Tidak Terasa kini Tresya sudah satu bulan bekerja sambil kuliah dan dia pun mencari sewa rumah yang karena Tresya tidak ingin merepotkan Lien.
"Sya kau yakin akan tinggal sendiri?" tanya Lienly.
"Tentu saja,aku sudah banyak merepotkanmu.Kita masih bisa bertemu di tempat kerja",ucap Tresya lalu memberesekan barang-barangnya.
"Kau jangan lupa seringlah berkunjung ke sini ya"
"Tentu Lienly,akhirnya selesai juga aku pergi ya Lien" Tresya pun membawa kopernya.
"Aku akan mengantarmu,untuk yang terakhir kalinya" ucap Lienly polos.
Tresya menatap tajam ke arah Lienly.
"Maksudmu apa? mengantarku untuk yang terakhir kalinya" kesal Tresya.
"he he jangan marah,maksudku mengantar sampai depan Sya"
"Heh menyebalkan"
Tresya meninggalkan Lienly lebih dahulu dan memesan taxsi lalu Tresya memasuk kopernya ke dalam bagasi mobil.Lienly sebenarnya tidak ingin berpisah dari Tresya tapi Tresya keras kepala dia ingin hidup mandiri.
"Sya ingat jangan lupa makan,jaga kesehatanmu",ucap Lien mengingatkan Tresya.
"Kau tenang saja Lien,aku tidak akan lupa!"
Tresya pun masuk ke dalam mobil setelah mobilnya melaju Lienly pun kembali masuk ke dalam rumahnya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya Tresya sampai di rumah barunya,lalu Tresya pun membereskan semua barang yang telah di susun.
Satu Jam berlalu Tresya pun telah selesai lalu dia akan pergi ke supermaket untuk membeli bahan makanan,namun dia tak pernah berfikir bahwa akan bertemu dengan saudara angkatnya.
"Yo ternyata di sini ada si mata empat",ucapnya
Tresya pun menoleh dia tak menduganya.
"Kau,Calista bagaimana keadaan ayah dan ibu?" tanya Tresya
"Baik,sejak kapan kau punya uang mata empat!!" ketus Calista.
Anak ini berparas cantik tapi bermulut tajam.batin Tresya
"Aku sudah bekerja jadi aku punya uang",ucap Tresya lalu mendorong troly tersebut.
"Heh kau fikir aku akan percaya padamu!!"ucap Calista sombong."Sekali pun kau punya uang pasti kau menjual dirimu sendiri kan!!" ejek Calista.
Tresya sangat geram pada Calista tangannya mengepal dan sorot matanya tajam.
Plak...
Tresya menampar pipi Calista dia sudah sangat kesal dengan ucapan Calista.
"Kau berani menamparku,lihat saja j****g suatu saat nanti aku akan membalasmu!!"ucap Calista lalu dia pun pergi.
Tresya pun mengatur nafasnya karena emosi yang sudah tidak bisa dia tahan lagi,setelah merasa tenang lalu dia pun menuju kasir untuk membayarnya.
------
Hari libur Rayyen memanfaatkan waktunya untuk gym di ruang pribadinya setelah merasa cukup Rayyen pun duduk dengan santainya.
Lalu Rayyen menelefon Andra agar segera membawa berkas yang dia minta.
Sebentar lagi kau akan kehilangan pekerjaanmu.Batin Rayyen
Andra yang baru sampai pun menghampirinya dengan membawa berkas di tangannya.
"Tuan ini berkas yang anda minta!!"ucap Andra.
Rayyen pun menermianya."Kau boleh pergi"
Andra ragu untuk melangkah pergi lalu Rayyen menatap Andra
"Ada apa?" tanya Rayyen.
"Anu Tuan untuk apa berkas itu",tanya Andra
"Dia menantangku,maka aku akan membuktikan padanya kalau dia memang tidak pantas"
"Tapi tuan lebih baik anda pertimbangkan lagi,jangan sampai anda menyesal nantinya" ucap Andra mengingatkan.
"Aku tahu apa yang harus aku lakukan,dan kau pergilah tugasmu sudah selesai"
"Baiklah aku pergi tuan"
Setelah Andra pergi Rayyen pun membuka berkasnya dan menatapnya dengan senyum liciknya.
"......"
"Kita lihat saja nanti apa kau bisa bertahan".
Rayyen pun masuk ke dalam villa nya lalu di memakai pakaiannya dan bergegas keluar dari rumahnya,lalu dia mengendarai mobilnya.
Lalu Rayyen pun berhenti di sebuah taman dan dia keluar dari mobil tersebut,Rayyen berjalan-jalan dia melihat di sekelilingnya banyak anak-anak,orang tua,bahkan yang sedang berkencan pun ada.
Rayyen pun duduk di sebuah kursi taman lalu fikiran Rayyen pun teringat akan masa kecil yang pernah bertemu dengan seseorang.
