Sekarang sudah pukul 16.00. Bizal masih setia menunggu Zita terbangun dari tidurnya di kursi panjang depan UKS. Bel pulang sekolah sudah berbunyi satu jam yang lalu, tapi nampaknya ia masih betah berlama-lama disana.
Zita membuka matanya perlahan dan mengamati sekeliling sembari mengingat-ingat mengapa dia berada disini.
''Awsshh''
Zita memegang kepalanya yang masih berdenyut. Kondisinya masih lemah bahkan sekedar untuk duduk. Seharian kemarin Zita memang tidak makan sama sekali. Pagi sekali ia sudah berangkat sekolah tanpa sarapan, dan pulang ke rumah pun sudah sangat larut. Ia menghabiskan waktunya untuk menyendiri dan menghindari bertemu dengan kedua orangtuanya.
Setelah cukup lama berdiam diri disana, ia perlahan bangkit duduk. Disana ada tas dan jaketnya, entah siapa yang membawanya kemari. Zita menyambar jaket dan tas nya kemudian melangkah pelan keluar ruangan.
Cklek
"Lo udah bangun?" tanya Bizal tiba-tiba membuat Zita tersentak kaget.
"Ngapain disini!" ujar Zita.
"Nungguin lo lah ngapain lagi!" balas Bizal enteng.
''Lo bisa sakit juga ternyata?'' Bizal tertawa.
Zita menghela nafasnya kemudian melangkah pergi. "Zi tunggu!" Zita menoleh. "Makasih!"
"Zi--Tunggu dulu napa?!" pekik Bizal karena Zita akan kembali melangkah.
"Mau lo apa sih?!" balas Zita kesal.
"Gue anterin pulang ya? kondisi lo kan masih lemah" Bizal menghampiri Zita dan berdiri di hadapannya.
"Ga perlu!"
"Tapi kan--" Zita menatap tajam ke arah Bizal membuat nya menghentikan ucapannya.
"Yaudah oke, tapi gue bakal ngikutin lo dari belakang! gausah nolak, rumah gue kan juga lewat sana!" ujar Bizal final.
"Terserah!" Zita melangkah pergi.
'Lagi sakit tapi masih aja nggak berubah' batin Bizal kemudian menyusul Zita
...****************...
"Bi, Mama sama Papa nggak pulang?" tanya Zita sambil mengunyah makanan nya.
"Anu Non--tadi mereka pesen sama Bibi--katanya mereka ada kerja ke luar kota Non, pulangnya baru Minggu depan" tutur Bi Sum. Zita mengangguk mengerti.
"Non nggak kenapa-napa?"
Zita tersenyum kecut. "Saya sudah biasa Bi, bahkan sebelum ada Bi Sum disini pun saya selalu sendiri'' Bi Sum menatap lekat wajah datar Zita yang sendu itu.
"Mereka itu sayang sama Non Zita, tapi mungkin karena tuntutan kerja mereka jadi jarang ada waktu buat Non"
"Entahlah Bi, Zita cuma butuh waktu mereka aja nggak lebih. Bukan materi yang melimpah tapi Zita selalu kesepian" ucap nya sambil berdiri mengambil minum di kulkas.
"Bibi ngerti Non, sekarang kan sudah ada Bibi. Non Zita tidak akan kesepian lagi" ucap Bi Sum sambil tersenyum.
"Makasih banyak Bi, Zita mau istirahat duluan. Bibi juga istirahat!" Zita melangkah menaiki tangga menuju kamar nya.
Bi Sum mengangguk patuh sembari tersenyum lebar. Gadis itu sebenarnya hangat, cuma ia hanya menutupi luka nya dengan cara seperti ini. Begitulah yang ada di pikiran Bi Sum.
Zita merebahkan tubuhnya di atas ranjang queen size nya. memejamkan mata sambil menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan.
Ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Ia melihat ada panggilan video dan nampak nama Nindy tertera di layar. Ia pun menekan tombol hijau.
"Zita! lo kemana aja nggak pernah hubungin gue hah?!" pekik nya setelah telepon tersambung.
"Gausah teriak bisa?"
"Nggak bisa! kenapa hah, lo mau tonjok gue?! sini! dari sekian temen lo disini cuma gue yang nggak pernah lo buat lecet!" Zita memutar bola matanya jengah melihat Nindy melotot itu.
"Serah lo deh, kuping gue mau pecah denger lo!"
"Tapi btw--gue kangen lo Zi. Miss you so bad" Nindy merubah raut wajahnya menjadi memelas.
"Gue bilang juga apa?" balas Zita tersenyum mengejek.
