Dendam

Mereka berdua duduk di bangku taman itu sembari memakan eskrim kacang merah.

'Kenapa cara makan nya sama banget kayak cara makan nya Rain ya?huh jadi kangen sama Rain. Lagi apa dia? pasti dia cantik banget deh sekarang' batin Ado yang sedang memperhatikan Ela.

"Kamu suka banget ya sama eskrim ini?" tanya Ado.

"Iya seneng banget, malah dari kecil kak Anir sering beliin ini pas dia pulang kuliah."

"Oh gitu."

"Oh iya do, nama lengkap lo itu siapa sih? kok tadi pas absen gua denger nama lo Rivaldo?"

"Iya nama saya Rivaldo Yokute."

"Yokute kalo ga salah bahasa jepang kan? kata sifat TE yang artinya bagus, iya kan?"

"Kamu tau kata sifat TE ya? wah keren banget."

"Tau dikit doang kok soalnya pernah baca waktu di SMA dulu."

Mereka sedang asyik mengobrol banyak hal dan tertawa bersama disana.

Ado mengambil sampah makanan tadi untuk di buang ke tong sampah.

Namum saat Ado sedang membuang sampah tiba-tiba saja dirinya di tarik oleh seseorang entah siapa.

Bug...bug..bug... (suara pukulan yang mendarat di pipi Ado)

"Hah? Ado, Ado lo di mana?" Ela khawatir pada Adoo yang tiba-tiba menghilang.

Ela juga mendengar suara seperti orang yang sedang di pukuli karna suaranya terdengar jelas sekali.

"Ado? Ado? ih gua baru aja wa kak Anir tiba-tiba lu ngilang aja kemana lah?"

Bug...bug...bug.. (suara pukulan lagi )

Ela langsung menuju arah suara itu dan ternyata benar, ado sedang di pukuli oleh senior di kampus itu.

"WOY!" teriak Ela dari kejauhan.

"Pahlawan kesiangan lagi?" ledek senior itu.

"Tapi ini udah sore bos kayak mana doang?" tanya ejekan teman di sampingnya.

"Ya, berarti pahlawan kesorean. Mending lo pulang deh jangan ganggu urusan gua sama dia."

"Hahahahaha, baru kena senggol dikit aja langsung nagis ngadu sama mama. Mama, mama aku di gangguin. Hahahaha lemah," ledek mereka semakun menjadi yang membuat Ela geram sekali.

Ela langsung berdiri di depan Ado agar mereka tidak menggangunya lagi.

"Jangan banyak bacot deh lo, kalo lo laki kenapa harus keroyokan? kenapa ga satu lawan satu?" tantang Ela berdiri tegak di depan Ado.

"Heleh mending lo maen sama kita aja. Temenin kita malem ini aja dan gua bakal lepasin lo tapi kacung satu ini tetap jadi tawanan gua dong pastinya," rayu senior itu yang membuat Ela semakin jijik.

"Jangan macem-macem deh ki! lo jangan ganggu dia. Ini urusan kita bukan urusan dia ngerti?" tegas ado.

"Banyak bacot banget sih lo!" bug..

"Ado.."teriak Ela yang memapah tubuh Ado.

Ela melirik di tangan senior terdapat pisau lipat kecil, dan tak lama ia membukanya.

Sembari mengepal tangannya ia berbicara, "Mending lo mati di sini dari pada lo masih hidup an**g!!"

Crak...!

Di bangku taman dekat es kacang merah.

Kak Anir datang untuk menjemput Ela namun ia tak melihat kehadiran Ela.

Dia juga bertanya kepada pedagang es itu dan pedagang itu bilang kalau mereka tadi ke arah sana.

Menuju gang sempit samping tong sampah itu, kak Anir juga mendengar suara keributan dari sana dan ia langsung berlari ke arah suara itu.

Betapa kagetnya ia melihat tangan Ela yang penuh dengan darah serta laki-laki yang berada disamping nya itu dengan wajah di penuhi memar.

"Kenapa lo yang kena? goblok," tanya senior itu sembari gemetaran lalu menjatuhkan pisau lipat yang ia pegang.

Bug... pukulan keras mendarat di pipi senior itu dan langsung jatuh ke aspal.

"A**g lo ya! beraninya sama cewe sini lawan gua bang***." bug...

Teman senior itu ingin lari namun terhalang oleh Ado yang sigap menarik tangannya.

"Kak Anir udah lepasin aja mereka," kata Ela yang sedang menahan sakit tangannya itu.

Permintaan Ela di kabulkan oleh kak Anir dan mereka berdua melepaskan senior serta temannya.

Untung di daerah sekitar ada puskes pembantu, jadi kak Anir dan Ado langsung membawa Ela kesana.

Sesampainya di puskesmas perawat yang ada di sana langsung merawat luka Ela dan perawat lain merawat luka lebam Ado. Sedangkan kak Anir menunggu di lobby puskesmas.

Ado lebih dulu keluar dari ruangan sembari membawa kantung berisi air dingin yang ia tempelkan di luka-luka lebamnya itu.

