Awal masuk sekolah Ela sedikit merasa canggung dengan suasananya dan juga orangnya.
Namun saat pembagian kelas ia merasa ini semua tidak buruk dan tak seperti apa yang dia bayangkan.
Saat semua orang sudah memiliki teman sebangku, hanya Ela yang belum memiliki teman sebangku.
Ela juga tak begitu banyak memiliki teman hanya ada tiga orang saja dan selebihnya hanya say hello atau datang pas ada maunya doang.
Raffa, Shipa, dan Rial, itulah teman yang ada di masa SMA Ela. Raffa merupakan teman sebangku Rial yang memiliki sifat unik seperti: pemakan segalanya, makan dengan cepat, up to date, dan admin kata-kata motivasi.
Shipa merupakan teman sebangku Ela. Ia pendiam, agak gemuk, pemikir yang logis dan suka menyendiri. Namun ia memiliki dua kelebihan yaitu seorang novelis dan juga pandai dalam berbahasa Spanyol.
Rial merupakan anak perempuan yang tomboy, suka mengupil lalu mengelapnya di sembarang tempat, orang yang tak suka basa-basi, emosi meledak – ledak, dan pintar dalam memasak. Ia memiliki cita – cita sebagai chef terkenal.
Mereka bertiga selalu tersenyum saja mendengarkan Rial bercerita dangan halusiansinya.
Saat bel istirahat Ela, Shipa dan Rial memiliki tempat tujuan tapi bukan kantin melainkan perpustakaan. Sedangkan Raffa pasti kantin tujuannya.
Saat pertama kali akrab dengan mereka dan juga beradaptasi di lingkungan sekolah ini, Ela benar-benar merasa takut akan segala hal namun Rial lah yang pertama kali meyapanya disusul dengan Raffa.
Waktu itu Shipa belum pindah ke kelas yang Ela tempati. Lalu seminggu pembelajaran di mulai ada banyak anak IPA yang bertukar kelas dengan anak IPS karena pelajaran anak IPA yang lumayan berat.
Dan itulah pertama kalinya Ela memiliki teman sebangku yang sama sifatnya dengan Ela. Dia pendiam dan Ela juga, jadi mereka hanua berbicara seadanya saja ketika ada tugas atau pun saat diskusi kelompok.
Awalnya dia sedikit canggung dengan Ela atau pun teman sekelas karena ia anak IPS.
Kalian pasti tahu lah kalau Anak IPS terkenal dengan huru-hara, nakal dan sebagainya. Tiba-tiba bisa masuk ke IPA dengan sistem barter.
Tapi Ela, Rial dan juga Raffa menyapanya dengan baik dan akhirnya kami berempat menjadi teman baik sampai di detik-deik kelulusan.
“Raf lo abis ini lanjut kemana?” tanya Rial sembari mengupil lalu mengelapnya di baju Raffa.
“Wah gila! Baju gw ada upilnya jorok banget sih anak cewe satu ini! Arrggh," Raffa marah lalu melanjutkan bicaranya lagi.
“Gua lanjut UI ngambil psikolog kayaknya!, kalo lo Ship di mane?” tanya Raffa pada Shipa
“Saya kayaknya di UGM deh kayaknya, ngambil sastra inggris. Kamu Ela dimana?”
“Gua? Disini aja lah kayaknya. Kalo ga UNILA ya ITERA. Tapi kalau pun gak keterima ya gua balik ke Bandung lagi,” jelas Ela kepada teman-temannya.
“Ga ada yang mau tanya gua dimana gitu?” tanya Rial sembari menggaruk-garuk keteknya lalu dengan cepat ia menempelkan ke hidung Raffa.
“Uwek.. blah...plehh...blehh gila sih! Ketek lu bau bener njir!”
Mendengar perkataan Raffa, Rial hanya tertawa saja. Lalu ia mengambil gorengan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
“Ih Rial kamu jorok banget sih! kebiasaan cuci tangan dulu geh kan habis ngupil sama garuk-garuk ketek. Kalo ga nih pake ini,” sahut Shipa dengan tegas sembari memberikan handsenitiser.
“Yal..yal.. kayak gini lo mau jadi chef? bisa-bisa kabur pelanggan u!” sahut Ela sembari geleng-geleng kepala.
“Eh ini tuh pelaris yang paling ampuh tau! kalo untuk bisnis makanan hahahaha. Ntar juga lo semua ga bakal bisa liat gua kayak gini lagi kok!”
“Lo mau kemana yal?” tanya Raffa mendektesi ini benar atau bercanda.
“Amerika! Nyokap suruh gua kuliah disana, biar terbuka wawasan serta pengetahuan gua katanya!” serunya.
Mereka hanya bisa menyemagati satu sama lain saja dan mereka pun akan siap bertempur di ujian nasional mendatang agar bisa mendapat nilai terbaik.
Seminggu berlalu, kami telah selesai menyelesaikan UN dengan sangat lancar. Lalu kami berempat memutuskan untuk berlibur ke berbagai tempat yang ada di Lampung ini selama seminggu lebih mungkin.
“Skuy traveling in Lampung city!”ajak Raffa
“Lampung City kok, Skuy lah!” sahut Rial.
“Kuy, kuy, kuy,” sahut Ela dan Shipa.
Mereka sudah menyusun rencana dan mereka akan memulainya di hari sabtu hingga minggu depan mungkin.
Hari pertama, mereka berempat pergi ke air terjun yang berada di gunung sukma ilang, Pesawaran.
Raffa meminjamkan mobilnya untuk hari ini dan besok selama perjalanan panjang mereka. Hari ini mereka berempat bersenang – senang.
