Mita sama sekali tidak menyadari kalau laki-laki ketus yang bernama Ammer ini adalah Boss nya sendiri di kantor. Melihatnya saja belum pernah, bagaimana bisa Mita tahu? Nama Ammer itu banyak sekali di dunia ini.
Mita bahkan tidak peduli siapa Boss di perusahaannya.
Ammer masih menatap Mita dengan sinis. Tidak ada rasa terpesona atau apapun bentuk cinta yang lainnya, biasa saja. Tidak suka sama sekali. Apalagi wanita yang tidak tahu malu langsung meminjam uang padanya.
Apakah Ammer gila akan meminjamkan uangnya begitu saja pada wanita yang malam ini baru dia kenal?
Tidak semudah itu tentunya.
"Apa keuntungan meminjamkan uang padamu?" tanya Ammer dengan seringainya. Jelas dalam hal ini mereka harus saling menguntungkan satu sama lain.
Mita berpikir, apa yang bisa dia berikan pada Ammer. Tidak ada! Dan pastinya laki-laki seperti Ammer ini tidak akan ada yang kurang kalau melihat dari tampilannya yang memukau malam ini.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Mita ragu. Setidaknya dia harus mencoba dulu. Daripada dijual dengan laki-laki gendut atau tua, masih enak Mita berikan kesuciannya pada laki-laki tampan di depannya ini.
Itu yang Mita pikirkan, pasti Ammer akan meminta cinta satu malam dengannya. Mita bahkan meringis membayangkan kalau malam ini mahkotanya akan lepas. Dia bahkan belum menikah. Apa yang akan Mita katakan pada suaminya nanti?
"Melihat dari atas sampai bawah, apa yang kamu bisa berikan selain tubuhmu," ucap Ammer dengan tajam.
Iya Ammer tidak salah, apa yang bisa Mita berikan selain tubuhnya?
"Aku akan kembalikan, aku hanya meminjam uangmu, aku takut malam ini aku akan ditahan dan dijual ke orang yang aku tidak kenal, tolonglah!" seru Mita kembali memohon pada Ammer. Kali ini air mata jatuh di pipi Mita. Dia sudah tidak kuat lagi, percuma minta tolong pada laki-laki di depannya ini.
Dia sama sekali tidak mau membantu dan malah mengejek dirinya. Baru Mita akan pergi meninggalkan Ammer. Ammer menjawab permintaan Mita.
"Baiklah tapi ada syaratnya," ucap Ammer dengan seringainya.
Pasti tidur dengannya, Mita sudah tahu betul, laki-laki seperti Ammer pasti akan meminta mahkotanya. Mita menghapus air matanya dan mengangkat wajahnya menatap Ammer.
Tampan sekali sih, tapi jutek!
"Apa?" tanya Mita dengan lembut dan memanyunkan bibirnya. Mungkin kalau bibir Mita diukur bisa maju lima sentimeter dari aslinya.
Ammer mengajak Mita menuju kasir dan menjauh dari kerumunan temannya. Ini pembicaraan yang Rahadian antara dia dan Mita.
"Siapa namamu?" tanya Ammer setelah membayar tagihan Mita yang mencapai dua ratus juta, apa mereka ini gila membeli wine mahal tetapi tidak tahu membayarnya?
Untung saja mereka tidak disuruh menjual ginjal untuk membayarnya.
"Mana identitasmu berikan padaku!" seru Ammer menengadahkan tangannya pada Mita.
Mita mengeluarkan identitasnya dan menunjukkannya pada Ammer. Bahkan kartu kerjanya juga Mita tunjukkan pada Ammer. Ammer hanya menyunggingkan senyumnya saat melihat kartu kerja Mita.
"Saramita itu namamu?" tanya Ammer melirik wanita di depannya ini. Foto Mita di indentitasnya sama seperti tampilan Mita yang normal. Hanya saat ke kantor saja Mita merubah rambut dan menggunakan tahi lalat.
Cantik juga!
Ammer tersenyum kecut dan mengambil identitas Mita dan disimpannya di dalam dompetnya. Mita hanya diam, karena memang Ammer harus menyimpan identitas wanita yang meminjam uang dengannya.
"Baiklah! Aku akan memberikan kamu waktu dua Minggu untuk membayarnya, kalau tidak kamu harus menerima syarat yang aku inginkan," ucap Ammer dengan tegas.
