Kondangan

...~•~[ Rumah Shipa]~•~...

“Shipa, gua udah sampe nih!” teriak Ela dari luar rumah Shipa.

“Iya, sini masuk,” Sambutnya.

“Kok cepet banget sih Pa? Belum aja nerima ijasah lu udah nerima ijab sah haduh!” ledek Ela.

“Ya gimana  geh, namanya juga pake jalan ta’aruf jadi di permudah Hehehe.”

“Hah, pasti Rial galau nih sekarang. Karna lo mau nikah. Eh iya dia udah di kasih tau belum?”

“Udah kok, malah udah di kasih tau semua.”

“Wah seru nih kayaknya nanti, tadi juga gua udah kabarin Raffa katanya dia juga udah tau dan siap OTW langsung. Tapi kan lo harus ikut ujian ini apa ga ke ganggu?”

“Ga kok, Kata calon saya kalau ga keterima di negeri atau lewat jalur ini ya nanti di usahain lewat jalur mandiri aja,” sembari tersenyum.

Ela hanya mengangguk saja, ia juga membantu persiapannya dan pulang pada sore hari. Malam nya Rial heboh sendiri dengan kabar pernikahan Shipa yang menurutnya mendadak.

Hanya Raffa yang meresponnya sedangkan Ela hanya menyimak saja dan Shipa membalas jika sempat.

...~•~[Keesokan harinya]~•~...

Ini adalah hari pernikahan Shipa.

Pagi ini Ela sudah di sibukkan oleh Rial yang menggerutu panjang lebar entah kenapa.

Ela berangkat dari rumah sekitar jam sembilan diantar oleh supir pribadi tante Arista.

Sesampainya di gedung pernikahan Ela langsung di sambut oleh Raffa dan saat ingin masuk ke tempat acaranya ada seseorang yang berteriak dari belakang mereka.

“WOI TUNGGUIN GUA!”

Ela dan Raffa pun kompak menengok ke belakang dan mereka terkejut dengan penampilan Rial yang berubah sedikit.

Dari penampilan yang tomboy dan sekarang sedikit feminim, ia menggunakan kebaya longdress berwarna hitam merah dengan make up yang natural serta rambutnya ditata secantik mungkin.

“Lu kenapa Fa? Aneh ya? Gua jelek ya?” panik Rial yang sedang melihat Raffa bengong.

"Ini gara-gara mama yang yang dandanin makanya jadi aneh kayak gini kan? bajunya juga pilihan mama jadinya kayak aneh gitu kan?" lanjutnya lagi dengan raut wajah panik.

“Lu cantik banget gila!” reflek Raffa bilang seperti itu dan membuat muka Rial seketika memerah.

“Hah! Serius ih?! La gw jelek apa bagus?” tanya Rial pada Ela.

“Cantik banget! Yoklah masuk.”

Acaranya sangat meriah sekali, Banyak tamu-tamu penting yang hadir di sini dan beberapa teman sekolah juga.

Kami bertiga sudah duduk di tempat yang telah di siapkan spesial untuk kami dan saat penghulu bertanya kepada saksi “Sah? sah?” kami semua lantang manjawab “SAH!!” sembari teriak.

Sedikit haru dengan suasana disini tapi saat Ela melihat Rial, ia malah lebih haru lagi sampai menghabiskan setengan tisu yang ada di meja bundar ini.

“Waaaah, temen kita udah nikah woy! hempft (mengeluarkan ledir dari hidungnya dengan tisu yang tertutup di hidungnya) Kita ga bakal bisa ngajak maen lagi, Tour bareng lagi, Shoping bareng lagi. Sedih aku tuh!”

“Kenapa lo jadi drama gini sih? Nambah ga jelasnya!” ejek Raffa

“Tadi lo muji gua, Sekarng lo ngejek gua! uh dasar gendut lu!” sembari menghapus air matanya.

“Hais.. doi? gua ga punya, temen pada eblek, kakak gua jauh. Haduh sapa coba yang mau gandeng tangan gua.” Ela mengeluh.

