Malamnya Mita baru selesai mandi, keluar dari toilet dengan rambut yang digulung dengan handuk. Masih dengan baju tidurnya yang sexy. Mita menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan bermain dengan ponselnya.
Mita mulai melihat ponselnya dan membuat status di makgram.
Baru selesai mandi nih.
Foto Mita yang cantiknya badai dengan ke sexyan luar biasa. Pastilah banyak sekali yang menyukai status Mita dan mengomentarinya, dari komentar bagus sampai komentar yang jelek sekalipun.
Padahal Mita tidak menunjukkan gundukannya. Hanya sekedar pundak yang mulus. Bagaimana kalau dia memang berfoto yang memang sexy. Pasti rombongan wanita julid dan murka akan tambah banyak yang mengomentarinya.
"Huhh …." Mita menghela nafasnya dan melempar ponselnya ke ranjang. Tidak lama Mita duduk dan membuka handuk yang sedari tadi di kepalanya. Mengeringkan rambutnya lagi dengan handuk.
Ddrrttzz ….
Bunyi ponsel Mita berdering dan terlihat dari tampilan 'Si Jutek' Mita memutar bola matanya malas dan menjauhkan ponselnya.
Malas Mita mengangkat telpon tidak penting itu.
Lama-lama telpon itu semakin membuat Mita pusing. Akhirnya Mita mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau dari ponselnya.
"Kenapa?" jawab Mita dengan jutek. Padahal Ammer belum bicara tetapi Mita sudah lebih dulu menjawab telponnya dengan sinis.
Ammer menggelengkan pelan kepalanya. Apa wanita di depannya ini gila? Sudah berhutang tetapi tidak tahu malu.
"Besok Mommy dan Daddy ingin bertemu denganmu," ucap Ammer dengan santai.
Apa dia bilang tadi, Mommy dan Daddy.
Oh tolonglah Ammer, ibu dan ayahmu itu bukan orang tuaku. Santai sekali dia bicara seolah bertemu dengan orangtuanya adalah perkara yang mudah.
"Apa hubungannya denganku?" tanya Mita sinis. Kali ini Mita menurunkan suaranya menjadi rendah layaknya wanita cantik dan elegant.
Sebenarnya dia memang seperti itu, entah kenapa berhadapan dengan Ammer membuat Mita naik darah.
"Mereka ingin bertemu dengan calon menantu mereka," ucap Ammer sedikit tertawa mengejek.
Hehh.
Mita kali ini menyunggingkan senyumnya. Laki-laki ini jelas tingkat kepercayaan dirinya berada pada level yang paling tinggi. Dia sudah merasa kalau Mita sudah pasti akan mau menikah dengannya. Apalagi ditawari rumah, mobil beserta barang mewah lainnya.
Mungkin Ammer akan menambahkannya dengan perhiasaan yang berharga milyaran rupiah. Hal itu sangat mudah bagi Ammer. Dia pengusaha kaya, hartanya bahkan tidak akan habis tujuh turunan. Berbahagialah Mita yang dipilih Ammer menjadi istrinya.
"Ammer, kapan aku pernah setuju menikah denganmu? Aku pasti akan mengganti uangmu tetapi untuk menikah denganmu, aku tidak akan mau. Dengar!" seru Mita dengan sinis.
Enak saja dia ngomong. Mommy dan Daddy mau ketemu. Bisa gila aku!
"Sayangnya kamu tidak bisa menolak karena aku akan ada di rumahmu besok. Katakan padaku kalau kamu tidak punya gaun, aku akan mengirimkannya besok!"
Kali ini Mita memainkan lidahnya ke bibir, membasahi setiap sudut bibirnya karena kesal.
"Aku tidak semiskin itu, aku punya gaun walau tidak mahal seperti yang kamu punya. Tetapi aku jelas tidak akan mau bertemu dengan calon mertua khayalanku!"
Ammer tersenyum sinis. Apa Mita kira dia peduli apa yang sedang Mita katakan padanya? Kalau Ammer menginginkan Mita bertemu dengan orang tuanya maka hal itu pasti akan terjadi.
"Sampai jumpa besok!"
Ammer menutup telponnya tanpa banyak basa-basi.
"Aaagghh … dasar gila! Siapa yang mau ketemu kamu besok, Hahh. Aku akan kabur besok. Hahahah …." Mita sudah merencanakan akan pergi dari kostnya besok. Ammer tidak akan bisa menemukannya.
