Lima belas menit kemudian Andra pun sampai di Vila Rayyen lalu dia pun bergegas menemui Tuannya.Rayyen sedang duduk di ruang keluarga ia sedang menunggu Andra lalu pelayan pun memberi tahukannya.
"Tuan Muda asisten Andra sudah datang"ucapnya.
"Hmm,pergilah"ucap Rayyen dingin.
Lalu pelayan pun pergi meninggalkannya dan masuklah Andra ia melihat Tuannya sedang duduk dan melipat tangan di dada.
"Tuan ada apa mencariku?"tanya Andra.
"Antarkan aku ke taman kota,sudah lama aku tidak mengujunginya."tanpa menatap Andra.
"Baik,mari Tuan silahkan"ucap Andra memberikan ruang untuk Rayyen.
Lalu Rayyen pun masuk ke dalam mobil yang telah di bukakan pintunya oleh Andra.Selama perjalanan Rayyen hanya diam saja dan Andra pun menjadi khawatir pada Tuannya.
"Tuan Muda apakah anda baik-baik saja?"tanya Andra.
"Hmm".
Andra pun bingung harus menanyakan apa lagi karena jawabannya pasti akan sama jadi Andra lebih baik diam saja.
Sesampainya di taman kota Andra memghentikan mobilnya lalu ia keluar dan membukakan pintu mobil untuk Tuannya.
"Silahkan Tuan Muda".ucap Andra sopan.
Lalu Rayyen pun keluar dari mobil ia melihat suasana di taman kota sudah banyak perubahan,Rayyen melihat sekelilingnya banyak anak kecil serta para orang tua yang datang ke taman kota.
Rayyen pun bekeliling taman kota di ikuti oleh Andra dari belakang Rayyen pun duduk di kursi taman dia memandang langit yang mulai senja tapi fikiran Rayyen masih tetap sama.
Dimana kamu,aku harus mencarimu kemana lagi.batin Rayyen.
-------
Hari sudah senja akhirnya Tresya dan Lienly pun memutuskan untuk pulang dan Ruly pun berniat ingin mengantarkan mereka berdua namun di tolak oleh Tresya.
"Sya,aku akan antar kalian pulang ya"ucap Ruly.
"Tidak".
"Boleh".
Tresya menatap tajam Lienly sementara Lienly hanya acuh tak acuh saja karena memang Lienly ingin di antarkan pulang.
"Jadi...."ucapan Ruly langsung di potong oleh Tresya.
"Tidak Ruly,rumahku dekat di sekitar sini" ucap Tresya canggung."Kau antarkan Lienly saja rumah dia jauh".Saran Tresya.
Ruly mengerutkan keningnya yang dia inginkan adalah Tresya bukan Lienly,lalu terpaksa Ruly mengantarkan Lienly pulang sedangkan Tresya pun berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya.
Tresya terus saja berjalan dia melewati banyak orang namun setelah beberapa langkah dia pun menghentikanya.
Sepertinya aku kenal seseorang.batin Tresya.
Lalu dia pun menoleh ke belakang tapi tidak ada orang yang dia kenal lalu Tresya terus berjalan untuk pulang.
Lalu Rayyen pun berdiri dari duduknya dia melihat ke sekelilingnya seperti melihat Dia,namun apa yang ia tunggu tidak mendapatkan hasilnya.Andra yang melihatnya pun bergegas mendekatinya.
"Tuan Muda ada apa?"tanya Andra.
"Tidak ada".ucap Rayyen.
Apakah tadi Dia?Tapi bagaimana mungkin kalau itu Dia.batin Rayyen.
Karena hari sudah semakin sore Rayyen dan Andra akhirnya mereka pulang ke rumah,Andra tidak tahu harus bagaimana karena Rayyen tidak pernah menceritakan tenang siapa pun padanya.Namun rasa penasarannya lebih besar dari pada rasa takutnya akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya.
"Tuan sebenarnya ada apa?Siapa yang Tuan cari,mungkin aku bisa membantu Tuan".ucap Andra memberanikan diri.
"Tidak ada".
Aku pun tidak tahu apakah itu Dia atau bukan.batin Rayyen.
--------
Setelah pulang dari taman kota Tresya langsung bergegas menuju kamar mandi karena seharian bermain di taman kota.Setelah selesai ia pun keluar dari kamarnya untuk mengambil air minum lalu Calista pun mengahalangi jalannya.
"Lista apa yang kau lakukan".tanya Tresya.
"Seharian ini kai kemana hah,masih ingat pulang".Calista melipat tangan di dadanya.
"Tidak ada masalahkan".ucap Tresya sinis.