“Sedih banget ya kita La” sembari mengengam tangan Ela lalu di lepas dengan cepat olehnya.

Tak lama kemudian acara sungkeman dan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri meja kami, yaitu dua orang laki-laki.

Ela sedikit keheranan dengan sosok laki-laki yang mengenakan batik lengan panjang bercorak biru itu. Karena ia sangat putih sekal,i matanya berwarna cokelat terang dan rambutnya berwarna kuning keemasan seperti bule, tatapannya juga sangat tajam sekali.

“Permisi, Apa kami boleh duduk di sini?” tanya orang itu dengan suaranya yang lembut sekali.

“Oh boleh mas silahkan. Kursi ini kosong kok," Jawab Raffa.

Sedangkan Ela dan Rial hanya memberi senyum seadanya saja ke mereka berdua. Hanya ada keheningan saat itu karna Rial dan Ela sedang fokus pada hp nya masing-masing.

Tak lama kemudian Raffa mengajak Ela dan Rial untuk berfoto dengan kamera yang telah ia setting tadi.

“Uy! Poto yuk. Cepetan gaya yang rapih.”

“Wih kamera baru nih ye. Ini bisa kamera depan itu kan?” ledek Rial.

“Yoi, Yaudah cepet gaya. Masnya juga ga apa-apa ikut ayo, itung-itung kenangan nanti.”

“Yok lah cepet gua depan,” seru Ela.

“Say chees,” sembari menyengirkan giginya.

Beberapa kali kami berfoto dan tak lama kemudian ada acara lempar bunga, namun Ela tak ikut karena ia tak suka berdesak-desakan dengan orang banyak.

Jadi hanya Rial, Raffa dan teman orang putih tersebut saja yang ikut acara lempar bunga itu.

Di meja bundar ini hanya ada Ela dan juga orang berkulit putih itu. ‘Kayaknya orang itu dari tadi ngeliatin gua deh!’ batin Ela.

Saat Ela menatapnya, benar saja kalau orang itu sedang memperhatikannya lalu ia membuang muka ke sembarang tempat. Ela ingin bertanya kepadanya namun sebelum bertanya ia sudah di panggil oleh Rial kalau...

“La! liat geh masa Raffa yang dapet bunga nya!”

“Wah serius? Cie Raffa siap nikah Hahahaha,” Ledek Ela.

“I-ini, kok bisa ya?” tanya Raffa gugup.

“Cieee, Raffa siap nikah nie. Sama sapa?” ledek Ela yang semakin menjadi.

“Apaan sih La! Nih buat lo aja Yal!” sembari menyodorkan bunganya ke Rial.

“A-apaan?” mukanya mulai memerah.

...~•~●~•~...

Di waktu yang bersamaan saat Ela hanya berdua di meja bundar itu.

'Cewe ini kan yang kemaren nabrak saya itu kan? Bener ga sih?’ suara batin orang itu.

 Ia masih memperhatikan Ela dengan tatapan sedikit sinis yang membuat Ela risih. Saat ia ingin memberanikan diri untuk bertanya Ela malah di pangil oleh Rial dan akhirnya orang itu mengurungkan niatnya.

‘Benerkan cwe itu yang nabrak saya pas pulang ujian? sumpah saya bener-bener masih penasaran banget deh,' batin orang putih lagi.

Tak lama kemudian temannya datang dan langsung mengajaknya pulang.

“Do balik yuk! Gua dah pamit sama penganten tadi!”

“Iyaudah ayok”

...~•~[Loby Gedung Pernikahan ]~•~...

Setelah makan mereka berempat foto bersama dan berpamitan pulang kepada pengantin.

Di loby gedung pernikahan Ela, Rial dan Rafa sempat mengobrol sebentar.

“La kalo misalkan lo ga keterima disini lo bakal ke mana?” tanya Raffa

“Balik ke Bandung lagi.”

