CUKUP! Aku Dan Anakku
Polusi asap hitam dimana mana motor mobil berlalu lalang tak ada hentinya disinilah Lisa berada sekarang di ibukota metropolitan tujuannya hanya satu mencari keberadaan Ibra masih teringat di ingatan Lisa malam dimana terakhir bertemu Ibra setelah menghabiskan malam panjang bersama Ibra malam dimana kesucian Lisa hilang.
"Aku ingin memiliku seutuhnya sayang" ucap Ibra.
"tapi tidak untuk yang satu ini mas aku berjanji akan menjaganya untukmu mas sampai kamu kembali kesini untuk menghalalkanku mas" ucap Lisa.
"Aku mohon sayang aku sangat sangat mencintaimu aku tidak bisa kehilanganmu dan tidak bisa sedetikpun tidak memikirkanmu aku ke ibukota hanya sebantar untuk menemui orang tuaku dan aku akan kembali untukmu selamanya" sahut Ibra lagi sambil tersenyum penuh arti hanya Ibra yang tahu artinya. "aku mohon sayang" Ibra memelas sambil terus menciumi Lisa seperti orang yang kehausan.
Hingga Lisa terbuai dengan bujuk rayu dan juga sentuhan Ibra yang sangat memabukan dan baru Lisa rasakan sekarang, sungguh set*n tertawa puas penuh kemenangan dan ter jadilah malam panjang untuk Lisa yang menyerahkan kesuciaannya kepada lelaki yang sangat Lisa cintai walaupun baru beberapa bulan saling berkenalan.
Drrttttttt drttttttt suara ponsel Lisa membuyarkan lamunan malam panjang bersama Ibra.
"Iya halo," Lisa menjawab dan beranjak dari kursi ruang tunggu sambil melambaikan tangan dan barjalan menuju tempat parkir.
"Dini......" teriak Lisa menghampiri Dini dan berpelukan.
Sebelum ke ibukota Lisa menghubungi Dini teman semasa kecilnya yang sekarang menetap di ibukota dan hanya sekali dua kali saja pulang ke kampung halamannya.
Dan Dini dengan senang hati mau membantu Lisa.
Dini mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh Lisa karena Lisa selalu menceritakan apapun masalah yang sedang dia alami.
"Oh ya Lis sudah lama kamu menunggu?"
"Tidak baru satu jam yang lalu" Jawab Lisa sambil tersenyum lebar.
"Kamu itu tidak pernah berubah selalu menutupi kesedihan dengan senyuman palsumu itu" sahut Dini dengan manggandeng tangan Lisa untuk masuk ke dalam mobil.
"Wih keren kamu Din sudah punya mobil ada sopirnya juga lagi" ucap Lisa sambil tersenyum dan mencubit lengan Dini yang duduk di depan samping pengemudi.
"Apaan sih Lis ini mobil Raffa temen aku ini ada orangnya kenalin nih Fa Lisa temen aku dan ini Raffa Lis" akhirnya Lisa dan Raffa berjabat tangan berkenalan satu sama lain.
"woooy udah dong salamannya jangan lama-lama" ucap Dini sambil melepas tangan Raffa dan Lisa sambil tertawa.
"Sayang cewe cantik g boleh lepas" ucap Raffa.
"Uhh dasar awas jangan macam-macam sama temen aku" sahut Dini.
"Iya bawel becanda doang kali."
Sedangkan Lisa di kursi belakang hanya tersenyum dan menyandarkan kepalanya kekursi dengan sejuta pikiran tentang keberadaan Ibra.
"Gimana Lis kenapa ayah dan ibu kamu tega mengusir kamu" ucap Dini memecah keheningan didalam mobil yang berjalan lambat di tengah ibu kota yang padat penuh dengan kendaraan.
"Seperti kamu tidak tau saja bagaimana ayah dan ibuku memperlakukanku masalah kecil saja aku disuruh pergi apa lagi ini" ucap Lisa sambil menghembuskan nafas kasar.
" Sabar saja Lis"
"Selama ini juga aku sudah sabar Din seperti aku hanya anak pungut saja" ucap Lisa frustasi.
"Aku tidak mau punya anak yang hanya membuat malu orang tua saja
Sudah pernah aku bilang jangan pernah percaya dengan Ibra dia laki-laki tidak baik"ucap ayah lisa.
" Dia laki-laki yang baik ayah dia sangat mencintaiku dia pasti akan kembali dan bertanggung jawab" ucap Lisa membela Ibra.
"Kenyataannya apa sudah satu bulan lebih dia tidak kembali telepon tidak aktif orang diproyek juga tidak ada yang tahu dimana keberadaan Ibra."
"Tapi ayah,,,,," Belum selesai Lisa bicara Lisa sudah ditampar oleh Anto ayahnya.
