TiffaNyko 2

TiffaNyko 2

Adam dan Hawa

Malam hari....

Tiffany turun dari taksi yang ia naiki, sengaja pulang malam karena ia memiliki firasat jika Nyko ada di rumahnya. Hari ini dirinya cukup dibuat kesal oleh laki-laki itu. Bahkan ia sangat kesal dibuatnya.

Dan benar saja dugaannya, sebuah mobil sport putih tengah terparkir manis di halaman rumahnya dan sudah pasti itu milik sang kekasih yang tak tahu diri itu. Tiffany masuk ke dalam rumahnya, sebuah pemandangan yang cukup membuat matanya begitu jenuh.

"Kok baru pulang?" Tanya Ferdy--ayah Tiffany--ia menatap lekat wajah putrinya yang sepertinya sedang badmood.

"Habis kerja kelompok Yah" Dusta Tiffany. Matanya beralih pada seseorang yang sedari tadi mengobrol dengan Ayahnya. Dia menunjukkan senyum penuh dengan seribu makna dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Kamu temani Nyko, Ayah masih ada pekerjaan"

"Tapi Yah..."

"Nyko, kamu sama Tiffany ya. Om lagi banyak kerja" Kata Ferdy pada sang kekasih putrinya, ia tak memerlukan kalimat Tiffany yang selanjutnya. Pekerjaannya saat ini benar-benar mendesak sehingga ia tak memiliki banyak waktu untuk berleha-leha.

"Iya Om, nggak apa-apa"

Ferdy mengangguk lalu meninggalkan Tiffany bersama dengan Nyko.

"Ck, nyebelin" Gerutu Tiffany, lalu ia menghampiri Nyko dan duduk di samping laki-laki itu yang kini menatapnya lekat dan tanpa mengedipkan matanya.

Tiffany yang merasa dirinya diperhatikan seketika menoleh, "Apa liat-liat?" Ketusnya. Sudah jelas ia sedang marah saat ini.

"Jorok banget sih kamu jadi cewek" Kata Nyko sambil merapikan rambut Tiffany yang semakin memanjang, "Mandi sana, kamu bau"

Bukannya membujuk rayu, Nyko malah mengomentari penampilannya saat ini. Membuat Tiffany mendengus kesal dibuatnya, "Biarin, aku tetap cantik kok biarpun gak mandi.

"Kepedean" Celetuk Nyko, ia mengusap pipi Tiffany lembut dengan tatapan yang menatap lurus pada manik cokelat Tiffany nan indah, "Udah, sana mandi malam ini kita keluar"

"Keluar?"

"Iya Tiffa, tadi aku udah izin sama Ayah kamu" Nyko berkata sambil mengeluarkan ponselnya dan memainkannya.

"Aku nggak mau"

"Aku tunggu dua puluh menit, silakan kalau mau mandi dan dandan" Nyko tak menghiraukan kalimat penolakan yang keluar dari mulut sang gadis.

"Aku nggak mau"

"Kita makan dulu di restoran baru ke jalan-jalan" Tetap bersikeras dengan kemauannya tanpa menerima penolakan dari siapa pun. Lagi pula saat ini Tiffany dalam mood yang tak baik satu-satunya cara agar perempuan itu ikut adalah dengan memaksanya tanpa memberi celah untuk sebuah penolakan dalam bentuk apapun itu.

Tiffany menghentakkan kakinya dengan begitu kesal membuat Nyko menahan senyumnya yang terlihat begitu menggemaskan, kucing kecil itu benar-benar imut. "Kok maksa aku sih? Aku nggak mau Nyko" Tiffany menggembungkan pipinya lucu.

"Kamu tenang aja, aku yang ngajak berarti aku yang bayar" Tetap bersikap profesional walau imannya sedikit goyah karena puppy eyes tersebut.

"Nyko, kamu bisa ngertiin aku nggak sih?"

Nyko memiringkan kepalanya tangannya mengusap pipi Tiffany lembut, "Dandan yang natural aja ya, aku nggak suka milik aku dilirik sama yang lain" Ucapnya dengan begitu lembut.

Sialan, kamu benar-benar sialan Nyko. Hujat Tiffany dengan begitu kesalnya di dalam hati.

