Ammer mengajak Mita untuk duduk untuk makan sambil menikmati pemandangan bukit hijau yang ada di Royale Jakarta Golf.
Mita masih menatap Ammer yang santai dengan melipat kakinya dan mengecap kopi di depannya. Sedang dia harus mengontrol denyut jantungnya yang berdegup tidak menentu.
Mita takut apa yang akan dikatakan Ammer sore ini.
Hemm … pasti sesuatu yang Mita tidak suka yang jelas.
"Bagaimana kamu akan membayar hutangku?" tanya Ammer. Ammer meletakkan kembali gelas kopi di meja dan kembali menatap Mita.
Mita sudah menduganya, Ammer pasti akan membahas hutangnya sore ini.
"Apa kamu pikir, aku tidak akan bisa membayar hutangmu," ucap Mita kesal. Mita menarik sebelah sudut bibirnya dan menatap Ammer sinis. Bagaimana bisa lelaki tampan seperti ini sangat sombong dan jutek.
Kalau bukan karena ketampanannya. Tidak ada yang lebih dari laki-laki gila ini.
Mita hanya bisa mendumel dalam hati, seharusnya mereka bisa saling menyukai tetapi yang terjadi mereka justru saling merendahkan dan mencaci.
Pasti wanita ini sangat menjengkelkan. Lebih bagus karena aku tidak perlu jatuh cinta dengannya.
"Sudah kelihatan kalau kamu tidak akan bisa membayar hutang semalam," ucap Ammer. Ammer mengejek dengan sedikit tertawa. Bahkan suara tawa Ammer terdengar sangat menjengkelkan di telinga Mita.
"Kamu bisa memberikan aku waktu dua Minggu," ucap Mita memanyunkan bibirnya. Apakah laki-laki ini amnesia kalau dia semalam memberikan waktu dua Minggu untuk membayar hutang dan ini baru dua hari.
"Sebenarnya aku paling tidak suka basa-basi. Aku akan langsung saja padamu. Menikahlah denganku, hutangmu akan lunas!" seru Ammer. Ammer berbicara seolah pernikahan sangat mudah dan sambil mengecap kembali kopi yang tadi sudah diletakkannya di meja.
Mita membuka mulutnya dan menggeleng.
Apa laki-laki ini gila mengajak menikah dengan santainya. Bahkan dia tidak melamar layaknya laki-laki romantis dengan cincin dan bunga. Mentang-mentang tampan, apa dia pikir aku akan menerima tawaran menikah dengannya. Tidak akan!
"Apa aku sedang salah mendengar? Kamu meminta menikah denganku, apa tidak salah?" tanya Mita memicingkan matanya.
"Tidak salah, apa yang kamu dengar memang benar, aku ingin kamu menjadi istriku dan hutangmu akan lunas, mudah kan?"
Mita tersenyum mengejek.
Ini lebih parah dari apa yang Mita pikirkan. Hidup dengan lelaki yang sama sekali dia tidak kenal. Baru beberapa hari bertemu dan sama sekali tidak membuat Mita suka dengan Ammer.
"Aku tidak mau," ucap Mita dengan tegas. Meski Ammer tampan, kaya dan punya segalanya tidak membuat Mita silau dengan hartanya apalagi ketampanannya.
Banyak laki-laki tampan yang Mita tolak dan Ammer harus tahu itu.
"Sayangnya kamu tidak punya pilihan selain menikah denganku, hehh … apa kamu pikir aku ingin tubuhmu, kamu salah!" seru Ammer. Ammer tersenyum mengejek dan melihat tampilan atas sampai bawah Mita. Meski cantik tidak ada barang branded yang Mita kenakan.
Bagi Ammer penilaian terhadap Mita jelas berkurang.
"Hanya tiga bulan saja," lanjut Ammer dengan santainya.
"Aku hanya butuh waktu tiga bulan untuk menikah denganmu, tidak perlu ada perjanjian tertulis. Karena itu sangat kuno dan aku takut akan ketahuan oleh keluargaku," ucap Ammer seolah Mita sudah setuju dengan apa yang diinginkannya.
Mita benar-benar menggeleng.
Apa untungnya melakukan ini semua. Semua orang jelas tahu Mita sudah janda dan siapa lagi yang akan suka dengannya.
Apa laki-laki ini gila? Aku tidak akan mau!
"Untuk apa kamu melakukan semua ini?" tanya Mita aneh.
Banyak wanita lain, cantik dan berkelas kalau hanya untuk menikah palsu. Kenapa harus Mita yang bernasib buruk menikah dengan laki-laki yang tidak punya otak seperti Ammer.
"Sangat menguntungkan bagiku, aku punya taruhan dengan temanku yang kamu lihat tadi, dia tidak percaya kalau aku akan menikah. Jika aku menikah dia akan mengalah dengan tender kali ini. Dan itu keuntungannya ratusan milyar," ucap Ammer.
