Setelah semuanya siap Ruly dan sekertarisnya pun bersiap akan pergi rapat dengan perusahaan R & D.
Setelah sampai Ruly pun berjalan dengan elegannya banyak mata gadis yang menatapnya.
"Tampan sekali dia"
"Aku ingin jadi kekasihnya"
"Hust kau ini,cepat kerja apa kau mau di pecat"
Lalu semua karyawan wanita itu pun bekerja kembali,lalu asisten Andra pun menghampirinya.
"Selamat datang Tuan,mari ikut dengan saya", ucap Andra
Lalu Ruly dan Risma pun mengikutinya memasuki lift dan tak lama mereka bertiga pun telah keluar dari pintu lift menuju ruang rapat,lalu mereka pun masuk ke ruang rapat dan di sana sudah ada seseorang yang sedang mempersiapkan bahan untuk rapat nanti.
Sekilas Ruly mengenal sosok tersebut,lalu tak lama Dairus pun datang menghampiri Ruly dan yang lainnya.
"Selamat siang,semuanya maaf menunggu lama!", ucap Dairus.
Lalu Dairus pun memulai dan Tresya pun mulai dengan presentasinya.
---------
Selama persentasi berlangsung mata Ruly tidak berkedip menatap Tresya,tanpa sengaja Dairus pun memperhatikan Ruly yang terus menatap Tresya tiada hentinya.Sampai pada akhirnya Ruly tetap tidak mengalihkan padangannya dari Tresya.
Akhirnya rapat selesai semua orang yang ada di ruangan pun telah keluar satu persatu,tinggalah Dairus dan Ruly yang saling menatap memancarkan aura dendam.
"Tuan,rapat sudah selesai!",ucap Tresya.
Tresya pun melangkahkan kakinya namun dia di tahan oleh suara yang memanggil.
"Syasa!!" panggil seseorang.
Tresya pun menoleh lalu dia pun tersenyum."Tu...an Ruly,ada apa?"
"Ternyata kau bekerja di sini juga".Ruly menghampiri Tresya.
"Iya Tuan,semoga kerja sama ini saling menguntungkan!"
"Iya Sya," ucap Ruly,lalu dia melihat jam di pergelangan tangannya."Sya bagaimana kalau kita makan siang bersama!" ajak Ruly.
Dairus pun menghampirinya."Ehm Tuan Muda Ruly Wan yang terhormat,anda tidak perlu repot-repot mengajak sekertaris saya karena saya dan dia,akan menghadiri rapat lagi"
Tresya membulatkan matanya,ingin bersuara namun tangan Rayyen telah merangkulnya dan mencengkramnya dengan kuat.Dan membuat Tresya sedikit meringis menahan sakit.
Ruly pun tersenyum."Oh jadi ternyata Tuan Muda Rayyen Dairus ingin mengajak sekertarisnya,baiklah nanti kita bertemu lagi Sya",Ruly melambaikan tangannya kepada Tresya.
Dairus yang menatapnya pun memasang wajah masam."Apa kau sudah puas memandangnya".
Hawa dingin pun menusuk tulang Tresya dia tahu kalau Tuan Muda sedang marah kepadanya.
Tuan Muda Marah kepada Tresya?? apa maksudnya ini Tuan Muda?
Entahlah hanya dia yang tahu apa maksudnya.
Tresya pun meninggalkan Tuan Muda dia enggan berdebat dengannya,Dairus hanya mentap kepergian Tresya yang semakin menjauh.
Tresya pun keluar dari ruangannya lalu ponselnya berdering lalu Tresya pun merogoh tasnya dan mengambil ponselnya.
Tutt tut tut
"Hallo Lien,ada apa?"
"Sya,ketemu di cafe X ya,aku tunggu"
"Li...." belum selesai menjawab telefon sudah di matikan oleh Lienly.
-------------
Tresya pun bergegas menuju cafe X yang di ucapkan oleh Lienly,sesampainya di sana sudah ada beberapa teman-teman dari kampusnya yang datang.
Lienly pun melihat Tresya dan memanggilnya.
"Sya..." panggil Lienly.
Tresya pun menghampirinya lalu teman yang lainnya pun melihat penampilan Tresya yang berubah.
"Sya,sekarang kau sudah bekerja" tanya Levi
"Iya Vi, apa kabar kalian semua", sapa Tresya.
"Baik ko,Sya"
Lalu pelayan pun datang membawa banyak makanan,Tresya pun terkejut dengan semua makanan yang ada di hadapannya.
"Lien ini......" tunjuk Tresya pada makanan di meja.
"Levi yang traktir kita semua makan di sini!" ucap Lienly tanpa basa basi.
Semua teman-teman Tresya melahap makanannya masing-masing Tresya pun merasa bahagia mempuynyai teman yang baik seperti mereka.
--------------
Seorang gadis cantik sedang menikmati makanannya dia pun mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.
Tut tut tut
"Halo"
"Ada tugas untuk kalian......."
"Baik nona"
Lalu dia pun mematikan ponselnya.
Siapa pun dirimu kau tidak pantas di dekatnya. gumamnya.
