Pagi telah tiba suara burung saling berkicauan membangun seoarang gadis yang masih terlelap di dalam selimut.Enggan sekali rasanya untuk bangun dari tempat tidur,tapi apalah daya dia harus berangkat bekerja.
Lalu dia pun bangun dan bergegas ke kamar mandi,selesai memakai pakaian lalu dia pun sarapan.Kemudian dia pun berangkat bekerja seperti biasanya.
Sampai di tempat kerja dia pun masuk ke dalam kantornya sebelum sampai ke pintu lift dia sudah di panggil oleh seseorang.
Dengan melipat tangannya di dada." Mata empat,ayahku mencarimu segera pulang ke rumah."Memalingkan wajahnya.
Dia memijat pelipisnya yang terasa pusing.
Dia tersenyum sinis."Heh!! sejak kapan aku punya ayah seperti itu,hanya menghabiskan uangku saja."Dia menarik nafasnya.
"Kau..Tidak tahu balas budi Tresya!!"
"Kau sendiri,bagaimana Calista?"
Tresya menatap sinis ke arah Calista."Lista,dengarkan aku,mulai hari ini aku Tresya Putri sudah tidak ada hubungan lagi dengan keluargamu."berjalan pergi meninggalkan Calista.
Calista menatap Tresya dengan kesal dan dia juga mengepalkan tangannya.Sementara Tresya sudah sampai di ruangannya dia pun menaruh tasnya,lalu pergi ke pantry di sana sudah ada seseorang yang sedang membuat minuman dan Tresya pun menghampirinya dan mengambil cangkir untuk membuat kopi."Apa,kau sudah selesai?"
"Sudah,kau baru ya?"tanyanya dia pun duduk dan mengesap kopi buatannya."Aku baru melihatmu sekarang,"
Tresya tersenyum kepadanya."Aku belum terlalu lama."
Dia membalas senyumannya."Oh begitu ya,tapi kita belum saling kenal." Dia pun mengulurkan tangannya."Namaku Devan,lalu kau?."Tersenyum manis.
Tresya pun membalas uluran tangan tersebut."Aku Tresya,sekertaris presdir."Kopi telah selesai di buat,lalu Tresya pun mengantarkan kopi tersebut."Maaf ,Tuan aku harus mengantarkan kopi ini".
Tresya pun pergi begitu saja dan Devan hanya tersenyum melihat Tresya yang semakin menjauh dari pandangannya.Di ruang presdir Tresya pun mengetuk pintu ruangannya.
Tok tok tok
"Masuk,"ucap seseorang yang sedang sibuk dengan berkas yang sudah menumpuk di hadapannya.Dia fokus dan tidak memperdulikan keberadaan seseorang.
Tresya pun menaruh kopinya di meja dan dia pun pergi lalu suara seseorang menahan langkah kaki Tresya.
"Tunggu,ada hal yang ingin aku tanyakan padamu!!"
Tresya pun membalikkan badannya dan berjalan mendekatinya."Ada apa,Tuan Rayyen.Hal apa yang bisa aku bantu untukmu"
"Siapa dirimu?" Rayyen menatap serius Tresya.
"A-apa maksudmu Tuan," Tresya berjalan mundur,Rayyen pun mendekatinya dia masih penasaran dengan Tresya.
"Kau jangan membohongiku,katakan siapa dirimu," Rayyen semakin mendekat,Tresya semakin mundur dan dia tidak bisa mengelak lagi.
Katakan siapa dirimu,aku hanya ingin mendengar darimu Sya.batin Rayyen
Tresya terpojok ke pintu dia tidak bisa mundur lagi.
Pintu..Siapa yang menempatkan pintu ini. batin Tresya.
"Tuan,aku mohon jangan seperti ini,aku tidak mengerti maksud Tuan?" ucap Tresya menundukkan kepalanya,lalu di ketuklah pintu ruangan Rayyen.
Tok Tok Tok
Untunglah ada seseorang.batin Tresya
Tresya bisa bernafas lega sambil mengelus dadanya.Lalu dia membukakan pintunya dan segera berlari keluar dari ruangan Rayyen.
"Tuan,tentang...."Andra mengagantungkan kalimatnya,dia tahu jika Tuan Muda ini pasti akan marah.
Rayyen menatap Andra dengan tangan di lipat di dadanya."Katakan,ada apa"
Andra bingung harus mulai darimana dia pun mulai menarik nafasnya dan mengusap keringat di pelipisnya."Maaf Tuan saya belum menemukan kalung Mata Biru itu Tuan.Tapi saya sudah memberi tahu kepada orang-orang kita,agar segera mencarinya."Andra pun merasa lega,tidak ada perasaan mengajal lagi di hatinya.
