Mita pulang dengan wajah kesal dan melemparkan tasnya ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk miliknya di kost ini, meski jelas tidak akan se empuk ranjangnya Ammer.
"Ogah banget nikah sama dia," ucap Mita menarik sebelah sudut bibirnya.
Mita kembali melihat nomor ponsel Ammer dan belum ada nama di sana. Mita menyimpan nomor Ammer dengan nama 'Si Jutek'.
"Emang benar yah kata orang, rata-rata cowok ganteng itu pasti sombong dan angkuh. Lebih tepatnya belagu, lagian hidup dia kok bisa sempurna banget. Sudah tampan, kaya, punya segalanya lagi. Cocok deh dia mau sombong, uhh kesel banget kalau ingat dia ngomong tadi. 'Kamu tinggal minta apa aja, mobil, rumah, dari atas sampai bawah' dasar gila! Dia pikir aku mau semua itu," ucap Mita mendumel sendirian di dalam kamarnya.
Mita membuang nafasnya kasar. Hidupnya setelah ini pasti sudah tidak akan menyenangkan lagi. Dia harus berpikir, apa dia telpon orang tuanya saja di Bandung. Mita hanya bingung. Uang sebanyak itu jelas orang tuanya tidak ada. Sudahlah! Mita tidak ingin orang tuanya berpikir keras terhadap masalahnya.
Papa Mita sering sekali sakit dan hal ini akan membuat Papanya tambah parah sakitnya.
"Terus aku mau pinjam sama siapa lagi?" Mita menutup wajahnya. Frustasi sekali Mita dengan masalah yang sedang dia hadapi.
Kembali Mita menghubungi Zaky tetapi nomornya tidak aktif.
Sedangkan Ammer yang baru pulang bermain golf, sudah sampai ke rumahnya yang bagai istana. Besar dan sangat mewah sekali. Deretan mobil mewah terpakir rapi di lantai bawah rumah Ammer.
Rumah yang bergaya modern dengan penuh banyak kaca di sekitaran rumah. Belum lagi kolam renang yang besar di halaman rumah Ammer menambah mewahnya rumah Ammer.
Dengan santainya Ammer masuk ke dalam rumah.
"Habis main golf, sayang?" tanya Grace, Mommy kandung Ammer. Grace sedang bersantai sambil merangkai bunga yang ditanamnya di rumah kaca, berbagai macam jenis bunga ditanam oleh Grace di sana, Grace memang pencinta bunga.
"Iya Mom," ucap Ammer melesak duduk di sebelah Mommynya dan langsung mengecupi kening Grace dengan lembut.
Grace menggeleng, kalau hari libur seperti ini masih berkumpul dengan teman, bagaimana bisa menikah. Umur sudah tiga puluh satu tahun tapi masih saja lajang dan jomblo.
"Kapan cari istrinya, Sayang? Mommy sudah pengen lihat kamu nikah!" seru Grace memonyongkan bibirnya.
Sebentar lagi Mom, aku akan menikah sebentar lagi. Tapi Ammer tidak akan mengatakannya sampai dua Minggu ke depan, dia akan memberikan Mita kesempatan untuk melunasi hutangnya. Meski itu hanya menghabiskan waktu karena terus terang saja Ammer tahu kalau kita tidak akan ada uang untuk membayarnya.
"Sudah mau cucu yah?" tanya Ammer terkekeh. Grace mengangguk dan tambah tersenyum kecut. Ammer selalu saja menggodanya.
Kapan rumah ini ramai dengan suara tangis bayi kalau Ammer tidak mau menikah. Sedang Grace hanya punya dua anak dan itu hanya Ammer dan Albert. Albert bahkan masih senang bekerja daripada mencari wanita.
"Mommy kenalin sama anak teman Mommy yah, banyak banget dari mereka yang menawarkan anak gadis mereka," ucap Grace dengan semangatnya.
Ini lagi ini lagi, selalu seperti ini kalau Ammer tidak menjawab. Ammer bahkan pernah dipaksa berkenalan dengan salah satu di antara mereka atau bahkan dijebak untuk bertemu dengan wanita yang akan dijodohkan dengannya.
"Mom, aku sudah ada kekasih, aku tidak suka kalau Mommy membuat acara kencan buta lagi atau sengaja mengenalkan wanita padaku," ucap Ammer. Ammer menolak permintaan Grace dengan tegas. Mommynya memang suka sekali acara yang mengada-ada seperti ini.
Bagi Ammer, perjodohan dan pertemuan seperti itu, sangat kuno sekali. Ini bukan zaman Siti Nurbaya, di mana mereka hanya menurut ketika dijodohkan. Ini hidupnya, Ammer akan mengikuti aturan sesuai dengan keinginannya.
