok hanya diam melihat orang didepannya seperti pangeran dari negri dongeng tinggi, putih, ganteng dan sempurna.
"Ibra," guman Lisa dalam hati.
"Nona bisa tidak kalau mau menyebrang jalan lihat-lihat dulu jangan asal menyebrang, kalau nona kenapa-kenapa saya juga yang rugi dan buang-buang waktu saya saja" ucap pria itu dengan ketus membuyarkan lamunan Lisa.
"Maaf tuan saya tidak hati-hati sekali lagi maaf" ucap Lisa.
Aku kira tadi Ibra hampir saja aku ingin memeluknya, gumam Lisa dalam hati.
"Ito sudah ayo jalan jangan buang-buang waktu" ucap wanita yang keluar dari mobil menghampiri Ito dan melihat Lisa dengan tatapan sinis.
"Lisa kamu tidak apa-apa?" tanya Raffa yang melihat Lisa dari kajauhan dan mendekatinya.
"Tidak hanya kaget saja."
"Maaf mas lain kali klo punya pasangan di jagain jangan di biarkan keluyuran sendiri" hardik Ito meninggalkan Lisa dan Raffa.
Raffa yang melihat mobil itu sudah melaju jauh berkata " dasar orang kaya kalau ngomong seenak jidat aja."
"Sudahlah Fa memang aku yang salah tadi"
"Baiklah ayo aku antar pulang sudah malam tidak bagus buat kesehatanmu dan juga bayimu" ajak Raffa .
Dan hanya di jawab terima kasih oleh Lisa.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Arun AgamSalsabilla Shopp
kasian Lisa
2021-09-08
0
Har Tini
apa nathan yg di maksud lisa panggilan ny ibra
2021-08-14
0
Ratna
Dini good..
2021-06-02
0