Semakin Mita tidak suka dengan Ammer. Jadi dia hanya untuk taruhan dengan teman-temannya.
"Apa untungnya untukku?" tanya Mita dengan sinis.
Kali ini apa untungnya untuk Mita melakukan itu untuk Ammer.
"Apapun yang kamu minta, aku bisa memberikan semua yang kamu minta dari atas sampai bawah, uang, rumah dan hutangmu jelas akan lunas, aku pun tidak akan membuat kamu rugi. Kita tidak akan melakukan sentuhan fisik sama sekali," ucap Ammer. Ammer seolah memastikan kalau dia tidak akan mencintai Mita.
Semua ini murni kerjasama yang menguntungkan untuk mereka berdua.
Sayangnya Mita bukan wanita yang haus akan kekayaan.
"Apa ada lagi keuntungan untukmu melakukan ini?" tanya Mita sekali lagi.
Hehh … wanita ini tidak bodoh seperti terlihat.
"Aku sedang balas dendam dengan mantan kekasihku, aku ingin dia tahu kalau begitu banyak wanita yang suka denganku tetapi dia malah pergi meninggalkanku, aku ingin dia kembali ketika tahu aku sudah menikah," ucap Ammer dengan jujur.
"Wanita itu sudah benar," ucap Mita. Mita memutar bola matanya malas.
Pantas saja mantan kekasihmu meninggalkanmu, selain sombong dan angkuh kamu juga tidak ada perasaan. Wanita lebih suka lelaki yang punya hati daripada punya otak pintar sepertimu.
"Kamu sudah janji memberikan aku waktu dua Minggu, kalau selama dua Minggu aku tidak bisa menggantinya. Aku akan menikah denganmu selama tiga bulan, aku setuju!"
"Ok deal!"
Ammer berdiri dan meninggalkan Mita duduk sendirian di restoran yang masih berada di area golf.
Hemm … kenapa jadi rumit seperti ini? Lain kali aku tidak akan mau berkenalan dengan lelaki sembarangan yang aku tidak kenal. Mereka semua penipu selain buaya darat.
Ketika Mita akan beranjak dan mengambil tasnya. Michael teman Ammer mendekat. Sudah sedari lama Michael melihat Mita yang duduk sendirian di tinggal Ammer.
Ammer bilang Mita kekasihnya tetapi kenapa wanita cantik seperti Mita ditinggal sendiri.
"Hai …." Michael mendekat tanpa tahu malu, menyapa Mita dengan lembut dan berdiri di depan Mita.
Bukannya ini teman Ammer yang dia bilang taruhan tadi. Pasti sama-sama berengsek.
Mengingat itu, Mita sudah sinis melihat Michael.
"Kekasih Ammer?" tanya Michael menunjuk Mita dengan senyumnya.
Meski senyumnya tampan, jangan pernah terpengaruh Mita. Tetap fokus untuk jutek.
Mita mendumel dalam hatinya mengumpat lelaki tampan di depan wajahnya ini.
"Kalau bisa milih, aku lebih milih jadi malaikat maut untuknya," ucap Mita dengan jutek.
Mita belum bisa mengakui yang sebenarnya karena hutangnya dengan Ammer belum lunas. Andai saja ada Malaikat baik hati yang memberikannya uang dari arah mana saja.
Mita pasti akan sangat bahagia.
Sedang Michael hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh kekasih Ammer ini.
"Butuh tumpangan untuk pulang?" tanya Michael. Kali saja Mita ingin pulang dengannya. Jangan lupakan kalau mereka sama sekali belum berkenalan.
"Aku Michael, kamu bisa memanggilku seperti itu," ucap Michael memperkenalkan dirinya.
"Aku Mita, biasanya aku dipanggil si cantik," ucap Mita dengan santai.
Michael tersenyum.
Tidak salah kalau Mita dipanggil si cantik karena memang aslinya sangat cantik. Senyumnya sangat indah. Tawanya bahkan terdengar sangat menggelitik.
"Bagaimana tawaranku tadi?" tanya Michael mengingatkan.
"Tidak, aku bisa pulang sendiri, sekarang sangat musim sekali penculik," ucap Mita. Lagi dan lagi Michael tertawa. Apa wajah tampannya termasuk wajah yang mencurigakan dan membuat takut?
"Kamu benar, wanita cantik harus lebih berhati-hati?"
Mita tersenyum dan melambaikan tangannya. Meninggalkan gombalan receh teman Ammer yang merupakan teman taruhannya tadi.
Aku tidak akan tertipu untuk kedua kalinya. Aku tidak ada uang untuk membayar Wine mahal lagi. Huhh…
To Be Continued….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Vivi Vivi
💪👪💪
2021-08-03
0
Cika🎀
aku suka gayamu mita😄😄
2021-01-30
1
Nazwa Aurela
semoga sukses thor
2021-01-20
1