"Jangan bilang Girly lagi Ammer, dia bahkan meninggalkanmu ke luar negeri, dia hanya beralasan kuliah di luar negeri, Mommy bahkan pernah bertemu dengannya menggandeng laki-laki lain, kamu hanya dimanfaatkan oleh Girly," ucap Grace tidak setuju.
"Bukan Mom, ada wanita lain. Dia sangat cantik dan hanya wanita biasa, aku kira Mommy tidak akan suka dengannya, dia hanya wanita kampung," ucap Ammer dengan santainya.
Grace malah terkekeh mendengar penuturan Ammer.
"Ammer, Mommy kamu ini modern, Mommy gak peduli dia kaya atau miskin. Yang penting dia sayang dan peduli dengan kamu, bawa dia besok kemari! Kalau tidak, Mommy akan mengatakan kalau kamu mengada-ada punya kekasih dan Mommy akan melanjutkan perkenalan dengan gadis lain untukmu," ancam Grace.
Ammer membuang nafasnya kasar. Tadi bilang wanita modern tapi kalau tidak ada malah akan menjodohkannya lagi. Tidak konsisten ke modernan Mommynya.
"Besok aku bawa dia bertemu dengan Mommy," ucap Ammer dengan santai. Ammer seperti sudah sangat yakin kalau Mita akan bertemu dengan Mommynya.
"Di mana Daddy?" tanya Ammer. Ammer tidak melihat Daddy-nya. Padahal setiap hari libur biasanya tidak bisa lepas dan selalu menempel dengan istrinya ini.
"Selingkuh mungkin," ucap Grace. Biasa Daddy Ammer selingkuh kalau hari libur seperti ini.
"Terkadang aku tidak mengerti dengan hobby Daddy yang mengerikan seperti itu," ucap Ammer. Ammer berdiri lalu meninggalkan Grace dengan rangkaian bunga-bunganya. Melihat kelakuan Daddy yang ada di belakang dengan para selingkuhannya.
Ammer terkadang tidak tinggal di rumah mewahnya dan lebih memilih tinggal di apartemen karena dia menganggap dirinya sudah dewasa dan tinggal dengan orang tua setiap hari tidak membuatnya nyaman. Ammer sering pulang larut malam dan pergi ke pesta atau ke Club malam untuk bersenang-senang.
"Daddy, apa yang kamu lakukan?" tanya Ammer. Philip ayah kandung Ammer suka sekali memelihara Macan, bahkan macan itu dipelihara sedari kecil dan sangat jinak sekali dengan mereka.
"Aku memberikan Tyson makan," ucap Philip dengan santainya.
Philip menyiapkan daging sapi segar untuk Tyson, nama untuk macan yang dipelihara Philip.
"Tyson, kamu semakin gagah!" seru Ammer mengelus bagian atas Tyson dengan lembut. Tyson mengerti dan diam saat Ammer mulai mengelus dengan lembut bulu-bulunya.
"Daddy, apa Albert pulang malam tadi?" tanya Ammer.
"Kalian tidak bersama semalam?"
"Tidak."
"Mungkin bersama kekasihnya," ucap Philip dengan santai. "Tiga hari yang lalu dia membeli Yacht, mungkin mengajak kekasihnya berkeliling dengan itu," lanjut Philip.
Ammer hanya mengangguk. Albert memang suka sekali berganti pasangan tetapi tidak pernah ada yang di bawa ke rumah.
"Kekasih Albert selalu hanya memanfaatkannya." Ammer tidak suka kelakuan Albert. Wanita hanya penghangat ranjangnya.
"Albert itu Playboy, Ammer. Daddy sudah tidak mengerti dengan kelakuan kalian berdua," ucap Philip dengan santai. Philip kembali membawa Tyson ke kandangnya. Ammer hanya mengikuti Philip di sampingnya.
"Mommy meminta aku untuk menikah," ucap Ammer mulai bicara dengan Philip.
"Lalu?"
"Lamarkan aku seorang wanita akhir bulan ini," ucap Ammer dengan santai.
Philip sontak menatap Ammer dan tertawa.
"Kamu serius kali ini?"
"Ya," jawab Ammer dengan tegas.
"Baiklah, perkenalkan Daddy bagaimana calon istrimu," ucap Philip tanpa peduli bibit dan bobot wanita yang akan menjadi menantunya.
"Besok aku bawa ke rumah," ucap Ammer dengan pasti.
To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Cika🎀
oiya albert yg ninggalin mita itu😂😂😂
2021-01-30
1
Nazwa Aurela
emang dah mau
2021-01-20
1
Nanik Purwanti
wuihh mulus bgt bang ammer minta dilamarin
bokapnya ok ok aja
2021-01-11
1