"Kiran yang cantik Pulang."
Seperti biasa Kiran selalu berteriak saat masuk ke dalam rumah nya, membuat yang mendengar hanya bisa geleng kepala.
"Assalamualaikum Ratu dan Raja." Ucap Kiran menyalami kedua tangan orang tua nya
"Walaikumsalam Princes nya Papa." Jawab Papa Lembut membelai rambut Kiran
"Ucap salam tu sebelum masuk Ncess.." Ucap Mama Kiran
"Mah.... Kan udah dibilang jangan panggil nces nces dan nces. Ntar yang dengar fikir Kalau Kiran suka ngences/ileran." Protes Kiran mengerucut kan Bibir nya
"Ih... itu Bibir Mama doain nggak balik lagi deh." Goda Mama lagi
"Mah... sudah dong. Kasian Princes nya Papa." Tegur Papa Kiran membela nya membuat senyum Kiran mengembang
"Sayang, Bagaimana pekerjaan mu? Apa semua lancar?" Tanya Papa
"Lancar dong Pah, Kiran gitu loh." Jawab Kiran
bangga
"Syukurlah kalau begitu?" Kamu sudah makan?" Tanya Papa Lagi
"Setiap hari bawa bekal segitu banyak nggak mungkin Kiran kelaparan Pah. Kecuali...." Sahut Mama Kiran memberi tatapan Sinis pada Kiran
"Apaaan Sih Mah?" Ucap Kiran dengan wajah malu merona
"Loh loh kan Mama belum bilang apa apa, Kok sudah malu aja. Atau jangan jangan bekal nya bukan buat kamu ya?" ucap Mama Kiran penuh selidik menatap Kiran
"Ya nggak Mah, Bekal nya kiran yang makan kok."
Tapi sebagian juga buat Calon Imam Kiran. Lanjut Kiran dalam hati
"Tapi kok Mama nggak percaya. Papah Tau nggak Belakangan Ini Kiran tu rajin sekali Masak, Sarapan kita tiap hari itu belakangan ini Kiran yang masak lo Pa." Ucap Mama Kiran semakin menggoda Kiran
"Wah.... Bagus dong. Itu artinya Princes Papa sudah Pantas buat Nikah. Kamu mau papa Jodohkan dengan anak nya teman Papa?" Jawaban dari Papa Kiran membuat Kiran maupun Mama nya menjadi terkejut
"Kiran masih muda Pah, Kok bahas Nikah sih. Kiran tu lagi suka masak aja. Cobain menu baru yang Kiran lihat di Youtube." Jawab Kiran Cepat
"Iya iya, Papah percaya kok. Papa kan cuma bercanda, tapi kalau kamu mau papa juga setuju." Jawab Papa Kiran lagi membuat Mama Ketawa namun Kiran cemberut
"Sudah sudah... Mandi Gih. Bau mu sudah Asem." Usir Mama Kiran menutup Hidung nya yang reflek membuat Kiran mencium ketiak nya.
"Nggak bau Kok mah." Jawab Kiran namun tetap bangkit melangkah menuju kamar nya
Setelah Mandi dan menunaikan shalat nya yang masih suka bolong. Kiran mengambil Handphone di dalam tas nya.
To Calon Imamku❤️
"Lagi apa calon imam ku?"
"Sibuk ya? Jangan Lupa makan ya. Love you🥰"
Tulis pesan Kiran setelah itu meletakan Handphone nya di atas kasur lalu keluar dari kamar nya.
.
.
2 Bulan berlalu. Hari hari Kiran di kantor cukup menyenangkan. Kiran yang cantik, Periang, dan pandai bergaul membuat semua menyukai nya.
"Haii... Ran. Nanti lunch bareng ya?" Ucap Seorang pria bernama Didi menghampiri Kiran
"Haii juga Di. Tapi maaf ya aku nggak bisa, Lagi banyak kerjaan. Lagian aku juga sudah bawa bekal." Jawaban andalan Kiran saat menolak setiap orang yang mengajak nya lunch
"Kapan sih Ran bekal nya ketinggalan?" Tanya Didi serius tapi dengan nada bergurau membuat Kiran tersenyum mendengar nya
Nggak mungkin ketinggalan lah Di. Ini kan Salah satu kewajiban yang harus dilakukan dalam mendekati sang pujaan hati. Batin Kiran
"Aku ke atas ya." Pamit Kiran tersenyum ramah kepada Didi
Pesona Kiran dikalangan staf kantor memang tidak diragukan lagi. Banyak rekan Pria yang terang terangan mendekati Kiran, salah satu nya Didi. Kiran wanita yang cantik, periang, Ramah dan murah senyum tentu saja membuat semua yang mengenalnya pasti akan menyukai nya.
"Pagi calon Imamku."
"Pagi Tuan."
Ucap Kiran dan Lia bersamaan.
Seperti biasa sambutan yang terkadang salah Kiran ucapkan selalu mengawali pagi Hari kiran.