“Yahh, berarti kita semua bakal mencar ya, sedih aku tuh!” Lirih Rial.

“Alay lo Yal!” cetus Raffa.

“Nih jadwal pengumumannya. Nanti kalo udah ada link nya langsung gua kasih ke lu ya La.” ucap Raffa.

“Siap Fa, gw tunggu loh!”

“Lagian juga kan dua minggu lagi pengumuman ga kerasa kok nunggunya?!”

“Gua sih ga maksain harus masuk kuliah, tapi setidaknya gua udah nyoba ya ga?”

“Yoi banget tuh, Semangat untuk kita semua," Semangat dari Raffa lagi.

Setelah kondangan Ela kembali kerumah tante Arista untuk bersiap-siap pulang ke Bandung sampai pengumuman ujian ini.

Jika tidak keterima di lampung maka Ela memutuskan untuk kuliah desain di bandung saja sembari membantu pekerjaannya kak Anir.

Sore hari nya tante Arista mengantarkan Ela ke bandara, “Tante aku pulang ya. Maaf selama ini udah merepotkan tante dan terima kasih atas tante udah ngerawat aku baik sekali.”

Saat di Bandara, Ela bertemu dengan Raffa dan Rial. Raffa mengantarkan Rial yang akan segera pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya sedangkan Raffa harus kembali ke Jakarta menemui kakeknya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ridhatin Hasanah

