Mereka belum selesai diskusi saat seorang wanita masuk tiba-tiba tanpa mengetuk pintu dan masuk dengan paksa, padahal sekretaris di depan sudah menghalangi agar wanita cantik itu tidak masuk.
"Sayang … kamu kemana aja sih? Sudah dua hari ini kamu gak angkat telpon aku, kamu juga aku temui di Royale Golf gak ada, kamu kemana?" tanya wanita yang Mita tidak kenal siapa itu langsung bertanya pada Ammer.
Kalau melihat dari raut wajah malas Ammer, sepertinya wanita itu hanya fans, mungkin! Kalau gak mantan yang belum selesai.
Bisa juga kekasih yang tidak dianggap. Terserahlah!
Kesempatan bagi Mita untuk keluar dari ruangan Ammer. Mita bahkan hanya melirik dengan menarik sebelah sudut bibirnya, tinggal selangkah lagi Mita sampai di pintu Ammer dan Ammer menarik tangannya dengan keras.
"Kenapa sih?" tanya Mita kesal.
Seneng banget tarik tangan orang, kalau putus aku jadi Sekretaris buntung.
"Aku belum selesai ngomong tadi Sweety, kamu kenapa mau pergi, ini Rena teman aku," ucap Ammer mengenalkan Rena, teman wanita yang suka sekali dengan Ammer.
Kesukaannya dengan Ammer seperti orang gila yang bisa menghalalkan cara untuk mendapatkan Ammer. Rena juga seorang model dan sangat cantik. Tubuhnya sexy dan bibirnya baru selesai sulam. Sehingga bentuknya sangat sexy. Beda sekali dengan bibir Mita yang sexy dan tipis.
"What?" Rena terkejut luar biasa saat Ammer memanggil Mita dengan sebutan Sweety, bahkan dengan Girly, Ammer tidak pernah mesra seperti itu dan sekarang Ammer dengan lembut membelai rambut Mita. Belum lagi cara Ammer berbicara.
Itu membuat cemburu Rena.
"Teman atau selingkuhan kamu?" tanya Mita dengan jutek. Saat ini dia bebas marah yah, dia kekasih Ammer. Yang boleh selingkuh itu cuma Mita, Ammer tidak boleh. Titik!
"Teman, Sayang. Cuma kamu sendiri yang ada di hati aku," ucap Ammer dengan memeluk Mita dari belakang.
Gak gitu juga Ammer, kamu kesempatan banget, mentang-mentang ada teman yang mau kamu buat cemburu, aku di grepek-grepek. Awas aja nanti!
Mita melepaskan pelukan Ammer dengan sikunya. Risih banget Mita dipeluk seperti itu oleh Ammer.
"Mita," ucap Mita menyodorkan tanganya. Jangankan dibalas oleh Rena, Rena bahkan melihat Mita dengan mulut terbuka dan melirik dari atas sampai ke bawah.
Apa Ammer sudah menurunkan kualitasnya. Wanita seperti ini yang dia suka?
Baju gak bermerk, parfum juga gak wangi, sepatu juga biasa. Bagaimana bisa Ammer suka dengan wanita seperti ini, pasti sandiwara.
"Ammer, mungkin kamu bisa membohongi orang lain tapi tidak aku! Aku tahu sekali, kamu tidak suka wanita seperti ini," ucap Rena menunjuk Mita dengan tegas.
Hehh. Bukan malah marah, Mita malah menatap Rena dengan sinis.
"Maksud kamu, seperti apa? Aku gak layak dengan Ammer, jadi yang layak kamu," ucap Mita dengan tegas. Mita paling tidak suka jika hidupnya diremehkan meski dia orang sederhana.
Sedang Ammer seolah menikmati Mita yang marah-marah, bukan membantu Mita, Ammer malah menyunggingkan senyumnya.
Tidak salah punya wanita seperti Mita, dia tidak akan mungkin mudah diinjak-injak oleh wanita yang menyukainya.
Baguslah!
"Ammer, teman kamu ini, menjijikan!" ucap Mita melepas tangan Ammer dan keluar dari ruang kantornya.
Mita keluar sambil menggerutu tidak jelas, menggeleng dan kesal dengan tingkah wanita yang bernama Rena itu, bukan hanya Rena, Mita juga tidak suka dengan Ammer.
Sementara Rena masih di dalam ruangan Ammer.
"Katakan kalau tadi kamu berbohong?" Rena tidak akan percaya dengan apa yang Ammer katakan tadi.
Sweety?
Tidak mungkin, seorang Ammer yang tidak romantis bisa seperti itu dengan wanitanya.
"Kamu punya telinga, aku rasa aku tidak harus menjelaskan apapun padamu Rena dan apa yang kamu katakan tadi, aku tidak suka, Mita akan marah karena kata-katamu tadi, aku menyukai dia karena dia sederhana."
"Tidak mungkin," jawab Rena cepat. "Aku tahu kamu siapa, Ammer," lanjut Rena
"Untuk apa kamu ke sini?" tanya Ammer, Ammer malas membahas itu dan percuma juga kalau Ammer menjelaskan pada Rena, wanita gila yang menyukainya ini.
"Aku merindukanmu," ucap Rena akan memeluk Ammer tapi langsung di halangi Ammer dengan tangannya.
"Aku kira, apa yang dikatakan Mita tadi benar," ucap Ammer sinis. Ammer kembali duduk ke kursinya dan menatap Rena dengan tajam.
"Rena, tolong jangan membuat aku malu dengan kamu masuk tanpa izin seperti ini, aku sudah lelah memberitahu kamu tapi ini yang terakhir, aku harap kamu mengerti!" seru Ammer dengan tegas. Bahkan Ammer menekankan setiap kata-katanya.