"Pagi Lia." Jawab Dhefin masuk kedalam ruangan nya.
Terkadang Dhefin yang di sapa Kiran hanya diam tanpa menjawab sapaan nya tapi tetap menjawab sapaan dari Lia. Dari pada menjawab nya lebih baik diam dan anggab dia tidak ada. Fikir Dhefin
Namun buat Kiran lebih baik Dhefin tidak menjawab sapaan dari nya dari pada menjawab dengan cacian dan bentakan yang akan membuat nya sedih.
"Semangat Ran." Ucap Lia menyemangati Kiran
Kiran masuk kedalam ruangan Dhefin membacakan jadwal Dhefin lalu keluar. Kiran berjalan menuju Pantry untuk membuat kan Kopi Buat Dhefin seperti biasa nya. Walaupun terkadang masih mendapati penolakan dari Dhefin namun Kiran tetap saja melakukan nya. Setelah membuat kopi, Kiran kembali menuju ruangan sang Pujaan hati nya.
"Ini kopi nya Tuan."
"Hem.... silahkan keluar." Jawab Dhefin ketus tanpa menatap Kiran
Sampai kapan kau akan terus mengacuhkan aku yang cantik ini tuan.
"Permisi Tuan." Ucap Kiran membungkuk sopan berlalu keluar
Kiran mulai menyalakan laptop nya dan kembali fokus menatap laptopnya.
"Ran... tolong periksa ini semua ya sebelum dikirim ke tuan Dhefin." Ucap lia
"Iya kak." Jawab Kiran mulai mengerjakan tugas nya
Kiran menyelesaikan semua laporan yang di minta Lia lalu mengirim nya kepada Dhefin, dan Lia terlihat menyiapkan beberapa berkas yang akan dibawa untuk Meeting sebentar lagi.
Tok tok tok....
"Masuk"
"Tuan, sudah waktu nya meeting." Ucap Lia mengingat kan
Dhefin dan lia melangkah menuju Ruang meeting diikuti Kiran di belakang nya.
Setelah mendengarkan beberpa presentasi dan sedikit perdebatan Akhirnya Meting selesai.
Dhefin, Kiran, Lia dan yang lainnya keluar dari ruang Meeting dan kembali ketempat nya masing masing.
Setelah seharian berada di kantor dengan pekerjaan yang menumpuk. Kiran maupun Lia mendesah lega saat jam kantor telah usai.
"Ran, Aku sudah pamit sama Tuan Dhefin. Aku duluan ya." ucap Lia yang dijawab anggukan oleh Kiran
Kiran yang melihat Dhefin keluar dari ruangan nya sontak berdiri dan mengambil tas nya.
"Selamat sore Calon Imamku." Ucap Kiran pelan berjalan dibelakang Dhefin.
"Kamu mengikutiku?" Tanya Dhefin ketus
"Boleh saya menumpang di mobil Tuan. Mobil saya sedang di bengkel." Ucap Kiran selembut mungkin penuh harap
"Tidak." Jawab Dhefin cepat
"Plis... ya tuan. Masa tega melihat calon Istri naik angkutan umum." Ucap Kiran lagi
"Tidak." Jawab Dhefin kesal masuk kedalam Lift dan menutup nya meninggalkan Kiran yang masih diam terpaku di tempatnya.
Sabar Kiran, sabar... batin Kiran
Dhefin yang berada di dalam lift kembali mengingat semua hal yang dilakukan Kiran saat usaha nya mengejar dan mencari perhatian nya. Mulai dari hampir setiap pagi menyambutnya dengan sebutan calon imam, selalu membawakan Bekal makan siang, Chat yang setiap bangun dan sebelum tidur. Bahkan disetiap waktu jika mereka tidak bertemu Kiran akan selalu menghubungi nya. Walaupun Dhefin tak membalas setiap pesan dari Kiran tapi Kiran tak pernah berhenti mengirim nya pesan.
Dhefin yang awal nya selalu menolak bahkan membentak Kiran dengan Cacian akhirnya lelah sendiri menghadapi nya. Dhefin lebih memilih diam dari pada meladeni Kiran. Biarlah dia menyerah dengan sendiri nya fikir Dhefin. Tanpa Dhefin sadari Dhefin juga sudah terbiasa dengan semua sikap dan sifat Kiran. Ada senyum kecil di sudut Bibir Dhefin saat memikir kan Kiran.
Ting....
Suara lift berhenti menyadarkan Dhefin dari fikiran nya.
Tidak, tidak. Apa yang aku fikirkan? aku harus mencari cara lain agar Kiran berhenti menganggu ku. Batin Dhefin keluar dari Lift
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nofriyanti Vivi
kiran kiran jngn trllu murahan kamu say...ingn mndptkn yg bekasannn
2022-03-26
0
Kasmawati S. Smaroni
kiran kesNnya seperti wanita penggoda,
2022-03-05
0
Fe Ariesta
Benci dan cinta 11 12 loh..hahaaha
2022-01-02
0