"Lo disana udah punya temen belom? atau udah punya cowok?! eh tapi gue nggak yakin ada yang betah sama cewek es kayak lo!" Nindy tertawa terbahak-bahak.
"Banyak! temen yang lebih bermutu dari lo!"
"Yahh jahat lo Zi" Nindy mengerucutkan bibirnya membuat Zita tertawa.
"Liburan besok lo ke Jogja ya?!"
"Ngapain?"
"Temenin gue liburan disini, gue kesepian disini Nin!" tatapan Zita berubah sendu.
"Gue tahu Zi, lo yang sabar ya, gue bakal dukung dan selalu di samping lo kok, nggak usah khawatir" ucap nya yakin.
"Bullshit! yang sekarang di samping gue tuh guling!" Zita mengarahkan ponselnya ke arah guling di sampingnya.
"Terserah deh, semangat terus my twin!!"
"Idih kembar apaan!" Nindy tertawa lebar.
Setelah cukup lama mereka mengobrol, panggilan pun berakhir. Zita meletakkan tangan kanan nya dibawah kepala sebagai bantal. Menatap langit-langit kamar sambil menggumamkan sesuatu dan mulai memejamkan matanya perlahan.
...****************...
''Ini buat Non Zita'' Bi Sum menyodorkan sebuah bekal makan untuk Zita.
''Ini apa?''
''Ya bekal to Non, Bibi nggak mau Non Zita sakit lagi kayak kemarin'' Zita mengerutkan keningnya. Darimana Bi Sum tahu Zita sakit kemarin, seingatnya ia tidak menceritakan kepada nya.
''Yaudah Zita berangkat Bi''
''Ati-ati Non, jangan ngebut!''
''Hmm'' Bi Sum mengantar Zita sampai depan pintu. Zita membunyikan klakson sekali kemudian melesat cepat dengan motornya.
Zita sampai di sekolah pukul 06.00. Ia berjalan santai melewati koridor yang masih sepi, walaupun ada satu dua orang yang sudah datang. Alasan Zita untuk berangkat pagi sekali ataupun saat jam pelajaran sudah mulai adalah, karena Zita tidak suka menjadi pusat perhatian murid lain. Ia risih oleh tatapan dan omongan mereka, entah itu kata pujian dari siswa ataupun umpatan kasar dari siswi yang benci padanya. Selama mereka masih dalam batas wajar, Zita tidak mempermasalahkannya.
''Woy! bengong aja!!'' Rizky menepuk pundak Zita dari arah belakang membuat Zita terkejut.
''Kebiasaan banget sih lo!'' Zita meninju pelan lengan Rizky.
''Hahaha, sorry deh! tumben banget lo udah berangkat, mau ngerjain PR ya?!'' selidik Rizky.
''Gue emang sering berangkat pagi''
"Masa' sih?! perasaan baru pertama ini gue lihat!" Zita mendengus.
"Emang dasarnya lo rabun!"
"Lo berani ngehina ketua karate?!"
"Cih, kemarin aja lo kalah!" Rizky nyengir lebar.
"Gue ngalah sebenernya biar lo makin semangat ikut ekstra!" elak Rizky. Zita hanya diam dan terus berjalan melewati koridor yang masih sepi.
"Besok ikut gue ya?!"
"Ke?"
"Ikut aja pokok nya, gue jemput!"
"Kalau gue nggak mau?!"
"Gue paksa!" Bizal mengacak rambut Zita gemas karena Zita mendesah pasrah.
Bizal yang kebetulan lewat tak sengaja melihat Rizky dan Zita yang berjalan bersama. Mereka terlihat sangat dekat, bahkan tangan Rizky mengacak gemas rambut Zita pula. Ia berhenti sejenak, entah kenapa di sudut hatinya ia sedikit merasa nyeri.
Mungkin kah ia mulai menyukai gadis itu? gadis yang dulu menjadi rivalnya yang bahkan sangat ia benci itu. Padahal selama ini, melihat mantannya bergandengan dengan pria lain saja ia tak pernah merasa patah hati seperti ini. Namun Bizal--sang heartbreaker itu--untuk pertama kalinya merasa cemburu yang tak biasa.
...****************...
...----------------...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian😊
Tambah ke fav untuk melihat update nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Pink Panther
5 like👍
kutunggu likebacknya di Who is He? dah UP juga lho😄💕
2021-03-22
0
Ria Diana Santi
Hadir lagi!
2021-02-03
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
boom like 5 episod. nanti aku lanjut baca.
semangat ya thor.
ditunggu feedbacknya
2021-01-19
1