"Kamu berubah Ammer, kenapa? Karena wanita kampungan itu, dia bahkan tidak pantas untukmu, apa kamu buta? Tidak bisa melihat? Semua orang bahkan bisa melihat kalau lebih baik aku daripada wanitamu tadi," ucap Rena tak kalah sengit.
"Tutup mulutmu Rena, aku tidak suka kamu menilai kekasihku hanya dari apa yang dikenakannya, aku bisa membuat dia lebih dari kamu kalau aku mau, kamu tahu siapa aku dan itu mudah sekali."
Mita memang kekasihnya, mereka baru jadian meski hubungan mereka tidak jelas.
"Akan aku buktikan, kalau dia tidak pantas bersanding denganmu!" seru Rena. Rena keluar dari ruangan Ammer dengan kesal. Sebelum pergi Rena menghampiri Clorie, sekretaris Ammer yang ada di tempat Mita bekerja.
"Katakan padaku, wanita tadi Staff yang bekerja di sini?" tanya Rena sambil menghempaskan tangannya ke meja, tidak sopan sekali tetapi Clorie tidak mau kasar karena dia tidak tahu apa hubungan Rena dan Bossnya.
"Iya Buk, Staff lantai lima administrasi," jawab Clorie tanpa ragu.
Hanya Staff administrasi, OMG! Ammer, apa yang ada di otaknya, wanita biasa seperti dia mau bermimpi menjadi kekasih Ammer. Jangan harap!
Rena pergi dengan kesal, sedang Mita yang tadinya mau kembali ke ruangannya, memutuskan ke Bank karena uang yang Zaky kirim sudah sampai, Mita ingin cepat mengembalikan uang Ammer.
Itu menjadi beban untuknya.
Zaky apa tidak salah kirim uang yah, ini banyak sekali. Dia kirim lima ratus juta apa kemarin aku salah kirim pesan padanya.
Mita kembali mengecek jumlah yang dimintanya pada Zaky, benar hanya dua ratus juta.
Mita mengambil ponselnya dan menekan nomor Zaky yang ada di Jerman.
"Siang Zaky," ucap Mita dengan lembut.
"Selamat Pagi, Honey," jawab Zaky dengan lembut
Oh iya, Mita lupa kalau mereka tidak berada pada jam yang sama.
"Zaky, kamu mengirim uang dari Indonesia atau Jerman?" tanya Mita bingung. Kenapa cepat sekali sampainya.
"Indonesia, Honey. Aku menyeruh staffku mengirimkan uang padamu," ucap Zaky dengan lembut.
"Zaky, bisa panggil Mita saja gak, honey seperti itu terlalu romantis," ucap Mita. Mita bahkan sempat-sempatnya kesal dengan panggilan Zaky padanya.
"Staffmu mengirimkan padaku lebih, gimana dong?"
"Aku sengaja Honey, untuk jajan kamu di Indonesia, kurang?" tanya Zaky. Memang staffnya mengirim sedikit sekali, padahal Zaky sudah bilang untuk mengirimkan lebih banyak. Mereka malah berpikir kalau Mita menipu Zaky.
Andai saja Mita tahu apa yang dipikirkan Staff Zaky. Dia tidak tahu karena ulah Zaky dia sekarang masuk ke dalam neraka Ammer.
"Uang jajan?"
Ya Tuhan … laki-laki sekarang kalau kasih uang jajan, banyak banget yah.
"Zaky, aku tahu kamu pengertian dan tahu saat ini aku sedang buntu sekali tetapi uang yang kamu kirim bisa buat aku berlibur ke Jerman," ucap Mita. Mita bahkan memutar bola matanya malas.
"Uang sedikit itu bisa ke Jerman? Aku akan kirimkan lagi kalau begitu, aku takut itu kurang, Honey! Bahkan kamu hanya dapat satu baju dengan sisa yang dikirimkan Staffku," ucap Zaky serius.
Sudahlah! Lelah Mita.
"Makasih yah Zaky, cukup kok! Tapi nanti jangan minta balik yah."
Zaky malah terkekeh.
"Tidak mungkin Honey, enjoy yah!"
Terima sajalah Mita, jangan jual mahal. Lama-lama aku sudah seperti wanita yang jual diri kalau begini caranya.
Mita ke bank dan tidak lama Ammer menghubunginya.
"Kamu dimana?" tanya Ammer santai, waktunya makan siang dan Ammer ingin mengajak Mita makan bersama dengannya.
"Rumah sakit," jawab Mita sembarangan.
"Siapa yang sakit, kamu?" tanya Ammer sambil mengambil jas yang dia sangkutkan di kursinya.
"Iya, aku mau tes darah," ucap Mita sinis.
Sepertinya darah Mita naik akibat berurusan dengan Ammer.
"Kenapa kotor?"
Sumpah yah, aku musti tes kejiwaan, kenapa aku mau punya kekasih seperti Ammer ini?
"Cerewet banget sih, kenapa nanya? Kalau mau nyusul atau ngajak aku makan siang, aku sudah makan. Sudah kenyang!" seru Mita. Mita seolah tahu kalau Ammer akan mengajaknya makan siang.
"Pulang nanti, tunggu aku, aku antar pulang," ucap Ammer tertawa.
Mita sepertinya masih kesal dengan ucapan Rena padanya tadi.
To Be Continued….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Cika🎀
eh zaky🤔
2021-01-30
1
Lala nearya
suka bgt , 👍👍👍👍
2021-01-23
1
Yuni Nita
jadi rebutan sultan...akuuuh yg gantiin ya MIT😁😁😁😁
2021-01-18
1