Setelah pulang dari joging Ela di sibukan oleh pekerjaan kakaknya, Ela membantu kakaknya dengan senang hati dan setelah semuanya selesai Ela meminta bantuan juga ke kakaknya.
Dia meminta tolong di buku kan kembali komik buatannya dan kak Anir tak bisa menolaknya karna Ela sudah berusaha membantu pekerjaannya yang cukup sulit itu.
Seminggu setelah Ela di sibukkan dengan semua projek komik miliknya, akhirnya Ela akan melaksanakan OMPK (Orientasi Mahasiswa pada Kampus) selama seminggu lebih.
Ting... ( notif wa)
2 pesan
“Siapa sih?”
“Hah! Besok di suruh pake dasi lagi! bawa bekel juga, terus pake name tag segala lagi!”
“Haduh.. mana lagi name tag paskibraka pas smp itu ya? Nah ini. Dasi? Pinjem sama kak Anir aja lagian dasinya juga bebas. Terus bekel bilang mama dulu deh, apa lagi?”
“Masker? Masker muka apa masker pelindung nih?”
Malam itu Ela di hebohkan dengan barang-barang yang ingin ia pakai besok pagi, dan tepat jam sebelas malam semuanya selesai.
Ela langsung mematikan daya hpnya dan tidur secepat mungkin agar besok tidak telat datang ke kampus.
Ke esokan harinya saat berada di kampus, semua orang yang berada disana memakai pakaian yang sama yaitu kompak memakai baju hitam putih serta dasi berwarna yang melingkar di leher masing-masing.
Semua MABA (Mahasiswa Baru) berkumpul di lapangan untk apel sekaligus pembukaan acara OMPK ini.
Cukup lama kami semua apel di sini, dan setelah selesai acara pembukaan ompk kami semua di suruh duduk di tempat sambil mendengarkan ketua bem membacakan pembagian kelompok untuk ompk ini.
Ela mendapatkan “Kelompok 5 elang pati” dan ketua BEM memberi intruksi untuk segera berkumpl dengan kelompoknya masing-masing.
Mereka semua sudah memasuki kelas dengan urutan kelompok yang telah di bagikan . ela memang tak suka duduk di bagian depan jadi ia lebih memilih kursi dua dari belakang.
Tak sengaja ia melirik orang yang berada di samping kanan nya itu, ia memakai seragam yang sama namun ‘mengapa ia harus memakai topi’ itulah batiin ela saat melirik orang tersebut.
Di ruangan ini mereka semua bercerita, tertawa, berkenalan dan bermain banyak game yang asyik.
Tepat jam setengah dua belas kami semua di istirahatkan untuk makan siang dan sholat bagi yang melaksanakan nya.
Baru saja Ela meletakkan tas nya di gazebo itu, tiba-tiba saja ada yang meneriaki namanya dari jauh “ELAAA!”
Dengan sigap Ela langsung mencari asal suara tersebut dan ternyata itu Bimo, “Haih.. Bimo lagi Bimo lagi! Bosen gw ketemu terus sama lu!” ledek Ela saat Bimo sedang duduk di bangku gazebo itu.
“Ga nyangka ya kita bisa satu sekolah lagi!” ucap Bimo sembari memberi minuman dinggin.
“Ga nyangka banget, tapi gw lebih seneng lo ga disini!” cetus Ela.
“Lo ngusir gw?”
“Engga sih cuman doang.”
Untuk pertama kalinya Bimo dan Ela saling bercanda tawa di kampus yang sama. Tak lama kemudian mereka mendengar suara keramaian di pojok itu tepatnya di parkiran mobil.
Banyak mahasiswa baru yang berkumpul di sana dan mereka fikir ini demontrasi UKM kampus.
Mereka juga langsung menuju ke sana tanpa ada fikiran yang aneh-aneh, saat sampai di sana betapa kagetnya ela melihat teman sekelasnya yang sedang di rundung oleh...
Ela lagsung menuju orang tersebut sembari mengulurkan tangan ke orang itu, lalu memarahi seniornya tanpa rasa takut sedikit pun.
“Kak! Bisa ga anda menghargai orang? Kalau kamu mau di hargai atau di hormati sama semua orang maka tolong menghargai kami.” Tegas Ela.
“Mau di hargain berapa? Dua rebuu? Hahahaha, pahlawan kesiangan!”
“Saya bisa melaporkan anda ke rektor agar anda di DO dari sini!”
“Uhhh, takut banget! Hahahaha, dahlah pergi udah ga seru lagi,” Menjawab dengan santai.
“Hahaha iya bos, ada pahlawan kesiangan!” sahut temannya.
“Dah bubar-bubar,” usir Bimo.
Setelah semua bubar ela membawa orang itu ke ruang kesehatan dan membantunya mengobati luka di tangan nya itu.
Ela benar-benar sedang fokus mengobati luka itu dan saat orang itu memandang wajah nya...
...Kilas balik on...