Ado pun langsung menuju ke tempat kak Anir duduk dan ia pun sangat berterima kasih atas semua bantuannya.

"Kamu temennya Ela?"

"Iya kak saya Rivaldo panggil aja Ado."

"Oh, se-fakultas?"

"Iya kak, maaf juga ya kak karna saya Ela jadi luka."

"Huh... iya ga apa-apa, tapi saya harap kamu bisa jagain dia ya. Karna dia itu kadang suka ceroboh kadang juga dia sering ngelakuin hal yang berbahaya tanpa sepengetahuan saya."

"Iya kak saya pasti bisa."

Tak lama kemudian Ela keluar sembari memegangi tangannya, dan langsung duduk di samping kak Anir.

"Do lo emangnya ada masalah apa sih sama senior itu?"

"Itu senior kalian?" tanya kak Anir khawatir.

"Iya kak tapi kata Ado dia udah di DO karna melakukan perundungan ke Ado dan ketauan sama pemilik kampus langsung."

"Oh gitu, baguslah." sedikit terkejut namun kak Anir mencoba menjawab dengan santai.

"Senior itu namanya Riky Jaya." ucap Ado memulai kilas balik.

Kilas balik on

Saya dulu pernah tinggal satu panti sama Riky, dia memang disana lebih tua dari kami. Karna saya beda dari yang lain dia selalu mengejek saya, "Anak kutukan atau anak sial."

Itu bertahan sampai kita di kelas 3 karena tepat kenaikan kelas ada seseorang yang datang ke panti kami untuk mengadopsi salah satu dari kami.

Mereka semua menghampiri orang itu, bersikap manis dan imut di hadapan mereka namun tidak dengan saya.

Saya lebih memilih duduk di pojokan sembari melihat mereka saja karna saya dulu berfikir seperti ini, "Di besarkan dan dirawat oleh umma Lisa penjaga panti saja saya sudah beruntung sekali jadi untuk apa saya harus memohon di angkat anak atau di adopsi."

Tapi keberuntungan datang kepada saya dan akhirnya orang itu mengangkat saya sebagai anaknya.

Dari situlah Riky menanam dendam kepada saya entah karena hal apa. padahal kalau di bandingkan ia lebih tampan, dan lebih bagus dari saya.

Sedangkan saya hanya anak albino yang baru sebulan di ambil oleh pihak panti itu.

Kilas balik off

"Ya, dari situlah Riky membenci saya dan dendam kepada saya."

"Oh gitu, jadi lo ini asli albino ya?" tanya Ela penasaran.

"Iya, saya juga tidak punya teman disini karna mereka semua takut dengan saya. Tapi berbeda dengan perempuan itu, dia yang menolong saya saat saya sedang di ganggu oleh anak lain."

"Oh, ciee jadi lo punya pendamping masa kecil ya wah hebat."

Namun kak Anir sedikit tersentak kala mendengar teman perempuan yang menolongnya.

Karena ia sangat ingat betul kalau Ela dan dirinya yang menolong seseorang yang ternyata itu adalah Ado waktu kecil saat di ganggu oleh anak-anak lainnya.

Bersambung...

Lantas apakah Ela mengingat kejadian itu?

Apakah Ado menyadari bahwa Ela telah menolongnya dua kali?

Terpopuler

Comments

Bunda Abizzan

Bunda Abizzan

Tapi dulu nama yang nolongnya rain ya?