"Kau".Calista mengcengkram kerah baju Tresya."Aku minta kau jauhi kak Ruly jangan pernah mendekatinya."
"Lista apa maksudmu,aku dan dia hanya berteman saja"ucap Tresya meyakinkan Calista.
"Omong kosong kau,kalau kau hanya berteman kenapa kau bisa jalan bersamanya hah".bentak Calista.
Lalu Nela keluar dari kamarnya karena ada suara yang sedang bertengkar,Nela dan Gerry pun menghampirinya.
"Ada apa ini?"tanya Nela.
"Ibu lihatlah si culun dia masih berani mendekati kak Ruly,padahal kak Ruly itu hanya menyukai aku bu".Calista manja pada ibunya.
Nela pun menatap tajam."Apa benar culun seperti itu?".
"Ti..."belum selesai Tresya mengucapkannya ia sudah di tampar oleh Nela.
Plakk
"Akh ibu sakit".ucap Tresya memegangi pipinya yang terasa panas.
Berani melawanku Culun,heh kau tidak akan pernah bisa menang.gumam Calista.
"Jangan kau fikir aku akan membiarkanmu tinggal di rumah ini lagi,sekarang kemasi barang-barangmu dan keluar dari rumah ini."ucap Nela menujuk pintu rumah.
Tresya pun menangis dan bersimpuh di kaki Nela lalu memohon ampun tapi Nela tidak peduli padanya.
"Ibu ampuni aku, tolong jangan usir aku keluar dari rumah ini bu".cap Tresya memohon.
"KELUAR..."bentak Nela.
Tresya hanya bisa menangis bahunya ikut berguncang naik turun seirama dengan tarikkan nafasnya,Tresya menatap ayah angkatnya agar bisa membantunya namun ayah angkatnya hanya acuh tak acuh saja dan tidak ikut campur.
"Ayah..Tolong aku,kemana aku harus tinggal."ucapTresya,air matanya pun mengalir.
"Bukan urusanku,kau pergi saja karena kau adalah beban bagi keluarga kami"ucap Gerry lalu meninggalkan Tresya.
Tresya hanya menangis dadanya juga terasa sesak dia pun memukul dadanya agar rasa sakitnya berkurang,sedangkan Nela dan Calista sudah meninggalnya lebih dulu.
Tresya kesepian tiada yang menemaninya dia pun masuk ke dalam kamarnya,air matanya pun belum berhenti Tresya pun membereskan barang-barangnya lalu setelah selesai Tresya keluar dari kamarnya ia hanya membawa koper yang berisi baju-baju Tresya.
"Ingat jangan membawa barang apapun,kau datang ke rumah ini saja tidak membawa apa-apa."sindir Calista.
Tresya hanya diam saja ia mendorong kopernya keluar dari rumah entah sekarang dia harus tinggal dimana,setelah kepergian Tresya dari rumahnya Calista pun tersenyum bahagia.
"Ibu terima kasih sudah membantuku mengusir si culun tersebut"ucap Calista senang.
"Iya sayang,ibu akan melakukannya untukmu"peluk Nela.
"Terima kasih ibu"ucap Calista.
------
Di perjalanan yang malam sunyi ini Tresya menyusuri jalanan gelap ia merasa takut karena tidak ada seseorang yang dia kenal.
Tresya terus berjalan namun dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang Tresya menoleh ke belakng tapi tidak ada orang di sekitarnya,Tresya pun mempercepat langkah kakinya semakin cepat seseorang pun semakin mengejarnya.
Tresya tidak peduli lagi dia pun akhirnya berlari namun Tresya kalah cepat di depan Tresya sudah ada seseorang yang sedang menunggunya.
"Hehe hai cantik kenapa kau berlari".ucap Seseorang.
Tresya pun kaget dia melangkah mundur tapi dia tidak bisa lari lagi karena preman tersebut lebih banyak.
"Aku mohon biarkan aku pergi"ucap Tresya memohon.
"Heh kau fikir bisa lari semudah itu cantik,temani kami dulu baru kau bisa pergi"ucap preman yang bertubuh besar.
Tresya sangat ketakutan sampai badannya gemetaran,preman tersebut semakin mendekat akhirnya Tresya tidak bisa lari lagi.
Tolong aku siapapun itu hiks hiks hiks,aku tidak ingin mati.Batin Tresya.
Preman tersebut menarik baju Tresya."Ha ha ha cantik kau jangan malu,kami akan melayanimu dengan baik menurutlah.
"Jangan......"teriak Tresya.
Bugh.....
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Rista Nia
kasihan tresya
2021-05-17
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like dan jejak lagi
2021-01-22
0
Vi_Lian
Semangat
2020-12-11
1