Tante hanya tersenyum saja, dan suasanaya sekarang malah menjadi haru.
‘Aku sebenarnya sudah mulai nyaman disini, tapi aku tak ingin meninggalkan orang tuaku terlalu lama. Jadi see you Lampung, aku akan kembali jika aku keterima ptn di sini. Kalau tidak keterima, maka aku akan mengunjungi wiasata mu nanti. See you!’ batin Ela.
Ela mulai meninggalkan mereka dan masuk ke dalam bandara sembari menyerahkan tiket serta kartu penduduknya untuk di cek baru lah ia menuju ke pesawatnya.
Saat di dalam pesawat Ela meminta tolong pada pramugari untuk mencari tempat duduknya, lalu pramugari itu membantunya menunjukan tempat duduk Ela.
Ela langsung menaruh kopernya di box pesawat namun koper ini terlalu berat dan hampir saja membuatnya jatuh.
Untunglah ada seseorang yang membantunya menaruh koper itu ke dalam box, “Terimakasih ya Kak,” Sembri tersenyum.
‘Loh! Orang ini lagi? Hmm’ batin orang yang menolong Ela tersebut sembari tersenyum.
“Maaf mba!” orang itu tiba-tiba menahan tangan Ela yang ingin duduk di bangkunya.
“Iya, ada apa? Saya salah bangku ya? tapi tadi pramugarinya kasih tau di...”
“Enggak salah kok mba, ini bener sama di tiketnya tapi bisa ga kalau kita tukeran kursi?”
“Hah? Maksudnya gimana ya?”
“Gini, mba duduk yang deket jendela aja biar saya yang di tengah boleh? Soalnya saya sedikit takut ketinggian.”
“Oh boleh silahkan.”
Ela tak banyak bicara saat di pesawat, ia hanya memandang ke arah jendela saja sembari memakai earphone berwarna biru milknya.
Kali ini ia benar-benar menikmati pemandangan yang indah ini sembari tersenyum dan tiba-tiba orang yang ada di sebelahnya memanggilnya.
“Mba?”
“Eh, iya? Maaf saya lagi denger lagu hehehe.”
“Ini, snack nya”
“Oh, iya makasih ya. Hmm btw jangan pangil saya mba ya panggil nama saya aja Ela,” ucap Ela sembari tersenyum lagi.
“Oh iya, maaf. Saya Ado, Salam kenal.”
“Iya salam kenal kembali."
Hanya ada keheningan lagi setelah itu. Tepat jam delapan malam akhirnya Ela sampai di Bandung, Ela langsung menghubungi kakaknya saat ia sudah sampai di parkiran Bandara.
“Kakak dimana? Aku udah di parkiran nih!”
“Sabar cerewet! Kakak lagi di jalan. Tunggu aja bentar lagi.”
10 menit kemudian mobil kak Anir pun sampai di parkiran Bandara. Ia langsung membantu adik tersayang nya itu memasukan koper ke mobil nya, baru lah mereka berdua pergi ke Resto terdekat.
“Gimana di Lampung enak ga?”
“Biasa aja sih.”
“Berarti kakak potong ya uang jajannya?!”
“Jangan atuh! Enak kok di Lampung. Tapi kakak tau ga? papa bener tau! di sana barang-barang murah. Makanya aku sering shoping, beli make up, skin care, kuota banyak-banyak dan aku juga sering banget jajan di sana. Nongkrong di kafe bareng temen-temen terus juga traveling keliling Lampung dong!”
“Wah seru tuh, boleh lah kakak di ajak traveling.”
“Boleh, ayok lah kapan-kapan. Eh tapi kakak tau ga kalau tadi di pesawat ada cowo aneh banget gitu. Tapi dia baik banget sama aku dan nolongin aku beberapa kali.”
“Cowo aneh gimana maksudnya?”
“Iya anehnya itu gini, dia putih banget, matanya coklat banget, terus rambutnya kuning banget, terus alisnya juga kuning banget. Apa jangan-jangan dia itu albino ya? Tapi dia bener-bener baik sama aku, dia bantu aku masukin koper ke box di pesawat, terus juga dia ngasih aku snack dari maskapainya dan pas pulang, dia juga bantu aku turunin koperku.”
“Pas turun dia udah ngilang! ga keliatan lagi. Padahal aku pengen ngucapin terima kasih sama dia tapi udah ga ada aja orangnya, dan untungnya aku tau nama orang itu!” lanjut Ela.
