

Change Me

 

Tiga

''Eh tau nggak!! murid baru itu masuk ke kelas kita!'' ujar Sisil heboh.

'' Yang bener lo sil?!'' Sahut Diki dibalas anggukan Sisil.

''Murid baru yang mana emang ada?'' tanya Bizal tengah memainkan game di ponsel nya.

''Ck! ada murid baru cantik dan elo nggak tau?!'' Ansel hanya berdecak menanggapi Bizal.

''Tauk lo! biasanya juga cepet kalo urusan cewek?!'' Seru Diki.

''Sumpah ya di depan tuh rame banget gilak sampe gerah gue cuman buat dapet berita!'' Sisil mengibaskan tangannya kepanasan.

''Jadi penasaran gue?!'' Bizal meletakkan ponsel nya di saku celana.

''Gue udah lihat tadi! cantik banget!! tomboy gitu style nya cantik banget pokoknya jodoh gue!'' Samuel sambil tersenyum membayangkan pertemuan nya dengan Zita.

Ansel menoyor kepala Samuel yang mulai tak beres itu. ''Mana mau dia sama cecunguk kayak lo?!''

''Bener juga lo Sel, kebagusan nama lo tuh Sam! orang nya dekil gini!'' celetuk Sisil membuat Samuel mencebik diiringi tawa teman-teman nya.

''Pagi semua!'' Pak Yudho masuk bersama seseorang dibelakang nya membuat kelas jadi hening.

'loh itukan cewek yang semalem!' batin Bizal.

''Hari ini kelas 11 IPA 1 kedatangan murid baru--Bapak harap kalian mau berteman baik dengan nya. Zita--silahkan perkenalkan diri kamu.'' Zita masih diam sambil menatap sekeliling kelas dengan wajah dingin dan datarnya.

''Hanna AZ Zita Abdullah. Panggil aja Zita.''

Hanya perkenalan singkat.

''Baik, kamu bisa duduk di bangku sana!''

Zita melangkah ke arah yang tadi ditunjuk Pak Yudho. Meja paling belakang dekat jendela. Semua pasang mata mengikuti langkah gadis itu sampai dia duduk di bangkunya.

''Baiklah sekarang kalian tunggu guru kalian masuk, jangan berisik!'' ujarnya kemudian meninggalkan kelas.

Sontak semuanya mulai sibuk membicarakan Zita , sementara Zita hanya diam menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap ke luar jendela.

Diam-diam Bizal memperhatikan nya dan bergumam 'cantik'.

...****************...

'kriingg....kringgg

bel istirahat berbunyi

'' Kantin yok!''

''Tungguin elah gue belum selesai nyatet nya nanti kan harus dikumpulin!''

"Ayo ke perpus katanya ada novel baru disana."

"Basket yok?! yang kalah traktir hari ini gimana?!"

"Siapa takut?!" "Hahahaha*!"

Kelas pun ramai siswa siswi yang pergi keluar untuk pergi ke kantin, lapangan, dan masih banyak lagi. Lain halnya dengan Zita yang sejak pertama masuk kelas hanya diam menatap ke arah jendela tak berniat untuk bangkit dari posisi nya.

"Hai Zita! kamu nggak mau keluar? ke kantin yok bareng kita? atau mau kemana kita anterin deh, gimana?" Bizal berdiri di samping Zita diikuti 3 orang di belakangnya Samuel, Diki, dan Ansel.

"Iya dari tadi kok diem aja? oh iya!! gue Samuel Wijaya. Cowok sejati paling ganteng se antero SMA!" Sam menjulurkan tangannya dan menaik turunkan alisnya.

Zita hanya menatap sekilas ke arah mereka lalu beralih lagi ke jendela.

" Zii--?" Zita menghela nafas pelan kemudian bangkit meninggalkan mereka keluar kelas.

"Elo si Sam! tuh kan dia jadi pergi" Bizal menyikut lengan Sam.

"Muka lo tuh nyeremin Sam dia jadi jijik sama lo!" celetuk Diki.

Mereka pun tertawa sambil melangkah keluar. " Sok ganteng lo Dik!!" Jawab Sam mengejar Diki.

Zita berjalan keluar kelas mencari tempat yang nyaman untuk menyendiri. Saat ia melewati koridor banyak siswa siswi yang menatapnya dari atas sampai bawah. Dia benci menjadi pusat perhatian!

Kini ia sampai di rooftop. Menikmati semilir angin yang menerpa kulit putihnya membuat nya sedikit rileks. Ia menyandarkan punggungnya di tembok dan memasukkan tangan ke saku celananya.

''Hufft----Hahhhh!'' Zita menarik nafas dan membuang nya kasar.

''Gue kira gue bakal bisa tenang pindah ke sini-- ternyata sama aja Kak! Nin! Gue gak jauh lebih baik disini!'' ucapnya seraya menutup matanya.

...----------------...

Shit!

Umpatan itu terus keluar dari mulut Zita karena sedari tadi motornya tidak mau nyala. Ini sudah hampir petang dan keadaan sekolah pun sudah sepi karena ia tertidur di rooftop tadi. Mana dia tidak paham soal mesin!

''Belom pulang?'' seorang cowok tinggi dan berbadan tegap menghampirinya.

''Mau gue bantu?''

Zita membuka helm fullface nya menatap ke arah cowok tersebut. ''Di deket sini ada bengkel motor langganan gue, kalo lo mau lo bisa ikut gue, gimana?''

''Boleh.'' Zita turun dan menuntun motornya keluar gerbang. Cowok tersebut mengendarai motornya dan mensejajari Zita.

''Nah ini bengkel nya. Bawa masuk aja taroh di sebelah kanan.'' Zita mengangguk.

Saat ini mereka sedang duduk menunggu motor nya selesai diperbaiki.

''Nama gue Rizky, kelas 12 IPS 1. Elo Zita kan murid baru kelas 11?'' tanya Risky memecah kecanggungan diantara mereka. Tapi hanya dibalas Zita dengan deheman.

''Mas Ris ini motornya udah siap!'' teriak montir bengkel.

''Ohh-- iya mas ini uang nya.'' mengulurkan uang nya tapi dicegah oleh tangan Zita.

''Gausah, ini motor gue. Gue aja!'' uang Zita pun diterima oleh montir tadi.

Zita mengucapkan sesuatu sebelum naik ke motornya ''Makasih!'' kemudian memakai helm dan melajukan motornya.

Risky terdiam sejenak memperhatikan sebelum akhirnya menarik bibirnya tersenyum 'dia unik'.

......................

Zita membuka pintu rumah nya perlahan. Sepi. Seperti itulah keadaan setiap hari nya. Di saat semua anak sebaya nya pulang sekolah disambut oleh orang tua nya dan dihibur dengan candaan hangat mereka, tapi tidak untuk Zita. Sejak kematian Kakak nya ia merasa kesepian, sangat kesepian. Orangtuanya hanya pulang seminggu tiga kali, bahkan tak menentu.

Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang queen size miliknya. Menatap langit-langit kamar berwarna monokrom favoritnya itu.

Drrtt Drrtt

Zita mengambil ponsel nya melihat notifikasi dari whatsapp.

Nindy.

Gimana sekolah lo?! jangan bilang lo bolos lagi?!

Zita tersenyum.

Sayangnya iya Nin! send

Tak lama kemudian Nindy membalasnya.

Nindy.

Parah emang nih orang-_-

Btw gue kangen lo Zi

Salah siapa ngusir gue?! send