Rayyen memejamkan matanya.Sesungguhnya dia pun tidak begitu yakin jika kalung itu masih ada."Tidak apa,jika kau mengetahuinya segera kabari aku"
"Baik Tuan"
Tanpa di sadari Rayyen dan Andra ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.
"Heh!! sebuah kalung ya,apakah itu berarti bagimu,"ucap seseorang.
Dia pun pergi meninggalkan kantor Rayyen,lalu dia masuk ke dalam mobilnya dan mengambil ponselnya.
Tut Tut Tut
"Halo".ucap seseorang dari sebrang sana.
"Aku punya tugas untuk kalian,cari tahu tentang Lointin Mata Biru itu"
"Baik"
-----------
Dirasa telah pergi Andra pun menceritakan yang sebenarnya kepada Rayyen,karena Andra merasa ada seseorang yang diam-diam mengikutinya jadi dia tidak mengatakan hal yang tersebut.
"Tuan,maaf sebenarnya yang Tuan cari saya sudah menemukannya.Tetapi tadi saya merasa ada seseorang yang sedang mendengarnya Tuan",ucap Andra,lalu dia mengeluarkan sebuah amplop coklat dan dia memberikannya kepada Rayyen.
Rayyen mengambil coklat tersebut dan membukannya lalu dia membaca satu persatu deretan kata-kata yang ada di dalam amplop tersebut.
Jadi itu kau,akhirnya aku menemukanmu.batin Rayyen.
"Kembalilah ke ruanganmu,"titah Rayyen
Andra pun kembali ke ruangannya lalu dia mengerjakan pekerjaannya.Waktu begitu cepat kini Tresya pun sudah terbiasa dengan suasana di kantornya,dia pun keluar dari ruangannya dan tanpa di sengaja dia pun bertemu dengan seseorang yang dia temui saat di pantry tadi.
"Hai,kamu Tresya ya?" tanyanya.
"Hah!!! iya ini aku, Devan..."Tresya tersenyum padanya.
"Kalau begitu,bagaimana kalau ke kantin saja?" ajak Devan.
Tresya menganggukkan kepalanya lalu mereka berdua pun pergi ke kantin yang ada di kantor.Dari jauh seseorang memperhatikannya,dia pun menggepalkan tangannya.
"Dasar mata empat,wanita penggoda.." umpat dia.
Dia pun menghampirinya dan duduk di dekat Devan,Tresya hanya menatap bingung kenapa dia selalu ada di setiap menit.
"Hai,kak apakah aku boleh ikut bersama kalian?" tanyanya dengan memasang wajah polosnya.
Tresya hanya menarik nafasnya.
Permainan apa lagi ini Calista. batin Tresya.
Sedangkan Devan hanya diam saja dia tidak mengenal Calista."Kalian.....??"
Calista langsung menjawabnya."Dia kakakku,tadi kami sudah janji akan makan bersama.."
Tresya membulatkan matanya dia tidak percaya apa yang di katakan oleh Calista,Devan pun menganggukkan kepalanya dia mengerti apa maksud dari Calista.
"Oh aku lupa,aku Calista," ucap Calista,dia mengulurkan tangannya.
Devan tersenyum canggung dia pun menermia ulurkan tangan Calista."Aku Devan!!!"
Tresya hanya diam saja dia tidak berkata apapun lalu melahap makanannya dengan cepat,setelah selesai dia pun langsung meninggalkan Calista dan Devan.
"Emmm..Aku sudah selesai Dev,aku kembali ke ruanganku ya" pamit Tresya.
Saat Devan akan mengejar Tresya,Calista pun memegang tangan Devan."Dev,jangan tinggalkan aku,tunggu sebentar ya,,"
Devan pun menoleh ke arah Calista."Hah!!! Ba..Baiklah".
Calista pun tersenyum lalu dia memakan makanannya.
----------
Tresya pun sampai di ruangannya lalu dia duduk dan merapikan mejanya lalu tas Tresya pun terjatuh lalu semua isi dari tas Tresya pun berantakan di lantai.
"Akh..Barang-barangku berantakan," ucap Tresya,lalu dia pun mengambilnya
Saat mengambil barang miliknya Tresya berhenti dan dia melihat kaki seseorang yang berdiri di hadapannya,lalu Tresya mendongakkan kepalanya dia kaget.
"Kau..."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Virgovie
visualx donk thoorrr
2021-06-03
0
Auriell Zeta
Bagus kak❤️❤️
Maaf baru bisa mampir
Jangan lupa mampir di karyaku
Aisyah Aqila ❤️❤️
2020-12-31
1
flora sweet
seneng nya rayyen udh tw tresya....
tuch mak lampir di ulek ajjjah....
2020-12-30
1