Hosh.. hosh.. hosh..
“Anak aneh jangan lari!” mengejar dari belakangnya
Bruk...
“aaww,” pekik anak laki-laki yang baru saja terjatuh.
“Hahahaha, mampus! Padahal kita Cuma mau temenan doang loh!”
“Iyanya, kita cuma mau pinjem jaket lo doang kok!” sembari melempar pasir ke arahnya.
“Emang salah saya apa?” badannya gemetaran
“Salah kamu banyak lah dasar aneh.”
“Pasti kamu anak kutukan!”
“Pasti lah, liat aja masa iya kulitnya putih betul kayak monyet albino!”
“Hahahaha, jangan-jangan dia kutuk sama sunggokong monyet lagi, ih takutlah.”
Dia hanya diam saja sembari menunduk dan tak melirik orang tersebut. Karna ibnya pernah bilang, “kebaikan di balas dengan kebaikan dan kebrukan di balas dengan kebaikan, jangan melawan orang yang menyakiti kamu ya! Kalau bisa kamu jawab dengan senyuman atau diam saja.”
Dia hanya mengiyakan saja perkataan ibunya itu. Tetapi tetap saja masih banyak anak-anak yang membully dirinya.
Tak lama kemudian ada teriakan dari arah belakang pun terdengar lantang.
“WOY!”
“GA MALU APA TIGA LAWAN SATU!” dengan lantang anak perempan itu memarahi mereka.
“Lo siapa? Mau jadi pahlawan? Bentar lagi juga lo nangis mama, mama...” ledek orang itu.
“Kita liat aja siapa yang nangis! KAKAK ANIRR,” tiba-tiba anak perempuan kecil ini berteriak.
Tak lama kemdian kak Anir datang sambil membawa ibu-ibu mereka, mereka sontak terkejut akan hal ini.
Mereka semua di jewer oleh ibunya masing-masing lalu di suruh meminta maaf ke anak yang di bully tadi dan di tarik pulang sembari menangis.
Kak Anir terkejut melihat luka di dengkul serta telapak tangannya. Mereka berdua pun mengajak anak itu untuk ke warung terdekat untuk membeli air mineral, tisu, dan juga obat merah.
Anak perempuan itu pun membantunya membersihkan debu-debu pasir di wajahnya, jaketnya serta tangannya.
“Oh iya kenalin nama aku Rain.”
“Aku Valdo," Memasang wajah takut-takut.
“Udah ga usah takut, ada aku yang bakal tolongin kamu kalau kamu di gangguin anak-anak itu lagi!”
“Tapi mereka bertiga, dan mereka juga badannya besar-besar.”
“Tenang aja ada kak Anir yang bakal bantuin kamu, iyakan kak," ucap Rain diiringi anggkukan kakaknya.
"Saya juga sering tau main ke sini karna pemandangannya enak dan udaranya seger.”
“Oh, saya cuma kebetulan lewat doang,” ucap Valdo lesu.
“Kak Anir aku boleh minta duit ga sepuluh ribu aja?”
“Untuk apa?” tanya kak Anir yang masih mengobati luka Valdo.
“Untuk beli eskrim kacang merah itu.” Menunjuk ke arah gerobak mamang eskrim itu.
Kak Anir hanya menyuruh “Panggil aja mamangnya kesini.” Rain langsung menuju tukang es tersebut dan kak Anir membelikan mereka berdua eskrim tersebut lalu memakannya bersama di sana.
...Kilas balik off...
“Dah selesai, loh...” lalu memandang nya dengan sangat terkejut.
Bimo juga ikut ke ruang kesehatan untuk menjaga Ela dari hal yang tidak-tidak dan duduk tepat di sampingnya.
‘Kayaknya orang ini pernah liat deh, tapi dimana ya?’ batin Bimo yang masih memandangnya dengan raut wajah kesal.
“Ado? Lo kuliah disini juga?”
“Eh Ela ya? wah ternyata kita se kampus ya.”
“Wah ga nyangka banget ya, lo fakultas DKV kan?”
“Iya, kamu ruang 5 kelompok 5 kan?”
“Iya, hahaha Kita sekampus, satu kelompok pula!” sembari tersenyum manis.
“Terima kasih ya untuk semuanya!"
Ela mengiyakan ucapan terimakasih dari Ado dan Ela pun langsung mengenalkan Bimo ke Ado.
Dari kejadian itu, mereka bertiga berteman baik walaupun Bimo tidak terlalu suka dengan Ado karna sikap Ela terlalu manis padanya sedangkan ke dirinya saja tidak pernah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ridhatin Hasanah
hay kakak, CINTA SI YATIM nyicil baca lagi yaa
2022-07-09
1
Bunda Abizzan
Kakak baris terakhir juga kayaknya ada kurang katanya Kak 🙏
2022-06-26
1
Bunda Abizzan
Wah, Ela berani juga.. 👍 jempol cantik untuk Ela 😘
2022-06-26
1