2022-06-26

1

Ranran Miura

Ranran Miura

bunga untuk mu kakak🌹

2022-06-14

2

Ranran Miura

Ranran Miura

Riky nya keterlaluan, gak ada anak pembawa sial. dia cuma istimewa

2022-06-14

2

lihat semua
Episodes
1 Adaptasi
2 Perjalanan
3 Surat kelulusan
4 Awal Temu
5 Kondangan
6 Pesawat
7 Flashback
8 Masuk kuliah
9 cara melindungi mu
10 Dendam
11 Rintik Hujan
12 Diam
13 Rain itu?
14 Kabar Gembira
15 Alam Semesta Mewakili Perasaannya
16 Hujan
17 Tragedi yang Menimpa Ado
18 Teka Teki
19 Reuni Dadakan
20 Kebetulan yang Tidak Terduga
21 Perubahan dari Riky
22 Pertanyaan Penasaran
23 Kisah Hari Ini
24 Pertanda
25 Kehangatan dalam Rasa
26 Janji Tunas Rasa
27 Penyesalan
28 Kala Hujan Turun
29 Pelangi di Bulan Juni (Part 1)
30 Pelangi di Bulan Juni (Part 2)
31 Marionette Misi
32 Siuman
33 Kabar tidak Mengenakan
34 Amnesia
35 Kebenaran
36 Khawatir
37 Perjalanan Khawatir
38 Eja Berulah lagi
39 Menghilang
40 Terungkap
41 Kemana Valdo Pergi?
42 Agenda
43 Kanker Melanoma
44 Ingatan Ela Kembali?
45 Kebersamaan, Desir Angin Membawa Secarik Kertas
46 Surat Mengungkap Kebenaran
47 Rumah Nenek
48 Secarik Kabar
49 Mimpi
50 Siapa?
51 Apakah Dia Kembali?
52 Bukti
53 Lukisan Indah Untuknya
54 Perjalanan Bersama Paus Putih
55 Kembali ke Lampung
56 Visualisasi Tokoh
57 Apa akhirnya kita bertemu?
58 Kesunyian
59 Valdo Kembali!
60 Rasa
61 Pertemuan
62 Pertemuan 2
63 Masalah Baru? Pertanyaan belum usai
64 Awal Kenyataan Terungkap
65 Kebenarannya
66 Pertemuan Kak Anir
67 Pertemuan kak Anir 2
68 Penangkapan
69 Manis
70 Layaknya Seleksi Dadakan
71 Awan Penyimpan Rasa
72 Lembayung Berdialog
73 Lukisan Makna
74 Rumus Fisika
75 Titik Pengakuan
76 Kisah yang Sebenarnya
77 Lembar Baru di Mulai
78 Saingan Baru?
79 Bucin Akut
80 Buatan Seseorang Tersayang
81 Sebentuk Kenangan
82 Hadiah Bermakna
83 Permainan Kecocokan
84 Menaruh Curiga
85 Persaingan di Dalam Persaingan
86 Pertunangan
87 Pameran Seni
88 Kotak Hitam
89 Sebenarnya...
90 Menjemput Kebahagiaan.
91 Menjemput Kebahagiaan 2
92 Kebahagiaan Meliputi Mereka
93 Perayaan
94 Dunia Kerja
95 Obsesi Gila
96 Kampung Halaman
97 Pemicu
98 Terjadi Lagi
99 Akankah Terulang Kembali?
100 Extra Part
101 END
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Adaptasi
2
Perjalanan
3
Surat kelulusan
4
Awal Temu
5
Kondangan
6
Pesawat
7
Flashback
8
Masuk kuliah
9
cara melindungi mu
10
Dendam
11
Rintik Hujan
12
Diam
13
Rain itu?
14
Kabar Gembira
15
Alam Semesta Mewakili Perasaannya
16
Hujan
17
Tragedi yang Menimpa Ado
18
Teka Teki
19
Reuni Dadakan
20
Kebetulan yang Tidak Terduga
21
Perubahan dari Riky
22
Pertanyaan Penasaran
23
Kisah Hari Ini
24
Pertanda
25
Kehangatan dalam Rasa
26
Janji Tunas Rasa
27
Penyesalan
28
Kala Hujan Turun
29
Pelangi di Bulan Juni (Part 1)
30
Pelangi di Bulan Juni (Part 2)
31
Marionette Misi
32
Siuman
33
Kabar tidak Mengenakan
34
Amnesia
35
Kebenaran
36
Khawatir
37
Perjalanan Khawatir
38
Eja Berulah lagi
39
Menghilang
40
Terungkap
41
Kemana Valdo Pergi?
42
Agenda
43
Kanker Melanoma
44
Ingatan Ela Kembali?
45
Kebersamaan, Desir Angin Membawa Secarik Kertas
46
Surat Mengungkap Kebenaran
47
Rumah Nenek
48
Secarik Kabar
49
Mimpi
50
Siapa?
51
Apakah Dia Kembali?
52
Bukti
53
Lukisan Indah Untuknya
54
Perjalanan Bersama Paus Putih
55
Kembali ke Lampung
56
Visualisasi Tokoh
57
Apa akhirnya kita bertemu?
58
Kesunyian
59
Valdo Kembali!
60
Rasa
61
Pertemuan
62
Pertemuan 2
63
Masalah Baru? Pertanyaan belum usai
64
Awal Kenyataan Terungkap
65
Kebenarannya
66
Pertemuan Kak Anir
67
Pertemuan kak Anir 2
68
Penangkapan
69
Manis
70
Layaknya Seleksi Dadakan
71
Awan Penyimpan Rasa
72
Lembayung Berdialog
73
Lukisan Makna
74
Rumus Fisika
75
Titik Pengakuan
76
Kisah yang Sebenarnya
77
Lembar Baru di Mulai
78
Saingan Baru?
79
Bucin Akut
80
Buatan Seseorang Tersayang
81
Sebentuk Kenangan
82
Hadiah Bermakna
83
Permainan Kecocokan
84
Menaruh Curiga
85
Persaingan di Dalam Persaingan
86
Pertunangan
87
Pameran Seni
88
Kotak Hitam
89
Sebenarnya...
90
Menjemput Kebahagiaan.
91
Menjemput Kebahagiaan 2
92
Kebahagiaan Meliputi Mereka
93
Perayaan
94
Dunia Kerja
95
Obsesi Gila
96
Kampung Halaman
97
Pemicu
98
Terjadi Lagi
99
Akankah Terulang Kembali?
100
Extra Part
101
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!