Mita tidak tahu syarat apa itu, dia sekarang bingung. Uang dua ratus juta banyak sekali dan bagaimana cara Mita membayarnya.
"Aku akan berusaha membayarnya," ucap Mita menunduk dan sudah tidak tahu lagi mau bicara apa dengan laki-laki di depannya ini. Bahkan untuk menggodanya saja Mita tidak tahu. Dan nama laki-laki ini saja, Mita lupa.
Siapa tadi namanya, aduh lupa lagi, mau tanya gak enak!
"Baguslah! Aku akan menagihnya setelah dua Minggu, aku harap kamu tidak berbohong. Aku tahu kamu kerja dimana dan semua alamatmu, jadi kamu tidak mungkin bisa kabur, ingat itu!" ucap Ammer dengan tegas.
Mita mengangguk.
Ganteng tapi jutek banget.
"Ingat kok! Aku gak akan kabur, aku juga tinggal di Jakarta. Kamu cari tahu saja sendiri," ucap Mita malas.
Terserahlah! Yang penting malam ini dia lolos dan tidak dijual ke laki-laki buaya darat yang ada di Club malam ini. Atau malah menjadi penari tanpa busana. Itu sangat mengerikan sekali.
Karena terus terang saja. Lorong yang di ujung itu ramai sekali pengunjungnya dan para lelaki yang keluar selalu memuji kemolekan tubuh penari yang dia lihat di dalam sana.
"Ya sudah, kamu tunggu apa lagi?" tanya Ammer melihat Mita yang tidak mau pergi dari hadapannya.
"Takut …."
Ini sudah malam, Mita tidak berani pulang ke arah kostnya. Bisa di begal dia sama orang yang dia tidak kenal. Apalagi sekarang bukan hanya mencuri barang yang dimiliki mereka. Sekarang sedang musim begal lelaki gila yang menepuk bokong atau sekedar meremas gundukan wanita.
Mita tidak mau sampai itu terjadi padanya.
"Apa yang kamu takutkan?" tanya Ammer dengan sinis. Seharusnya dia yang takut Mita tidak bisa membayar hutangnya.
"Sudah jam dua malam, aku gak ada kendaraan buat pulang. Hmmm … daerahku tidak aman, boleh aku menumpang?" tanya Mita. Kali ini Mita benar-benar tidak ada malu, dia bahkan tidak malu menumpang Ammer untuk pulang ke kostnya.
Mita bingung, pesan mobil online juga dia tidak ada uang lagi. Terus … mau hubungin teman semuanya pada mabuk. Lalu bagaimana dia pulang selain menebalkan mukanya?
"Baru kali ini, aku menemukan wanita tidak tahu malu sepertimu," ucap Ammer dengan sinis.
Ah, terserahlah dia mau ngomong apa, daripada dibunuh begal. Mending gak ada malu sekalian.
"Pelit banget sih, aku kan cuma mau ikut pulang, kali aja searah. Lagian jutek banget padahal ganteng," ucap Mita dengan Jujur.
Mita selain mengumpat Ammer, masih sempat-sempatnya memuji ketampanan Ammer. Itu point penting dan membuat Ammer menarik bibirnya ke atas, tersenyum sedikit meski Mita tidak melihat karena sibuk menunduk.
Emang aku ganteng sih!
Dengan bangganya Ammer berbicara dalam hatinya, memuji ketampanannya yang paripurna.
"Nebeng yah!" seru Mita memohon kembali pada Ammer.
"Merepotkan sekali wanita sepertimu," ucap Ammer ketus. Meski Ammer mendumel tapi tetap dia menuju pintu keluar dan bergerak menuju mobil mewahnya yang terparkir di depan Club malam.
Bahkan mobilnya ada di parkiran paling depan.
Siapa sebenarnya Ammer ini? Pasti orang penting pikir Mita. Semoga dua minggu lagi Mita punya uang untuk membayar tagihan wine malam ini.
Aku dikasih cowok gini, gak akan mau. Bawel banget!
To Be Continued….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Dara Fuji
keren madamme
2021-05-09
0
Cika🎀
lah teman2ny udah pulang ya
2021-01-30
2
Rizky prasetyor862@gmail.com
ga mau dikasih tpi mau jadi istri 😁😁😁😅😅
2020-12-29
2