“Kok bisa?”
“Karna kita kenalan kak di pesawat tadi. Namanya itu Ado kalo ga salah!”
“Oh namanya, Ado kalo ga salah?”
“Ish.. Bukan gitu loh! lah kok ayam aku ilang?! Aaaa kak Anir!”
Malam itu setelah bercerita panjang lebar dan makan malam bersama mereka berdua pulang ke rumah.
Mama dan papa sudah menunggu dari tadi, mereka berdua khawatir akan terjadi sesuatu.
Tapi kak Anir segera bercerita bahwa ia habis kencan dengan anak bawel sembari mengacak-acak rambut Ela.
Kak Anir langsung pergi ke kamarnya dan begitu juga Ela. Setelah membersihkan diri, Ela kembali ke ruang keluarga untuk mengobrol, bercanda, dan Ela menceritakan semua yang terjadi di Lampung selama ia tinggal disana.
Mereka semua hanya menyimak saja sembari tersenyum lalu mama bilang seperti ini, “Mama bilang juga apa? Pasti kamu bakal betah disana yakan?” Ela langsung membantah itu semua dan Ela pun meminta izin kepada orang tuanya serta kakaknya.
Jika ia tidak keterima dalam ujian ptn ini, maka ia akan kuliah atau kursus di bidang desain grafis. Karna ia ingin sekali menjadi penulis komik dan semuanya menyetujui permintaan Ela tersebut.
Di kamar ela.
‘Sumpah gua masih kebayang sama cowo itu, semoga gua bisa ketemu dia di disini, amin... oh iya, dari pada penasaran mending gua cari di google aja ciri –ciri albino itu kayak mana! Siapa tau itu bisa gua jadiin referensi komik yang masih comming soon,’ batin Ela.
“Hah.. sumpah demi apa woy! first time gua nyaman banget naik pesawat. Entah karna cwo itu apa karna gua nyaman tinggal di sana.” Sembari membating tubuhnya ke kasur.
“Do semoga kita bisa ketemu besok ya,” Lalu memejamkan mata dan tertidur.
Ke esokan paginya, Ela mengabari teman-temannya bahwa ia sudah kembali dari Lampung dan mereka semua senang lalu memutuskan untuk bertemu di salah satu cafe terkenal di daerah ini.
Sesampainya di cafe, semua heboh dengan kedatangan Ela. Mereka bertanya, “Wah Ela, kok nambah cantik sih? Tapi kok lo agak item sih? Lo udah punya doi belom? Semoga Ela ga keterima di ptn pilihannya dan bisa kuliah bareng di bandung amin...”
Itulah sapaan mereka teman akrab Ela saat SMP. Ela menjawab semua pertanyaannya dan saat semua sudah tenang, hanya ada obrolan santai saja.
Ela izin untuk pergi ke toilet kafe itu untuk membersihkan bajunya yang terkena sedikit tumpahan eskrim.
Bruk... ( menabrak seseorang )
"Aduh, Maaf mas saya ga senga... loh?”
“Eh... mba yang kemaren di pesawat itu kan?”
“I-iya, Ado kan?”
“Iya, wah ga nyangka kita bakal ketemu lagi disini hehehehe.”
“Sama. Oh iya Do, hmmm gua mau bilang terima kasih banyak atas bantuan lo kemarin, maaf banget ya gua jadi ngerepotin lo. Gua juga punya sesuatu untuk lo tunggu sebentar!”
“Enggak usah repot-repot atuh mba, eh maksudnya La.”
“Udah ga apa-apa. Nah ini, komik limitid edition buatan gua sendiri dan belum di pasarin loh. Semoga kamu suka ya, Ini ucapan terima kasih gua tolong terima ya!”
“Wah komik, Saya suka banget nih. Terimakasih kembali ya Ela saya terima komiknya.”
Ela bersyukur sekali, karena doa nya terkabulkan dan Ela juga sangat bersyukur bahwa Ado mau menerima hadiah yang ia berikan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Bunda Abizzan
Ela, doamu terkabul..
Salam dari "Perjalanan Cinta Qonita"
2022-06-20
2
Bunda Abizzan
Jodoh banget 😆
2022-06-20
1
Bunda Abizzan
Jadi dapat ide ya, Eka 😁
2022-06-20
1