Lalu seorang pria menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Apa yang membuatmu tidak bahagia hemm", tanyanya.
"Ayah..Kapan ayah pulang,kenapa tidak memberi tahuku!" ucap Anggi manja
"Ha ha ha sekarang putriku sudah menjadi gadis cantik," pujinya
"Ayah ini bisa membuat putrimu tersipu malu"
Lalu ayah dan anak itu pun saling bertukar cerita tentang pekerjaan sang ayah yang ada di luar Negri.
-----------
Tidak terasa waktu pun cepat berlalu kini Tresya telah bersiap untuk pulang di sudah membereskan pekerjaannya.Tresya membuka pintu ruangannya lalu dia menoleh ke arah kiri dan kanannya di rasa cukup aman Tresya pun mengendap-endap seperti pencuri saja.
Dia berjingkit namun ada seseorang yang menepuk bahunya,sehingga membuat Tresya diam membantu.
Gawat apakah si gunung es ini.batin Tresya.
"Kelinci liar,kau seperti pencuri saja!!",ucap Dairus
"Ekh..Tuan Muda!" ucap Tresya tersenyum canggung lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Heh,ternyata kelinci liar ini berani kabur juga ya!" Dairus melipat tangan di dadanya."Hukuman yang kemarin belum selesai kau kerjakan!!" Dairus menatap tajam Tresya.
Tresya mengingat-ingat hukuman yang mana,seingatnya dia tidak pernah melakukan kesalahan.
"Tuan kesalahan apa ya?!" tanya Tresya ragu-ragu.
"Harus aku ingatkan kembali,kemarin siapa yang membuatkan kopi asin padaku?" Dairus menatap tajam Tresya.
Yang di tatap langsung menundukkan kepalanya karena takut jika Dairus memecatnya.
Aduh gawat,aku bisa di pecat lagi. gumamnya.
"Tu..Tuan maafkan saya,saya janji tidak akan mengulanginya lagi!",Tresya membungkuk hormat.
"Tidak semudah itu,jika kau ingin di maafkan ada syaratnya,"Dairus tersenyum licik.
Tresya mengangkat kepalanya."Benarkah Tuan,apa syaratnya?"
"Ini mudah,kau hanya perlu membuka..."Dairus menggantungkan kalimatnya.
Apa yang dia inginkan,jangan-jangan dia....Akh tidak,aku tidak boleh.Tresya menggelengkan kepalanya.
Dairus yang melihatnya hanya menepuk keningnya,entah apa yang ada di fikiran gadis ini.
"Hey,kau kenapa?" tanya Dairus.
"Hah..Tidak apa-apa Tuan"
Dasar gadis bodoh,memang apa yang kau fikirkan.Batin Dairus.
"Ja..Ja..Jadi tadi maksudnya apa Tuan?" tanya Tresya ragu.
"Menurutmu" Dairus melipat tangan didada dan mengedipakan sebelah matanya.
"Kau... Mesum," Tresya menutupnya dadanya dengan kedua tangannya."Apa yang ingin kau lakukan hah"
"Apa maksudmu,kau berani membentakku?" Dairus pun menatap Tresya dengan tatapan kesalnya.
Seketika Tresya pun ketakutan dia menundukkan kepalanya dan tangan Tresya pun saling meremas juga tubuhnya ikut gemetar.
Dairus yang melihatnya pun menarik nafasnya lalu mengusap wajahnya kasar dan mengatur emosinya yang sempat naik.
Sepersekian detik kemudian Dairus pun perlahan mendekati Tresya lalu dia pun meminta maaf padanya.
"Maaf,jika membuatmu takut bukan maksudku seperti itu.Aku hanya ingin melihatmu melepaskan kacamata itu," ucap Dairus lembut.
Tresya pun mengangkat kepalanya lalu dia menatap mata Dairus yang ada di hadapannya,dia mencoba mencari kebohongan itu di mata Dairus namun Tresya tidak menemukannya.
Dia tidak berbohong padaku,tapi aku tidak akan melakukannya.karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri dan akan menunggu dia. batin Tresya.
"Ma..Maaf Tuan,aku tidak bisa melakukannya," ucap Tresya dia semakin menundukkan kepalanya.
Dairus menarik nafasnya."Lupakan segeralah pulang".
Dairus pun meninggalkan Tresya,setelah Dairus pergi Tresya pun merasa lega lalu dengan cepat Tresya pun pulang ke rumahnya.
--------
Sesampainya di rumah Tresya pun membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat hari pertama bekerja.Setelah selesai mandi,kini Tresya pun memasak untuk dia makan sendiri.
"Akhirnya selesai juga makan malam," ucapnya.
Tresya pun membereskan piring kotor dan meletakannya di tempat semula,Tresya pun naik ke ranjangnya karena dia merasa lelah,sebelum tidur Tresya selalu menggenggam liontin tersebut.
Gendut apa kau sudah melupakan aku.gumamnya lalu Tresya pun terlelap tidur.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
flora sweet
kayanya rayyen udah tw dech....
2020-12-25
1
Cansa°
nggak sabar siapa yang duluan menyadari kalau mereka berdua ternyata dekatan
2020-12-18
2