Dia pikir dia siapa? Mentang-mentang kaya, bisa semaunya. Aku pastikan akan melunasi hutangku. Meski cuma tiga bulan, menikah dengannya itu adalah takdir paling buruk dalam hidupku.
Huhh ….
Daripada dia kesal, Mita menonaktifkan ponselnya. Tidur dan mulai perang besok. Sedang Ammer hanya tersenyum mendengar perlawanan dari Mita.
Wanita ini semakin dia tidak mau menikah denganku, aku malah semakin menggebu-gebu menginginkannya. Kita lihat saja! Kamu itu beruntung aku pilih menjadi istri dari keluarga Philip. Apa dia tidak tahu keluarga Philip itu siapa?
Kamu pasti tidak tahu boss kamu sebenarnya yah Mita.
Tidak lama Ammer membuka Makgram dan mencari nama Saramita di pencarian. Ammer menemukan media sosialnya. Ternyata nama Saramita tidak banyak dan bisa langsung menemukannya.
Ammer melihat Mita yang berpose begitu sexy dan mempesona. Memang pada dasarnya wanita ini cantik. Hanya saja tidak didukung dengan perhiasan dan pakaian yang mewah. Bahkan Mita tidak punya mobil. Zaman seperti ini Mita tidak punya mobil.
Jelas hanya wanita miskin.
"Cantik …." Ammer melihat foto Mita dengan senyumnya. Mita yang sedang duduk di pantai dengan senyum yang paling indah. Dibanding dengan Girly, jelas Mita jauh lebih cantik.
Kemana aku selama ini? Banyak wanita lucu tetapi aku malah terpaku dengan Girly.
Hahahha ….
Ammer tertawa dengan riangnya, meski Mita sangat jutek tetapi wanita yang baru dikenalnya ini lucu dan menggemaskan. Jangan lupakan kalau dia cantik dan juga sexy.
Hanya di poles sedikit, maka Mita pasti akan sangat luar biasa. Tidak sadar Ammer terkekeh dan mengelus wajah Mita dari ponselnya.
"Aku semakin ingin menikah dengannya," gumam Ammer di dalam ruangan kerjanya. Ammer sedang menginap di rumah mewahnya saat ini.
Ceklek.
Pintu dibuka dan masuklah Albert dengan gagahnya. Entah darimana adik laki-lakinya ini.
"Kenapa ketawa sendiri?" tanya Albert melihat Ammer yang tidak biasanya. Biasanya kakaknya ini sedang sibuk kerja, kali ini memandang bulan dan tersenyum.
Jelas sekali ini sedang jatuh cinta pikir Albert.
"Bukan urusanmu!" seru Ammer sinis dan kembali duduk di kursi kerjanya. "Ngapain ke sini?" tanya Ammer ketus.
Albert menghempaskan bokongnya ke sofa yang ada di ruangan ini dan duduk dengan santai sambil memandangi Ammer.
"Sebentar lagi perusahaan akan mengadakan undian untuk lima puluh pegawai yang beruntung, aku mau kita ke Thailand kali ini," ucap Albert mengusulkan keinginannya.
"Tidak! Aku sudah memutuskan untuk ke Bali," jawab Ammer dengan santai.
"Ayolah Ammer! Bali itu sudah sering sekali, aku sampai tidak bisa lagi menghitung sudah berapa sering aku pergi ke sana, hampir tiap Minggu aku ke sana hanya untuk bertemu dengan Christin," ucap Albert tidak setuju.
Albert memang tidak pernah memanggil sebutan Kakak untuk Ammer. Mereka terbiasa memanggil nama layaknya teman.
"Aku sudah putuskan, tidak semua punya paspor dan membuat paspor itu tidak sebentar. Itu merepotkan Albert!" seru Ammer menatap tajam Albert. Pasti ini karena keinginan kekasih Albert yang baru dan Albert tidak bisa menolaknya.
"Baiklah! Bali lagi, membosankan sekali," ucap Albert berdiri dan keluar dari ruang kerja Ammer.
Ammer baru mengingat. Kalau sebentar lagi akhir tahun, mereka bahkan belum membuat nama pegawai yang berhasil berlibur tahun ini.
Sepertinya akan menyenangkan kalau Mita juga ikut berlibur. Ammer akan memastikan wanitanya ikut tahun ini.
Pasti sangat lucu liburan bersama wanita gila itu.
To Be Continued….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Kadek Eni
😂😂😂😂👍👍👍👍
2021-12-26
0
Cika🎀
tp kamu suka kan😂
2021-01-30
2
Yuni Nita
wanita gila🤣🤣hati hati nanti bucin loh
2021-01-17
2