...~•~[Malam hari di Homestay]~•~...
Mereka di jamu makan malam bersama dengan hidangan khas daerah diiringi dengan suara jangkrik yang terdengar ramai.
Mungkin makan malam ini terlihat sederhana dan biasa saja namun suasananya lah yang tak mungkin terlupakan.
Sambal Seghuit, itu lah makanan khas daerah Lampung. Terdapat berbagai masakan lain disana seperti gulai tempoyak, lalapan dan masih banyak lainnya.
“Wahhh ini asli seghuit Yal.. bukan kayak buatan lu! Kalo buatan lu mah sambel trasi di uwek-uwek sama ikan hahaha," ejek Raffa ke Rial.
"Campur garuk-garuk ketek lagi hahahaha," sahut Ela yang ikut meledek Rial
“Ngelunjak kalian ini! Liat aja nanti kalo gua udah jadi chef terkenal, gua mahalin semua makanan kalo lo dateng! Dasar gembul!” emosinya mulai meledak-ledak.
“Sudaah ih, ini kan lagi di meja makan! Kalo mau berantem sana tuh balik lagi ke pantai!” seru Shipa.
Sedangkan Ela hanya bisa menggelengkan kepala sembari menikmati makanan ini.
Setelah makan mereka berempat bersantai di Balkon lantai 3 yang menghadap ke pantai sembari mengobrol asyik bersama disana.
“Oh iya besok lusa kita masukkan?” tanya Ela.
“Ho’oh! Kata ketua kelas di grub wa tadi, kepsek bakal mau ngasih surat kelulusan katanya sih!” jelas Raffa
“Iya bener tadi juga aku di kasih tau sama Mem Ning kalau besok lusa kita di bagiin surat kelulusan,” sambung Shipa
“Wah jadi deg- deg an gini cuy!” seru Rial.
...~•~[ Pagi Harinya ]~•~...
Ela, Shipa, Rial dan juga Raffa sudah harus bersiap-siap untuk pulang.
Berpamitan ke teman Raffa kemarin yang sudah mau mengantarkan mereka berempat ke Homestay serta berpamitan kepada pemilik Homestay karna telah menjamu hidangan yang lezat.
Di perjalanan kami sedikit bosan karna perjalanan Liwa – Bandar Lampung. Cukup memakan waktu jadi Raffa sebagai supir memberi sebuah teteduhan ( tebak-tebakan).
“Cuy! Main tebak-tebakan yok! tapi pake bahasa Lampung kayak waktu itu di sekolah mau ga?” ajak Raffa.
“Skuy ae gw mah Fa," jawab Rial yang duduk di sebelahnya.
“Yok yok yok!” penuh semangat jawab Ela dan Shipa.
“Sanak lunik sekacak ago meno. Nyokidah?” ( anak kecil berebut sambil berebut. Apakah itu?)
“Kukut!” jawab Shipa lantang berbarengan dengan Ela. (kaki)
“Caluk!” jawab Ela
“Seratooos. Lagi yak! Sanak lunik ngelilingi nuwo. Nyokidah?” (anak kecil mengelilingi rumah apakah itu?)
“Pakeu” jawaban cepat dari Rial. (paku)
“Cakep. Seratuuuus, Lagi geh! Coba lu yang kasih pertanyaan Yal sekarang!” serah Raffa
“Okeh lanjut ya. Di ulur ia cakak di taghik ia tughun. Nyokidah?” ( di ulur dia naik di tarik ia turun apakah itu?)
“Layangan lah jelas! Lagi-lagi!” jawab Raffa
Teteduhan pun selesai tepat saat mereka sedang mengisi bahan bakar mobil ini di pom bensin.
Meteran besin mobil ini sudah menunjuk ke warna merah. Untunglah tidak mogok dan cepat bertemu pom bensin terdekat.
Ela dan Rial memutuskan untuk tidur di mobil sedangkan Shipa sedang menulis kegiatan hari ini untuk kelanjutan novelnya.
Jujur Ela sangat bosan karna ia tak bisa bercengkrama dengan komik-komik kesayangannya.
Suasana di mobil pun menjadi sepi dan tenang sekali sampai tiba di Pringsewu Raffa memutuskan untuk mencari makan siang di salah satu rumah makan padang yang ada di pinggir jalan ini.
Shipa membangunkan Ela dan juga Rial. Mereka berdua cuci muka di toilet rumah makan dan lanjut memesan makan di sana.
Setelah makan Rial menawarkan diri untuk lanjut menyetir mobil dan mengantarkan mereka satu persatu.
Yang pertama turun adalah shipa, ia turun di daerah kemiling dan akan ia lanjutkan menggunakan ojek pangkalan saja.
Setelah itu Ela turun tepat di depan rumah tantenya yang berada di salah satu perumahan Way halim.
Dan yang terakhir adalah mereka berdua, Karna Raffa dan Rial sebenarnya tetangga hanya blok saja yang membedakannya.
“Tante aku pulang!” seru Ela.
“Wah... yang habis holiday keliling Lampung... cape gak? Mau tante buatin makan apa?”