Tiffany menepis tangan sang pacar, ia bangkit berdiri, "Empat puluh lima menit, nggak ada penawaran atau aku nggak jadi ikut kamu" Ucapnya tanpa menatap kepada Nyko yang kini tersenyum begitu manis.

"Silakan"

Tiffany bangkit berdiri dan menaiki anak tangga yang menghubungkan dirinya dengan lantai atas. Tempat kamarnya berada, meninggalkan Nyko yang diam-diam tersenyum gemas akan sikapnya yang berhasil membuat Nyko jatuh cinta di tiap harinya.

Empat puluh lima menit kemudian....

Tiffany menuruni anak tangga, polesan make up tipis membuatnya terlihat natural. Ia mengenakan kaos pink berlengan panjang dengan celana jeans putih, ditambah dengan tas kecil selempang putih dan flat shoes. Rambutnya ia gerai dengan begitu rapi.

"Pamit dulu sama Ayah" Kata Tiffany kepada Nyko yang sedari tadi bermain dengan ponselnya dengan begitu fokus hingga tak menyadari keberadaannya.

Nyko mendongak, ia takjub melihat penampilan gadis itu. "Cantik" Gumamnya tanpa sadar.

"Hah? Apa?" Tiffany tampak terkejut dengan gumaman yang dikatakan oleh Nyko. Telinganya masih berfungsi dengan benar asal Nyko tahu.

"Eh, nggak kok nggak apa-apa" Nyko yang tersadar akan ucapannya memilih untuk mengalihkan pembicaraan, "Mau pamit Jan? Ya udah ayo" Nyko memasukan ponselnya ke dalam saku jeans hitamnya dan bangkit berdiri.

"Tiffany menganggukkan kepalanya dan berjalan beriringan dengan sang kekasih untuk berpamitan dengan sang Ayah.

Restoran...

"Mau pesan apa?" Tanya Nyko pada Tiffany yang dari tadi hanya diam.

Tiffany menatap sekilas pada Nyko dengan tatapan datarnya, "Steak sama milk shake" Ucapnya dengan tangan yang masih memainkan ponselnya. Entah apa yang tengah ia lakukan.

"Milk shake rasa apa Mba?" Tanya sang waiter pada Tiffany yang acuh tak acuh.

"Cokelat"

Nyko menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Tiffany, apakah perempuan itu tak bisa menunda dulu aksi ngambeknya untuk acara makan bersama dirinya? "Samain aja" Ucapnya Nyko dengan nada datar.

"Baik, tunggu sebentar"

Waiter itu pergi meninggalkan pasangan tersebut dengan sopan. Kini Nyko menatap tajam pada Tiffany yang masih sibuk bermain ponselnya, serasa tak menghargai kehadirannya yang menyempatkan diri untuk bertemu dengannya setelah perjalanan jauh.

"Ehem" Nyko berdehem guna mengalihkan pandangan Tiffany, namun hasilnya nihil. Perempuan itu tetap acuh kepadanya, Nyko memutar bola matanya malas, "Ehem-ehem"

Merasa dicueki Nyko kini menegakkan tubuhnya dengan pandangan yang terus terarah kepada sang gadis, "Tiffa" Panggilnya.

"Apa?" Menjawab dengan cuek dengan tatapan yang masih terarah kepada ponsel.

Nyko menghembuskan nafasnya pelan, gadisnya itu terlalu kekanak-kanakan untuk urusan seperti ini, "Kenapa diam aja?" Tanyanya mencoba membuat Tiffany tak lagi marah dengannya.

Tak ada jawaban dari yang ditanya.

"Kamu kenapa pulang malam tadi?" Kembali mengajukan pertanyaannya dengan nada yang lembut.

Tiffany menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa"

"Liat aku kalau lagi ngomong"

"Ya kali aku natap kamu terus kalau lagi ngomong. Masa kalau aku jajan ke kantin terus mesan makanan liatnya ke kamu" Tiffany berkata dengan begitu polosnya, membuat senyum Nyko muncul dengan begitu manis.

Laki-laki itu mengangkat tangannya dan mencubit pipi Tiffany gemas, "Ish, polos banget sih"

"Nyko sakit"

Nyko melepas jepitan tangannya dari pipi mulus Tiffany, "Kamu masih marah sama aku?" Tanyanya lagi dengan sangat lembut. Laki-laki yang tak ingin kehilangan gadisnya kini benar-benar merubah sikapnya pada Tiffany.