Hari kedua, Pergi ke pulau pahawang. Di sana mereka cukup lama karena Rial memantapkan diri untuk Snorklling disini, Ela dan Raffa bermain Jet ski, sedangkan Shipa mengabadikan the best moment ini untuk kenang-kenangan.
...----------------...
Malam harinya, Rial memberitahu kepada temannya untuk membawa pakaian yang cukup banyak untuk perjalanan besok dan beberapa hari kedepan.
Rial menawarkan mobilnya untuk traveling besok dan mereka bertiga mengiyakan saja seperti biasa.
Hari ketiga, mereka berempat akan mengunjungi sebuah taman gajah yaitu Taman Nasional Way Kambas.
"Kita kemana?" tanya Shipa.
"Ke way kambas asik sih," sahut Rial.
"Boleh tuh, gua gak pernah ke sana," ucap Raffa.
"Yaudah kesana aja."
Sesampainya di Taman Nasional Way Kambas, mereka juga bermain bersama gajah, melihat atraksi dan bermain di mini outbond.
Hari keempat, mereka semua melanjutkan perjalanan ke pantai lagi tepatnya di pantai gigi hiu.
Kenapa namanya Gigi Hiu? Karena disana terdapat batu karang yang cukup tinggi dan sedikit runcing di air lautnya serta jumlah nya yang cukup banyak. Itulah mengapa pulau tersebut dinamakan gigi hiu.
“WOOYY! Gela cuy! Baru pertama kali nih gua ke sini udah langsung jatuh cinta aje!” seru Rial.
“Sumpah demi apa woy! Ini cakep banget... Walaupun gua tinggal di sini dari lahir, gua sama sekali belom pernah ke sini dan baru kali ini gua disini!” seru Raffa.
“Iya cantik ya pemandangannya, yaudah kita foto aja dulu yok buat kenang-kenangan kita,” sahut Shipa sedangkan saya hanya bisa tersenyum memandangi keindahan alam disini.
Mereka berfoto disana, bermain air disana mencari kelapa (air dugan) dan menikmati sunset diiringi deburan ombak yang bertabrakan dengan batu karang itu.
"Habis dari sini mau kemana?" tanya Ela.
"Ke Tegal Mas aja gimana?" jawab Rial cepat
"Lo ini ngucap terus mau kesana," sahut Raffa.
"Gua tuh pengen liat kan kata orang-orang disana bagus."
"Yaudah gas aja sih kita."
Perjalanan pun berlanjut, kali ini mereka akan menuju sebuah pulau bernama Tegal Mas.
Disana terdapat gazebo-gazebo serta penginapan mewah yang cukup mahal. Tetapi mereka tetap memilih menginap disana selama semalam saja dengan dua kamar.
Walaupun cukup mahal harga penginapannya dari pada di hotel bintang 3 tapi lumayan lah untuk semalam saja.
Pagi harinya,
Tepat pukul 10.00 Ela, Rial dan Raffa asik bermain air di pulau ini.
“Yal maen speedboot yok!” Ajak Ela.
“Yok lah,” seru Rial dengan penuh semangat.
...----------------...
Seharian sudah mereka di pulau ini, mungkin saja pundak-pundak mereka sudah mulai kelelahan.
"Masih lanjut?" tanya Ela.
"Lanjut aja sih mumpung kita punya waktu berempat," jawab Rial.
"Boleh, jadi kita mau ke mana?" tanya Shipa.
"Liwa yuk."
"Gila dari ujung ke ujung," ujar Ela bertolak pinggang.
"Enggaklah, sekalian pulang kita."
"Yaudah deh, gas."
Perjalanan pun dinlanjutkan kembali, walau lelah terasa tapi setidaknya ada kenangan yang harus di buat selama mereka masih bersama.
3 Jam kemudian.
Sesampainya di Liwa tepatnya di daerah way sindi, Raffa menemui temannya yang merupakan seorang nelayan. Dia mengajak kami berkeliling daerah di sana mengobrol dan menyapa beberapa orang yang lewat.
“Kiyay! Api kabagh?”¹ tanya nelayan itu pada warga yang lewat.
Dia mengantarkan mereka bertiga ke salah satu pulau yang bernama Pulau Pisang.
Di sana pemandangan nya sangat bagus sekali namun sayang banyak orang yang berkunjung jadi kami tak terlalu menikmati pemandangannya.
Sampai sore hari kami disini dan Raffa meminta di antarkan ke salah satu Homestay yang ada di Liwa untuk menginap semalam.
”Yaa... sayang banget kita dateng pas lagi rame-ramenya!” keluh Ela.
“Iya! Ga asik kalo rame bener kayak gini,” sahut Rial.
“Yaudah kita cari tempat yang agak sepi aja biar bisa mengebadikan moment disini oke?” saran Shipa.
Sore pun tiba, Raffa meminta di antarkan ke salah satu Homestay yang sudah ia pesan dengan temannya tadi untuk mereka menginap walau hanya semalam.
Bersambung...
¹ "Kak! apa kabar?"
..."Kalian tau apa yang tidak bisa di beli dengan uang? dan lebih berharga dari waktu? Iya, itu adalah moment. Moment dimana kamu bisa menjelajahi tempat yang kamu inginkan bersama orang yang menyenangkan."...
...- Shipa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Bunda Abizzan
Selamat bersenang-senang ela dkk..
Salam dari "Perjalanan Cinta Qonita"
2022-06-12
1
Bunda Abizzan
Samma, walau cuma lihat dr gambar 🤭
2022-06-12
1
Bunda Abizzan
Maaf kk, di paragraph ini kk membuat dua kata yg berbeda untuk 1 tujuan. Kami dan mereka..
Maaf jika saya yg salah memaknai..
2022-06-12
2