“Cape dikit sih te tapi ga usah buat apa-apa. Aku tadi udah makan di jalan.”
“Oke deh, oh iya tadi mama kamu nelfon tante, katanya kamu tetep lanjut kuliah disini ya? Kamunya mau apa enggak?” tanya tante Arista.
“Iya dua minggu yang lalu papa juga bilang kayak gitu. Tapi aku coba dulu ikutin SBM ini. Kalo berhasil-kan ya alhamdulillah tapi kalo ga berhasil aku ya mungkin bakal balik ke Bandung lagi kali.”
“Oh jadi udah mulai nyaman ya di Lampung? Siapa yang buat nyaman? Ada ga? Pasti cwo kamu kan?”
“Apa sih tante! Aku gak punya cwo tau, aku ga mau pacaran. Walaupun aku sering baca komik tentang percintaan tapi aku lebih milih jatuh cinta sama komik dari pada someone!” serunya.
“Terserah kamu deh. Oh iya tadi tante juga di kasih tau sama mamanya Rial kalo kamu besok lusa masuk karna pengumuman kelulusan kan?”
Ela hanya mengiyakan saja lalu dia berpamitan untuk masuk ke kamar tercintanya sembari mengambil dua komik favoritnya yaitu : Kagetora dan School Rumble lalu rebahan di kasur king miliknya.
“Arggh astaga!! Kenapa Kagetora ini ganteng betul lah ya ampun! Tuan putrinya juga kok polos baat sih! Uaaaa jadi pengen jadi tuan putri nya deh biar di lindungi sama kagetora,” seru Ela yang sedang membaca komik Kagetora sampai menjelang malam.
...~•~[Keesokan Harinya, di Sekolah]~•~...
“Cuy!” Raffa memanggil Ela yang baru saja datang.
Ela langsung menghampiri mereka bertiga yang sudah datang dari tadi, tak lama kemudian bel berbunyi dan semua murid langsung menuju ruang apel.
Panjang dan lebar kepala sekolah itu menceramahi para murid kelas 12 sampai hampir 2 jam lebih. Sampai akhirnya mantan ketua osis memberanikan diri untuk bilang.
"Pak! Kapan kita bisa liat pengumuman kelulusan kami?”
Akhirnya kepala sekolah pun menyelesaikan ceramahnya itu, lalu ia membubarkan siswa dan siswinya untuk masuk ke kelas masing-masing.
Ada sedikit drama yang terselip saat pembagian surat kelulusan ini.
"Selamat pagi menjelang siang anak-anak," Sapa mem Ning.
"Pagi mem Ning yang cantik."
“Mem mengucapkan terima kasih selama tiga tahun ini kalian dapat menerima pelajaran yang mem ajarkan and i want talking to your because i always angry to you, and more that. Selamat untuk yang lulus dengan nilai memuaskan maupun yang cukup. Juga mem minta maaf kepada yang belum...”
Mem terhenti berbicara sembari mengelap air mata yang membuat kami semua berfikir banyak.
“Mem emang ada yang ga lulus ya?” tanya sekertaris kelas.
“Serius mem? Siapa? Jangaan-jangan gua lagi!” ucap syok ketua kelas yang menuduh dirinya sendiri.
Semua siswa dan siswi Kelas IPA 3 sudah di buat mellow dan berlinang air mata, bahkan sampai ada yang berbicara seperti ini.
"Kalau gua yang ga lulus, gua bakal rajin deh masuk sekolahnya, sholatnya, ngajinya, ngerjain PR-nya. Tapi kalo gua lulus, gua bakal sujud syukur langsung di depan kelas!” serunya.
Perkataan itu membuat hati tersentuh dan air mata yang dari tadi dibendung mengalir juga. Barulah mem berbicara lagi dengan nada yang sangat santai.
“Saya minta maaf kepada yang ga lulus... karena... yang ga lulus itu adalah nihil... kalian semua lulus seratus persen!”
“IHHH, Mem mah! Udah nagis nih!” kesal salah satu murid dan benar saja orang yang tadi berbicara “Akan sujud syukur kalau lulus," ia benar-benar melakukannya di depan kelas.
Itulah yang membuat semua murid di kelas ini tertawa haru. Mem pun langsung membagikan surat kelulusan tersebut dan ia memberi tahu kami bahwa seminggu lagi bisa mengambil SKHU untuk mendaftar ke Universitas tujuan masing-masing.
Bersambung...
..."Bukankah ini menyakitkan? di pertemukan karena pendidikan dan di pisahkan oleh masa depan. Semoga kita berjumpa di lain waktu."...
...- Author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ridhatin Hasanah
whahahah elaa... Kuatkan hati mu sayang.. sabar ndo sabaraa 😄😄😄
2022-06-26
1
Bunda Abizzan
Kocak teka tekinya kk,
Ya, udah mau pisah sama Lampung..
🥺
Salam dari 'Perjalanan Cinta Qonita'
2022-06-14
3
Bunda Abizzan
🤭 sabar Ela...
2022-06-14
1