Ridhatin Hasanah

CINTA SI YATIM ngabsen dulu kak 😂

2022-06-29

1

Nona_Sulung

Nona_Sulung

setangkai mawar untukmu kakak 🌹

2022-06-23

2

Bunda Abizzan

Bunda Abizzan

Selamat memperjuangkan masa depan guys.. 💪

2022-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Adaptasi
2 Perjalanan
3 Surat kelulusan
4 Awal Temu
5 Kondangan
6 Pesawat
7 Flashback
8 Masuk kuliah
9 cara melindungi mu
10 Dendam
11 Rintik Hujan
12 Diam
13 Rain itu?
14 Kabar Gembira
15 Alam Semesta Mewakili Perasaannya
16 Hujan
17 Tragedi yang Menimpa Ado
18 Teka Teki
19 Reuni Dadakan
20 Kebetulan yang Tidak Terduga
21 Perubahan dari Riky
22 Pertanyaan Penasaran
23 Kisah Hari Ini
24 Pertanda
25 Kehangatan dalam Rasa
26 Janji Tunas Rasa
27 Penyesalan
28 Kala Hujan Turun
29 Pelangi di Bulan Juni (Part 1)
30 Pelangi di Bulan Juni (Part 2)
31 Marionette Misi
32 Siuman
33 Kabar tidak Mengenakan
34 Amnesia
35 Kebenaran
36 Khawatir
37 Perjalanan Khawatir
38 Eja Berulah lagi
39 Menghilang
40 Terungkap
41 Kemana Valdo Pergi?
42 Agenda
43 Kanker Melanoma
44 Ingatan Ela Kembali?
45 Kebersamaan, Desir Angin Membawa Secarik Kertas
46 Surat Mengungkap Kebenaran
47 Rumah Nenek
48 Secarik Kabar
49 Mimpi
50 Siapa?
51 Apakah Dia Kembali?
52 Bukti
53 Lukisan Indah Untuknya
54 Perjalanan Bersama Paus Putih
55 Kembali ke Lampung
56 Visualisasi Tokoh
57 Apa akhirnya kita bertemu?
58 Kesunyian
59 Valdo Kembali!
60 Rasa
61 Pertemuan
62 Pertemuan 2
63 Masalah Baru? Pertanyaan belum usai
64 Awal Kenyataan Terungkap
65 Kebenarannya
66 Pertemuan Kak Anir
67 Pertemuan kak Anir 2
68 Penangkapan
69 Manis
70 Layaknya Seleksi Dadakan
71 Awan Penyimpan Rasa
72 Lembayung Berdialog
73 Lukisan Makna
74 Rumus Fisika
75 Titik Pengakuan
76 Kisah yang Sebenarnya
77 Lembar Baru di Mulai
78 Saingan Baru?
79 Bucin Akut
80 Buatan Seseorang Tersayang
81 Sebentuk Kenangan
82 Hadiah Bermakna
83 Permainan Kecocokan
84 Menaruh Curiga
85 Persaingan di Dalam Persaingan
86 Pertunangan
87 Pameran Seni
88 Kotak Hitam
89 Sebenarnya...
90 Menjemput Kebahagiaan.
91 Menjemput Kebahagiaan 2
92 Kebahagiaan Meliputi Mereka
93 Perayaan
94 Dunia Kerja
95 Obsesi Gila
96 Kampung Halaman
97 Pemicu
98 Terjadi Lagi
99 Akankah Terulang Kembali?
100 Extra Part
101 END
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Adaptasi
2
Perjalanan
3
Surat kelulusan
4
Awal Temu
5
Kondangan
6
Pesawat
7
Flashback
8
Masuk kuliah
9
cara melindungi mu
10
Dendam
11
Rintik Hujan
12
Diam
13
Rain itu?
14
Kabar Gembira
15
Alam Semesta Mewakili Perasaannya
16
Hujan
17
Tragedi yang Menimpa Ado
18
Teka Teki
19
Reuni Dadakan
20
Kebetulan yang Tidak Terduga
21
Perubahan dari Riky
22
Pertanyaan Penasaran
23
Kisah Hari Ini
24
Pertanda
25
Kehangatan dalam Rasa
26
Janji Tunas Rasa
27
Penyesalan
28
Kala Hujan Turun
29
Pelangi di Bulan Juni (Part 1)
30
Pelangi di Bulan Juni (Part 2)
31
Marionette Misi
32
Siuman
33
Kabar tidak Mengenakan
34
Amnesia
35
Kebenaran
36
Khawatir
37
Perjalanan Khawatir
38
Eja Berulah lagi
39
Menghilang
40
Terungkap
41
Kemana Valdo Pergi?
42
Agenda
43
Kanker Melanoma
44
Ingatan Ela Kembali?
45
Kebersamaan, Desir Angin Membawa Secarik Kertas
46
Surat Mengungkap Kebenaran
47
Rumah Nenek
48
Secarik Kabar
49
Mimpi
50
Siapa?
51
Apakah Dia Kembali?
52
Bukti
53
Lukisan Indah Untuknya
54
Perjalanan Bersama Paus Putih
55
Kembali ke Lampung
56
Visualisasi Tokoh
57
Apa akhirnya kita bertemu?
58
Kesunyian
59
Valdo Kembali!
60
Rasa
61
Pertemuan
62
Pertemuan 2
63
Masalah Baru? Pertanyaan belum usai
64
Awal Kenyataan Terungkap
65
Kebenarannya
66
Pertemuan Kak Anir
67
Pertemuan kak Anir 2
68
Penangkapan
69
Manis
70
Layaknya Seleksi Dadakan
71
Awan Penyimpan Rasa
72
Lembayung Berdialog
73
Lukisan Makna
74
Rumus Fisika
75
Titik Pengakuan
76
Kisah yang Sebenarnya
77
Lembar Baru di Mulai
78
Saingan Baru?
79
Bucin Akut
80
Buatan Seseorang Tersayang
81
Sebentuk Kenangan
82
Hadiah Bermakna
83
Permainan Kecocokan
84
Menaruh Curiga
85
Persaingan di Dalam Persaingan
86
Pertunangan
87
Pameran Seni
88
Kotak Hitam
89
Sebenarnya...
90
Menjemput Kebahagiaan.
91
Menjemput Kebahagiaan 2
92
Kebahagiaan Meliputi Mereka
93
Perayaan
94
Dunia Kerja
95
Obsesi Gila
96
Kampung Halaman
97
Pemicu
98
Terjadi Lagi
99
Akankah Terulang Kembali?
100
Extra Part
101
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!