" Pergi kamu dari rumah dan jangan pernah kembali lagi aku tidak mau mempunyai anak sepertimu yang hanya membuatku malu" ucapnya lagi.
"Jangan bicara seperti itu Lis bagaimanapun juga dia orang tua kamu yang telah membesarkanmu" ucap Dini membuyarkan lamunan Lisa tentang perkataan orang tuanya terhadap Lisa yang masih teringat di kepala Lisa.
"Iya aku tahu bagaimanapun orang tuaku aku sangat menyayangi nya aku hanya ingin membuktikan pada mereka kalau Ibra adalah laki-laki yang baik dan mau bertanggung jawab terhadap diriku" ucap Lisa optimis.
"Syukurlah kalau begitu."
***
Sampailah mereka dikediaman Dini yang sederhana hanya ada garasi, ruang tamu, dua kamar tidur, dua kamar mandi, meja makan dan dapur.
"Terima kasih Din aku boleh tinggal di rumah mu."
"Iya dengan senang hati anggap saja rumah sendiri Lis."
"Aku juga boleh dong tinggal disini juga menjaga kalian" sela Raffa sambil tertawa.
"Enak aja sana pulang" ucap Dini sambil memukul lengan Raffa.
"Tega banget aku diusir" Raffa berkata sambil membawa koper Lisa masuk kedalam rumah.
"Tidak becanda doang Fa" Ucap Dini sambil mengedipkan sebalah mata dan tersenyum.
"Ok" Raffa mengangkat tangannya.
"Terima kasih ya Raffa kamu sudah mau menjemputku dan juga mendengar ceritaku yang menyedihkan" ucap Lisa sambil tersenyum ke Raffa.
"Tidak apa-apa aku pendengar yang baik mudah-mudahan masalah kamu cepat berakhir dan segera menemukan kekasihmu itu" Raffa berkata dan tersenyum kepada lisa.
"Terima kasih Fa."
Kemudian Raffa berpamitan pada Dini dan Lisa untuk pulang.
***
Malam hari setelah Lisa beristirahat, Lisa dan Dini berbincang diruang tamu dan mengenang masa lalu sambil tertawa Seolah tidak sedang ada masalah yang sedang terjadi.
"Din kenapa kamu tidak bekerja?" Tanya Lisa, ya Lisa tau pekerjaan Dini sebagai pelayan di club malam dan Lisa selalu menghargai pekerjaan apapun untuk temannya itu.
"Aku sedang libur Lis."
"Bukan karena kamu mau menemani aku disini kan? Aku tidak mau merepotkanmu terus menerus Din."
"Jangan berkata seperti itu Lis, aku selalu ada waktu untuk kamu dimana pun dan kapan pun senang dan juga susah selagi aku bisa" Dini berkata dan memeluk Lisa dengan erat.
"Terima kasih Din" Lisa balas memeluk Dini dan menitikan air mata.
"Lis kamu akan mencari kemana kekasih kamu itu siapa namanya?" Dini melepaskan pelukanya dan menatap wajah Lisa.
"Ibra" jawab Lisa.
"Iya Ibra"
"Entah lah aku sendiri juga bingung" Lisa berkata sambil melamun.
"Apa yang kamu sukai mas?" Tanya Lisa kepada Ibra.
"Eeeeee aku suka tempat yang ramai untuk menghilangkan kesuntukan."
"Wowwwwww" Dini berkata sambil menepuk pundak Lisa yang sedang melamun.
"Maaf, tapi dia pernah berkata dia suka tempat keramaian untuk menghilangkan kesuntukan."
"Apaaa??? Kamu hanya mengetahui itu saja?" Tanya Dini terkejut.
"Iya tapi aku masih menyimpan fotonya" kemudian Lisa mengambil foto yang dia simpan di dalam dompet dan menunjukan kepada Dini.
Dini mengambil foto dan melihat foto tersebut dengan mimik muka yang tidak bisa ditebak seperti pernah lihat dan tidak asing tapi dimana ya gumam Dini didalam hatinya.
Kemudian mengembalikan lagi foto Ibra kepada Lisa.
"Tapi disini banyak sekali tempat keramaian Lis hampir ratusan apa ponselnya tidak bisa dihubungi Lis?"
"Tidak setelah malam itu dia tidak bisa dihubungi lagi" jawab Lisa sambil menangis.
Dini yang melihat Lisa menangis tidak tega untuk menanyakan lagi tentang Ibra. "ok aku akan bantu kamu mencari Ibra dan sekarang sudah malam ayo kita istirahat dulu Lis" ajak Dini.
*_*_*_*_*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak dulu
🙏
2022-11-22
0
sky heart
Time travelnya episode berapa?🙂
2022-08-30
0
Siti Solikah
nyimak
2022-05-02
0