Tak ada jawaban dari gadis itu.

"Tiffa, aku nanya ke kamu"

"Permisi, ini pesanannya" Seorang waiter mengantarkan pesanan Tiffany dan Nyko di atas meja.

"Makasih, Mba" Ucap Tiffany dan dibalas dengan anggukan. Waiter itu pergi setelah merasa tugasnya selesai di meja Tiffany dan juga Nyko.

Nyko mengambil gelas milk shake-nya dan meneguk minuman itu. Tiffany memilih untuk menikmati makanannya dengan raut wajah begitu tenang. Nyko terus menatap perempuan itu secara intens, sampai Tiffany meletakan garpunya, "Berhenti liat aku" Kata Tiffany singkat.

"Kamu masih marah sama aku?" Nyko melancarkan sebuah pertanyaan pada Tiffany. Pertanyaan yang belum dijawab oleh Tiffany sedari tadi.

"Harus banget aku jawab?"

"Wajib"

"Iya, aku masih marah sama kamu" Tiffany berkata dengan penuh penekanan, ia membalas tatapan Nyko yang membuatnya tak nyaman dari tadi.

"Kamu benci sama aku?" Tanya Nyko dengan tenangnya. Ia memilih untuk menyayat steak miliknya menjadi beberapa bagian.

Mana bisa aku benci sama kamu, batin Tiffany sembari menyayat dagingnya dengan begitu kesal.

"Jawab Tiffa"

"Terserah" Tiffany memilih untuk mengacuhkan Nyko dan meminum milk shake nya.

"Berarti kamu tetap sayang sama aku" Perkataan itu membuat Tiffany tersedak.

"Uhuk-uhuk"

"Tisu" Nyko memberikan selembar tisu pada Tiffany dengan nada dingin.

"Makasih" Tiffany menerima tisu itu dan membersihkan sisa milk shake di sekitar bibirnya.

"Jawab pertanyaan aku tadi" Nyko mengganti piring steaknya dengan milik Tiffany. Ia sudah memotong daging itu sehingga sang gadis tak lagi kesusahan memotongnya.

Tiffany mengalihkan pandangannya, ia tak berani menatap mata tajam Nyko. Tiffany menatap pada makanannya, "Jangan ungkit apapun kalau aku lagi makan" Ucapnya sambil memasukkan daging itu ke mulutnya.

"Kamu pintar banget ngalihin pembicaraan" Nyko menunjukkan smirknya. Ia kembali menikmati daging steak yang ia ia tukar dengan milik Tiffany.

. . .

Hujan mengguyur kota Jakarta menghanyutkan segala macam yang memiliki massa yang ringan begitu begitupula dengan rencana Niko ikut terhanyut dan dia merasa malas untuk menggapainya. Mobil sport putih itu menepi di sebuah jalan yang tak terlalu ramai oleh orang yang melintas ia membuang nafasnya gusar. "Jangan berpikir untuk lari terus main hujan-hujanan lagi aku malas buat main hujan lagi" Nyko menasihati.

Tiffany menatapnya sekilas, "Ya udah nggak usah dikejar aku nggak minta kok" Sahutnya dengan malas.

"Mana bisa aku enggak ngejar" Nyko mengalihkan pandangannya ke rintik hujan, "Kamu selalu buat aku khawatir"

Tiffany tak percaya akan apa yang ia dengar. Khawatir? Yang benar saja, "Kenapa kamu bisa khawatir?"

Nyko menatap lekat pada gadis yang duduk di sampingnya ia menatap dalam pada iris mata coklat perempuan itu dengan seribu macam makna tatapan yang tak bisa diungkapkan begitu saja melihat betapa indahnya bola mata itu, "Karena kamu adalah perempuan yang memiliki satu tulang rusuk aku" Ucap Nyko penuh drama.

"Kamu pikir Adam dan Hawa?" Tiffany berusaha tak mendengarkan ucapan Nyko serta pacuan jantung yang berdetak kencang.

"Terserah"

"Idih"

"Kamu benci sama aku Tif?" Nyko melontarkan pertanyaan itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Terpopuler

Comments

Gustein Arifin👑

Gustein Arifin👑

yg rajin thor smingu 2 kali lah ga ksian sma aku...

2020-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!