Sudah lama aku mencarimu,apa kau tidak ingat padaku culun bahkan kau tidak pernah mencariku.fkir Rayyen
"Seandainya dulu kita tidak berpisah kita,pasti akan bersama" gumam Rayyen
Tidak Terasa langit sudah sore akhirnya Rayyen memutuskan untuk pulang selama perjalanan fikiran Rayyen di penuhi dengan 'Dia'.
-----------
Setelah kepulangannya tadi sore dan bertemu dengan Tresya kini Calista mengadu kepada sang ibu
"Ibu,aku sangat kesal sekali",ucap Calista
Nela yang melihat raut wajah putrinya yang kusut pun langsung menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Ada apa,kenapa wajahnya seperti itu emm" tanya Nela
"Itu si mata empat dia sekarang sombong dan bahkan dia berani menamparku bu,sekarang dia sudah bekerja bu" keluh Calista.
"Apa.." teriak Nela."Dasar mata empat selalu mencari masalah saja"
Calista hanya tersenyum licik dia tahu pasti ibunya akan membantunya untuk membalaskan perbuatan yang di lakukan Tresya pada Calista.
"Lista kau tenang saja,ibu akan memberi pelajaran pada anak itu" ucap Nela dan membelai lembut rambut Calista.
Brak!!!!
Gery membuka pintunya seperti biasanya dia selalu mabuk dan berjudi setiap hari hanya itu pekerjaannya.
Lalu Gery menghampiri Calista dan meminta uang padanya untuk berjudi lagi.
"Lista berikan ayah uang,ayah butuh untuk membayar hutang lagi" pinta Gery.
"Ayah hanya bisa berjudi saja,dan meminta uang terus menerus" ucap Calist dia melipat tangan di dadanya.
"Hey kau tidak perlu ikut campur urusanku berikan uang itu padaku" ,ucap Gery dengan nada marahnya.
"Aku tidak punya uang ayah" bentak Calista.
"Seharian ini kau kemana saja hah",Gery menatap tajam Calista.
"Ayah cukup kau tidak perlu marah kepada Calista,lebih baik kau cari si culun itu dia sudah bekerja sekarang dan banyak uangnya",bujuk Nela
Gery menyipitkan matanya."Apa kau yakin emm,kalau dia sudah bekerja"
"Aku bertemu dengannya ayah di supermaket,jadi kau datanglah padanya".
"Baiklah aku akan pergi menemuinya"
Gery pun pergi mencari keberadaan Tresya dimana dia berada Gery akan terus mencarinya.Sementara Tresya kini sedang di ranjangnya dia memainkan ponselnya namun rasa bosan pun menghampirinya.
Lalu dia pun duduk dan menggenggam kalung yang dia pakai.Tresya terus menatap kalung liontin bermata biru tersebut.
Gendut dimana kau,apa kau tidak ingat padaku.batin Tresya
Lalu air mata Tresya pun saling bercucuran karena Tresya sangat merindukan teman masa kecilnya sewaktu dia di pantu asuhan dulu.Tresya pun menyeka air matanya lalu dia bangun dari duduknya
Tresya pun berjalan keluar dia akan mencari udara segar karena tinggal sendiri lebih membosankan.
Tresya pun berjalan melewati malam di temani cahaya bintang yang ada di langit.Lalu dia duduk di kursi saat menatap langit Tresya pun kaget karena ada seseorang yang menepuk bahunya.
Hap
Tresya pun menoleh dan dia pun kaget melihat seseorang yang kini ada di hadapannya.
"A-a-ayah ke-kenapa kau ada di sini",ucap Tresya gugup
Gery tersenyum licik".Ternyata kau di sini,aku butuh bantuanmu Sya!!"
Tresya pun kaget karena tidak biasanya ayah angkatnya meminta bantuan padanya.
"Bantuan apa ayah?" tanya Tresya
"Aku butuh uang untuk membayar hutang,tolonglah ayahmu ini".Gery memohon pada Tresya.
"Berapa hutangmu ayah"
"Tidak banyak hanya lima puluh juta saja".Gery menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa" kaget Tresya."Dari mana aku punya uang sebanyak itu ayah".
"Kau sudah bekerja,apa salahnya jika kau membalas kebaikanku ini,karena aku telah merawatmu dari kecil"
"Aku tahu tapi aku tidak punya uang sebanyak yang ayah minta"
Lalu Gery menarik tangan Tresya dengan paksa."Kalau begitu kau ikut denganku saja"
"Ayah,jangan tarik tanganku sakit ayah",ucap Tresya kesakitan.
"Diam jangan banyak bicara lagi,aku akan membawamu ke tempat bosku,lalu aku akan memdapatkan uang yang banyak".
"Tidak ayah,aku tidak mau".Tresya pun berontak dan berteriak minta tolong.
"Lepaskan aku ayah,tolooong...Tolong aku" teriak Tresya.
Lalu seseorang pun memukul wajah Gery
Bugh...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Rista Nia
kasihan km tresya
2021-05-17
0
Ananda Andin Angraini
Ciih Ayahnya jaht amat sih.. 😒
Yes akhirnya ada yg mukul si tua bangkai, semoga Tuan Muda y..
2020-12-16
1
ͼӈªȋϩȧ
lanjut
2020-12-16
1